Wang Lin tersenyum getir, menatap Situ Nan yang sepenuhnya tertegun di sana, mengambil kendi anggur dari permukaan tanah, lalu meminumnya sebanyak satu tegukan besar.
“Ini adalah semua hal yang kuketahui dari ingatan dewa itu… Kau seharusnya tahu tentang Feng Zun, bukan aku, melainkan Feng Zun generasi sebelumnya. Ia berasal dari dunia dewa purba, ia bukan bagian dari sini…
Ada juga beberapa Selir Dewa dari Bintang Kuno Tai Gu yang pernah kulihat, dan kultivator pelangi yang misterius itu…
"Orang-orang ini, semuanya berasal dari sebuah benua yang disebut Xiangang. Benua ini puluhan ribu kali lipat lebih besar daripada wilayah dalam dan luar dunia. Sana adalah kampung halaman mereka. Tempat kita berada sekarang ini hanyalah sebuah gua persembunyian milik Pemimpin Sekte Immortal Venerable Pelangi dari Sekte Tujuh Jalan yang terletak di Benua Xiangang!"
"Langit yang kita lihat adalah langit gua persembunyian itu. Bumi yang kita lihat adalah bumi gua persembunyian itu... Yang disebut dalam dan luar dunia itu sebenarnya hanyalah organ dalam dan bagian luar dari gua persembunyian ini belaka."
"Semua ini, apakah kau akan percaya? Jika kuberi tahukan bahwa Jalan Langit yang kita kultivasi ini pun, sebenarnya adalah hasil rampasan Immortal Venerable lalu dijadikan pakan. Justru karena ia berhasil merebut Jalan Langit dan memeliharanya di dalam gua persembunyian ini, barulah roh semua makhluk bisa lahir dan berevolusi, hingga akhirnya kita berdua muncul.
Semua ini, apakah masih kau percayai..."
"Andai tak ada Jalan Langit itu, andai Immortal Venerable gagal merebutnya kala itu, maka dunia gua persembunyian ini takkan pernah menyaksikan kelahiran kita semua. Ia hanya akan tetap menjadi gua persembunyian belaka...
Saat kau mengetahui semua ini, akankah kau dilanda kebingungan? Akankah kau bertanya: Untuk tujuan apa manusia hidup? Untuk alasan apa keberadaan kita masih terus bernapas?"
"Termasuk Tian Jie. Karena Jalan Langit adalah pakan Immortal Venerable, sementara semua makhluk hidup di dalam gua persembunyiannya, maka Tian Jie ini pun adalah ciptaannya. Ia menciptakan Tian Jie dengan satu tujuan: membunuh segala sesuatu yang berusaha mengubah jalan yang telah ditetapkan Jalan Langit..."
Apa itu Kultivator Terbalik? Inilah Kultivator Terbalik... Seperti orang biasa yang menanam ladang, setelah merencanakan segalanya dengan rapi, selalu ada tanaman yang tumbuh tak sesuai keinginanmu. Kau akan mengubahnya, memaksanya kembali ke lintasan yang telah ditetapkan.
Hanya saja, di ladang ini seiring derap waktu, muncul rerumputan liar yang ulet. Mereka tumbuh cepat, berusaha menghancurkan perencanaan tak kasat mata ini. Mereka tak bisa diubah, mereka harus dimusnahkan! Inilah Kultivator Terbalik!
Fungsi Tian Jie adalah melakukan Penghancuran Total terhadap rerumputan liar yang tumbuh semena-mena ini! Aku adalah sebatang rerumputan... Namun rerumputan ini tak bisa dihancurkan Tian Jie, malah aku yang menghancurkan-Nya!
Aku mengakhiri Tian Jie, merebut kembali takdirku dari Sang Tribulasi, bahkan mengetahui rahasia langit dan bumi tempatku berpijak... Semua ini, karena kau bertanya, kuberitahukan. Tapi apakah kau akan mempercayainya?"
Situ Nan diam, ekspresinya kebingungan. Setelah waktu yang lama, ia duduk diam-diam sambil meneguk arak satu demi satu. Tak sepatah kata pun terucap. Di sorot matanya terlihat perjuangan batin, ketidakpercayaan, namun juga kepercayaan.
Seandainya orang lain yang mengatakannya, bahkan jika Guru Qing Lin sendiri yang bersabda demikian, Situ tak akan percaya. Segala sesuatu ini terlalu tak terbayangkan, sama sekali mustahil membuat siapapun memilih untuk mempercayainya.
Tapi, orang yang mengucapkan kata-kata ini adalah Wang Lin, saudara seperjuangan Situ Nan. Ia memahami Wang Lin, hampir bisa dikatakan menyaksikan pertumbuhan Wang Lin. Bagaimana mungkin ia tidak mempercayai perkataan Wang Lin!
"Segalanya hanyalah sebuah gua persembunyian... Lalu apa arti perang antara dunia dalam dan luar..." Bawah sadar Situ Nan mengangkat kepala menatap langit. Perlahan-lahan, ketakutan mulai mengisi sorot matanya.
Ia jarang merasa ketakutan, tetapi saat ini, setelah mendengar perkataan Wang Lin yang begitu mengerikan, jiwanya yang langka ini mulai dilanda ketakutan. Yang ditakutinya adalah, jika semua ini benar, lalu apa arti keberadaannya sendiri? Apakah kebahagiaannya selama ini benar-benar kebahagiaan?
Dirinya hanyalah seorang pemain opera yang memainkan peran kehidupan dengan sungguh-sungguh, diawasi dan dimanipulasi oleh penghuni aneh di puncak langit... Seperti dirinya sendiri saat memandang ke bumi, melihat sarang semut di dalam tanah, menyaksikan para semut itu berjuang bertahan hidup...
"Perang antara dalam dan luar dunia, aku punya beberapa teori, hanya saja belum sepenuhnya kupahami. Tapi aku sudah meninggalkan persiapan rahasia. Tiga tahun lagi, aku akan mengungkap semua misteri perang ini!" Wang Lin diam sejenak sebelum berkata dengan suara lirih.
"Gua persembunyian..." Situ Nan tersenyum getir, menundukkan kepala sambil memandang kendi anggur di tangannya, bergumam pelan.
"Kami memandang langit, ingin tahu apa yang ada di baliknya... Saat kami mencapai tingkat kultivasi dan melihat angkasa, kami kira itu sudah akhir... Ternyata di balik angkasa ada dunia di luar gua persembunyian... Wang Lin, jika yang kau katakan benar, lalu apa rencanamu... Kurasa, kau sudah punya jawaban."
Wang Lin meneguk arak tanpa mabuk. Minuman itu seperti kehidupan - saat menyentuh lidah berubah menjadi pedas, membuat pikirannya terus memutar ulang dua ribu tahun terakhir.
"Dalam berkultivasi, aku melewati tiga tahap. Tahap pertama kulakukan untuk orang lain... Tahap kedua penuh kebingungan dan kejenuhan, merindukan kehidupan orang biasa..."
"Dulu kukira akan terjebak selamanya di tahap kedua ini, sampai akhirnya tingkat kultivasiku cukup untuk membangunkan Wan'er. Kami akan menghabiskan sisa hari bersama, lalu menutup mata untuk selamanya."
"Kini, muncul proses ketiga..." Wang Lin meletakkan kendi anggur, bangkit berdiri. Angin gunung meniup rambut putihnya yang tercerai-berai. Matanya menatap langit, kebingungan di sorot mata digantikan oleh keteguhan baja, diselimuti tekad pantang menyerah.
"Sepanjang hidupku berkultivasi, tak pernah kusentuh hati. Tapi hari ini, di Planet Zhuque yang melahirkanku ini, aku akan memasuki proses ketiga. Aku akan benar-benar berkultivasi!"
"Situ, dulu aku benci berkultivasi. Mulai hari ini, pikiran itu takkan ada lagi. Aku akan berlatih, menjadi kuat, melampaui langit-bumi ini! Aku akan lihat sendiri, apakah penduduk Benua Xiangang benar-benar bertiga kepala enam lengan!"
"Bahkan jika sembilan kematian jatuh ke debu, apa peduli!" Tangan kanan Wang Lin mengibas. Sebuah kendi anggur melesat dari tanah ke genggamannya. Ia menenggak setengah isinya.
Mengusap bibir, Wang Lin tertawa terbahak-bahak.
"Seumur hidupku Wang Lin, aku kekurangan satu kata. Kata itu bernama tanggung jawab! Aku tak punya tanggung jawab ini. Seorang diri, aku tak sanggup menyangga langit!
Gelar Feng Zun memang milikku, tapi ini pemberian orang lain. Hanya karena aku melakukan beberapa hal, karena wilayah dalam membutuhkan seorang Feng Zun! Tapi sesungguhnya aku tak layak disebut Feng Zun!
Aku sendiri sudah muak dengan kultivasi. Selama ini aku berkultivasi untuk orang lain. Bagaimana mungkin aku pantas menyandang dua kata 'Feng Zun' ini? Diriku yang dulu, sama sekali tak sanggup memikul tanggung jawab ini.
Bahkan sebelumnya, dengan kekanak-kanakan aku mengira diri benar-benar adalah Feng Zun. Aku berjuang mati-matian untuk kampung halaman, mempertahankan wilayah dalam dari invasi luar... Kupikir tindakan itu sudah mencerminkan Feng Zun!
Tak pernah terpikir olehku, masih banyak orang yang melakukan hal serupa. Hampir semua kultivator di wilayah dalam melakukan ini. Hanya karena level kultivasiku lebih tinggi, maka sampai pada titik ini...
"Tapi, siapa aku sebenarnya? Atas dasar apa aku pantas menerima penghormatan dari para praktisi wilayah dalam? Yang patut kita hormati adalah rekan-rekan Tao yang telah gugur, sesama pejuang yang telah menyemburkan darah panas demi wilayah dalam dan menjadi arwah yang telah tiada!"
"Aku tak pernah merenungkan hal-hal ini sebelumnya. Tapi di momen ini, aku merenung dan memahami tanggung jawab serta makna sebenarnya dari gelar 'Feng Zun'. Bukan sekadar melawan invasi dari luar dunia, melainkan tekad untuk memimpin para kultivator wilayah dalam keluar dari langit ini, meninggalkan gua persembunyian, dan menghancurkan semua musuh yang menghalangi!"
"Tekad ini, tanggung jawab ini, dulu tak kumiliki. Mulai hari ini, aku akan memilikinya! Inilah mungkin jalanku, takdirku..." Wang Lin meneguk habis sisa arak dalam kendi, lalu melemparkannya ke lereng gunung. Kendi itu meluncur membentuk busur, redup menghilang dalam sorot matanya.
Cuaca mulai gelap, matahari terbenam di barat. Tatapan yang menoleh ke belakang melihat Gunung Nan. Burung-burung beterbangan dalam kelompok, kicauannya bergema. Kabut duniawi menyapu awan, memutuskan segala ikatan!
"Aku ingin membunuh Immortal Venerable! Bunuh dia, nyawa generasi kita akan kembali! Bunuh dia, maka langit akan cerah! Tapi sebelum itu, Situ, aku akan menjaga perbatasan selama tiga tahun!"
Wang Lin mengibaskan lengan bajunya, tubuhnya melangkah mantap ke langit. Siluetnya bagai cahaya panjang, langsung muncul di antara langit dan bumi. Berdiri di sana, Wang Lin menunduk memandang bumi. Pandangan pertamanya tertuju pada patung raksasanya sendiri di Planet Zhuque!
Patung dirinya itu memegang kapak pembuka cakrawala, melotot menatap angkasa. Sebuah aura tak terucapkan untuk pertama kalinya dirasakan Wang Lin dengan jelas dari patung tersebut.
Aura itu adalah tekad maju pantang mundur, kekuatan apapun yang menghalangi di depan akan dihancurkan dengan kapak. Tak ada manusia, tak ada penghuni mana pun yang bisa mencegah langkahnya - sebuah momentum yang menggemparkan langit dan bumi!
Aura inilah yang pantas disebut Feng Zun! Yang memahami tanggung jawab dan kewajiban! Yang setelah introspeksi diri, memiliki tekad bulat sebagai kewibawaan seorang Feng Zun!
"Langit di depan, bahkan bisa runtuh! Bumi di depan, bahkan bisa hancur! Semua musuh di depan, harus dihancurkan berantakan!" Pada patung ini, untuk pertama kalinya Wang Lin melihat tekanan aura ini, pertama kali melihat tekad yang familiar - tekad yang pernah ia rasakan dari San Ling Shang Ren!
Dengan satu langkah mantap ke depan, sekejap mata di tengah kibasan jubah putihnya, Wang Lin menginjak tepat di puncak kepala patungnya sendiri. Ia berdiri di sana, menghadapi angin kencang, menyambut senja dunia fana, memandang langit dan bumi.
"Para Rekan Tao di wilayah dalam Planet Zhuque, bersediakah kalian mengikuti Wang menuju Luotian, untuk bertempur melawan dunia luar?!"
Seiring suara Wang Lin yang bergemuruh bagai guntur, gelombang suara itu bergema ke delapan penjuru Planet Zhuque. Dalam sekejap itu, para kultivator yang sebelumnya bersila bermeditasi menunggu Wang Lin turun gunung, tiba-tiba membuka mata dari meditasi. Sorot mata terang mereka memancarkan tekad yang sama.
“Bersedia mengikuti!” Suara teriakan membahana dari tak terhitung lokasi di bumi secara bersamaan, membentuk raungan yang menggemparkan langit. Seiring meleburnya satu per satu suara tersebut, langit pun dipenuhi aliran-aliran cahaya panjang yang menyembul dari perut bumi. Dengan desisan yang menggetarkan, ribuan cahaya melesat ke angkasa menyambar ke arah patung Wang Lin.
Di dalam aliran cahaya tersebut, terlihat para kultivator bermata berapi penuh niat membunuh. Setelah menanggung penghinaan bertahun-tahun, menyaksikan kawan seperguruan berguguran, mereka yang tersisa telah siap mempertaruhkan nyawa!
Hanya perlu satu komando, mereka rela mengorbankan segalanya untuk bertarung habis-habisan - bahkan dengan membayar kehidupannya sendiri!
"Saat negara akan runtuh, pasti muncul pejuang." Pepatah kuno ini yang telah beredar sejak zaman purba, berlaku pula di dunia dalam ini!
