Hampir seratus kultivator di sekitar Wang Lin terguncang jiwanya. Segala sesuatu terjadi terlalu cepat, sebelum sempat bereaksi, pertempuran sudah usai!
Melangkah di tengah kerumunan tanpa halangan, menangkap pelayan Miao Yin Dao Zun, bahkan memamerkan kekuatan Xu Huo yang memukau jiwa!
Seandainya hanya itu mungkin masih bisa dimaklumi. Yang membuat kultivator sekelingnya ngeri adalah serangan warisan dari salah satu Lima Dewa Tai Gu di dalam badai langit - Miao Yin Dao Zun. Orang ini... bahkan bertahan langsung tanpa terluka!!
Hal seperti ini cukup membuat semua kultivator yang hadir, jiwa dan raganya terguncang!
"Kultivator Xu Huo!"
“Orang ini bukan hanya kultivator Xu Huo, bahkan serangan Dao Zun pun tak mampu membunuhnya!!”
“Bukan sekadar tak bisa dibunuh, orang ini sama sekali tidak memiliki luka sedikitpun!”
“Kemampuan supernatural yang baru saja dia lakukan jelas-jelas adalah inti spiritual. Meski bukan ahli Langkah Ketiga, tinggal selangkah lagi!”
“Siapa dia!”
Kawanan Nyamuk Gaib yang hitam legam baru saja mendarat. Bukan karena lambat, namun semua kejadian sebelumnya terlalu cepat! Kedatangan mereka disertai aksi Wang Lin sebelumnya memaksa para kultivator di sekitarnya mundur terburu-buru, menghentikan segala pertikaian fisik.
Badai di langit bergemuruh dahsyat. Saat pandangan dingin Wang Lin menyapu, terdengar suara robekan tak kasat mata seolah dua tangan raksasa mencabik badai itu hingga hancur berantakan. Dua siluet manusia bergegas mundur dari pusat badai yang runtuh!
“Orang di sebelah kanan itu tak lain adalah Da Huang Shang Ren. Saat mundur, sorot mata dingin berkilat di matanya sambil tertawa panjang, "Bagus! Pantas jadi keturunan Lao Niao itu! Berani menangkap dayang di hadapan Miao Yin Dao Zun, salah satu Lima Dewa! Keberanian dan ketegasanmu layak disebut Manusia Unggulan!
Tak sia-sia Lao Fu memberimu zirah beracun!" Ucap Da Huang Shang Ren sambil senyum mengembang di bibirnya. Ia telah melihat keistimewaan Wang Lin. Seandainya mereka berdua bersatu...
Orang di sebelah kiri itu adalah Miao Yin Dao Zun yang berpenampilan seperti pemuda anggun. Ekspresinya sangat muram, dari udara ia menatap tajam ke arah Wang Lin, tiba-tiba tertawa.
"Sangat bagus!"
Tawanya dingin. Setelah melirik Wang Lin, ia menengadah ke arah Da Huang Shang Ren. Tangan kanannya bergerak, langsung muncul ular hijau sepanjang 1.000 zhang yang terus bergerak-gerak sambil menderu keras.
Setelah diremas, ular hijau itu mengeluarkan jeritan menyayat hati. Tubuhnya langsung menjadi ilusif dan dalam sekejap hancur berantakan, berubah menjadi pil seukuran kepala yang mengambang di telapak tangan Miao Yin Dao Zun.
Aroma obat tradisional menyelimuti udara. Menghirupnya sekali saja, darah di seluruh tubuh langsung mengalir dengan kecepatan tinggi, membuat semangat seseorang langsung bangkit.
"Da Huang Lao Du, di dalam makam kuno ini kau bukan lawanku! Terus bertarung hanya akan sia-sia. Tubuh asliku telah merebut Dao Ling-mu lebih dulu, sekarang kukembalikan!
Mari kita hentikan pertempuran ini. Kau boleh pergi, bagaimana?"
Begitu kata-kata itu meluncur, sorot mata Da Huang Shang Ren jelas-jelas mulai berkedip tak menentu.
Sorot mata dingin berkilat di mata Wang Lin. Kalimat itu benar-benar membalikkan situasi - Ganas!
Lima Dewa Tai Gu, setiap dari mereka adalah pribadi yang dalam hati dan tinggi kecerdasannya, mereka yang telah berlatih kultivasi selama puluhan ribu tahun mustahil menjadi orang bodoh! Miao Yin Dao Zun langsung melihat tanda-tanda persekutuan antara Wang Lin dan Da Huang Shang Ren. Dengan satu kalimat ini, dia segera menciptakan celah besar dalam kemungkinan persekutuan yang bahkan belum terbentuk!
"Apa yang kau inginkan, Da Huang Shang Ren, bukanlah Dao Ling ini? Ambillah! Dibandingkan dengan Tian Ni milik Wang Lin, apa artinya Dao Ling?" Miao Yin Dao Zun dengan ekspresi tenang menunggu pilihan Da Huang Shang Ren.
Wang Lin tertawa dingin. Jika di dunia nyata, bertemu Miao Yin Dao Zun akan membuatnya segera kabur. Jurang perbedaan antara mereka terlalu besar. Tapi di sini, Wang Lin yakin pada penilaiannya: meskipun Miao Yin Dao Zun adalah bagian dari Lima Dewa Tai Gu, dia hanya bisa memanfaatkan kekuatan tahap awal Kosong Nirvana.
"Meskipun aku tidak punya peluang menang, untuk membunuhku dia juga membutuhkan perjuangan yang sangat sulit."
Yang terpenting, Wang Lin memiliki seorang Gu Nu Zi!
Da Huang Shang Ren menyipitkan mata, merenung sejenak lalu tersenyum. Tanpa memandang Wang Lin, ia mengangguk ke arah Miao Yin Dao Zun: "Berikan Dao Ling itu, Lao Fu akan pergi!"
Miao Yin Dao Zun tidak berbicara, hanya menatap tajam ke arah Da Huang Shang Ren.
"Lao Fu Da Huang bersumpah berdasarkan warisan - terima Dao Ling, pergi tanpa kembali!" Da Huang Shang Ren jelas memahami ekspektasi lawannya. Tanpa keraguan, tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya, memunculkan mantra sumpah melalui materialisasi.
Sumpah berbasis warisan yang berubah menjadi mantra sumpah ini merupakan metode pengikat yang dipercaya di antara para praktisi Langkah Ketiga. Dengan gerakan tangan, mantra itu melesat ke arah Miao Yin Dao Zun.
Menerima mantra tersebut, Miao Yin merasa lega. Ia melemparkan pil ajaib di tangannya.
Da Huang Shang Ren mengibaskan lengan bajunya menyambar pil itu. Dengan senyum samar ia menyapu sekilas pandang ke arah Wang Lin di bawah, lalu berbalik dan melesat menjauh. Persis saat tubuhnya menyentuh celah dimensi, Wang Lin tiba-tiba meledak keluar dari permukaan tanah dengan gemuruh.
Peta petir bermaterialisasi, semburan api membara. Saat Wang Lin melesat ke udara, peta petir muncul di sekeliling tubuhnya lalu menyambar ke arah Miao Yin Dao Zun di langit. Miao Yin Dao Zun mendengus keras, matanya memancarkan ketaksegaan bertindak. Saat bertarung melawan kultivator Xu Huo, langkah pertama adalah menyegel rapat segala gejolak emosi dalam diri.
Tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya, menepuk ke bawah dengan gemuruh. Seketika, kekuatan persembahan memancar bergemuruh, berubah menjadi seorang bidadari surgawi ilusif yang anggun. Bidadari ini memegang pedang giok di tangannya. Setelah muncul, ia langsung menyapu pedangnya ke arah Wang Lin.
Cahaya pedang membara bagai bisa membelah area segel ini. Dalam deru yang menggemparkan langit, pedang itu menghujam ke peta petir!
Tak sampai sekejap, cahaya pedang sang bidadari telah bertabrakan frontal dengan peta petir. Dentuman dahsyat mengguncang langit. Serangan pedang yang dibawa sang bidadari bukan hanya satu sambaran. Saat menyentuh peta petir, cahaya itu langsung berubah menjadi puluhan ribu sambaran yang bergemuruh tiada henti.
Dalam sekejap napas, peta petir collapse total. Wang Lin memuntahkan darah segar sambil tubuhnya mundur terburu-buru. Raut wajaknya lunglai, seolah mengalami luka parah, dan segera memilih untuk melarikan diri.
Miao Yin Dao Zun limbung hendak mengejar, namun tiba-tiba angin hitam mengaum dari belakangnya. Seluruh langit tiba-tiba terdistorsi. Bayangan hitam raksasa menyembul dari distorsi itu, berubah menjadi telapak tangan hitam pekat yang memancarkan angin anyir dan gas racun tak berujung, langsung menekan ke punggung Miao Yin!
Kemunculan telapak tangan hitam ini terlalu mendadak. Kecepatannya di luar imajinasi, dalam sekejap mata sudah di ambang Miao Yin Dao Zun. Ekspresi Miao Yin berubah drastis. Dengan tegas ia menghentikan pengejaran terhadap Wang Lin, berbalik kasar sambil membentuk mantra dengan jari-jarinya dan menepuk ke depan. Bersamaan itu, ia memuntahkan kabut ungu yang mengeluarkan perisai kuno, menghadang di depannya.
"Bum!" Gemuruh dahsyat menggema, cap tangan hitam pekat itu langsung menghantam perisai. Bunyi "bum bum" terdengar, perisai itu retak tak terhitung namun belum hancur. Terpental oleh kekuatan dahsyat, perisai itu membalik dan menghantam tubuh Miao Yin Dao Zun.
Miao Yin Dao Zun memuntahkan darah segar, tubuhnya mundur terburu-buru.
Tepat di detik ia mundur, raut lunglai Wang Lin tiba-tiba menghilang. Kilatan niat membunuh di matanya, tangan kanannya mengayun ke depan. Cahaya merah membara menyala, Pedang Darah langsung materialisasi dan melesat cepat mengejar Miao Yin.
"Aku mau semua warisannya!!" Seru Wang Lin dengan tenang sambil terus berlari.
"Bisa! Lao Fu mau jasadnya untuk melebur dengan jiwaku!!" Suara serak bernuansa mengerikan bergema memenuhi langit dan bumi.
Dalam mundurnya, Miao Yin Dao Zun tidak menghiraukan Wang Lin, malah kedua tangannya membentuk mantra membuat perisai di hadapannya melesat menghalangi telapak tangan raksasa yang menggempur dengan gemuruh. Sorot matanya menyala amarah, suaranya menusuk: "Dahuang Lao Du, kau tidak menepati janji!!"
"Omong kosong! Aku selalu menepati janji berdasarkan orangnya! Kau bisa merebut harta bendaku sekali, di makam kuno ini pasti ada kesempatan kedua, ketiga, mana mungkin kubiar kau merebut setiap kali!" Dalam tawa panjangnya, siluet Da Huang Shang Ren yang telah pergi dan kembali muncul dari telapak tangan hitam pekat itu.
"Lagipula rekan Tao kecil ini adalah murid Lao Niao. Sepanjang hidupku hanya Lao Niao sahabat sejatiku, mana mungkin kutinggalkan! Tubuhmu ini pasti kuambil!" Saat Da Huang Shang Ren berkata, tangan kanannya digerakkan membuat lima kuku raksasa di telapak tangan hitam itu hancur berubah menjadi lima gas hitam berbentuk pedang melengkung. Dengan deru melengking, mereka melesat laju menghujam Miao Yin Dao Zun.
“Miao Yin Dao Zun mundur terburu-buru, di momen ini pedang darah yang membara datang dari belakangnya. Terhadap pedang darah maupun Wang Lin, Miao Yin Dao Zun tidak menganggapnya serius. Dalam pikirannya, paling-paling Wang Lin hanya bisa berperan mengalihkan perhatiannya. Musuh sejatinya adalah Da Huang Lao Du di depannya ini!”
“Terutama saat melihat lima kuku dari telapak tangan itu melesat keluar, sebagian besar konsentrasi Miao Yin tertumpu pada perisai di hadapannya. Aura ungu tak berujung menyelimuti perisai tersebut, secara samar-samar berubah menjadi lautan ungu.”
“Junior Wang Lin, enyahlah dari hadapanku! Tunggu sampai aku punya waktu luang baru akan kubunuh kau!” Saat mundur, tangan kirinya mengibas ke belakang menciptakan gelombang angin laut ilusif yang berubah menjadi siluet samar setinggi 100 zhang. Siluet ini mengenakan zirah ungu dan memegang trisula. Begitu muncul, sorot mata bayangan ini tiba-tiba berkilat, trisulanya dikibaskan langsung menghantam pedang darah dan Wang Lin di belakangnya!”
Jika Miao Yin Dao Zun menyaksikan pertempuran Wang Lin melawan Simozi, atau jika dia tidak terburu-buru meninggalkan Bintang Kaisar Agung menuju area luar makam kuno ini tanpa memahami peristiwa lanjutan di Bintang Kaisar Agung.
Andai saja demikian, pasti dia tidak akan meremehkan Wang Lin, apalagi memusatkan seluruh perhatiannya di hadapannya. Karena di belakangnya, berdiri seorang Pembunuh Dewa!! Seorang Dewa Kuno yang telah memurnikan Roh Lincah dengan kemampuan kultivasinya yang meningkat drastis!
Pedang darah mengaum dan melesat, dalam sekejap mata bertabrakan dengan trisula bayangan 100 zhang. GEMURUH! Tajamnya pedang darah ini tak tertahankan di antara langit dan bumi, langsung menembus trisula dan bayangan raksasa itu, menyambar Miao Yin di belakangnya!
Perubahan mendadak ini membuat raut wajak Miao Yin Dao Zun berubah pucat. Tak sempat menghindar, lima kuku seperti pedang melengkung milik Da Huang Shang Ren sudah menggemuruh mendekat di hadapannya.
Saat bahaya mengintai, Miao Yin Dao Zun menggeram dan tiba-tiba menggerakkan kedua tangannya. Sisik-sisik ungu seketika bermunculan di tubuhnya, memancarkan aura misterius sinar ungu yang langsung menyelimuti seluruh tubuh.
Gemuruh! Lima kuku melesat menghantam perisai. Perisai itu bergetar keras lalu terpecah belah collapse total. Kuku-kuku itu menembus dan mendarat di tubuh Miao Yin.
Bersamaan dengan itu, pedang darah menerjang masuk ke dalam tubuh Miao Yin!
Suara menggemparkan langit dan bumi menggema di seluruh area segel. Hantaman dahsyat ini merobek langit dengan celah raksasa, kabut dari luar membanjir masuk.
Dalam deru dahsyat, Miao Yin Dao Zun memuntahkan darah segar. Dadanya hancur berantakan dengan gas racun menyebar. Pedang darah yang menembus dadanya berputar membentuk busur dan kembali ke sisi Wang Lin.
“Inti Suara, Inti Air, Gelombang Suara Lapisan Kehancuran！！” Miao Yin Dao Zun dengan ekspresi mengerikan segera mundur terburu-buru ke samping. Ia terpaksa mengakui telah meremehkan Wang Lin. Di momen ini, lengkingannya menggema keras!
Namun ia belum menyadari: Serangan pamungkas Wang Lin telah siap dilancarkan!
