Tangan kanan Wang Lin menghunjam ke bawah. Dengan tingkat kultivasi dahsyat, ia memusatkan Shen Shi seperti air bah yang langsung menerobos masuk ke ubun-ubun orang tua kurus itu. Energi ini berubah menjadi auman tak bersuara yang menggulung Shen Shi sang tua beserta seluruh daging, darah, dan tulangnya.
Tubuh orang tua itu langsung mengeluarkan dentuman. Ekspresinya terdistorsi seolah menahan kesakitan yang tak terperi. Darah mengalir dari tujuh lubang wajahnya. Di bawah Teknik Pembekuan, tubuhnya bergetar sangat keras.
Hanya sesaat, Teknik Penenangan Hati mulai memudar di tengah rasa sakit yang luar biasa. Kesakitan sang tua menjelma menjadi jeritan melengking yang menyayat hati.
Ia berusaha melepaskan diri dari kendali Wang Lin, namun sekuat apapun upayanya, tangan kanan Wang Lin yang kokoh bagai gunung mencengkeram mati-matian ubun-ubun orang tua itu, membuatnya tak punya sedikitpun kesempatan melarikan diri.
Jeritan-jeritan mengerikan itu membuat keringat mengucur deras di sekujur tubuh orang tua tersebut, matanya memancarkan keputusasaan, wajahnya pucat pasi.
"Kau telah melakukan dosa membunuh dewa! Kau akan mati mengenaskan!! Aku adalah dewa bawahan Immortal Venerable, darah dewa mengalir dalam tubuhku. Jika kau membunuhku hari ini, tribulasi pasti akan menimpamu di kemudian hari!!"
"Terlalu banyak omong kosong!" Ekspresi Wang Lin tetap tenang. Tangan kanannya mencengkeram dengan keras, Shen Shi yang dahsyat kembali menerjang masuk ke dalam tubuh orang tua itu, terkonsentrasi di lautan kesadarannya untuk mengambil semua ingatan.
Bersamaan dengan masuknya Shen Shi Wang Lin ke dalam ingatan orang tua kurus kering itu, di kedalaman dunia dewa purba yang dipenuhi patung-patung di atas bumi yang berdebu, di pusat area tersebut tegak berdiri empat patung raksasa tiga suku kuno.
Sekeliling terasa hening, seolah sejak zaman kuno di sini selalu seperti ini. Di momen ini, suara parau bergema keluar dari salah satu patung.
"Zhu Que, keturunanmu ini tingkat kultivasinya memang tidak lemah, namun terlalu tidak tahu diri! Berani-beraninya mencoba mencari ingatan Shi Xian! Meski Shi Xian tak sebanding dengan kita, tapi dia memiliki darah dewa. Mana mungkin keturunan semut kecil ini bisa melakukan pencarian!" Suara itu penuh ejekan, muncul samar-samar.
"Dia melewati tribulasi Langkah Ketiga, bahkan mencabut takdirnya sendiri dari matahari kesembilan Tian Jie. Peristiwa seperti ini benar-benar tak terpercaya, tapi dia berhasil. Harimau Putih, kau yang begitu mengejek—andai kau sebagai kultivator dunia bawah, bisakah melakukan hal serupa?" Sebuah dengusan keras terdengar dari patung lain, diiringi suara penuh kesan zaman.
"Kalau itu aku, belum tentu tidak bisa! Ingatan kami dewa disegel oleh Immortal Venerable. Ini adalah takdir yang hanya bisa dinikmati murid inti Sekte Tujuh Jalan. Tidak aneh semut kecil ini bisa membunuh Shi Xian yang sedang memulihkan luka parah. Tapi ku pastikan, jika dia mencoba menghancurkan segel Immortal Venerable, dia sedang mencari jalan kematian sendiri!" Suara pengejek sebelumnya tertawa dingin.
"Sudahlah, tak perlu bertengkar karena orang ini. Zhu Que, keturunanmu ini memang tidak tahu diri. Jika dia mati di bawah segel Immortal Venerable, apakah rencanamu akan terpengaruh?" Dari patung lain, suara ketiga terdengar.
"Dia memang bukan orang dalam rencanaku. Aku juga agak terkejut dia bisa menjadi yang pertama tiba di sini..." Setelah lama diam, suara Zhu Que samar-samar bergema.
"Anak muda ini luar biasa. Dalam hidupku, dia adalah orang pertama yang kulihat berhasil menginjak Langkah Ketiga dengan cara terbalik. Sayang, dia hanyalah kultivator rendahan dari dunia bawah. Jika saja dia berada di Benua Xiangang-ku, pastinya namanya akan termasyhur! Namun dia seharusnya tidak mencoba teknik Soul Searching. Segel Immortal Venerable itu, bahkan jika kita bergabung sekalipun takkan bisa menghancurkannya. Tak sampai setengah batang dupa, mungkin dia sudah menemui ajal... Sayang, sungguh disayangkan..." Suara keempat bergema dari patung terakhir, sarat dengan penyesalan.
Suara keempat orang itu perlahan menghilang, kembali ke keheningan. Bahkan Zhu Que pun dalam hati menghela napas panjang. Dia mengenal Wang Lin, memahami kemampuan lawannya itu, namun tetap yakin Wang Lin takkan mampu menghancurkan segel Immortal Venerable.
Di dalam lautan kesadaran orang tua kurus kering itu, Shen Shi-nya telah membentuk alam mandiri. Area luarnya terkunci dengan sistem pertahanan berlapis, membentuk kabut pekat yang menghalangi penyelidikan Shen Shi Wang Lin.
Situasi seperti ini bukan pertama kalinya dialami Wang Lin. Dulu saat mencari ingatan perempuan berbaju perak, dia juga pernah mengalami hal serupa. Dalam kabut yang menyegel ingatan di laut kesadaran perempuan perak itu, pernah muncul sosok patung pelangi.
Kini di dalam laut kesadaran orang tua kurus kering ini, Wang Lin kembali melihat kabut pekat itu. Shen Shi-nya terhenti sebentar, lalu segera memadat. Di pinggiran kabut laut kesadaran orang tua itu, seiring pemadatan Shen Shi-nya, siluet Wang Lin muncul melalui materialisasi.
Adegan ini terasa sangat iblis. Di dunia nyata Xianyu purba yang luas, Wang Lin menutup mata dengan tangan kanan menekan ubun-ubun orang tua kurus yang terus gemetar dan menjerit kesakitan.
Namun di dimensi dalam, Shen Shi Wang Lin yang memadat telah berubah menjadi Jiwa Yuan Shen, muncul di tepi kabut laut kesadaran orang tua itu. Dengan rupa yang sama persis seperti tubuh fisiknya, Jiwa Yuan Shen Wang Lin juga mengenakan jubah putih dengan sehelai rambut putih.
Ia berdiri di sana, menatap kabut yang bergolak di hadapannya. Kabut ini mengandung tekanan aura yang tak terdefinisikan, seolah-olah merupakan segel. Dengan segel ini di sini, segala teknik Soul Searching dapat dicegah.
"Perempuan berbaju perak memiliki segel seperti ini, orang tua kurus kering ini juga punya. Menarik. Tampaknya semua anak buah Immortal Venerable memiliki ciri yang sama."
Sorot mata Wang Lin berkilat, cahaya tajam perlahan menyala di matanya. Dulu saat tingkat kultivasinya masih rendah, ia mundur dari upaya membongkar memori perempuan berbaju perak—selain faktor tingkat kultivasi, ada alasan lain: jika ia memaksa menghancurkannya, berhasil atau tidak, akan menyebabkan luka parah pada perempuan itu.
Namun kini terhadap orang tua ini, Wang Lin tak punya rasa bersalah sedikitpun. Meski tak ada kebencian di antara mereka, kesalahan orang tua ini tak sampai patut dihukum mati. Andai Wang Lin versi lama yang belum tahu rahasia bahwa dalam dan luar dunia hanyalah gua persembunyian, tentu tak akan membunuhnya.
Namun kini, Wang Lin telah memahami segalanya. Terhadap Immortal Venerable gua persembunyian dan semua dewa di bawah komandonya, di hati Wang Lin membara kebencian yang tak terucapkan!
Terutama hilangnya hawa takdir Li Mawan, semakin memuncakkan kebencian Wang Lin hingga mencapai puncaknya.
Dengan dengusan dingin, di dalam lautan kesadaran orang tua kurus kering itu, Wang Lin melangkah menuju kabut. Siluetnya bagai meteor, dalam sekejap menyambar diiringi deru dahsyat. Tangan kanannya mengibas kasar ke depan, tiba-tiba angin kencang muncul di udara kosong berubah menjadi badai yang bergemuruh, menyambar kabut itu.
Badai menggulung kabut dengan gila-gilaan ke segala penjuru. Sekejap mata, celah terbentuk di hadapan Wang Lin. Begitu celah tercipta, Wang Lin melangkah masuk dan siluetnya menghilang dalam kabut.
Di dalam kabut itu, Wang Lin melesat dengan cepat. Kabut di depannya terbelah sendiri seolah membentuk sebuah koridor. Seiring langkahnya, ia perlahan memasuki kedalaman kabut.
Tepat saat ia menginjak kedalaman kabut, tiba-tiba cahaya pelangi tujuh warna berpendar menyilaukan di depannya. Sinar menyolok itu kontras dengan kabut hitam pekat, memaksa Wang Lin menyipitkan matanya.
Dari balik kabut yang tertembus cahaya pelangi, terlihat seorang pria paruh baya duduk bersila.
Pria itu menutup mata, seluruh tubuhnya dikelilingi cahaya pelangi. Keberadaannya memancarkan tekanan aura membara yang membuat semua makhluk hidup gemetar, tak mampu melangkah setapak pun.
Pria pelangi ini bukan orang yang ditemui Wang Lin di Dunia Pelangi Sungai Panggil, melainkan tubuh sejati patung pelangi di dalam celah penyimpanannya!
Ini adalah kali kedua Wang Lin melihatnya. Ia diam sejenak, memancarkan sorotan dingin di pandangan. Tubuhnya melangkah maju tanpa pikir panjang. Tangan kanannya mengangkat sambil membentuk mantra, membuat lautan kesadaran orang tua kurus kering itu langsung berguling-guling dengan gemuruh. Sebuah cap tangan raksasa muncul jelas di hadapan Wang Lin. Dengan tepukan telapak tangannya, cap tangan itu bangkit bergemuruh, menembus langsung kabut, menyambar pria paruh baya yang duduk bersila itu.
Pria ini adalah sebuah penyegel - penyegel yang mencegah siapapun mencari dewa-dewa di bawah komandonya!
Cap tangan raksasa dalam deru dahsyat itu sekejap telah mendekati hadapan pria paruh baya yang duduk bersila, melintas dengan gemuruh menembus tubuhnya. Namun saat penetrasi terjadi, cap tangan itu collapse total tanpa suara. Pemandangan ini sangat iblis. Bahkan jika diamati seksama, bisa jelas terlihat bahwa cap tangan itu sama sekali tidak menyentuh tubuh lawan, melainkan hancur berantakan tepat tiga cun di luar tubuhnya.
Wang Lin mengeraskan pandangan matanya. Bersamaan dengan collapse-nya cap tangan, tangan kanannya menepuk. Ia menunjuk ke depan, seketika gelombang energi berbentuk pusaran mengaum mendekat. Kali ini Wang Lin mengamati dengan cermat: pusaran energi itu juga hancur tanpa suara tepat tiga cun di luar tubuh pria paruh baya tersebut.
Wang Lin menatap tajam pria paruh baya itu, mengibaskan lengan bajunya dan melangkah mantap mendekat. Tangan kanannya terangkat, dua jarinya membentuk pedang sementara Bintik Bintang Dewa Kuno di antara alisnya berputar liar. Kekuatan Dewa Kuno yang dahsyat melebur ke dalam kedua jarinya, membuat jari-jari Wang Lin saat ini mampu menghancurkan bumi, bahkan sanggup meluluhlantakkan sebuah planet kultivasi.
Dengan kekuatan seperti itu, kedua jarinya bergerak mendekati pria paruh baya itu diiringi gemuruh dahsyat. Dalam sekejap napas, jaraknya tinggal tiga cun.
Saat melewati batas tiga cun, kilatan sinar tajam muncul di mata Wang Lin. Ia menyaksikan kedua jarinya hancur berantakan dengan cara yang tak terbayangkan. Kehancuran ini tak menyakitkan, namun terlihat jelas setiap detail keruntuhannya.
Hanya sekejap, jari-jari yang telah menembus area tiga cun itu sudah hancur separuh. Wilayah tiga cun itu bagai garis pemisah mutlak, di mana segala kekuatan yang masuk akan menghilang sepenuhnya.
Jika dipaksakan masuk lebih dalam, maka sebelum sempat menyentuh pria paruh baya itu, tangan kanan Wang Lin akan menghilang tanpa jejak. Wang Lin mengeraskan pandangannya, menarik tangan kanannya dengan kasar ke luar.
Mundur beberapa langkah, ia tetap tenang. Matanya mengamati pria paruh baya yang duduk bersila dengan mata terpejam, lalu beralih ke dua jarinya yang tak terluka namun kehilangan sebagian.
"Kekuatan yang secara iblis..." gumam Wang Lin. Kekuatan Dewa Kuno dalam tubuhnya mengalir, melebur ke jari-jarinya. Perlahan daging dan darah bergerak-gerak, menumbuhkan kembali bagian yang hilang.
Dalam perenungan, Wang Lin ragu. Dengan keberadaan segel berbentuk siluet pria paruh baya ini, mendapatkan ingatan orang tua kurus kering itu sangat sulit, namun bukan mustahil.
