Saat payung kuno ini muncul, semburan Api Penghancur Dunia bergulung gemuruh dari bawah payung yang terbuka, menyelimuti langit dan membakar turun dengan kecepatan dahsyat.
Di bawah amukan api ini, langit-bumi terdistorsi. Seakan semua yang ada akan remuk berkeping-keping, kabut pekat bergulung-gulung mengikuti deru lautan api.
Ekspresi ketiga orang itu berubah drastis. Di bawah gempuran api penghancur ini, mereka tak sempat membunuh Wang Lin, langsung mundur tergesa. Kemunculan payung api ini memberi mereka krisis hidup-mati yang sangat mencekam!
Meskipun mereka adalah proyeksi yang datang, meskipun bahkan jika mati tak akan menyeret tubuh asli mereka, begitu proyeksi mereka mati, tubuh asli mereka juga akan mengalami luka parah dan perlu beristirahat. Pada momen ini dengan perasaan ngeri, ketiganya mundur terburu-buru tanpa peduli apapun.
“Feng Zun!! Orang ini pantas menyandang gelar Feng Zun, dengan tingkat kultivasi seperti ini ternyata mampu melakukan kemampuan supernatural yang mampu memisahkan langit dan bumi!!” Ekspresi orang tua berbaju abu-abu itu berubah drastis.
“Feng Zun generasi sebelumnya sangat sulit dibunuh, tak disangka Feng Zun generasi ini juga berada di tahap yang sama!” Lansia berbaju hitam menarik napas dalam-dalam, pandangannya ke arah Wang Lin dipenuhi niat membunuh, namun tubuhnya justru mundur dengan kecepatan tinggi.
Bakar Jie Gu San, teknik kultivasi yang bukan berasal dari dunia ini. Dengan tingkat kultivasi Wang Lin, terutama karena belum sepenuhnya memahami konsep ini, konsumsi nyawa yang diperlukan juga sangat dahsyat.
Lautan api yang mengalir keluar dari payung itu seluruhnya berasal dari persembahan nyawanya. Saat ini wajahnya menua dengan cepat, namun kilau dingin di matanya bukannya berkurang malah semakin pekat.
"Ingin kabur, kalian pikir bisa melarikan diri? Ingin membunuhku Wang Lin, tanpa membayar harga, tidak cukup!" Wang Lin menggeram sambil melepaskan seluruh nyawanya dengan gila-gilaan ke dalam Fan Jie Gu San, membuat Semburan Api semakin pekat, menyambar ke bawah seperti mulut raksasa yang siap menelan.
Pemuda berbaju putih itu wajahnya pucat pasi. Saat mundur, ia menggigit giginya keras-keras. Tangan kanannya menepuk Antara Alisnya dengan kasar. Gemuruh! Permukaan halus Antara Alisnya tiba-tiba menonjol membentuk mantra berbentuk salju.
Begitu mantra ini muncul, hawa dingin langsung menyelimuti langit dan bumi. Saat beradu dengan lautan api, pria paruh baya ini menggeram rendah. Tangan kanannya mencengkeram paksa tanda salju di Antara Alisnya hingga terlepas sepenuhnya.
Dengan gerakan melempar kasar, ia melontarkan simbol salju itu ke arah Fan Jie Gu San yang sedang mengalirkan lautan api di langit depan.
“Dengan umur Lao Fu sebagai jalan, jiwa es dan salju sebagai langit, kehampaan beku sebagai penuntun—Beku ribuan zaman!” Pria paruh baya itu jelas memiliki status lebih tinggi dari kedua rekannya, bahkan di Bintang Kuno Tai Gu pun posisinya hanya kedua setelah Lima Dewa Tai Gu.
Begitu dia turun tangan, langit dan bumi berubah warna!
Di dalam ruang berbentuk sumur ini, permukaan air yang tenang tiba-tiba berderak-derak menggema saat hawa dingin menyebar. Kabut putih membubung dari pusat permukaan air, dalam sekejap membeku dan menyebar ke delapan penjuru. Sekilas mata, seluruh permukaan air telah berubah total menjadi hamparan es tak bertepi!
Dari permukaan es raksasa ini, berkas-berkas kabut putih terus memancar ke langit. Saat hawa dingin ini bertarung dengan lautan api, seluruh langit berguncang hebat.
Di langit, di atas payung kuno itu, terbuka dengan jelas sebuah tanda salju raksasa berukuran puluhan ribu zhang. Begitu tanda ini muncul, langit menggema deru dahsyat. Seluruh cakrawala dalam sekejap mata berubah menjadi terbeku!
Langit, terbeku!
Bumi, terbeku!
Kepingan salju satu per satu terbayang di antara langit dan bumi. Mengikuti raungan pria paruh baya itu, tangan kanannya menunjuk payung kuno yang menyala di tengah es kosmis. Salju tak berujung serentak bergerak, menyambar payung dari segala penjuru.
Sekilas pandang, seluruh pandangan dipenuhi bulu putih salju yang mengibar, berubah menjadi badai salju dahsyat yang menerjang payung. Lautan api di payung itu menyelimuti, salju mencair deras bagai hujan deras yang mengguyur ke tanah.
Pada sekejap mata itu, hawa dingin tak berujung memancar dari permukaan air yang terbeku. Menyatu dengan hawa dingin dari langit yang membeku, menyambar lurus ke payung kuno.
Di bawah suara retakan, lautan api yang dipancarkan payung kuno itu seketika membeku dalam skala besar. Bahkan payung itu sendiri, dengan deru dahsyat, berubah menjadi patung es!
Tak terhitung pilar es raksasa terkumpul di bawah payung kuno akibat pelelehan salju, memancarkan sorot dingin bergelombang. Banyak pilar es lainnya menjulur dari langit dan tanah, menyatu dengan patung es payung itu. Sekilas terlihat, pemandangan itu sungguh mengguncang jiwa.
Pria paruh baya itu menghela napas panjang. Dua orang lain yang sedang mundur pun berhenti. Namun tiba-tiba, sorot mata Wang Lin berkilat. Jari tangan kanannya menunjuk payung yang membeku itu. Dalam aliran persembahan nyawa skala besar dari dalam tubuhnya, suara gemuruh tertahan mulai bergema dari payung kuno itu.
Raut wajak pria paruh baya itu kembali berubah, menunjukkan ketakutan gila-gilaan saat ia mundur. Dua orang di kejauhan yang telah berhenti itu juga merasakan bulu kuduk merinding, buru-buru menjauh.
Api dalam es menyebar ke luar dengan kasar, bum, lapisan es yang luas langsung collapse total. Yang pertama hancur adalah pilar-pilar es yang terhubung ke langit, diikuti pilar es di bumi, akhirnya semua lapisan es di luar payung kuno itu hancur berantakan di bawah hantaman lautan api yang dahsyat, berbalik arah ke delapan penjuru.
Wang Lin menunjukkan niat membunuh di pandangan, tangan kanannya menunjuk lansia berjubah hitam yang sedang melarikan diri. Seiring jatuhnya arahannya, semburan api memisahkan diri sambil mengaum langsung menyambar sang lansia. Wajah lansia itu pucat pasi, kedua tangannya membentuk mantra seolah mengerahkan kemampuan supernatural, namun sekejap mata tubuh proyeksinya langsung terserap lautan api. Jeritan kesakitan bergema saat api menyapu bersih, membuat tubuh proyeksi itu collapse total tanpa sisa.
Pada saat lansia ini dihancurkan oleh Bakar Jie Gu San, di Bintang Kuno Tai Gu, di dalam gedung hitam yang terus mengambang di angkasa, di tepi sumur di aula utama gedung tersebut, beberapa orang duduk bersila.
Salah satunya adalah lansia ini. Ia tiba-tiba membuka matanya, memuntahkan darah segar, menatap tajam sumur di hadapannya! Dalam sumur itu, terpampang jelas langit dan bumi tempat Wang Lin berada!
Setelah waktu yang lama, lansia itu mengangkat kepalanya, memandang ke kedalaman aula utama.
"Berikan aku penjelasan!"
"Belum saatnya... Anak muda ini memegang sebuah objek..." Suara renta bergema dari kedalaman aula.
Lansia itu diam, tidak lagi berbicara. Pandangannya mendarat di alam semesta dalam sumur itu.
Di dalam sumur, nyala api dari payung kuno menyelimuti. Setelah menghancurkan lansia berbaju hitam, seiring dengan gerakan jari Wang Lin yang mengarah lagi, seluruh api itu langsung terbagi menjadi dua aliran, menuju Orang tua berbaju abu-abu dan pemuda berbaju putih.
Kedua semburan api itu bagaikan naga api, mengaum mendekati orang tua berbaju abu-abu. Dengan raut wajah panik, orang tua itu membentuk mantra dengan jari-jarinya dan menepuk antara alisnya. Seketika, sinar kuning berkedip-kedip menyelubungi tubuhnya, berubah menjadi lapisan demi lapisan tanah yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Saat lautan api itu menyergap, tubuhnya pun tenggelam dalam kobaran api.
Gemuruh bergema hingga kobaran api itu menjauh. Tampak bola tanah raksasa mengambang di sana, berderak-derak hingga retakan tak terhitung muncul di permukaannya, lalu hancur berantakan dengan gemuruh, memperlihatkan sosok orang tua di dalamnya.
Orang tua itu memuntahkan darah segar dalam jumlah besar, tubuhnya lunglai. Meski terluka parah, ia belum menemui ajal. Memandang lautan api yang kembali mengaum mendekat, dengan ekspresi pahit ia menghela napas dalam hati. Tangan kanannya mengangkat dan meremas kepingan giok hingga hancur. Tubuhnya perlahan menghilang, tepat saat kobaran api itu menyergap - lenyap tanpa jejak.
Meski terlihat memuntahkan darah, darah itu sesungguhnya ilusif. Walau tampak keluar, tak ada jejak nyata yang tertinggal.
Di dalam kompleks aula megah Bintang Kuno Tai Gu, di samping sang lansia, duduk seorang orang tua berbaju abu-abu. Saat ini pria tua itu membuka mata, darah mengalir di sudut bibirnya sambil tersenyum getir sambil menggelengkan kepala.
"Terlalu meremehkannya......"
Di alam semesta sumur itu, di bawah tusukan terakhir Wang Lin, semburan api terakhir yang terpisah dari Payung Kuno Pembakar Dunia menggulung menuju pemuda berbaju putih. Saat lautan api itu menelannya, lapisan es tebal tiba-tiba menyelimuti seluruh tubuh pemuda itu. Di bawah gemuruh ledakan yang terus-menerus, lapisan es di sekeliling tubuhnya hancur berantakan lalu terkristal kembali berulang kali.
Tubuhnya terpelanting ke belakang, berhenti setelah terbang puluhan ribu zhang. Seiring lapisan demi lapisan es yang menyelimuti, lapisan es di sekeliling tubuhnya kini telah mengkristalkan energi api, berubah menjadi segel magis yang kokoh.
Wang Lin wajahnya menua. Kali ini menggunakan Payung Kuno Pembakar Dunia, ia telah mempersembahkan terlalu banyak nyawa. Jika tidak, payung kuno ini takkan memiliki kekuatan sehebat ini. Namun di sisi lain, ini juga melukainya parah, terutama kekuatan penolakan dalam tubuh yang membuat seluruh tubuhnya gemetar.
Kini seiring melemahnya nyawa, payung kuno di langit juga perlahan kehilangan kekuatan awalnya, seolah hendak menghilang. Wang Lin menunjukkan niat membunuh di pandangan matanya. Dalam Tribulasi Besar Hidup-Mati ini, ia tak lagi memikirkan apakah bisa selamat.
"Mati, lalu kenapa? Gue sudah muak berkultivasi! Lebih baik bunuh beberapa orang sebelum mati!" Rambut Wang Lin acak-acakan, ia sudah pasrah. Melangkah mantap menuju pria paruh baya yang terbeku, IA AKAN MEMBUNIHABIS!!
Namun tepat saat Wang Lin mendekati pemuda berbaju putih yang terbeku itu, pupil matanya menyempit. Dengan kasar ia mengangkat kepala, hanya melihat di atas lapisan es raksasa yang menyelimuti tubuh pemuda itu, seseorang muncul tanpa suara dari kehampaan.
Sosok itu adalah seorang perempuan. Penampilannya samar, namun matanya jelas-jelas memancarkan hawa dingin. Tangan gioknya terangkat, merentangkan lima jarinya, lalu menekan ke arah Wang Lin dari kejauhan.
"Lima Organ Dewa! Pertama adalah ginjal, kerusakan ginjal membawa penderitaan!" Suara perempuan itu lembut. Namun seiring ucapan itu, jari kelingkingnya melengkung menyentuh telapak tangan.
Tubuh Wang Lin bergetar. Ia samar-samar merasakan kekuatan aneh menyelimuti langit dan bumi. Pada sekejap mata munculnya kekuatan itu, sepasang ginjal dalam tubuhnya langsung diserang rasa sakit yang tak terkira!!
Memuntahkan darah segar, tubuh Wang Lin secara bawah sadar mundur. Jika tubuhnya transparan di momen ini, bisa jelas-jelas terlihat ginjal dalam tubuhnya sedang cepat layu, bahkan kekuatan pemulihan Dewa Kuno pun tak bisa memulihkannya.
Pada sekejap mata mundur ke langkah ketiga, Wang Lin menjerit-jerit tak sadar. Ginjal dalam tubuhnya yang layu dengan cepat berubah menjadi genangan darah yang menghilang di dalam tubuhnya.
Di bawah rasa sakit yang luar biasa, mata Wang Lin memerah darah, tubuhnya gemetar. Namun niat membunuh di sorot matanya justru mencapai puncak di tengah penderitaan ini.
"Kedua paru-paru, paru-paru mati maka berakhir!" Suara perempuan itu samar-samar. Telapak tangan yang menunjuk ke Wang Lin, jari manis setelah jari kelingking, melengkung menyentuh telapak.
"Ketiga limpa, limpa hancur maka busuk!" Setelah jari manis, jari tengah perempuan ini melengkung menyentuh telapak.
