Angkasa di luar Planet Zhuque bukanlah kegelapan yang bertabur bintang gemerlap, melainkan diselimuti cahaya biru pekat yang mengubah seluruh angkasa menjadi biru total!
Persis seperti layar langit!
Atau bisa dikatakan, di luar Planet Zhuque tiba-tiba terlihat langit!
Ini seharusnya mustahil, namun kini, hal itu benar-benar terjadi! Di luar Planet Zhuque, tak ada lagi domain bintang. Seluruh Planet Zhuque seakan disapu oleh jurus Jalan Langit yang menggemparkan, bagai ditarik paksa keluar dari wilayah dalam, muncul di tengah langit dan bumi yang raksasa!
Langit dan bumi ini berwarna biru! Ia telah menggantikan domain bintang!
Di dalam langit-bumi biru ini, hanya ada kehampaan. Di antara langit dan bumi, hanya tersisa satu planet kultivasi - Planet Zhuque!
Ekspresi Wang Lin berubah drastis. Sorot mata dingin membara memancar dari kedua matanya. Saat Shen Shi-nya menyapu sekilas Planet Zhuque, raut wajaknya semakin muram. Dalam sekejap mata ini, di persepsi spiritual Wang Lin, Planet Zhuque tak lagi memiliki satu pun makhluk hidup!
Bukan hanya kultivator, bahkan orang biasa, rumput-rumput liar, hingga binatang buas - semuanya bagai menguap, menghilang tanpa sisa! Di seluruh Planet Zhuque ini, kini seolah hanya tersisa Wang Lin seorang diri!
Bukan seluruh makhluk di Planet Zhuque yang mati, bukan pula mereka yang menghilang. Yang menghilang adalah Wang Lin!
Planet Zhuque masih ada, tetap berada di domain bintang dalam batas dunia. Ribuan makhluk di atasnya masih sibuk dengan urusan-urusan kecil. Zhou Wutai masih duduk di atas patung Zhuque, diam-diam meneguk arak. Para kultivator masih larut dalam kegembiraan menyambut kepulangan Sang Feng Zun.
Di Planet Zhuque, puncak gunung tempat Wang Lin berdiri sebelumnya kini kosong tak berpenghuni. Di depan gunung itu, langit membentang biru nan luas, tenang tanpa angin, apalagi awan hitam yang bergulung-gulung.
Planet Zhuque ini seakan terbagi oleh pantulan cermin menjadi dua: satu di dalam batas dunia yang utuh seperti semula, satunya lagi tanpa kehidupan, dalam kesunyian maut hanya menyisakan Wang Lin seorang di tengah keagungan langit dan bumi.
Di puncak yang sama, cuaca di sini cerah nan tenang.
Gunung yang sama, Wang Lin berdiri di puncak. Sekelilingnya awan hitam bergulung-gulung, petir mengaum, hujan deras mengguyur.
Sihir Tao semacam ini layak disebut merebut takdir semesta! Ekspresi Wang Lin muram. Seluruh tubuhnya melangkah maju, langsung menembus awan hitam bergulung seperti pedang tajam yang menembus keluar dari Planet Zhuque yang terpisah ini!
Saat melangkah keluar, cahaya biru yang menyilaukan bangkit dengan keagungan semesta dari luar Planet Zhuque. Kilatan biru tak berujung itu seakan mampu menembus segala kehampaan.
Wang Lin berdiri di tengah semesta ini. Di belakangnya terbentang Planet Zhuque yang mati sunyi. Di depannya membentang hamparan langit-bumi tak bertepi yang bahkan Shen Shi-nya pun tak bisa menjangkau seluruhnya.
Permukaan tanah bukanlah tanah biasa, melainkan hamparan air tenang. Permukaan air tanpa riak ini memantulkan warna biru langit secara utuh.
Dari kejauhan, dunia luas tempat Wang Lin berada saat ini terlihat seperti sebuah sumur, sumur yang terus meluas tanpa batas!!
"Wang Lin..." Suara samar tiba-tiba muncul dari langit yang biru, memasuki telinga Wang Lin.
Wang Lin diam, mengangkat kepala memandang langit. Sorot matanya menyempit, napasnya dihela dalam-dalam. Dari dalam tubuhnya terdengar dentuman bergelombang, cahaya emas samar-samar menyemburat keluar. Seluruh tingkat kultivasinya berputar kencang.
Di langit biru yang diselimuti cahaya kebiruan, perlahan terkristalkan siluet biru. Siluet itu mengenakan jubah biru, seorang pria paruh baya. Dengan ekspresi kompleks ia menatap Wang Lin, lalu menghela napas pelan.
"Wang Lin menghadap Dao Zun." Wang Lin menyatukan tinju, bicara dengan tenang.
Lanmeng Daozun diam-diam mengamati Wang Lin. Waktu perlahan berlalu. Setelah lama, kompleksitas di sorot matanya menghilang, digantikan keteguhan. Suaranya bergema perlahan:
"Kematian Feng Zun sebelumnya, aku tidak terlibat... Kali ini pun aku tak akan menyerangmu. Langit dan bumi ini diatur bersama oleh semua kultivator berlevel tinggi Kosong Xuan dari Bintang Kuno Tai Gu, bahkan dengan campur tangan Selir Dewa purba. Mereka bisa menghancurkan kehampaan dalam waktu singkat, mengurungmu di sini tanpa bisa dideteksi siapapun di wilayah dalam...
Dimensi ini bisa bertahan tiga shichen... Dalam tiga shichen ini, engkau... tak bisa melarikan diri dari kematian!
Lao Fu pernah berhubungan baik denganmu, karena itu aku muncul untuk memberitahumu. Salahkanlah takdirmu sebagai... Feng Zun! Dan Feng Zun, harus mati!" Lanmeng Daozun menghela napas dalam hati. Tubuhnya berubah menjadi partikel cahaya biru, menyatu dengan langit sebelum lenyap.
Persis saat siluetnya menghilang, gelombang energi keras tiba-tiba bergema di langit. Dari dalam gelombang itu, muncul sosok samar-samar yang hanya bisa dikenali sebagai seorang tua berbaju abu-abu.
Pandangan orang tua itu tajam bagai kilat, memancarkan niat membunuh. Begitu materialisasi tubuhnya selesai, tangan kanannya langsung menunjuk ke arah Wang Lin di bawah!
"Meskipun di tempat ini aku tak bisa memanfaatkan seluruh tingkat kultivasiku, hanya kekuatan tahap menengah Kosong Jiwa, tapi hari ini, nasibmu sama seperti Feng Zun dulu - pasti mati!"
Dari jari itu, langit dan bumi berubah warna. Angin kencang mengaum membentuk naga abu-abu raksasa yang dengan ekspresi mengerikan, menyambar ke arah Wang Lin dengan kecepatan di luar imajinasi.
Yang lebih mengguncang, di dalam naga itu terkumpul kekuatan persembahan yang kacau-balau. Kekuatan ini memadat dan mengeluarkan raungan mengerikan yang mengguncang jiwa di tengah auman naga tersebut.
Pandangan Wang Lin berkilat, raut wajahnya sangat serius. Saat ini ia sudah tak memikirkan hidup-mati. Tribulasi besar ini harus dihadapi, baik dengan cara hidup maupun mati!
Ini adalah tribulasi Feng Zun! Generasi sebelumnya tewas dikepung para kultivator tingkat tinggi Bintang Kuno. Seperti siklus reinkarnasi, hari ini bencana itu kembali terjadi pada Wang Lin!
Tiga shichen!
Naga abu-abu panjang itu mengaum mendekat. Tanpa pikir panjang, Wang Lin melangkahkan seluruh tubuhnya maju. Tangan kanannya menunjuk langit, seketika Teknik Memanggil Angin menyelimuti langit biru ini, berubah menjadi tiga belas naga hitam yang mencapai batas maksimal. Naga-naga hitam ini mengaum menghembuskan angin pemusnahan yang berwarna keemasan, menyambar langsung ke arah naga abu-abu panjang.
"Emas?" Mata orang tua berjubah abu-abu itu membeku.
Kedua pihak langsung bertubrukan. Gemuruh yang menggelegar, kekuatan hantaman menyapu sekeliling. Naga abu-abu yang terdistorsi bergulat dengan tiga belas naga hitam, auman mereka mengguncang langit dan bumi.
Di bawah hantaman ini, rambut panjang Wang Lin tertiup. Tubuhnya mundur beberapa zhang. Dengan wajah pucat pasi, ia mengangkat kepala dengan kasar. Tangan kanannya yang terkepal bukan maju menyerang, melainkan berbalik menghantam dengan dahsyat ke arah belakangnya.
Pada sekejap ia berbalik, di belakangnya tiba-tiba muncul gelombang energi berpusar, seorang lansia dengan siluet samar muncul. Wanita tua ini mengenakan jubah hitam, sorot mata muram, tangan kanan keriputnya terangkat, menunjuk keras ke arah punggung Wang Lin yang sedang mundur.
Namun yang menyambutnya adalah kepalan tangan balasan Wang Lin!
Kepalan tangan vs tunjukan jari bertabrakan seketika. Tubuh Wang Lin terguncang dahsyat, darah segar muncrat saat ia terlempar ke samping. Sang nenek membeku sejenak, ujung jari telunjuk tangan kanannya hancur berantakan menjadi serpihan. Sorot mata dingin berkilat di matanya saat ia melangkah mendekati Wang Lin.
"Masih ada juga kemampuannya!"
Darah terus mengucur dari mulut Wang Lin, namun matanya tetap tenang. Ia tahu tribulasi hari ini sulit dihindari, tiga shichen durasi pertarungan bagai parit lebar di depan mata. Tapi mustahil ia mau menyerah begitu saja!
"Tak seorang pun bisa mengendalikan takdirku! Tribulasi hidup-dan-mati sekalipun takkan bisa!"
Saat mundur, tangan kanannya tiba-tiba terangkat menunjuk langit. Seketika, cahaya biru di langit digulung ke segala arah oleh pancaran emas yang muncul tiba-tiba. Sebuah cap tangan raksasa muncul dengan gemuruh.
"Cahaya emas lagi!" Orang tua berbaju abu-abu itu pupil matanya menyempit. Bahkan lansia berbaju hitam itu menyipitkan matanya.
Tepat saat cap tangan itu muncul, di belakang Wang Lin, energi pedang menggemparkan mengaum kencang. Energi itu membawa hawa dingin ekstrem, seketika berubah menjadi kerucut es di angkasa belakang Wang Lin!
Kerucut es ini datang dari kehampaan. Dengan suara berderak-derak tak henti, ia menyambar Wang Lin dengan gila-gilaan. Di depan kerucut itu, jelas terlihat sebilah pedang pendek biru!
Pedang ini terlalu cepat. Muncul tepat saat Wang Lin melakukan Yuling Yin. Begitu muncul, embun beku menyelimuti langit-bumi, langsung menyambar ke arah Wang Lin!
Di sekeliling tubuh Wang Lin segera muncul cahaya tak berujung yang termaterialisasi. Saat pedang dingin itu datang, muncul siluet cahaya raksasa. Namun baru saja muncul, siluet itu langsung ditabrak oleh pedang dingin tersebut.
Di tengah suara retakan, Guang Ying Dun ini langsung berubah menjadi patung es raksasa!
Pedang dingin itu dengan deru dahsyat menembus patung es, membawa niat membunuh yang gila-gilaan, menghambur menuju Wang Lin.
Dengan gemuruh dahsyat, pelaksanaan Yuling Yin oleh Wang Lin terputus. Ia kembali memuntahkan darah segar, tubuhnya terlempar ke depan. Di belakangnya, kerucut es itu mengejar dengan ganas.
Wang Lin dengan raut wajak muram, kilatan cahaya merah di tangannya dengan kasar dilemparkan ke belakang. Cahaya merah membara itu, pedang darah di dalamnya menyambar langsung ke pedang dingin.
Dari kejauhan, pemandangan ini sangat dahsyat. Ini adalah perlawanan antara cahaya merah dan dingin membeku, tabrakan antara keinginan bertahan hidup dan niat membunuh. Dua pedang itu dalam sekejap mata telah bertabrakan.
Gemuruh keras mengguncang langit dan bumi, gemerincing pedang yang memilukan terdengar serentak dari kedua pedang itu. Pedang dingin itu gemetar lalu dengan suara "bum" pecah menjadi dua bagian, terpental ke belakang.
Pedang darah bergetar hebat, cahaya merah di permukaannya collapse total, ikut terpental ke belakang dan ditangkap oleh Wang Lin yang sedang mundur. Matanya menatap tajam ke depan.
Di samping pedang dingin yang terbelah dua, muncul perlahan seorang pemuda berbaju putih. Pandangan dinginnya memancarkan kilauan tanpa belas kasihan ke arah Wang Lin.
"Segera habisi!" suara pria itu sedingin ekspresinya. Saat kata-katanya terucap, tubuhnya melesat maju. Dari dua arah lain, orang tua berbaju abu-abu dan lansia berbaju hitam berubah menjadi dua cahaya panjang, menyambar ke arah Wang Lin!
Wang Lin mundur tergesa. Meski tingkat kultivasi ketiganya ditekan di sini karena alasan khusus, namun kekuatan tahap menengah Kosong Jiwa mereka—apalagi berjumlah tiga orang—membuat Wang Lin sama sekali tak mampu melawan!
Sambil mundur, tangan kanan Wang Lin menunjuk ke langit, Yuling Yin yang sebelumnya terputus kembali termaterialisasi dengan gemuruh. Mata Wang Lin memancarkan cahaya emas, menunjukkan kegilaan semangat bertarung.
"Kau mau bertarung, maka bertarunglah!!" Suara Wang Lin tenang. Semakin genting situasi, semakin gila-gilaannya, namun jiwanya justru semakin dingin. Ini adalah kebiasaan yang terbentuk setelah lebih dari dua ribu tahun bergulat antara hidup dan mati.
Saat ini, dengan gerakan tangan, di bawah selimut cahaya emas, langit menderu. Cap tangan raksasa memancarkan cahaya emas sepuluh ribu zhang, menyapu ke bawah dengan gila-gilaan. Bahkan sebelum cap tangan itu tiba, tekanan aura dahsyat sudah menghunjam dengan gemuruh.
Ini adalah Yuling Yin yang paling asli. Di dalam cap tangan tersebut, garis-garis telapak terlihat jelas-jelas bagai rangkaian pegunungan yang saling menjalin, menghantam ke bawah dengan satu telapakan!
"Cahaya emas ini！Bisa membuatku merasakan gemetar ketakutan yang samar!" Orang tua berbaju abu-abu itu menatap tajam cahaya emas Yuling Yin.
