Jeritan pilu itu tersembunyi di balik gemuruh badai yang bergulung-gulung. Dalam kabut, siluet gadis dari suku Fengmie yang sebelumnya bersembunyi di bahu kanan pria kekar Fengtian Langzu itu terpaksa muncul dengan paksa!
Kabut Kuburan Dewa Kuno akan menguji semua tingkatan kultivasi, bahkan ahli Langkah Ketiga sekalipun tak terkecuali. Apalagi perempuan dari suku Fengmie yang sekadar ini!
Begitu siluetnya muncul, tubuhnya langsung bergetar sangat keras, seluruh tubuhnya layu dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejap mata, ia telah sepenuhnya terkorosi oleh kabut, berubah menjadi kecantikan yang menjadi rangka kering!
Namun di dalam kabut ini, gadis ini mati lagi!
Tapi tepat di sekejap mata kematiannya, rangka kering itu tidak menghilang. Dari dalamnya memancar cahaya abu-abu bergelombang, dalam sekejap mata, secara iblis mulai tumbuh daging dan darah. Hanya dalam sekejap napas, gadis yang mati itu terlahir kembali!
Sorot matanya menunjukkan ketakutan yang tak terbendung. Dalam waktu singkat, ia pertama kali dibunuh oleh perhitungan Wang Lin, sempat berbahagia, tapi begitu terkena hantaman kabut, langsung menemui ajal tanpa daya melawan sedikitpun.
Tiga Nyawa Fengmie, kini dua diantaranya telah punah!
Tapi semua ini bukan sumber ketakutannya. Yang membuatnya bergidik saat ini adalah: meski masih punya nyawa terakhir, ia tetap berada di dalam kabut ini!!
Kabut ini membunuh secara tak kasat mata, bahkan jika dia terlahir kembali, tetapi jika terkena hantaman kabut lagi, akibatnya... akan menjadi kematian yang benar-benar sejati!!
Gadis itu langsung mundur terburu-buru dengan wajah pucat pasi seketika setelah terlahir kembali, ingin meninggalkan kabut ini, tetapi kecepatan kabut mana mungkin bisa menandingi dirinya!
Tubuhnya baru saja muncul kembali, belum sempat mundur jauh, tiba-tiba kabut mengalir deras dengan gila-gilaan ke dalam tubuhnya. Sorot mata gadis itu menunjukkan keputusasaan. Suku Fengmie-nya yang hampir menyamai tubuh abadi, namun kini ketakutan akan kematian datang membara!
Segala ini terjadi secepat kilat, begitu cepat hingga tak terpercaya. Gadis itu kembali diselimuti kabut, sudah pasrah, namun kabut tiba-tiba berputar dalam tubuhnya lalu pergi mendadak. Bukan hanya tidak mati, malah nyawa baru muncul dalam tubuhnya, mengalir deras ke antara alis membentuk tanda angka!
Pada sekejap mata yang singkat ini, gadis itu mengalami hidup dan mati, keringat membasahi jubahnya. Sebelum sempat menyadarkan diri, daya hisap tiba-tiba menyelimuti tubuhnya. Dalam kengerian yang tak terelakkan, ia langsung terserap ke kedalaman kabut.
Ada pula pria kekar dari Suku Serigala Fengtian, selangkah lebih dulu dari perempuan ini, tersedot ke inti kabut!
Adegan-adegan ini jelas-jelas terlihat oleh Wang Lin. Sorot matanya berkilat saat fragmen kematian dan kelahiran kembali gadis itu membuat jiwanya bergetar!
"Aku sebelumnya membunuhnya sekali, kabut iblis ini membunuhnya sekali lagi, tapi dia masih tetap hidup!! Suku Fengmie... sungguh memiliki kekuatan luar biasa!"
"Namun melihat ekspresi terakhirnya, tak tampak kepura-puraan. Pandangan putus asa itu justru menyingkap isi hatinya. Gadis ini, jika mati lagi, mustahil hidup kembali!" Dengan pengamatan detail dan kelicikan strategis, analisis Wang Lin terhadap hal ini sama sekali tak sulit.
Yang benar-benar membuatnya bingung adalah kondisinya saat ini. Setelah diterpa kabut itu, namun saat kabut masuk ke tubuhnya, bukannya membentuk tanda angka di antara alis, malah berubah menjadi kekuatan Dewa Kuno yang langsung diserap oleh bintik bintang di antara alisnya dalam sekejap napas.
Hanya saja dalam kekuatan Dewa Kuno ini terkandung terlalu banyak aura kematian dan hawa dendam yang menyelimuti. Setelah Wang Lin menyerapnya, tiba-tiba muncul sifat ganas dalam tubuhnya, seakan berubah menjadi hawa kegilaan yang bergemuruh di kepalanya.
Andai saja dia tidak cepat menekannya dan segera menghentikan penyerapan, pasti pikirannya akan langsung kacau oleh hawa itu. Meski demikian, setelah menghilangkan kekuatan Dewa Kuno yang liar ini, pikirannya justru mencapai kejernihan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perasaan ini sangat nyata, bagai melintasi musim panas dan dingin dalam sekejap.
Karena tidak ada tanda angka yang muncul di antara alisnya, dia pun terbebas dari tarikan daya hisap itu. Berada di tengah kabut, sorot mata Wang Lin berkilauan sementara pikirannya terus menganalisis situasi.
Perlahan-lahan, sorot matanya semakin terang. Saat mengingat simbol angka dan arah lokasi kedatangannya ke tempat ini, tiba-tiba pupilnya menyempit tajam.
"Simbol angka itu tak bisa dimengerti orang biasa, tapi jelas-jelas itu aksara kuno! Apakah ini arah kuburan Dewa Kuno yang disebut Tanlang saat dia pergi?!" Hati Wang Lin berdebar kencang, kilatan sinar tajam memancar dari matanya. Ia berbalik kasar, menatap menancap ke kedalaman kabut tempat pria kekar Suku Feng Tian Lang dan gadis itu tersedot.
"Tak heran simbol aksara kuno tak muncul di antara alisku... Tak heran kabut yang masuk ke tubuhku justru berubah jadi kekuatan Dewa Kuno... Angka di antara alis pria kekar itu 14... Di antara alis perempuan itu 29..." Wang Lin menjilat bibirnya, tatapannya penuh perenungan.
"Tempat ini penuh bahaya di setiap sudut, apalagi kuburan Dewa Kuno yang sarat marabahaya... Pergi, atau tidak?"
3 tarikan napas kemudian, sorot mata Wang Lin menunjukkan ketegasan. Karakternya memang seperti ini - kekayaan dicari dalam bahaya! Jika melewatkan kesempatan masuk ke kuburan Dewa Kuno, tak tahu kapan lagi portalnya akan terbuka. Bisa jadi seumur hidupnya takkan ada peluang seperti ini lagi!
Matanya berkilat, raut wajahnya dingin namun tetap waspada. Tubuhnya melesat cepat menyusuri kabut menuju kedalaman.
Semakin berbahaya, semakin besar pula peluang dan harta karun yang tersimpan!
"Kuburan Dewa Kuno, biarkan Wang pergi menyaksikan sendiri betapa mengerikan sekaligus berharganya tempat ini! Sebagai Dewa Kuno, pastilah keuntungan yang kudapat lebih banyak dari yang lain!"
Tubuh Wang Lin meliuk lincah bagikan ikan dalam arus deras. Dengan tegas ia menolak menyedot kabut yang sarat aura kematian dan dendam ini. Meski kabut itu bisa memperkuat kekuatan Dewa Kuno-nya, Wang Lin sadar: sekali ia menyerapnya, kesadarannya akan direbut oleh energi jahat itu, berubah menjadi mayat hidup yang dikendalikan dendam!
Kecepatan Wang Lin semakin meningkat, namun ekspresinya justru semakin hati-hati. Meskipun tidak sampai disebut terlalu berhati-hati, selisihnya tipis. Sepanjang hidupnya, justru dengan kewaspadaan inilah ia berhasil melewati berbagai krisis hidup-mati.
Jika bicara tentang kegerabahan, hanya ketika merencanakan ekspedisi melawan sosok yang diduga sebagai Tuan Zhang Zun. Hal ini merupakan pikiran gila yang muncul tanpa jejak, tepatnya mulai mengakar setelah percakapan dengan Zhuque generasi pertama.
Di hatinya, untuk urusan ini bahkan muncul berbagai pemikiran dan alasan yang dianggap logis, bahkan meleburkan arwah Tian Yunzi untuk deduksi dan perhitungan. Bahkan ia telah memutuskan: begitu menemukan Tuan Zhang Zun sedang bertapa di sana, jika lukanya mulai pulih, ia akan segera menggunakan kepingan giok untuk melarikan diri kembali ke wilayah dalam.
Segala sesuatu ini seolah merupakan pemikirannya sendiri, muncul secara alami.
Namun, setelah melarikan diri dari tanah suci suku Firefinch, ketika Wang Lin mulai meragukan apakah pria paruh baya itu adalah Tuan Zhang Zun, sebuah keraguan mengerikan terbayang di benaknya...
Keraguan ini membuat tubuhnya menggigil kedinginan!
"Mengapa aku melakukan hal gila seperti ini, memunculkan pikiran gila seperti ini..." Begitu keraguan ini muncul, ia langsung menghilang dari pikirannya. Seolah secara alami, berbagai hal lain mengganggu kesadarannya hingga hampir melupakan keraguan yang pernah muncul saat mempertanyakan identitas sebenarnya Zeng Niu.
Tapi saat ini, setelah memasuki kabut ini, kesadarannya tiba-tiba menjadi jernih. Seakan kabut ini dan dunia luar adalah dua alam yang berbeda. Dari kejauhan, ada kekuatan tak dikenal yang entah sejak kapan menghampiri Wang Lin, terputus dengan paksa saat ia memasuki kabut ini!
Hilangnya kekuatan tak terlihat ini membuat keraguan Wang Lin yang sempat menghilang kembali muncul, semakin menguat. Hanya dalam sesaat, tubuhnya basah oleh keringat dingin.
Dengan kasar menoleh, Wang Lin menatap tajam kabut bergulung di belakangnya. Sorot matanya seolah mampu menembus keabadian, menelisik kabut, memandang Bintang Kuno Tai Gu yang tenang.
Setelah waktu yang lama, Wang Lin menarik kembali pandangannya. Sorot matanya menunjukkan secercah ketakutan - perasaan yang tak pernah ia alami sepanjang hidupnya. Semakin ia mengingat adegan demi adegan sejak tiba di Bintang Kuno Tai Gu, semakin kuat ia merasakan adanya kekuatan tak kasat mata yang mengontrolnya.
Diam sejenak, ketakutan di mata Wang Lin tergantikan oleh sorot dingin. Setelah merenung lama dan memastikan keputusan memasuki kuburan Dewa Kuno merupakan hasil analisis mandiri - bukan pengaruh kekuatan gaib - ia berbalik dan menyambar ke kedalaman kabut.
Kecepatannya semakin meningkat, hampir berubah menjadi cahaya panjang. Saat terus mendekati kedalaman kabut ini, ia melihat para kultivator yang sedang bergumul terseret oleh daya hisap, melintas dengan mengaum di sampingnya.
Di antara alis semua orang ini, tertera angka-angka penanda!
"37、45、71……" Wang Lin diam-diam semakin mendekati pusat kabut. Dari kejauhan, ia melihat sebuah celah dimensi mengerikan di dalam kabut!
Dunia di dalam celah itu meski tanpa kabut, namun penuh distorsi. Meski demikian, Wang Lin langsung melihat di atas puing-puing yang mengambang, kepala-kepala yang mengerikan itu!!
Kuburan Dewa Kuno!
Mata Wang Lin berkilat. Ia melangkah untuk memasuki celah itu, namun tiba-tiba kabut di sekelilingnya menderu dahsyat. Wang Lin dengan kasar memalingkan wajah, matanya langsung mengkerut.
Di baliknya, kabut bergulung-gulung disertai deru yang tak henti. Perlahan, muncul seorang pria paruh baya berpenampilan sarjana dengan wajah yang sangat tampan, nyaris mirip perempuan! Namun saat ini wajahnya terlihat pucat, jelas perjalanan ke sini sangat menyulitkannya.
Di sekeliling tubuhnya, sembilan patung aneh mengitari. Patung-patung tanpa rambut ini memiliki sembilan ekspresi berbeda: marah, gembira, sedih, dan sebagainya. Mereka memancarkan cahaya kekuningan, dengan paksa membuka jalan melalui kabut bagi sang sarjana yang mirip perempuan ini!
Di antara alis sarjana ini, juga tak ada tanda angka! Ia memandang Wang Lin, wajah letaknya menunjukkan keheranan.
Wang Lin tetap tenang, namun hatinya bergolak. Ia sangat paham betapa dahsyatnya kabut ini. Namun orang di depannya ini ternyata bisa sampai ke sini dengan paksa. Tanpa bicara, Wang Lang langsung berbalik dan melangkah memasuki celah menuju kuburan Dewa Kuno!
“Rekan Tao ini, bisakah membantu sebentar?” Suara merdu bak perempuan itu terdengar dari mulut sang sarjana.
Di dalam Bintang Kuno Tai Gu, terdapat sebuah istana raksasa mengambang di angkasa tak bertepi. Ruang angkasa ini seolah tersembunyi dalam Bintang Kuno Tai Gu, tak terjangkau oleh siapa pun.
Di dalam istana, cahaya redup menyala dengan beberapa lilin yang nyalaannya tak stabil, memancarkan suara gemeretak halus.
Dengan pancaran api, samar terlihat sumur di lantai istana. Air di dalamnya memantulkan tiga nyala lilin bagai cermin, kebingungan menentukan mana yang nyata dan palsu.
Sosok bertudung hitam yang tak memperlihatkan secuil pun wajahnya, diam-diam berdiri di mulut sumur. Di permukaan air, selain pantulan tiga nyala lilin, terlihat pula siluet berambut putih.
Sosok itu tak lain adalah—Wang Lin!
Siluet Wang Lin dikelilingi tiga nyala lilin itu, seolah terkungkung dalam segel!
Namun tepat saat Wang Lin melangkah masuk ke dalam kabut di Bintang Kuno Tai Gu, permukaan air dalam sumur di istana ini tiba-tiba bergelombang dan beriak-riak, seolah diganggu oleh kekuatan yang bukan berasal dari dunia ini. Dalam getaran itu, siluet Wang Lin terdistorsi dan perlahan menghilang.
"Pembukaan tiba-tiba makam kuno telah mengacaukan rencanaku... Sayang... Sayang... Mengambil bulan dari dalam sumur, hanya kurang sehelai rambut..." Gumam suara parau dan tenang dari sosok bertudung jubah hitam yang menyaksikan semua ini. Ia mengangkat tangan kanannya yang menampakkan jari-jari kering dengan kuku panjang yang agak melengkung, lalu menunjuk permukaan air.
Kuburan Dewa Kuno menyangkut hal yang sangat luas dan penting, perlu pertimbangan matang dalam menorehkan tinta!
