Sebuah gejolak yang tak terungkap. Meski ingatan Wang Lin tentang Xizi Feng tak mendalam, namun takkan terlupakan. Bagai kehidupan manusia yang selalu punya orang yang disukai, dan yang menyukainya.
Perempuan seperti ini bisa dirayu dengan halus, bisa dilepaskan, namun sama sekali tak boleh dilupakan.
Luka dalam tubuh Xizi Feng terlihat jelas-jelas di bawah pandangan Wang Lin. Luka ini merupakan luka Yuan Shen yang telah berulang kali diderita, berkembang menjadi penyakit kronis yang sulit disembuhkan. Jelas-jelas tak lama sebelumnya, dia kembali mengalami trauma berat pada Yuan Shen-nya.
"Bagaimana dia terluka baru saja ini?" Sorot mata Wang Lin menyapu sekilas hampir seratus kultivator di hadapannya, akhirnya mendarat pada seorang pria tua. Pria ini terasa familiar bagi Wang Lin, dalam bayangan keraguan tersirat ingatan samar bahwa pria ini mungkin bagian dari kelompok kultivator yang pernah dibawanya keluar dari dunia dewa petir dulu.
Tatapan Wang Lin yang menyapu pria tua itu memunculkan ekspresi kefanatikan dan semangat. Terhadap Wang Lin, banyak dari kelompok mereka yang hingga kini masih menyimpan rasa terima kasih. Seiring gemanya nama Wang Lin yang berkobar-kobar sejak ratusan tahun silam, kekaguman mereka pun berubah menjadi penghormatan fanatik.
"Tuan!" Suara pria tua itu gemetar, memberi penghormatan dengan menyatukan tinju dalam-dalam ke arah Wang Lin.
Utusan Kuil Dewa Petir yang merupakan pria paruh baya yang berlutut di barisan terdepan itu, tubuhnya terguncang dahsyat. Jiwa Yuan Shen-nya bergetar hebat. Saat matanya memancarkan keputusasaan, secara bawah sadar ia memalingkan kepala ke arah orang tua itu. Sorot matanya menunjukkan permohonan yang pekat, namun semua ini langsung hancur berantakan seiring kalimat berikutnya dari orang tua tersebut.
Ia seakan mendengar suara kehancuran langit dan bumi bergemuruh di dalam pikirannya.
"Dia! Jika bukan karena gangguan berulang-ulangnya terhadap Rekan Tao Xizi selama ini, luka pada Jiwa Yuan Shen-nya takkan separah ini!" Orang tua itu menunjuk tajam ke arah pria paruh baya yang berlutut di barisan terdepan.
"Zhou Congyun! Mulut berdarahmu menyemburkan fitnah!! Sebagai Utusan Kuil Dewa Petir, aku berhak memerintahkan kalian semua! Omong kosongmu ini, fitnahan kejimuat - apa maksudmu sebenarnya?!" Di bawah tekanan ketakutan yang luar biasa, pria paruh baya itu tiba-tiba mendapatkan kekuatan untuk berdiri dan mundur terburu-buru. Ekspresi paniknya terpampang jelas sambil berteriak keras.
“Senior jangan percaya fitnahan orang ini, semua yang junior lakukan demi persiapan perang Luotian, sama sekali tidak seperti tuduhannya mengganggu Rekan Tao Xizi. Junior bahkan pernah berhubungan dengan Rekan Tao Xizi di masa lalu, mana mungkin...” Suara panik pria paruh baya itu terdengar sambil tubuhnya mundur dengan cepat, dalam sekejap mata telah menjauh 100 zhang (sekitar 333 meter).
Wang Lin memutar tubuhnya dengan tatapan dingin sisa-sisa kehancuran Keluarga Xiang dari planet Dong Ling, memandangi pria paruh baya yang terus mundur itu. Benar atau salah, dengan kecerdikan Wang Lin, semuanya langsung terlihat jelas.
"Menganiaya wanita lemah seperti ini, kau pantas mati!" Sorot mata Wang Lin memancarkan niat membunuh yang pekat. Semakin Xizi Feng mundur dan menunduk, semakin besar hantaman emosional yang dirasakan Wang Lin.
Delapan ratus tahun berlalu, benda masih sama tapi manusia sudah berbeda. Kecantikan bermimpi di malam lalu, wajah samar di pagi ini, membawa melankolis dalam diri Wang Lin - perjalanan waktu yang menjauhkan siluet teman lama secara perlahan.
Menatap tajam pria paruh baya yang terus mundur dengan ekspresi ketakutan maha dahsyat, sorot mata dingin berkilat di mata Wang Lin. Tangan kanannya perlahan terangkat.
"Kau tak boleh membunuhku!! Aku Utusan Kuil Dewa Petir yang bertugas mempersiapkan perang atas perintah Kuil. Surat keputusan resmi Kuil melekat di tubuhku! Jika kau membunuhku sekarang, berarti kau memusuhi seluruh Kuil Dewa Petir! Kau menghambat persiapan perang Luotian! Bukan hanya menjadi musuh seluruh Luotian, tapi juga musuh Empat Domain Bintang yang sedang bersatu dalam persiapan perang!!
Walau tingkat kultivasiku rendah, aku bagian dari pasukan penahan invasi luar dunia! Aku ingin membawa kejayaan bagi wilayah dalam! Aku rela mengorbankan segenap tenagaku untuk wilayah dalam! Kau tak berhak membunuhku!! Jika harus mati, beri aku kesempatan bertarung melawan pasukan luar dunia! Biarkan aku gugur di medan perang!!" Pria paruh baya itu terus mundur sambil memekikkan seluruh alasan dan dalih yang bisa terpikir sepanjang hidupnya dengan kecepatan tinggi.
Sejak muda, ia memang mahir merangkai kata-kata tajam. Dalam krisis hidup-mati ini, kemampuan itu meletus dengan intensitas tak terduga!
“Mati di medan perang, aku tak ada penyesalan! Aku tak ingin mati dalam kesalahan Luotian ini sebelum sempat membakar kehidupanku! Aku memang bersalah, tapi tak pantas dihukum mati!! Jika kau tetap ingin membunuhku, beri aku sisa 100 tahun umur agar bisa bertarung demi wilayah dalam!”
Bagi kultivator biasa, mendengar perkataan ini pasti akan tertegun, bahkan mungkin membiarkannya pergi. Ucapannya penuh semangat heroik dan aura kesediaan mati demi wilayah dalam.
Sebenarnya sepanjang hidupnya, pria paruh baya ini kerap memetik keuntungan besar dari retorikanya yang tajam. Bahkan identitas sebagai Utusan Kuil Dewa Petir pun diperolehnya lewat kecakapan berbicara.
Namun kali ini dia berhadapan dengan Wang Lin. Dengan pengalaman seumur hidup menghadapi berbagai intrik licik dan orang-orang berhati busuk, Wang Lin langsung tahu bahwa setiap kata pria ini adalah kebohongan belaka!
Saat tangan kanannya terangkat dan perlahan menurun, pria paruh baya yang telah mundur ratusan zhang itu langsung menjerit menyayat hati. Tubuhnya bergetar hebat disertai suara bum-bum, kabut darah menyembur dari seluruh bagian tubuhnya. Sekejap mata, ia berubah menjadi manusia darah.
"Selama ratusan tahun, jalang itu telah dihina banyak orang! Mengapa hanya aku yang kau bunuh? Jika kau memang hebat, bunuh semua mereka!!" Teriak pria itu sebagai kata terakhir. Tubuhnya bergemuruh lalu meledak, hancur baik tubuh maupun jiwa, menghilang di angkasa.
Membunuh kultivator tahap Mengintip Nirvana semudah meremas semut kecil!
Sekeliling hening mencekam. Termasuk orang tua tadi, semua terpana di tempat. Jantung mereka berdebar kencang. Meski telah merasakan kedahsyatan Wang Lin, menyaksikan langsung bagaimana seorang kultivator Mengintip Nirvana lenyap tanpa daya hanya dengan gerakan tangan, tetap membuat mereka dilanda ketakutan.
Pandangan dingin Wang Lin menyapu sekilas hampir seratus kultivator ini. Dengan satu langkah mantap ke depan, kecepatannya yang luar biasa membuatnya dalam sekejap telah berada di tengah kerumunan kultivator tersebut. Kilatan cahaya menyertai sosok Xizi Feng di antara mereka, menghilang di kerumunan orang.
Dari kejauhan, sinar kelembutan melesat cepat, berubah menjadi sebuah pil yang mengambang di hadapan orang tua itu.
"Telan pil ini saat bertapa! Pahami jiwa binatang buas di dalamnya, maka tingkat kultivasimu akan meningkat!"
Dari dalam pil itu mengeluarkan gelombang energi Yuan yang sangat pekat. Hanya dengan menghirup aromanya, jiwa orang tua itu langsung segar, seakan telah bermeditasi selama berbulan-bulan.
Di Domain Bintang Luo Tian, terdapat sebuah planet kultivasi semi-hancur. Saat ini salju putih berjatuhan dari langit, menyelimuti bumi bagai selimut kapas. Di bagian utara planet kultivasi ini, berdiri sebuah gunung yang kini berselimutkan jubah salju. Langit dan bumi terasa hening.
Di puncak gunung, Xizi Feng menundukkan kepala, raut wajahnya pucat pasi. Air mata berhasil ditahannya dengan paksa, diam membeku di sana.
Di depannya, Wang Lin memandang perempuan itu dengan ekspresi kompleks. Ia menghela napas pelan, lalu menggerakkan tangan kanannya dengan lembut. Segera semburan energi Yuan yang halus menyusup ke dalam tubuh perempuan itu, melebur dengan Jiwa Yuan Shen-nya. Dalam sekejap napas, luka-lukanya pulih sepenuhnya.
Tubuh Xizi Feng bergetar halus. Kepalanya semakin merunduk.
Energi Yuan yang bersemayam di tubuhnya tak lenyap setelah menyembuhkan luka. Tiba-tiba energi itu menyambar wajahnya. Suara retakan berderai terdengar saat jaringan parut mengerikan di wajahnya - luka yang tak bisa disembuhkan kultivator biasa - hancur berantakan seinci demi seinci. Serpihan-serpihan itu beterbangan diterpa angin salju, terkelupas dari kulit wajahnya.
Perlahan-lahan, di tengah tarian serpihan itu, wajah Xizi Feng mulai menampakkan kecantikan yang memesona. Kecuali jejak waktu yang tersisa, hampir tak ada perbedaan dengan penampilannya di masa lalu.
Perempuan anggun yang dulu, meski masih menjaga keperawanannya, kini telah menyimpan kesan zaman yang membuatnya bagai seorang wanita paruh baya.
Xizi Feng mengangkat tangan menyentuh wajahnya yang halus, air mata kembali mengalir. Delapan ratus tahun lalu, ia sendiri yang menghancurkan kecantikannya. Tak pernah terbayang, di hari ini sang bayangan dalam ingatannya akan memulihkan wajah masa mudanya.
"Sepanjang hidupku, hanya dua murid yang kuterima. Satu bernama Xie Qing, satu lagi Tiga Belas... Maukah kau menjadi murid ketigaku?" Wang Lin menatap salju yang mengambang di antara langit dan bumi, membiarkan kristal es itu mendarat di tubuhnya sambil berbicara perlahan.
Tubuh Xizi Feng bergetar. Dalam diamnya, air mata justru semakin deras mengalir.
Wang Lin tidak lagi berbicara, menunggu pilihan sang perempuan. Sejatinya ia bukan sosok tak segan bertindak, namun tak lagi memiliki kekuatan untuk menerima segala sesuatu. Ia bisa mencegah dirinya menyukai orang lain, namun di dunia ini ada beberapa hal yang tak bisa ia halangi...
Ia tak bisa mencegah perempuan ini menyukainya sejak 800 tahun silam, juga tak bisa menghentikan ketulusan hati yang terus bertahan selama 800 tahun ini.
Berbeda dengan sikap Li Qianmei yang memilih 'saling melupakan di tengah sungai dan danau', terhadap Xizi Feng yang lemah dan menyentuh ini, Wang Lin tak tega mengucapkan kata-kata kekerasan hati.
Masih banyak pilihan lain dalam cinta di dunia ini, antara pria dan wanita.
Waktu perlahan berlalu, salju semakin pekat membentuk tirai salju yang jatuh di hadapan mereka berdua...
Senyum kelembutan pertama kali muncul di wajah Xizi Feng. Ia mengangkat kepala, memandang dalam-dalam siluet di balik tirai salju yang berdiri di sana.
Seolah ingin mengukir sosok itu dalam hatinya, perlahan bertumpuk dengan kenangan-kenangan sosok yang sama dari masa lalu.
Dia, perlahan berlutut di atas tanah.
Lutut ini memutuskan kenangan delapan ratus tahun silam.
Lutut ini menyelesaikan satu ikatan sebab-akibat.
Lutut ini, meski pahit, juga membebaskan Xizi Feng dari belenggu.
Berlutut di atas salju, dia berbisik lirih: "Murid... menghadap Guru..." Dua tetes air mata terakhir mengalir di pipinya yang halus, jatuh ke hamparan salju, meleburkan lapisan demi lapisan salju putih hingga membentuk beberapa lubang air mata yang dalam.
Hanya saja lubang-lubang itu segera tertutupi oleh tumpukan salju...
"Mari ikut bersama aku..." Wang Lin berkata dengan suara lirih.
"Rumah murid... ada di Luotian..." Xizi Feng bangkit berdiri, menundukkan kepala.
Wang Lin terdiam. Setelah lama, tangan kanannya menepuk angkasa. Seketika energi Yuan yang dahsyat mengaliri tubuh Xizi Feng, mendorong Jiwa Yuan Shen-nya sambil membagikan sebagian pemahaman seumur hidupnya—batas maksimal yang bisa diterima sang murid—untuk bersirkulasi dalam tubuhnya.
Tingkat kultivasi Xizi Feng langsung mengalami breakthrough mencapai Yang Shi dan langsung mencapai Mengintip Nirvana di bawah sirkulasi Jiwa Yuan Shen ini!
Namun Teknik transmisi tenaga ini tidak berakhir, terus bermunculan hingga memaksa meningkatkan tingkat kultivasi Xizi Feng ke Memurnikan Nirvana, baru perlahan berhenti dan berubah menjadi tiga segel yang menekan peningkatan eksplosif kultivasinya. Ini dilakukan agar ia bisa perlahan memahami dan mencerna.
Transmisi tenaga ini, bahkan dengan tingkat kultivasi Wang Lin saat ini, kesulitan melakukannya sangat besar.
