"Bakar Jie Gu San", kekuatannya tak tertandingi. Meski baru terbuka dua tael, api penghancur dunia ini tak bisa dilawan oleh kekuatan apapun di langit dan bumi. Lautan api menyembur keluar dari bawah payung, bergerak cepat ke segala arah, berubah menjadi hantaman dahsyat yang menghancurkan segalanya!
Kabut di sekelilingnya terselimuti lautan api, seketika terbakar. Kabut berapi itu berbalik arah, membentuk badai yang semakin tajam, bergemuruh menggelegar bagai suara langit murka.
Siluet Raja Iblis Sembilan Langit muncul tiba-tiba di balik kabut. Ekspresinya serius. Meski tubuh aslinya mungkin bisa menghadapi serangan api penghancur ini, tubuh kedua yang ditekan tingkat kultivasinya ini terpaksa menghindari gempuran api.
Tubuhnya tiba-tiba mundur ke belakang.
Wanita berjubah putih itu juga mengubah ekspresi wajahnya berkali-kali. Entah apa yang dipikirkannya, ia menunduk dan ikut mundur.
Berdua mundur, Wang Lin mengusap darah di sudut bibirnya. Di bawah hantaman payung pemusnah dunia yang terbuka, ia memanfaatkan momentum untuk melesat maju. Dalam sekejap mata, tubuhnya telah menerjang sangat jauh, menembus peta ketujuh dan memasuki peta kedelapan!
Namun tepat saat ia hendak melangkah masuk, sorot mata Raja Iblis Sembilan Langit menembus angkasa seolah bisa melihat Wang Lin dengan jelas dari kejauhan. Tangan kanannya menyentuh titik antara alis sibir bergumam lirih: "Asalkan kau pernah kulihat... Asalkan bayanganmu pernah tercetak dalam pandanganku... Tak peduli seberapa jauh kau dari tubuh asliku, bahkan jika ada Gunung Dunia yang tak tertembus memisahkan kita, aku tetap bisa membunuhmu!"
"Jari Dewa Penembus Gunung!" Teriaknya. Tangan kanan yang semula di alisnya tiba-tiba diacungkan ke depan, jari telunjuk menusuk keras ke arah kosong!
Pada sekejap mata itu, pupil mata Raja Iblis Sembilan Langit langsung memunculkan siluet Wang Lin yang sedang melakukan gerakan membuka payung kuno. Saat jari iblis itu menunjuk, bayangan Wang Lin di matanya segera terdistorsi, seolah kekuatan mistis menerjang masuk untuk mencabik-cabik siluet itu.
Namun tepat ketika Raja Iblis Sembilan Langit mengaktifkan jurus agung yang terkenal di Bintang Kuno Tai Gu ini - hanya di bawah teknik "Mengambil Bulan dari Sumur" - wanita berjubah putih di dekatnya tiba-tiba mengangkat kepala, mata indahnya menunjukkan ketegasan.
Tangan gioknya menepuk angkasa, suaranya bergema lembut: "Tiga Pintu Gerbang Langit, Pintu Matahari, Bulan, dan Bintang - Buka Pintu Bintang!" Saat kata-katanya meluncur, tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya lalu melemparkannya. Seketika, gemuruh cahaya bintang tak terhitung muncul di depan Raja Iblis!
Cahaya bintang yang saling menjalin itu berubah menjadi pintu gerbang raksasa yang sejajar dengan langit. Bentuknya sangat mirip dengan Gerbang Kosong Langkah Ketiga, namun jelas substansinya sama sekali berbeda.
“Pada saat Pintu Bintang muncul, tepat ketika Raja Iblis Sembilan Langit mengarahkan telunjuknya, dua kekuatan sihir Tao bertabrakan dalam sekejap ini.”
Tanpa suara maupun riak, Pintu Bintang bergetar lalu perlahan runtuh menjadi partikel cahaya bintang yang berhamburan, menghilang dalam makam kuno. Bersamaan dengan itu, Raja Iblis Sembilan Langit memuntahkan darah segar. Raut wajaknya seketika memucat, tubuhnya terus-mundur ratusan zhang sebelum tiba-tiba mengangkat kepala, menatap tajam wanita berjubah putih itu.
“Mengapa Selir Dewa menghalangi Sang Raja Iblis?!”
Wanita berjubah putih itu juga terlihat sedikit pucat, tubuhnya mundur seratus zhang. Namun ekspresinya tenang bak air, “Apakah Istana ini perlu memberi penjelasan padamu? Kau... apa artimu?!”
Raja Iblis Sembilan Langit menatapnya beberapa saat, ekspresinya perlahan tenang tanpa sedikitpun kemarahan. Bibirnya malah mengembang senyum, “Tidak...” Gelengan kepala mengiringi gerak tubuhnya yang berbalik menyambar ke kejauhan, menghindari wanita itu dan langsung mengejar peta kedelapan.
Wanita berjubah putih itu mengerutkan kening, pandangannya menarik kembali ke tempat Wang Lin menghilang. Ia menghela napas dalam hati lalu melangkah maju.
Saat menginjakkan kaki ke peta kedelapan, Wang Lin langsung merasakan hawa dingin menyapu seluruh tubuhnya. Krisis dahsyat menyelimuti jiwanya seketika. Tanpa pikir panjang, jari kanannya menusuk cepat di antara alis. Seketika Tungku Langit Kaisar (Tianhuanglu) mematerialisasi di sekeliling tubuhnya, membungkusnya dengan gemuruh sebelum menerjang masuk ke dalam peta kedelapan.
Begitu masuk ke area ini, krisis itu lenyap tiba-tiba. Wang Lin berbalik sambil meneliti area belakangnya. Tanpa keraguan sedikitpun, ia mengontrol Makam Lapisan-nya langsung menyambar ke kedalaman.
Tak lama setelah kepergiannya, Raja Iblis Sembilan Langit (Jiutian Mozun) mengejar masuk. Bagi sang kultivator legendaris ini, peta kedelapan terasa asing. Setelah merenung sejenak, ia melanjutkan pengejaran mengikuti persepsi spiritual dari kejauhan.
Bersamaan dengan itu, wanita penuh pesona dari Delapan Selir berdiri di atas Makam Lapisan-nya, berpindah dari peta kesembilan menuju kedelapan.
Di antara semua orang di dalam makam kuno, tak ada yang lebih familiar dengan peta kedelapan selain Wang Lin. Dalam perjalanannya, Wang Lin bergerak dengan kecepatan ekstrem. Di peta kedelapan ini terdapat tiga area segel yang menariknya, ketiga lokasi segel ini ditandai dengan aksara kuno di peta.
Esensi spiritual, Iblis, Moxiu!
Jika di waktu biasa, Wang Lin pasti akan memilih pergi ke area segel Dewa Kuno yang bertanda aksara kuno. Namun kini, tanpa pikir panjang ia langsung menyambar area segel Gu yao.
Dengan target yang jelas, Wang Lin sama sekali tidak menyia-nyiakan waktu maupun jalur. Setelah satu shichen, ia perlahan mendekati area segel Gu yao.
Sementara itu, Raja Iblis Sembilan Langit dan yang lain baru mulai menjelajahi area tersebut berdasarkan indra spiritual mereka. Menurut analisis Wang Lin, waktu yang tersisa hanya sekitar setengah shichen. Setengah shichen kemudian, mereka pasti akan menyusul.
"Setengah shichen, waktunya sangat mendesak..." Mata Wang Lin berkilat, saat melesat cepat di depannya ia melihat sebuah pusaran raksasa berukuran puluhan ribu zhang. Dari dalam pusaran itu terdengar deru dahsyat, aura Yao qi pekat menyelimuti. Bahkan sebelum mendekat, aura ini sudah membuat jiwa gemetar.
Saat semakin mendekat, Wang Lin dengan jelas merasakan bahwa di dalam aura Yao qi tersebut, tersebar nyawa yang dahsyat!
"Gu yao yang masih hidup!" Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Ia menatap tajam pusaran itu. Di kedalaman pusaran, terdapat pusaran chaos dimana sebuah siluet duduk bersila bermeditasi. Di luar pusaran itu terdapat segel yang membuat Gu yao tak bisa keluar, seolah tertidur lelap.
Yao qi di sini sangat pekat, terutama terkandungnya nyawa yang melimpah, membuat Wang Lin dengan jelas menilai bahwa Gu yao ini tidak hanya hidup, tapi juga sangat dahsyat! Meski bukan Gu yao Sembilan Bintang, pasti setidaknya delapan bintang!
Keningnya mengerut sesaat, namun segera Wang Lin melonggarkan ekspresinya. Senyum muram mengembang di bibirnya. Dengan hati-hati ia melompat dari Makam Lapisan, menarik Makam Lapisan itu lalu menginjakkan kaki ke dalam pusaran.
Begitu masuk ke pusaran, telinganya langsung diserbu gemuruh mengaum yang gila-gilaan. Yao qi di dalam pusaran bagai lembaran-lembaran kain sutera kokoh yang melilit tubuh Wang Lin, seolah hendak mencabik-cabik Tubuh fisiknya.
Baru melangkah sejauh 100 zhang (sekitar 333 meter), Wang Lin sudah kesulitan melangkah lebih jauh. Jarak 100 zhang ini tak sampai seperseratus dari total jarak ke pusat pusaran.
Mata Wang Lin berkilat, Bintik Bintang Dewa Kuno di antara alisnya tiba-tiba terbentuk. Berputar liar, kekuatan Dewa Kuno melebur ke seluruh tubuhnya. Dengan geraman rendah dan gigitan gigi, ia melangkahkan beberapa langkah maju. Setiap langkahnya mencapai ratusan zhang.
Dalam sekejap mata, ia memasuki area pusaran sedalam 1.000 zhang. Di sini, hampir mencapai batas maksimal. Namun masih ada sisa tenaga untuk melanjutkan beberapa langkah. Tapi Wang Lin memilih duduk bersila dalam pusaran. Setelah menstabilkan hawa, tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya - Botol Roh Iblis pun muncul dengan jelas.
Saat menarik roh iblis dari dalam botol dan mengalirkannya ke kekuatan Dewa Kuno-nya, tangan kirinya mencengkeram udara di hadapannya. Dengan deru dahsyat, sebagian hawa Gu yao yang melintas di sampingnya berhasil ditangkap. Ketiga elemen ini melebur dengan cepat.
Kekuatan aneh itu muncul kembali, dengan cepat ditekan oleh Wang Lin di antara alisnya. Mantra berkedip baru saja termaterialisasi, langsung dihapus dan disimpan rapi olehnya. Kecepatannya semakin meningkat tanpa jeda, terus mengulangi rangkaian gerakan ini.
Perlahan-lahan, hawa Yao kuno dalam pusaran itu tersedot seberkas demi seberkas oleh Wang Lin. Roh Iblis Kuno dalam Botol Roh Iblis juga berkurang secara bertahap, sementara mantra satu per satu bermunculan semakin banyak.
Waktu berlalu, setengah shichen telah hampir habis.
Mantra numerik yang dibuat Wang Lin, dengan kelimpahan hawa Yao kuno ini, telah mencapai jumlah ribuan.
Kedua tangannya bergerak semakin cepat hampir menjadi bayangan samar - menyedot hawa Yao kuno, mengambil dan menghancurkan roh iblis, meleburkan kekuatan Dewa Kuno - rangkaian aksi ini telah dikuasai Wang Lin dengan sempurna.
"Lebih cepat lagi!!" Meskipun kecepatannya membuat mantra sudah sangat cepat, namun jumlah yang dibutuhkan untuk mencapai Makam Lapisan kelas sembilan masih jauh dari cukup. Dalam indra spiritual Wang Lin, empat hawa terasa mendekat dari kejauhan, seolah-olah telah mengunci posisinya, kecepatan mereka semakin meningkat.
Tak lama kemudian, deru pembelah udara bergema dari kehampaan di kejauhan. Sebuah Makam Lapisan berukuran 7.000 zhang tiba-tiba muncul. Di atasnya berdiri seorang perempuan anggun berbaju merah muda, alis dan matanya memancarkan daya pikat. Belum sempat mendekat, tawa manjanya telah terdengar.
Tawanya bagai erangan, membawa daya tarik yang tak tergambarkan. Saat sampai di telinga Wang Lin, jiwa sang kultivator bergetar hebat. Pikirannya tiba-tiba memunculkan kenangan indah di Makam Zhuque bersama Liu Mei, adegan-adegan mesra masa lalu yang tak terelakkan.
Dalam proses pembuatan mantra ini, getaran tiba-tiba pada jiwanya membuat wajah Wang Lin langsung pucat pasi. Sorot matanya memancarkan dingin membeku, menatap tajam Makam Lapisan yang mendekat cepat beserta perempuan di atasnya. Dengan keteguhan hati dari dua ribu tahun berkultivasi serta kesakitan akibat konsekuensi peristiwa Makam Zhuque, ia memaksa menekan gejolak emosi tak terduga ini. Semakin lama, sorot matanya berubah penuh kebencian.
Saat perempuan itu menerjang, Wang Lin berdiri dan melangkah mundur selangkah. Kecepatannya tiba-tiba meningkat, menyambar ke kedalaman pusaran. Di tengah raungan pusaran, ia kembali berjalan 100 zhang lalu duduk bersila. Tanpa mempedulikan perempuan di luar pusaran, ia menutup kedua matanya dan melanjutkan pembuatan mantra.
"Ternyata kau anak muda ini. Sayang sekali Kakak sudah memiliki Tuosen, kalau tidak, sungguh tak tega menyakitimu." Perempuan berbaju merah muda itu menutup mulutnya sambil tertawa manja, namun sorot matanya menyimpan secercah keterkejutan. Dengan gerakan hampir tak terlihat, ia menyapu sekilas pusaran angin di kedalaman pusaran yang seolah menyimpan Gu yao, ekspresi serius menghiasi wajahnya.
Tawanya tampak biasa, namun sebenarnya mengandung sihir Tao. Tapi Wang Lin justru langsung sadar setelah kebingungan singkat, membuatnya terbesit pikiran aneh.
"Jangan-jangan anak muda ini seumur hidup belum pernah dekat dengan wanita?" Kilatan cahaya muncul di mata perempuan itu. Lidahnya menjilat bibir dengan genit, tawanya semakin menggoda. Tubuhnya limbung langsung menyelami pusaran, melesat cepat mengejar Wang Lin.
Bersamaan dengan itu, di kejauhan kehampaan, Raja Iblis Sembilan Langit menyimpan Makam Lapisan dan melangkah mendekat. Ekspresi muram membayangi wajahnya, kecepatannya ekstrem. Dalam sekejap ia sudah mendekati pusaran dan masuk ke dalamnya.
