“Guru yang mulia, terimalah penghormatan dari muridmu!” Di dalam dunia internal Binatang You Ming, di atas planet kultivasi yang rusak, di hadapan Wang Lin.
Si orang gila langsung bersujud, terus-menerus membungkukkan kepala, ekspresinya penuh keseriusan, matanya menunjukkan kefanatikan dan penghormatan.
“Dengan sumpah Dewa Leluhur, aku Lian Dao Fei sang Raja, bersedia menyembah ahli sejati sebagai guru, seumur hidup takkan mengkhianati sekte. Hormat kepada Guru!” Saat mengucapkan ini, si orang gila segera mengangkat tangan kanannya dan menepuk titik antara alisnya.
Sebuah kekuatan aneh menyebar dari dalam tubuhnya, menyambar ke arah Wang Lin. Sekejap mata, kekuatan itu telah melebur ke dalam tubuh Wang Lin.
Pemandangan ini bahkan membuat Wang Lin terpaku di tempat. Niat awalnya hanya ingin menakut-nakuti orang gila itu untuk mengorek mantra jurus sihir Tao, tapi tak menyangka justru muncul adegan tak terduga seperti ini.
"Guru, cepat ajari metode apa yang kau gunakan untuk menaklukkan binatang besar ini! Aku ingin belajar ini. Setelah kuasai, kalau ada binatang buas yang mau memangsaku, langsung kuserang dan taklukkan!" Sorot mata gembira orang gila itu menyala-nyala memandang Wang Lin. Ia duduk di samping dengan nada penuh kesombongan, berbisik dalam hatinya:
"Hmph, aku ini jenius. Kali ini tidak hanya menemukan guru hebat untuk kakakku, tapi juga bisa belajar jurus sakti. Transaksi ini menguntungkan, sangat menguntungkan! Pasti kakakku akan memujiku kalau tahu."
Wang Lin dengan raut wajah penuh keanehan, tangan kanannya menepuk tubuh Binatang You Ming. Makhluk itu langsung menghilang, perlahan tak berbekas. Seluruh planet kultivasi mendadak hening, hanya menyisakan mereka berdua.
Pandangannya mendarat di wajah sang orang gila, Wang Lin perlahan menunjukkan senyum.
"Teknik menaklukkan makhluk ini sangat penuh keajaiban Xuan. Kini belum saatnya untuk kuajarkan. Selain itu, sebagai gurumu, aku perlu tahu jurus-jurus kultivasi apa lagi yang kau kuasai sebelum memutuskan." Wang Lin berbicara perlahan.
Bola mata sang orang gila berputar licik, ia berkedip lalu berkata: "Enggak ada lagi, cuma segitu. Yang lainnya sudah lupa semua."
"Jika kau tak mau bicara, ya sudah." Senyum Wang Lin tetap terpelihara saat melanjutkan: "Tapi, apakah kau ingin meninggalkan tempat ini?"
Ekspresi sang orang gila langsung bersemangat. Ia buru-buru berdiri, mengangguk kasar sambil berseru: "Mau! Dari dulu aku pengin keluar dari sini, tapi sudah mencari lama sekali tetap tak temukan jalur keluar."
“Aku bisa membawamu pergi, tapi aku harus tahu, dari semua kemampuan supernatural dan sihir Tao yang kau kuasai, mana yang terkuat!” Wang Lin duduk bersila di samping, berkata lembut sambil tertawa.
“Sembilan Jue Dao Dewa itu, bahkan kakakku saja baru memahami Jue Dao ketujuh…” Si orang gila ini langsung menutup mulutnya sendiri, menggelengkan kepala keras-keras.
“Ini tidak boleh dijelaskan detail. Ada sumpah Dao dalam tubuhku, sekali dijelaskan detail, akan terkena hukuman dewa.” Si orang gila melepas tangannya, tapi tidak menurunkannya, malah mengorek lubang hidung, pandangannya menyapu sekilas tubuh Wang Lin.
Sikapnya ini, bagaikan sama sekali tidak sesuai dengan ucapannya.
Wang Lin menggeleng sambil tersenyum, tak bertanya lagi. Meski ada keserakahan, ia tahu batas. Keberuntungan yang didapat dari orang ini sudah sangat besar, jika terus rakus, tentu berlebihan.
Lagipula empat mantra pembuka kemampuan supernatural yang berhasil dikeluarinya, hampir setiap satu membutuhkan waktu sangat lama untuk dicerna dan dipahami Wang Lin. Ia pun tak punya waktu sisa untuk menanyakan lebih banyak kemampuan.
“Tiga hari kemudian, aku akan membawamu pergi!” Wang Lin merenung, memejamkan mata, diam-diam mulai latihan pernafasan. Ia tahu waktunya sangat terbatas, harus secepat mungkin mendapatkan buah jalan suci yang cukup. Hanya demikian rencananya di hati bisa diselesaikan, menghabisi kekuatan penolakan bagai pedang tergantung di langit-langit itu.
Dalam tiga hari ini, ia harus menekan kekuatan penolakan dalam tubuh sekali lagi, agar bisa mempertahankan tingkat kemampuan tertentu untuk menyelesaikan beberapa urusan tersisa.
“Tidak boleh! Wang sudah bersujud padamu sebagai guru, kamu tidak boleh tidak mengajarkan satu pun kemampuan supernatural! Wang tidak setuju! Cepat ajari aku kemampuan supernatural, kalau tidak berarti kamu menindas orang!” Orang gila itu melihat Wang Lin memejamkan mata, langsung memberontak. Buru-buru ia berlari ke samping Wang Lin, kembali mulai mengaum.
Suara auman itu semakin keras, akhirnya seolah lelah, ia pun duduk berhadapan dengan Wang Lin sambil terus mengoceh tak henti.
“Kamu tidak boleh terus menindas orang seperti ini, aku sudah memberikan beberapa mantra kemampuan supernatural padamu, kamu juga harus memberiku beberapa! Satu saja boleh! Merah, kamu setuju kan? Tidak ada orang seperti dia yang seenaknya menindas Wangku ini. Wang bisa tahan, tapi apakah Merah bisa menerima ini?!”
Wang Lin membuka matanya akibat omelan tak henti itu. Tangan kanannya mengibas, menciptakan angin emas yang menderu ke langit. Di udara, angin itu berubah menjadi sembilan naga emas yang mengaum. Naga-naga itu menghembuskan angin ungu yang dingin menusuk tulang. Begitu muncul, bumi langsung berderak-derak dan membeku seketika!
“Jurus ini bernama 'Panggil Angin', kuwariskan padamu!”
Si orang gila menatap langit dengan sorot mata penuh sikap meremehkan.
“Jangan coba mengelabuiku! Aku tidak bodoh! Kemampuan kecil seperti ini tidak layak kupelajari!”
Wang Lin menggerakkan tangan kanannya, sembilan naga menghilang. Jari-jarinya membentuk mantra sambil menunjuk ke langit. Seketika langit menggelap, awan hitam bergulung-gulung datang menutupi seluruh cakrawala. Di bawah gemuruh petir, hujan emas turun dengan deras. Begitu menyentuh tanah, energi Yuan langit dan bumi segera terkumpul dengan cepat.
"Hujan turun... Xiao Hong, cepat lihat hujan turun..." Si gila tertegun, setelah lama menatap ia menguap sambil bergumam pelan: "Lagi-lagi mengelabuiku. Ini bukan jurus sakti, aku tak mau belajar!"
Jurus Memanggil Angin dan Hujan, Menebar Kacang Menjadi Prajurit, serta Teknik Gunung Runtuh, satu per satu ditunjukkan Wang Lin. Namun si gila hanya melirik sekilas sebelum terus menggelengkan kepala. Ekspresinya semakin merah padam, akhirnya mengaum ke arah Wang Lin.
"Kakek tua pelit! Tak mau bagi jurus bagus! Kau... kau keterlaluan!!"
Wang Lin menatap tajam orang gila itu, menarik napas dalam-dalam lalu memperagakan Fan Tian Yin, Guang Ying Dun, bahkan peleburan Taoisme yang diajarkan Lanmeng Daozun semuanya.
"Apa ini benda? Ini disebut Membalik Langit? Tidak mau belajar!"
"Seluruh tubuh telanjang, ini jurus apa? Tidak mau belajar!"
"Peleburan Taoisme ini terlalu lemah, dengan setetes darah saja aku bisa melebur segalanya, tidak mau belajar!"
Wang Lin mengerutkan kening, berbicara perlahan: "Sebenarnya jurus apa yang kau ingin pelajari?!"
Si gila semakin marah, berteriak keras: "Kau sengaja tidak mau mengajarkanku! Aku ingin belajar jurus penaklukkan binatang raksasa itu!"
Wang Lin agak pusing, setelah berpikir sejenak, tangan kanannya membentuk mantra dan menunjuk ke depan. Seketika langit-bumi di planet kultivasi ini gelap gulita, berubah menjadi samudera luas. Di ujung samudera, cahaya fajar pertama perlahan terbit, bersinar sepuluh ribu zhang. Kekuatan Senja Patah tiba-tiba meloncat!
"Orang gila" itu matanya bersinar, namun segera meredup, menyembulkan bibir sambil menggelengkan kepala: "Yang ini lumayan, tapi aku punya yang lebih hebat dari ini..."
Sorot mata Wang Lin perlahan menunjukkan ketidaksabaran, tangannya yang kanan digerakkan lagi menunjuk ke langit. Kegelapan langit dan cahaya fajar pertama itu menghilang, sebuah pintu batu raksasa tiba-tiba termaterialisasi di antara langit dan bumi, kekuatan aliran waktu yang bergelombang menyelimuti delapan penjuru.
Deru dahsyat bergema, waktu berputar dengan kecepatan tinggi, seakan hendak melampaui ribuan hingga puluhan ribu tahun.
"Orang gila" itu mengamati lama-lama, lalu kembali menggelengkan kepala.
"Pintu batu ini masih kalah bagus dengan pintu gerbang Kediaman Wang, ngapain diliatin? Nggak mau belajar!"
Sifat Wang Lin yang biasanya tenang mulai tak tertahankan di momen ini. Ia menarik napas dalam-dalam, menunjukkan satu per satu hampir semua kemampuan supernatural yang pernah dipelajarinya seumur hidup untuk dipilih si "orang gila". Namun hingga akhir, kepala "orang gila" itu terus menggeleng tanpa henti.
Jika hanya menggelengkan kepala mungkin masih bisa dimaklumi, tapi orang gila ini bahkan lebih marah daripada Wang Lin, amarahnya semakin memuncak, berkali-kali berteriak keras.
"Kau ini ahli, tidak mungkin hanya punya sedikit kemampuan supernatural! Kau sengaja tidak mau mengajarkanku!!"
"Cukup!" Wang Lin memotong raungan orang gila itu, tertawa getir karena kemarahan, berkata dingin: "Ini jurus terakhir, terserah kamu mau belajar atau tidak!" Sambil berkata, tangan kanan Wang Lin mengangkat, bahkan sama sekali tidak perlu membentuk mantra dengan jari-jarinya, langsung memperagakan teknik pertama yang dipelajarinya seumur hidup - Seni Tarik Benda.
Dengan tingkat kultivasi sepertinya, menggunakan teknik dasar latihan Qi ini terlalu mudah. Begitu teknik ini diaktifkan, seketika bumi bergetar mengangkat batu besar yang berputar-putar di udara.
Orang gila itu terdiam sejenak, matanya menatap tajam batu yang melayang di udara, sorot matanya memancarkan kilauan terang. Dengan kasar ia berdiri, menggosok-gosok matanya keras, lalu langsung bertepuk tangan riang.
"Ini seru sekali, haha, ini seru, aku mau belajar ini! Orang Suci, Guru memang pantas disebut Orang Suci, sampai punya jurus kemampuan supernatural besar seperti ini!"
Wang Lin sudah malas meladeni si orang gila ini. Ia mengeluarkan kepingan giok dan mengukir Seni Tarik Benda di dalamnya, lalu melemparkannya ke arah lawannya sambil memejamkan mata dan melakukan latihan pernafasan.
Si orang gila itu menerima kepingan giok dan segera meneliti isinya dengan saksama. Wajahnya berseri-seri sambil melompat-lompat kegirangan. Hampir seketika ia menguasai Seni Tarik Benda itu. Dengan teriakan aneh, ia buru-buru lari ke kejauhan. Jeritan hantunya mengiringi gerakan tangan kanannya yang menunjuk ke depan, membuat bumi bergetar dan sebuah batu terangkat.
"Seru, ini seru banget." Wajah si gila dipenuhi kegembiraan. Ia kembali menunjuk, mengangkat puluhan batu sekaligus sambil mengontrol batu-batu itu berputar di sekeliling tubuhnya. Tubuhnya sendiri berputar mengikuti pergerakan batu-batu itu, lingkaran demi lingkaran, sampai matanya berkunang-kunang. Namun ekspresinya tetap sangat bersemangat dengan gelak tawa yang tak henti-hentinya.
Seakan belum puas, orang gila ini berlari ke tempat yang lebih jauh, langsung melesat ke udara lalu menunjuk ke bumi. Permukaan tanah seketika retak tak terhitung, batu-batu besar berterbangan mengitari tubuhnya, jumlahnya mencapai ratusan hingga ribuan.
Tiga hari berlalu dalam sekejap. Setelah tiga hari, Wang Lin membuka matanya. Sorot emas di pupilnya perlahan disembunyikan, takkan terlihat kecuali diamati seksama.
Namun saat membuka mata dan memandang ke kejauhan, Wang Lin mengerutkan kening sambil menggelengkan kepala dengan senyum getir.
Di kejauhan, gelak tawa orang gila itu dipenuhi amarah dahsyat. Di sekelilingnya, 10.000 batu bagai pasukan mengelilinginya. Di hadapannya, 10.000 batu lain bagai musuh siap menyerang.
Ia bahkan mengontrol ribuan batu itu, di udara mengembangkan pertempuran dan tabrakan sengit.
"Cahaya pelangi gadis kecil, kau mau tak mau menuruti Wang! Wang punya 10.000 pasukan, kalau berani menolak, Wang akan murka!" Usai membentak, si orang gila ini segera lari ke tengah kumpulan batu di seberang, memelintir tubuhnya lalu menirukan gerakan jari anggrek, menunjukkan ekspresi genit dengan suara lembut.
"Lelaki mesum tak tahu malu, beraninya kau mendekat!"
Wang Lin tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Melihat si gila asyik bermain, ia menghela napas panjang lalu berdiri dan melangkah maju.
"Sudah, mainnya diluar sana!"
Si gila masih belum puas, namun dengan gembira buru-buru mengikuti di belakang Wang Lin. Sesekali menoleh ke tumpukan batu di belakang, sorot matanya penuh keengganan seolah sedang mempertimbangkan untuk membawa semuanya.
"Di luar sana banyak tersedia." Wang Lin berujar pasrah.
Keduanya semakin menjauh, perlahan menghilang dalam hamparan langit dan bumi...
