"Jika kita asumsikan Yemo ini memang Gu, maka metode alternatif yang dipikirkan Sang Kaisar Dewa kemungkinan besar terkait Gu! Sang Kaisar Dewa menyusun jebakan, memanggil Daogu dari dunia asalnya... Tujuannya adalah untuk mengakali Daogu, bahkan menghitung tiga suku, ingin menggunakan mereka sebagai pengganti Dao Ling untuk memelihara Jalan Langit!"
"Sosok seperti Sang Kaisar Dewa pasti memiliki seratus persen keyakinan saat bertindak. Jika dia bisa menyusun jebakan untuk memanggil Daogu, pastilah berhasil... Tapi mengapa pada akhirnya Jalan Langit bisa dibunuh..."
"Dan dulu di Domain Aliansi Bintang, saat saya mengalami tribulasi, saya tidak sengaja membuka celah dimensi. Shen Shi masuk ke sana dan melihat langit-bumi yang aneh, di sana terdapat banyak patung Dewa Kuno, Dewa Iblis, Gu Yao... Tempat itu, sebenarnya di mana? Apakah terkait dengan makam kuno ini? Ataukah ada hubungannya dengan sosok pelangi?"
“Masih ada fakta bahwa generasi demi generasi Burung Phoenix Vermilion hampir selalu dikurung, tuduhan langsung mengarah ke guru Tuan Zhang Zun... Siapakah sebenarnya guru Tuan Zhang Zun itu...”
“Juga ketika perempuan berbaju perak melihat patung Daois Pelangi Tujuh, dia langsung menjerit histeris, terus-menerus membantah bahwa pintu itu bukan dibukanya... Pintu apa sebenarnya? Mengapa setelah terbuka, Daois Pelangi Tujuh bisa mengamuk dan melakukan pembantaian begitu...”
“Apakah pintu ini merupakan gerbang untuk memelihara Jalan Langit? Atau pintu yang mengurung musuhnya? Atau... pintu menuju dunia lain?”
“Atau mungkin semua teoriku ini keliru...” Wang Lin mengerutkan kening, dengan berbagai petunjuk samar ini, analisisnya hanya sampai di sini. Benar atau tidak, ia sendiri tak tahu.
“Saat Makam Lapisan kelima terbentuk, pria yang mengaku sebagai Daogu Yemo pernah berkata: jika anggota sukunya bisa memasuki pintu reinkarnasi untuk memperoleh warisan, sedangkan yang bukan anggota suku harus pergi ke alam baka... Apa itu alam baka...”
Wang Lin mengusap pelipisnya, matanya berkilauan penuh perhitungan.
"Bagaimanapun, keberadaan kuburan Dewa Kuno ini pasti memiliki hubungan erat dengan Kultivator Pelangi Tujuh Warna. Apakah tempat ini benar-benar wilayah pemeliharaan Jalan Langit yang ditinggalkannya... atau sungguh merupakan tempat warisan yang ditinggalkan Daogu Yemo sebelum kematiannya...
Tempat ini disebut Kuburan Kuno... apakah merujuk pada makam Daogu Yemo..." Semakin dalam perenungannya, benang kusut dalam pikiran Wang Lin semakin tak terbendung, tak ada ujung pangkal yang jelas.
Setelah waktu yang lama, ia menghela napas dalam hati dan menghentikan kontemplasi atas hal-hal yang menjengkelkan ini. Matanya berkilat saat memandang pepohonan layu yang tersisa di area luar sekitar lokasi.
"Pohon-pohon di sini, jika tebakan saya benar, sengaja ditanam manusia. Bersamaan dengan penggunaan patung untuk mengurung kepala Dewa Kuno, pepohonan ini berfungsi menyerap hawa Dewa Kuno dari dalam tengkorak tersebut."
"Alasan semua pohon layu dan mati adalah karena hawa Dewa Kuno di dalam tengkorak telah menghilang sama sekali setelah waktu yang berlalu. Tanpa nutrisi, pohon-pohon ini secara alami menjadi layu. Ketika Tanlang datang ke sini, dia hanya melihat satu spirit kayu. Tampaknya hanya tersisa satu ini. Jika Tanlang tidak datang, mungkin dalam beberapa waktu lagi, pohon terakhir itu juga akan layu.
Dari sini juga bisa dilihat bahwa selain Tanlang, sudah sangat lama tidak ada yang datang ke sini, termasuk orang yang menanam pohon-pohon itu dulu. Sangat mungkin setelah menanam, mereka tidak pernah kembali..."
Wang Lin matanya berkilauan. Setelah merenung sejenak, ketegasan terpancar di sorot matanya. Ia duduk bersila di antara alis tengkorak raksasa, menarik napas dalam-dalam, lalu kedua tangannya membentuk mantra dengan jari-jarinya. Segera, sejumlah besar larangan magis menerjang keluar, menyelimuti langit dan membentuk perlindungan.
Dia bahkan mematerialisasi peta petir di angkasa, menyembunyikannya dengan sangat dalam. Api sembilan warna juga menyebar di langit, bahkan pedang darah pun diayunkan Wang Lin dan disembunyikan di balik layar langit.
Persiapan-persiapannya ini saling menjalin, membentuk sebuah formasi pembunuhan yang dahsyat. Jika ada yang nekat memasuki area ini, mereka akan langsung bertabrakan dengan formasi mematikan ini.
Setelah pengamanan selesai, Wang Lin tanpa pikir panjang langsung mengalirkan kekuatan Dewa Kuno di seluruh tubuhnya, perlahan melebur ke dalam tengkorak di bawahnya.
Tengkorak ini bagai lubang tak berdasar, menyerap kekuatan Dewa Kuno Wang Lin tanpa menunjukkan perubahan sedikitpun. Waktu berlalu sedikit demi sedikit, Wang Lin terus tak henti memompa energi Dewa Kuno ke dalam tengkorak.
Perlahan-lahan, Bintik Bintang Dewa Kuno di antara alisnya berkelap-kelip. Enam bintang yang mengitari itu memancarkan kekuatan Dewa Kuno yang semakin pekat.
Setelah beberapa shichen, dengan ketegasan menggunakan kekuatan Dewa Kuno sendiri sebagai nutrisi, Wang Lin jelas-jelas melihat perubahan pada tengkorak Dewa Kuno di bawahnya. Pepohonan layu di sekitarnya seakan mendapat siraman nutrisi, perlahan menyusup keluar seberkas demi seberkas kehidupan.
Hanya saja, jika ingin membuat semua pohon kembali bersemangat hidup, tidak hanya membutuhkan waktu yang sangat lama, kekuatan Dewa Kuno dalam tubuh Wang Lin juga tidak cukup.
Setelah merenung sejenak, Wang Lin mengurungkan niat menghidupkan semuanya. Ia memusatkan kekuatan Dewa Kuno melalui tengkorak itu, menutupi sembilan belas pohon layu, dan menyuplai energi sepenuhnya.
Seiring waktu, perlahan-lahan kesembilan belas pohon itu berubah dari bentuk layu. Nyawa semakin banyak bermunculan, bagian dasar batang telah pulih ke warna aslinya, dan secara bertahap menyebar ke atas.
Proses ini cukup monoton. Sambil terus mengalirkan kekuatan Dewa Kuno, Wang Lin mengangkat tangan kanannya dan menekan titik antara alis. Gemuruh terdengar, Tungku Langit Kaisar (Tianhuanglu) muncul melalui materialisasi, melayang di hadapannya.
Tungku Langit Kaisar ini bisa membesar atau mengecil. Saat ini tingginya hanya sepuluh zhang. Bagian dalamnya tampak keruh, sesekali terdengar lengkingan keras. Dengan konsentrasi ganda, Wang Lin membentuk mantra dengan jari-jarinya dan menunjuk ke arah tungku itu.
Langsung kekeruhan dalam Tianhuanglu menghilang, yang terlihat dalam sorot mata Wang Lin adalah lautan racun hitam di dalam tungku. Air laut itu sunyi sepi kematian, tak ada sedikitpun riak, di dalamnya terkandung banyak arwah warisan yang terkontaminasi racun.
"Leyan!" tangan kanan Wang Lin menunjuk ke depan, seketika lautan racun dalam tungku seakan menyala, mengeluarkan deru muram. Ombak raksasa pun terbentuk membentuk pusaran dahsyat yang berputar menderu.
"Lautan ini adalah lidah hitam iblis milik Da Huang Shang Ren yang telah diracuni, juga mengandung arwah warisan Miao Yin Dao Zun. Setelah kupurnikan, ini akan menjadi senjata racun yang sangat dahsyat!"
Dengan ekspresi tenang, Wang Lin mulai proses pemurnian.
Raungan air laut dalam Tianhuanglu semakin menjadi-jadi, ribuan arwah warisan di dalamnya mengeluarkan teriakan melengking yang menusuk telinga. Namun suara itu terhalang oleh tungku, hingga yang terdengar ke dunia nyata hanya gema samar.
Bergemuruh tanpa henti, perlahan-lahan dari laut racun tak berujung ini mengambang kabut hitam dalam jumlah besar. Kabut hitam ini adalah gas hasil pemurnian air laut, perlahan menyelimuti seluruh Tungku Tianhuang.
Hanya saja kabut ini tak dapat menghilang, hanya semakin menumpuk. Akhirnya saat kabut terkumpul sampai tingkat tertentu, tiba-tiba berubah menjadi kumpulan awan hitam. Tetesan air hujan hitam turun dari dalamnya, mendarat di laut.
Adegan ini bagai siklus, namun sebenarnya saat air laut berubah menjadi hujan, volumenya berkurang drastis. Air beracun yang hilang ini tidak menghilang begitu saja, melainkan terkonsentrasi, membuat racun dalam air laut semakin pekat!
Tak lama kemudian, awan hitam dalam Tungku Tianhuang semakin banyak. Hujan turun seolah ditumpahkan, memicu deru ombak yang bergemuruh. Di bawah pemurnian terus-menerus Wang Lin, air laut perlahan menyusut. Tiga hari kemudian, meski hujan terus turun, permukaan laut tetap turun hampir setengah.
Warna air laut itu telah menghitam pekat, bahkan Shen Shi pun tak bisa menembusnya. Racun di dalamnya menjadi semakin mengerikan.
Melihat tidak ada keanehan terjadi, laut racun terus dimurnikan, Wang Lin merasa lega. Ia menggerakkan tangan kanannya, seketika laut racun dalam Tianhuanglu menghilang, berubah menjadi dimensi lain.
Di dalam dimensi ini, juga dipenuhi air laut tak berujung. Hanya saja warna airnya ungu, mengandung banyak arwah warisan yang sangat langka.
Tubuh Lingdong Shangren duduk bersila di dasar laut. Dengan jari-jarinya membentuk mantra, ia dengan gila-gilaan memurnikan arwah-arwah warisan ini, berusaha mengubah mereka semua agar mempersembahkan warisan diri mereka padanya.
Di belakang Lingdong Shangren, berdiri patung raksasa. Patung itu adalah arca Dewa Iblis suku Lingdong. Dengan lengan yang mengitari, patung itu memancarkan sinar sepuluh ribu zhang. Setiap arwah warisan yang tertutup cahaya ini menunjukkan ekspresi kebingungan dan perlawanan.
"Bahkan beberapa arwah warisan yang tidak banyak, seolah telah berubah, mengorbankan dupa diri mereka diserap oleh Lingdong Shangren, raut wajak Lingdong memancarkan kemerahan sehat, menyembunyikan kegembiraan."
"Wang Lin melihat ini, sedikit mengerutkan kening. Arwah warisan ini milik Miao Yin Dao Zun, untuk mengubah mereka, bahkan Lingdong pun membutuhkan waktu lama. Meski Wang Lin tidak terburu-buru, namun di dalam makam kuno ini, jika bisa mempercepat penyerapan Lingdong Shangren hingga berhasil mencapai Langkah Ketiga, akan sangat membantu Wang Lin."
"Dalam perenungan, Wang Lin memisahkan seberkas Jiwa Yuan Shen yang melebur ke dalam Tianhuanglu. Tiba-tiba, di atas samudera ungu dalam tungku tersebut, siluet Wang Lin muncul melalui materialisasi."
"Gunuzi!"
"Suara penuh kewibawaan bergema dalam Tianhuanglu. Di dasar laut yang duduk bersila, sorot mata Lingdong terbuka lebar, menunjukkan fanatisme hormat. Tubuhnya melompat tinggi, diiringi deru permukaan laut, langsung melaju keluar."
Di puluhan zhang dari Wang Lin, Lingdong berlutut di udara, berkata lembut: "Budak Dewa Kuno Lingdong menghormati Tuan! Apa yang perlu budak lakukan atas panggilan Tuan?"
Siluet Wang Lin yang termaterialisasi memandang dingin ke Lingdong Shangren. Setelah lama, perlahan bersabda: "Ku anugerahkan satu jurus. Dengan tingkat kultivasimu, pasti cepat kuasai. Gunakan teknik ini untuk memadukan warisan di sini secepatnya, capailah Langkah Ketiga sejati!"
Lingdong Shangren kasar mengangkat kepala, sorot mata fanatiknya makin membara. Sepanjang hidupnya berkultivasi demi menjadi ahli Langkah Ketiga, sayang terhambat warisan. Kini, meski telah dimurnikan lewat Mimpi Jalan dan Tungku Tianhuang, bahkan tanpa itu pun, jika Wang Lin memberinya takdir agung ini, pasti ia rela menjalankan semua perintah!
Asal bisa meraih pencerahan, tak peduli segalanya!
"Tangan kanan Wang Lin mengangkat dan menunjuk ke depan, seketika sebuah jejak spiritual menyambar tepat ke antara alis Lingdong. Tanpa sedikitpun menghindar, Lingdong membiarkan jejak itu bergemuruh menembus dahinya, masuk ke dalam Jiwa Yuan Shen."
"Sihir Tao, peleburan! Kuasai teknik ini secepat mungkin!"
"Wang Lin menarik kembali pandangannya. Ia sangat puas dengan penaklukkan Lingdong Shangren. Dengan Tungku Tianhuang dan berbagai kemampuannya, tak perlu khawatir si tawanan akan membelot."
"Jika bisa menemukan lagi ahli Langkah Ketiga di tahap awal Kosong Nirvana... Dengan koordinasi Lingdong, pertempuran akan mudah... Jika bisa menangkap dan memurnikan menjadi Budak Dewa Kuno lain..." Siluet persepsi spiritual Wang Lin berdebar sebelum menghilang dari permukaan laut, kembali ke tubuh aslinya.
Di saat bersamaan, di luar makam kuno, pria kekar Suku Serigala Fengtian melangkah di atas Makam Lapisan Kelimanya. Seperti bambu terbelah, ia menerobos kabut tak berujung, perlahan mendekati targetnya.
“Tidak jauh lagi, dalam tiga hari, aku bisa sampai ke sana! Jika aku berhasil mendapatkan sembilan helai daun ini, dikombinasikan dengan kemampuan supernatural sukuku, maka Feng Tian Lang Dao akan permanen menetap di sampingku, jalur pulangnya terkunci, dan bisa kugunakan! Saat itu, meski tingkat kultivasiku masih di tahap awal Kosong Nirvana, aku akan menjadi yang terkuat di antara para ahli tahap awal Kosong Nirvana!” Sorot mata pria kekar Suku Serigala Feng Tian itu menyiratkan kegembiraan, kecepatan pengendalian Makam Lapisannya semakin meningkat.
