“Feng Zun tumbuh besar di sini, tempat ini bernama Negara Zhao, merupakan Tanah Suci sejati di Planet Zhuque!” Suara orang tua itu berkesan zaman, menunjuk ke arah Negara Zhao di depan sambil berkata perlahan kepada murid di sampingnya.
Di depan keempat orang, perbatasan Negara Zhao dikelilingi pancaran cahaya berkedip yang membentuk formasi cincin menyelimuti seluruh area sekitar Negara Zhao, menjadi sebuah formasi magis.
Fungsi formasi ini adalah mencegah orang luar memasuki wilayah tersebut.
"Di Planet Zhuque, termasuk sembilan sekte besar, selama mengirimkan surat permohonan resmi bisa mengunjungi dengan bebas. Hanya di sini, semua kultivator asing dilarang keras menginjakkan kaki setengah langkah. Ini merupakan permintaan paling tegas dari Zhou Wutai, Penguasa Planet Zhuque, saat melakukan modifikasi besar-besaran di planet ini."
"Semua tempat lain boleh diubah, tapi hanya Negara Zhao ini yang tidak boleh disentuh sehelai rumput atau setangkai pohon pun!" Orang tua itu berdiri di luar tirai cahaya, suaranya tenang.
Ketiga muridnya dengan ekspresi penuh hormat memandang daratan Negara Zhao di balik tirai cahaya, mengamati gunung yang samar-samar terlihat di kejauhan, diam-diam memberi penghormatan dengan menyatukan tinju ke arah Negara Zhao.
“Setiap kultivator asing yang melanggar perjanjian dan memasuki Negara Zhao akan menerima hukuman berat!” Mata orang tua itu berkilat, memandang tajam ke arah Wang Lin dan sang orang gila yang turun dari langit ratusan zhang jaraknya.
Ketiga muridnya tertegun sejenak sebelum serempak menoleh. Begitu melihat Wang Lin dan si gila, pandangan mereka langsung dipenuhi kebencian dan tawa dingin.
"Meskipun Planet Zhuque tidak terlalu luas, tapi selalu saja ada orang-orang menjengkelkan seperti ini!"
"Kedua manusia kasar dan tidak tahu sopan santun ini benar-benar memuakkan."
Si orang gila yang juga melihat keempat musuh itu langsung menunjukkan kegembiraan intens, melambaikan tangan sambil berteriak riang.
"Hai cewek-cewek! Kita bertemu lagi! Hahaha, sepertinya kita ditakdirkan bertemu. Kemarilah, demi ikatan kita ini, Wang akan memberimu hadiah spesial~"
Wang Lin seolah tak mendengar raungan orang gila di sana, ia memandang diam-diam ke arah Negara Zhao. Di balik pandangan kaburnya, hati dipenuhi gelombang duka yang tak terucap. Emosi tak tergambarkan menggerakkannya melangkah perlahan mendekati tirai cahaya di perbatasan Zhao.
Suara orang gila itu membangkitkan amarah di sorot mata ketiga murid tua. Andai sang guru tak ada di samping, pasti mereka sudah maju memberi pelajaran kecil.
Orang tua itu mengerutkan kening, hendak bicara tiba-tiba matanya mengeras. Tatapannya menancap pada Wang Lin yang kian mendekati formasi Negara Zhao, seakan hendak menghancurkan pertahanan itu.
Raut wajak sang tua menjadi gelap. Ia tak lagi menghiraukan si gila, melainkan melesat ke depan menghampiri Wang Lin sambil membentak dengan suara berat.
"Rekan Tao, Tanah Suci Zhao adalah kampung halaman Feng Zun. Orang luar dilarang melangkah masuk, harap jaga etika!" Suara guruh sang tua menggema ke delapan penjuru, membuat si gila terkejut gemetar.
Orang gila itu melotot memandangi si orang tua, langsung berteriak keras.
“Brengsek, kau membuatku kaget, kau harus menggantinya, kau benar-benar menakutiku!”
Wang Lin berpura-pura tidak melihat, sorot matanya tak mempedulikan formasi tirai cahaya, yang ada hanyalah familiaritas akan Negara Zhao yang akhirnya ia temukan setelah sekian lama. Perasaan itu semakin jelas-jelas, membuatnya melupakan segala sesuatu di sampingnya.
Satu langkah saja, tubuhnya sudah di ambang formasi tirai cahaya. Seketika gelombang energi muncul di sekeliling formasi, menyebar ke segala penjuru seakan pusaran raksasa muncul di depan Wang Lin. Pusaran itu berputar dengan kecepatan tinggi, membuat gelombang energi semakin keras, hingga akhirnya menggulung seluruh formasi Negara Zhao.
“Rekan Tao, berhenti!!” Raut wajak orang tua itu berubah drastis. Tanpa pikir panjang, tubuhnya bergerak secepat kilat menyambar ke arah Wang Lin, berusaha mencegah tindakannya. Dalam pandangannya, tindakan Wang Lin kali ini telah menghina kampung halaman Feng Zun dan pantas mendapat hukuman berat!
Begitu melihat situasi ini, ia pasti akan mencegah!
Namun kecepatannya terlambat sekejap napas. Tepat sebelum mencapai target, pusaran di formasi depan Wang Lin telah terbentuk sempurna. Dua tangan tak terlihat menyelami formasi ini, membelahnya dengan lembut hingga membuka celah raksasa.
Tubuh Wang Lin tak sedikitpun terhenti. Dengan melankolis dan kerinduan akan kampung halaman, membawa pikiran kompleks untuk mencari sesuatu yang familiar, ia melangkah masuk ke Negara Zhao melalui celah itu!
Menginjak tanah yang familiar baginya!
Sorot mata dingin berkilat di mata orang tua itu. Setelah sedikit ragu, ia mendengus keras dan menyusul masuk melalui celah raksasa yang sama.
“Nekat sekali, menghancurkan formasi Negara Zhao dan memasuki wilayah Zhao secara ilegal! Kau telah menciptakan malapetaka besar. Tak lama lagi akan ada yang menghukummu. Lao Fu yang menemukanmu ini takkan membiarkan kau menghina Feng Zun!”
Tubuh orang tua itu limbung saat melangkah masuk celah, langsung mengejar Wang Lin di depan.
Sejak formasi terbelah oleh Wang Lin dalam sekejap mata, hampir semua kultivator besar di Planet Zhuque langsung merasakan perubahan ini. Ekspresi mereka berubah seketika, dilanda kemuraman dan amarah.
“Berani memasuki kampung halaman Feng Zun? Kau cari mati!”
“Lao Fu ingin melihat siapa yang berani membuka formasi Negara Zhao!”
Aliran-aliran cahaya panjang mengaum kencang dari delapan penjuru Planet Zhuque, menyambar ke arah Negara Zhao! Bersamaan dengan itu, dari sembilan sekte besar Zhao, sembilan aura dahsyat membahana ke langit membawa aura mengerikan, menghujam ke wilayah Zhao.
Menghancurkan formasi Negara Zhao dan masuk secara paksa, bagi Planet Zhuque ini merupakan peristiwa besar yang mutlak! Sebuah penghinaan terhadap Feng Zun! Perbuatan tak termaafkan yang pantas dihukum berat!
Di luar formasi, ketiga murid orang tua itu terpaku. Mereka menatap celah formasi, menyaksikan Wang Lin masuk dan guru mereka mengejar, sejenak kebingungan.
Justru si orang gila itu sambil menepuk tangan, matanya memancarkan kegembiraan intens, berteriak-teriak sambil menerjang ke arah celah.
"Haha, seru-seru!" Tubuh orang gila ini berkelebat, dibalut cahaya emas langsung menginjakkan kaki ke celah. Ketiga murid orang tua itu ragu-ragu, saling pandang, akhirnya menggigit gigi dan ikut menerjang masuk.
Wang Lin menatap tanah dan pegunungan di bawah yang tersimpan jelas dalam ingatannya. Pandangannya tertuju pada Gunung Hengyue di kejauhan, menyaksikan bangunan loteng berusia dua ribu tahun di puncak gunung itu. Rasa familiaritas itu semakin dalam dan jelas terasa.
"Sekte Hengyue..." Ekspresi pahit muncul di wajak Wang Lin. Perlahan ia melangkah maju, gelombang energi berpusar di bawah kakinya seiring tubuhnya tiba-tiba menghilang.
Persis saat ia menghilang, sang orang tua tiba di lokasi. Ekspresi muram menghiasi wajaknya sementara pupil matanya menyempit tajam.
"Teknik Mengkerutkan Bumi Menjadi Inci!! Sejak awal aku tidak bisa menembus tingkat kultivasinya, ternyata dia menguasai jurus ini! Tapi ini adalah kampung halaman Feng Zun, dijaga banyak kultivator dengan kekuatan besar. Bahkan jika kultivasinya setinggi langit, mustahil dia lolos dari hukuman!" Kilatan tekad muncul di mata orang tua itu. Shen Shi-nya menyebar sementara tubuhnya bergerak maju, gelombang energi serupa muncul di kakinya - rupanya dia juga menguasai teknik Mengkerutkan Bumi Menjadi Inci.
Di kaki Gunung Hengyue, di luar hamparan hutan, terdapat sebuah desa pegunungan di masa lalu.
Desa itu telah berubah menjadi sebuah kota bernama Kota Huang Zu... Hal ini telah diketahui Wang Lin saat kembali sebelumnya, namun di dalam kota tersebut masih berdiri sebuah rumah tua yang tak berubah bagai keabadian.
Rumah tua itu adalah rumah kita di masa lampau...
Di sekeliling rumah tua itu terbentang pekarangan luas. Di bagian timur tepat, terdapat makam leluhur yang telah direnovasi oleh keturunan, diam-diam menanti kepulangan sang anak rantau.
Di dalam rumah tua itu sunyi sepi, tak berpenghuni.
Dalam keheningan itu, siluet Wang Lin muncul tanpa suara di pekarangan, tepat di depan nisan. Sorot matanya yang samar berubah menjadi dua aliran air mata yang mengalir diam-diam.
Wang Lin bersujud di depan makam, air matanya terus menetes.
Kenangan masa kecil tidak muncul di pikiran Wang Lin seperti dahulu kala. Di momen ini, dengan kelelahan yang menyelimuti tubuhnya, di depan makam orangtua, air matanya terus mengalir. Ia tertegun memandang roh kuburan itu, dalam kesedihan jiwa, namun menemukan ketenangan.
Seolah hanya di sini, hatinya benar-benar menjadi miliknya sendiri, benar-benar berhenti bergejolak.
Segala sesuatu di sini tak berubah, segala sesuatu di sini persis seperti masa mudanya dulu. Di sini, adalah rumah kita, rumah yang sesungguhnya...
Mengangkat tangan kanan yang gemetar, membelai tablet roh di depan nisan, menyentuh nama yang terukir cekung di atasnya, air mata Wang Lin semakin deras.
Bukankah ia kembali ke Planet Zhuque justru untuk bersembahyang di makam orangtua? Bukankah ia kembali untuk mempersembahkan segenggam tanah suci di hadapan tablet roh mereka...
Bukankah alasan ia kembali ke Planet Zhuque karena di sinilah orangtuya dimakamkan...
Planet Zhuque, yang menyimpan separuh hidup ingatan Wang Lin, kerinduannya pada orangtua, serta segala sesuatu tentang dirinya, terus menghantui pikirannya setiap kali ia kelelahan maupun menatap langit.
Daun memiliki akar, maka saat gugur akan kembali ke asalnya. Manusia memiliki jiwa, maka jiwanya merasakan kesedihan merindukan keluarga.
"Aku rela melepas segalanya... asalkan kalian hidup... biarkan aku bersama Wan'er dan Ping'er... keluarga kita berkumpul... aku benar-benar tak butuh apa pun..." Wang Lin sudah sangat lama tidak menangis begitu pilu seperti saat ini.
Sungguh, ia merindukan Ayah dan Ibu, kerinduan yang menghunjam hingga melukai hati.
Tangisan menyakitkan itu terus menggema di tengah keheningan langit dan bumi, tak kunjung menghilang, mengitari dan menyelimuti.
Setiap manusia memiliki orangtua. Perasaan pilu akibat kepergian kedua orangtua itu, seiring waktu yang berlalu seolah memudar bagai angin sepoi-basah, namun sesungguhnya terpendam dalam tulang punggung, terkubur dalam jiwa - siapa sanggup melupakan...
Seiring bertambahnya usia, perasaan duka itu akan terkubur semakin dalam. Sekali terlepas, kesedihan itu bisa menggemparkan langit, kepedihan itu mampu mengguncang bumi!
Manusia memiliki cinta, karenanya disebut sebagai manusia!
"Kau berani memasuki bekas kediaman Feng Zun..." Tiba-tiba di langit rumah tua itu, gelombang energi berpusar. Orang tua itu melangkahkan seluruh tubuhnya maju dengan sorot mata penuh amarah. Ia menghormati Feng Zun, tanah kelahiran Sang Penjaga Segel mutlak tak boleh dinodai.
Saat mengejar hingga ke sini, matanya langsung menangkap Wang Lin yang bersujud di depan nisan, melihat air mata di wajahnya, mendengar tangisan yang menyayat hati itu. Ucapan protesnya langsung tertelan.
Tubuhnya bergetar, membeku di tempat. Pikirannya gemuruh. Ia tahu lokasi sakral ini, tahu siapa yang dimakamkan di sana, mengerti hanya satu manusia di antara langit dan bumi yang memenuhi kualifikasi untuk bersujud di sini, yang berhak meratap sedemikian pilu di depan nisan itu!
Ia bahkan mendengar gumaman orang yang bersujud di depan nisan itu, satu kalimat yang mengguncang seluruh tubuhnya, memancarkan pandangan penuh ketidakpercayaan.
"Ayah, Ibu... Tie Zhu pulang untuk menjenguk kalian..." Wang Lin mengelus nisan itu, seakan melihat ayah dan ibunya berdiri di hadapannya, memandangnya dengan penuh kelembutan. Sorot mata hangat itu bagai menembus dua ribu tahun, tak sedikitpun memudar.
