Ditatap langsung oleh You Ming Shou yang sedang kontemplatif ini, bahkan Wang Lin pun merasa agak tak nyaman. Ia teringat sosok malang dalam ingatan binatang itu yang dua kali membuatnya ketakutan setengah mati.
Orang malang itu, hingga kini masih berada dalam satu dimensi di tubuh Binatang You Ming, entah bagaimana keadaannya...
Wang Lin tidak punya waktu untuk mengurus orang tak dikenal itu. Tangan kanannya membentuk mantra dengan jari-jarinya lalu menunjuk tubuh Binatang You Ming. Seketika binatang itu tubuhnya menjadi ilusif, berubah menjadi seberkas cahaya redup yang menyambar ke arah Wang Lin.
Melebur dengan Bintik Bintang kedua di antara alis Wang Lin, lalu menghilang.
Memandang ke kejauhan, menatap Domain Bintang Luo Tian. Empat urusan di sini telah tuntas, sambil mengurai beberapa ikatan sebab-akibat, juga bertemu kembali dengan beberapa teman lama dari masa lalu.
Wang Lin tak lagi punya permintaan lain. Dengan desahan pelan, ia melangkah menjauh.
Di dalam tubuh Binatang You Ming, pada dimensi kemampuan supernatural yang tak bertepi itu, dunia ini bisa membesar atau mengecil. Di tengah kabut chaos yang menyerupai angkasa, terlihat seorang kultivator dengan ekspresi kebingungan dan kondisi compang-camping. Sudah ratusan tahun ia mencari-cari jalan keluar di dunia ini...
“Binatang buas itu benar-benar sabar, menunggu Lao Dao selama ratusan tahun, tapi akhirnya tetap tidak bisa menahan diri seperti Lao Dao, tetap saja pergi meninggalkan. Tapi setelah Dunia Pelangi collapse total, sebenarnya di mana lokasiku sekarang ini……”
Sorot mata kultivator ini penuh kebingungan, tak menemukan jawaban. Masalah ini telah ia pikirkan selama ratusan tahun……
“Pantas mati! Domain bintang apa ini? Selama ratusan tahun tak bertemu seorang manusia hidup pun. Jangan-jangan ini adalah celah dimensi?? Aku tidak percaya! Pasti bisa keluar dari sini!” Lao Dao terus menyemangati diri sendiri, sehingga tidak collapse total akibat pencarian tanpa arah selama ratusan tahun ini. Dengan menggigit gigi, ia terus melesat dengan cepat ke depan……
Di Domain Bintang Luo Tian, terdapat sebuah planet kultivasi yang memancarkan warna darah. Dari hamparan lautan bintang, planet ini terlihat dengan cahaya merah membara yang menyelimuti sekelilingnya. Seolah-olah di sekitar planet kultivasi tersebut, hanya dengan menutup mata pun seseorang bisa merasakan hawa berdarah pekat yang terus mengalir.
Siluet Wang Lin muncul di luar planet kultivasi berwarna darah ini disertai distorsi gelombang energi.
Menatap tajam Planet Darah itu, tangan kanan Wang Lin menggerakkannya ke depan. Segera muncul ruang penyimpanan dimana Gu Yao dari dalam tubuh Xue Shenzi langsung termaterialisasi, dicengkeram Wang Lin di leher.
"Bicara! Rahasia apa?!"
"Aku akan bicara jika kau melepaskanku!" Ekspresi ketakutan dan pergulatan batin terpancar dari wajah Gu Yao itu saat buru-buru membuka mulut.
"Jika rahasia ini berguna, bisa kuberikan seberkas harapan di akhir." Wang Lin berbicara dengan tenang.
"Seberkas tidak cukup! Jika tak kau lepaskan, iblis ini lebih baik mati! Sekalipun kau gunakan Soul Searching Technique, percuma! Klan Gu Yao punya metode khusus untuk melawan!" Meski ketakutan, Gu Yao tetap menggigit gigi hingga berderit.
Wang Lin menatap dingin Gu Yao di tangannya. Di bawah sorot mata itu, rasa takut Gu Yao semakin menjadi-jadi.
“Kalau tidak mau bicara, lupakan saja.” Setelah waktu yang lama, Wang Lin berbicara perlahan, tangan kanannya mengayun seolah hendak melempar Gu yao kembali ke ruang penyimpanan.
“Aku bilang!! Aku bilang!!” Gu yao itu gemetar ketakutan, berteriak dengan panik.
“Kau harus berjanji tidak akan menipuku, dan akhirnya memberiku seberkas harapan!”
Wang Lin mengerutkan kening menunjukkan ketidaksabaran. Melihat ini, Gu yao langsung panik, tidak berani berlama-lama lagi, buru-buru berkata: “Di Planet Darah ini ada celah dimensi tersembunyi, hanya aku yang bisa membukanya! Di sana ada altar dengan kemampuan supernatural luar biasa - peninggalan Dunia Dewa Kuno! Dengan takdir yang besar, kita bisa memahami Teknik Tiga Nyawa di sana!
Sekali berhasil, akan memiliki tiga nyawa!!”
“Buka sekarang!” Tangan kanan Wang Lin melemparkan Gu yao yang segera merasakan kebebasan. Tapi iblis itu tak berani melawan, buru-buru terbang menuju Planet Darah di depannya.
Wang Lin dengan ekspresi dingin mengikuti di belakang Gu Yao, mendekati Planet Darah.
Gu Yao yang berada di depan menyembunyikan kilatan cahaya dingin yang hampir tak terlihat di matanya. Setelah mendekati Planet Darah, ia membentuk mantra dengan kedua tangannya dan menunjuk ke arah planet tersebut.
Seluruh Planet Darah bergemuruh hebat. Di bawah deru suara yang menggelegar, daratan planet ini bergetar hebat hingga sebuah celah raksasa muncul dengan suara berderak-derak!
Celah ini membentang melintasi seluruh planet. Saat terus memanjang, seolah-olah seseorang mengayunkan pedang tajam, di bawah gemuruh dahsyat, di pandangan Wang Lin, Planet Darah raksasa ini terbelah menjadi dua dari tengah. Dengan paksa, ia terpisah menjadi dua belahan bulat.
Di antara dua belahan ini, jalinan urat darah membentuk jaringan rapat. Dari kejauhan, bahkan pandangan pun terdistorsi oleh urat-urat ini. Samar-samar terlihat di kedalaman jalinan darah tak berujung, sebuah celah dimensi berukuran sepuluh zhang (±33 meter).
Celah ini seperti mulut raksasa, di area pinggiran terdapat banyak Larangan yang terkunci, membuatnya tak bisa menutup.
Di luar serpihan Planet Darah yang terpisah, Gu yao berdiri dengan hormat, sorot matanya masih menyiratkan ketakutan, berbisik lirih: "Di sinilah tempatnya... Urat darah ini mengandung darah Keluarga Yao dan Yao qi nyawa inti milikku. Selain aku yang menunjuk jalan, tak ada yang bisa masuk. Lagipula celah itu sangat rapuh, sekali dipaksa diinjak akan collapse total."
"Tunjukkan jalannya." Pandangan Wang Lin menyapu sekilas hamparan urat darah, suaranya terdengar perlahan.
Gu yao buru-buru mengangguk, maju dengan hati-hati. Seiring kedatangannya, urat-urat darah itu seolah merasakan kehadirannya, perlahan mengkerut ke belakang dan berpisah membentuk jalan.
Wang Lin mengikuti di belakang Gu yao, melangkah maju dengan tempo lambat.
Gu yao saat ini sangat tegang dalam hatinya. Ia tahu bahwa kebebasannya bergantung pada momen ini. Saat berjalan, perlahan-lahan urat darah di depannya menggeser posisi, membawanya sampai di luar celah sepuluh zhang. Di sini, ketegangannya mencapai tingkat ekstrem, namun ekspresinya tidak menunjukkan sedikitpun.
"Di sinilah tempatnya, altar itu ada di dalam..." Gu yao menghentikan langkahnya di luar celah, berbicara pelan. Ia menunggu: apakah lawannya akan masuk sendiri, menyuruhnya masuk, atau mengajaknya bersama? Bahkan mungkin menyuruh salah satu budak di sampingnya untuk masuk.
Apapun pilihannya, selama ada yang masuk ke celah ini - siapapun itu - ia yakin bisa lolos. Ketegangan jiwanya ditekan dengan gila-gilaan. Di momen krusial ini, tidak boleh menunjukkan celah apapun.
"Kau sangat tegang." Wang Lin memandang celah sepuluh zhang itu. Di dalamnya samar terlihat altar di dalam kolam air berwarna darah. Ia berkata perlahan.
"Gu yao" jiwa bergetar, memaksakan senyum tipis. Sebelum sempat membuka mulut, ucapan selanjutnya Wang Lin membuatnya hampir jiwa lenyap!
"Altar suku Fengmie dari Bintang Kuno Tai Gu di luar dunia yang hilang sejak dulu, sepertinya tidak seperti ini!" Wang Lin menarik kembali pandangan, memandang Gu yao dengan senyum samar.
"Kau... kau..." Sorot mata Gu yao menunjukkan ketidakpercayaan. Jiwanya bergemuruh, tak menyangka sang lawan sudah lama mengetahui hal ini!!
"Kesabaranku terbatas. Karena sudah berjanji memberikan seberkas harapan, aku takkan melanggarnya. Aku beri kau kesempatan terakhir! Keluarkan altar sejati." Wang Lin memandang Gu yao dengan tenang. Semakin tenangnya, semakin mengerikan dan misterius sulit ditebak di mata Gu yao.
"Berapa banyak sebenarnya yang ia tahu?!" Jiwa Gu yao gemetar. Tak bisa membaca sedikitpun pikiran dari ekspresi Wang Lin, namun ucapan barusan membuatnya diliputi ketakutan.
“Saya berikanmu waktu 3 tarikan napas! Satu, dua……” Wang Lin berbicara perlahan.
“Di dalam celah itu, tapi bukan yang kau lihat ini. Jika tak percaya, aku bisa mengeluarkannya! Atau kau masuk bersamaku.” Matanya menunjukkan keputusasaan, seakan semua telah terbaca lawan, kehilangan perlawanan sama sekali, raut wajahnya penuh kepahitan.
“Kau saja yang masuk.” Wang Lin memandang Gu Yao dengan tenang, suaranya perlahan mulai terdengar dingin.
Gu Yao gemetar dalam hati, perlahan melangkah menuju celah. Saat hendak menginjakkannya, dari penglihatan tepinya ia samar melihat kilatan celaan di sorot mata Wang Lin.
"Mengapa ia begitu percaya diri... Berani membiarkanku melangkah masuk, jangan-jangan tanpa kusadari sudah menanamkan Larangan dalam tubuhku... Begitu aku menginjakkan kaki ke dalam celah ini, Larangan itu akan langsung diaktifkan. Sebelum sempat melarikan diri, aku pasti sudah dibunuh..." Di luar celah, jarak satu langkah itu terasa seperti jarak tak berujung bagi Gu Yao. Kaki kanannya sudah terangkat, tinggal dijatuhkan saja untuk masuk, namun ia ragu.
Seluruh pikiran ini berlalu dalam sekejap mata. Gu Yao menatap celah di hadapannya, pergumulan batinnya menenggelamkan keraguan. Saat kakinya hendak dijatuhkan, tiba-tiba terdengar hela napas panjang yang membuat jiwanya collapse total. Ia tak berani mengambil risiko!
Jika taruhannya berhasil, nasibnya tidak diketahui!
Jika kalah, pasti mati!
Tapi jika tidak bertaruh, masih ada seberkas harapan!
Dalam kepahitan yang sesungguhnya, Gu yao perlahan menarik kembali kaki kanannya, mundur beberapa langkah sambil mengangkat tangan kanan mencengkeram ke dalam celah. Tiba-tiba celah itu bergetar, altar di dalamnya collapse total dengan gemuruh. Dari reruntuhan, sebuah paviliun berwarna darah melesat keluar, menyambar dari dalam celah.
Bersamaan dengan itu, celah tersebut menutup dan menghilang dengan cepat.
"Altar Suku Fengmie memiliki tiga bagian, masing-masing tersimpan di tiga Paviliun Darah. Di sini hanya ada satu, dua lainnya telah menghilang. Kuharap kau menepati janji, memberiku seberkas harapan!" Gu yao tersenyum getir, menutup matanya rapat-rapat. Ia tak tahu seberapa banyak lawannya mengetahui, tapi di momen terakhir, keberanian untuk bertaruh tetap tak dimilikinya.
Tangan kanan Wang Lin menggerakkannya ke depan, menyegel Gu yao dan menampungnya ke ruang penyimpanan. Pandangannya mendarat di Paviliun Darah itu. Benda ini, juga dimilikinya...
Diam sejenak, Wang Lin menyimpan Paviliun Darah, mundur selangkah dan langsung menghilang dari angkasa ini. Kecerdikannya seperti iblis, meskipun Gu yao licik, walau Wang Lin tak memahami misteri tersembunyi, namun ujaran penyelidikan dan perubahan berbagai ekspresinya telah menjelma menjadi pertarungan pikiran. Dalam pertarungan batin ini, jelas Gu yao yang gagal.
Di ujung Domain Bintang Luo Tian, tempat persambungan dengan Domain Bintang Yun Hai, siluet Wang Lin termaterialisasi. Pandangannya tertuju pada hamparan kosong antara Luo Tian dan Yun Hai setelah benteng lenyap.
"Shui Daozi!! Dendam masa lalu, kini Wang datang menagih nyawa!"
Luar dunia, Bintang Kuno Tai Gu.
Perintah Majelis Agung bergema ke seluruh domain bintang, menyusup ke setiap suku kita, meresap ke dalam jiwa setiap penduduk Tai Gu luar dunia!
"Berdasarkan titah dunia dewa purba, setelah puluhan ribu tahun berlalu, kekuatan Larangan Fengjie kembali bangkit dari tidur. Kini kita gelar pertempuran ketiga melawan Larangan. Seluruh klan Tai Gu, sejak hari ini tunduk pada Majelis Agung! Semua suku bersiap, bersihkan Larangan dengan darah, hancurkan zaman purba dalam dunia!"
