“Jika Immortal Venerable Pelangi mengalami luka parah dan bertapa, lalu siapakah kultivator pelangi yang kulihat di Dunia Pelangi Sungai Panggil...” Wang Lin mengusap pelipisnya, menghentikan renungan kacau ini. Pandangannya tertuju ke kejauhan dunia dewa purba, di mana terdapat empat hawa energi yang membara.
Sebenarnya keempat hawa ini sudah ia rasakan sejak pertama kali memasuki dunia dewa purba ini. Alasan Wang Lin memilih jalur ini selain menghancurkan patung-patung tersebut, juga karena ingin menemui salah satu dari empat hawa yang terasa familiar baginya.
Di dalam hatinya telah tersirat pemahaman, ia berniat menemui sosok familiar itu untuk membuat suatu kesepakatan!
Tubuhnya melangkah mantap ke depan, Wang Lin berjalan menuju kedalaman dunia dewa purba.
Dengan kecepatan tinggi ia melesat, setelah menempuh jutaan li, lengan bajunya dikibaskan menciptakan badai yang mengaum dahsyat, menyambar patung-patung tiga suku kuno yang tersisa di permukaan sejuta li jauhnya.
Gemuruh bergema, patung-patung itu runtuh satu per satu. Wang Lin tanpa jeda terus melangkah dengan wajah muram. Seiring runtuhnya patung-patung raksasa, beberapa dewa yang sedang memulihkan luka di dalamnya berduyun-duyun materialisasi dan mundur terburu-buru.
Sekejap mata, di kejauhan sekitar Wang Lin, siluet tujuh delapan dewa mulai terkumpul dan muncul. Seluruh tubuh mereka memancarkan cahaya emas, sorot mata menunjukkan amarah, menatap tajam Wang Lin dari kejauhan, namun tak satu pun yang membuka mulut.
Wang Lin sama sekali tidak memandang mereka. Orang-orang ini mungkin pernah sangat kuat, tapi kini tak mampu membangkitkan minat Wang Lin sedikitpun. Terutama ketika mengingat kesulitan yang tidak remeh dalam mencari ingatan, Wang Lin pun memutuskan untuk meninggalkan Soul Searching Technique. Dalam perjalanannya, ia membiarkan mereka mengikuti dari belakang.
Namun jika ada yang berani turun tangan padanya, Wang Lin tak akan segan melakukan pembunuhan dewa. Sejujurnya, rasa haus pembunuhannya belum terpuaskan! Jika bukan karena ada rencana lain di hatinya, mustahil orang-orang ini bisa bertahan hidup di hadapannya.
Dalam perjalanannya, perlahan di depan Wang Lin muncul empat patung raksasa. Keempat patung ini hampir setinggi langit, dari kejauhan terlihat seperti empat gunung yang mencuat ke angkasa!
Di belakang keempat patung ini, berdiri tegak lautan tak berujung patung tiga suku kuno, membentang hingga ke ambang pandangan.
Di antara alis keempat patung raksasa ini, masing-masing terdapat pusaran yang berputar perlahan. Begitu pandangan Wang Lin menyapu sekilas, ia langsung merasakan empat hawa yang sangat dahsyat dari dalam pusaran-pusaran tersebut.
Dari keempat hawa ini, salah satunya terasa sangat familiar bagi Wang Lin - hawa itu berasal dari Zhu Que!
Hawa ini seakan merupakan leluhur Zhu Que, menghadirkan perasaan yang sama seperti ketika Wang Lin melihat Zhu Que generasi pertama di Falling Star dahulu kala.
"Zhu Que..." Kedua mata Wang Lin membeku. Hawa Zhu Que dari Falling Star hampir identik dengan hawa Zhu Que yang terpancar dari salah satu patung ini. Dalam diam, Wang Lin telah menyimpulkan: jelas salah satu dari kedua hawa ini adalah tubuh kedua!
"Jendral Perang Zhu Que di bawah komando Immortal Pelangi, keluarlah dan temui aku!" Wang Lin menghentikan langkahnya, melayang di udara, berbicara perlahan dengan suara tenang yang bergema ke delapan penjuru.
"Berdiri di sana, kewibawaan agung langsung menyelimuti, seolah langit dan bumi gemetar di bawah telapak kakinya."
Suara Wang Lin bergema dalam keheningan. Tujuh delapan dewa yang mengikutinya dari belakang tiba-tiba membeku, memandang dingin ke depan.
"Bocah kecil yang lancang! Kau telah menghancurkan banyak embrio dan membunuh Dewa Purba Kuno kami! Sebagai keturunan Zhu Que, perbuatanmu ini melanggar Dao! Lao Fu Harimau Putih akan memberi pelajaran untuk Zhu Que!" Suara muram mengguncang keheningan. Dari pusaran di antara alis salah satu patung, muncul pria tua berjubah putih berkeriput. Aura zaman purba yang dahsyat menyembur bersamanya.
Sekejap mata, tubuhnya melesat keluar dari pusaran patung. Dengan kecepatan mengaum bagai harimau buas mendongak ke langit, langsung menyambar ke arah Wang Lin.
Di bawah pandangan Wang Lin, saat orang tua itu mendekat, di belakangnya muncul bayangan samar raksasa setinggi langit dan bumi! Bentuk bayangan itu tak lain adalah seekor macan putih raksasa!
Macan putih itu memancarkan sorot mata ganas, memancarkan tekanan aura yang mengguncang langit-bumi, menunjukkan tingkat kultivasi dahsyat orang tua itu di tahap awal Kong Xuan.
Wang Lin tetap tenang, pandangannya tertuju pada sosok tua yang mendekat. Tangan kanannya mengepal, menghantam ke depan dengan kasar. Seketika bertabrakan dengan siluet orang tua itu, gemuruh dahsyat bergema ke sekeliling, mengguncang bumi.
Akhirnya dengan ledakan keras, tubuh orang tua berambut putih itu terhenti, mundur beberapa langkah sambil menunjukkan ketakutan mendalam di matanya.
Tubuh Wang Lin limbung sejenak, namun tak mundur. Dengan tenang ia memandangi orang tua itu, lalu berbicara perlahan.
“Jika lukamu pulih sepenuhnya, kau masih bisa bertarung melawanku. Tapi dalam kondisimu saat ini, kau bukan lawanku! Langkahkan satu langkah lagi, akan ku bunuh kau!”
Suara Wang Lin terdengar lembut, tanpa hawa dingin menusuk tulang, tanpa terkandung niat membunuh. Hanya menceritakan fakta dengan tenang. Kata-katanya masuk ke telinga orang tua berambut putih itu. Sang tua diam membisu. Serangan tadi hanyalah uji coba, namun telah mengguncang jiwa sang tua dengan getaran keras, memperdalam ketakutannya.
Tapi jika harus mundur hanya karena sepatah kata lawan, itu mustahil baginya. Dengan gigi terkunci, ia bersiap melangkah maju.
Tepat di sekejap mata ketika kakinya hendak melangkah, pandangan tenang Wang Lin menyapu ke arahnya. Tatapan saling mengunci antara kedua mata itu membuat jiwa sang tua kembali berderu dahsyat. Kaki yang telah terangkat, secara bawah sadar ditarik kembali.
Semakin tenang pandangan Wang Lin, semakin besar tekanan yang dirasakan sang tua.
“Aku tak ingin membunuhmu. Dunia dewa purba ini dalam pandanganku sama sekali tak istimewa. Hanya sekumpulan kultivator cacat dari Benua Xiangang yang menyebut diri dewa di gua persembunyian ini, menguasai semut kecil dari dunia bawah menurut sebutan kalian. Sungguh sangat menggelikan!
Kalian semua di mataku, bukankah juga tak beda dengan semut kecil!”
Raut wajah orang tua itu semakin muram. Dia tak heran mengapa Wang Lin bisa mengetahui hal itu. Sebelumnya Wang Lin telah mencari-cari ingatan dewa itu, semua ini dia rasakan dari kejauhan. Awalnya dia masih dalam hati tertawa dingin, menganggap segel Immortal Venerable yang sangat dia pahami tak mungkin bisa dihancurkan siapa pun di dalam gua persembunyian ini.
Tapi yang tak pernah dia duga, Wang Lin benar-benar berhasil membuka segel itu, melihat ingatan Shixian itu, dan mengetahui berbagai kejadian terkait tempat ini.
Inilah sumber ketakutan sejati dalam hati Jenderal Harimau Putih ini. Bahkan karena hal inilah, dalam hati orang tua itu telah muncul ketakutan tak terucapkan.
"Zhu Que, keluarlah menemuiku." Wang Lin tidak memandang orang tua Harimau Putih itu, melainkan mengalihkan pandangannya ke antara alis patung kedua di sebelah kanan depan, menatap pusaran di sana, lalu berbicara perlahan.
"Ini terakhir kalinya aku bicara. Jangan paksa aku membunuh dan menggunakan Soul Searching Technique!" Setelah berkata demikian, Wang Lin berdiri di tempatnya, memandang langit dengan tenang.
Tekanan aura tak kasat mata menyebar dari dalam tubuhnya, menyelimuti sekeliling, membentuk momentum!
