Penghormatan ini, waktu bagai angin menyapu kegelapan angkasa. Di empat domain bintang ini, seakan ada jiwa yang tertidur perlahan bangkit dari kehampaan, terbangun oleh hembusan zaman.
Penghormatan ini, jiwa pahlawan masa lalu yang bertempur habis-habisan - entah demi kejayaan, semangat heroik, kepasrahan dalam sekarat, atau pergulatan demi kelangsungan hidup - akhirnya jiwa praktisi wilayah dalam yang gugur dalam peperangan sepanjang zaman tak berujung ini, seakan muncul dalam gemanya ucapan Wang Lin!
Aroma kesedihan menyelimuti sekejap mata, menyebar dari berbagai sudut di Empat Domain Bintang wilayah dalam.
Duka ini berasal dari jiwa-jiwa mulia itu. Meski telah tiada, sisa jiwa mereka tetap ada, diam-diam mengawasi wilayah dalam, bertahun-tahun lamanya menolak memasuki siklus reinkarnasi!
Mereka enggan masuk ke siklus Jalan Langit, tak mampu memasuki roda samsara surgawi. Hanya bisa menjelma menjadi aura dendam dan kepedihan di angkasa, terus bertahan. Mereka menanti hari ketika semua kultivator Bintang Kuno Tai Gu di luar dunia binasa. Mereka menunggu detik Formasi Pertahanan Fengjie hancur berantakan. Mereka ingin menyaksikan akhir dari perang yang bagai tak berujung ini!
Di tengah Empat Domain Bintang, Wang Lin tetap membungkuk dalam posisi penghormatan. Kepalanya tak diangkat, menyembunyikan sorot mata yang dipenuhi kepiluan.
Jiwa-jiwa yang terfragmentasi dan ilusif satu per satu bermaterialisasi dari angkasa ini. Yang pertama muncul di antara mereka adalah kultivator zaman purba saat belum ada Formasi Pertahanan Fengjie antara wilayah dalam dan luar.
Mereka adalah rakyat pertama dunia dewa purba Xianyu, menerima pendidikan dan seni immortal dari dunia dewa tersebut. Mereka merupakan semua makhluk pertama yang lahir di bawah evolusi Jalan Langit.
Busana mereka terlihat seperti manusia liar, namun hawa yang terpancar dari jiwa mereka dipenuhi pemahaman tentang langit-bumi. Ketika Formasi Pertahanan Fengjie muncul suatu hari, dengan kebingungan dan ketakutan, mereka mencoba menerjang formasi ini namun akhirnya menemui ajal satu per satu.
Di momen ini, setelah terpisah begitu lama, arwah mulia mereka dipanggil oleh Wang Lin dan muncul di Empat Domain Bintang wilayah dalam, diam-diam memandang Wang Lin di Lautan Awan.
Setelah mereka, muncul satu per satu para kultivator kuno yang hidup di empat dunia dewa sebelum kehancurannya, atau lebih tepatnya, para dewa dari keempat dunia suci itu!
Meski bukan Dewa Sejati dari Benua Xiangang, di hati Wang Lin, merekalah yang pantas disebut dewa! Mereka yang tak terhitung jumlahnya tewas di bawah Formasi Pertahanan Fengjie saat berusaha menerobos keluar dari wilayah dalam.
Lebih lagi dalam serangkaian invasi dari luar dunia, korban jiwa berjatuhan. Wang Lin yang tetap tunduk memberi hormat ini bisa merasakan samar-samar aura pilu dari jiwa-jiwa perkasa tersebut.
Ia mengingat jelas, saat pertama kali melihat patung Suku Kilat di Tanah Pelangi, melalui ingatan yang tersimpan di patung itu, ia menyaksikan pemandangan yang menggetarkan: para dewa di dalam Formasi Pertahanan Fengjie berjuang mati-matian untuk menerobos keluar, namun akhirnya binasa satu per satu.
Hari ini, untuk pertama kalinya sejak kematian mereka, jiwa-jiwa terfragmentasi para dewa yang telah tiada ini dipanggil dari kehampaan oleh seseorang.
Setelah keturunan dewa, tibalah era Dunia Kultivasi masa kini. Jiwa-jiwa hancur kultivator yang gugur dalam perang 100 tahun ini muncul satu per satu dari kehampaan. Banyak di antara mereka pernah dilihat Wang Lin, namun lebih banyak lagi wajah asing. Namun semua arwah tak berujung yang termaterialisasi di empat dunia dewa ini adalah para pejuang yang gugur demi wilayah dalam! Kematian mereka harus dikenang oleh generasi penerus!
Sepanjang sejarah, terlalu banyak kultivator dan makhluk hidup yang gacur dalam pertempuran berulang antara wilayah dalam dan luar. Namun tak pernah ada satu pun yang memberikan persembahan bagi arwah pejuang yang gugur. Zaman purba tak punya, era dewa kuno juga tak punya. Hanya di masa kini, hanya Wang Lin, di momen ini, yang pertama kali menyelenggarakan ritual penghormatan bagi arwah pejuang yang gugur!
"Bersediakah kalian menjadi Arwah Formasi abadi dari formasi ini?!" Wang Lin mengangkat kepala, menatap lautan arwah heroik yang terbentuk dari aura dendam dan termaterialisasi di Empat Domain Bintang, berseru lantang.
Seiring terucapnya kata-kata Wang Lin, arwah pahlawan tak terhitung yang menyelimuti wilayah dalam ini satu per satu tiba-tiba terdistorsi, berubah menjadi aliran hawa tak kasat mata yang menyambar ke arah Wang Lin.
Yang pertama tiba di hadapan Wang Lin adalah seorang kultivator zaman purba. Wujudnya samar, mata jiwanya meredup, muncul di 100 zhang jauhnya di depan Wang Lin. Seolah menatap dalam-dalam ke arah Wang Lin, ia memberi penghormatan dengan menyatukan tinju kepada Wang Lin yang masih mempertahankan postur penghormatan.
Setelah penghormatan itu, jiwanya bergoyang sekejap lalu menerjang masuk ke dalam roda waktu yang terbentuk dari tiga inti sumber. Dengan rela menerimanya, ia menjadi salah satu Arwah Formasi dalam formasi ini!
Di belakangnya, jiwa-jiwa yang gugur dalam perang purba datang satu per satu. Semuanya berada di 100 zhang jauhnya dari Wang Lin, memberi penghormatan tanpa ragu-ragu, lalu melebur ke dalam formasi roda waktu tersebut.
Meskipun setelah kematian mereka masih menyimpan dendam dari masa hidup, namun di momen ini, dalam penghormatan terakhir ini, mereka melebur tanpa penyesalan dengan formasi roda waktu. Untuk wilayah dalam, mereka gugur dalam pertempuran. Untuk wilayah dalam, bahkan jiwa-jiwa yang terfragmentasi setelah kematian pun sepenuhnya dipersembahkan.
Mereka, hidup sebagai pahlawan, mati menjadi arwah mulia!
Satu, dua, 10.000, 20.000, 100.000, ratusan ribu! Arwah pahlawan kuno yang gugur membela wilayah dalam sepanjang zaman, kini muncul satu per satu di hadapan Wang Lin. Ada yang sendirian, ratusan, atau puluhan ribu, serentak memberi penghormatan sebelum menerjang formasi roda waktu!
Setelah mereka, datanglah kultivator kuno, dewa-dewa dari empat dunia dewa. Mereka berasal dari dunia angin, hujan, petir, dan guntur yang berbeda. Namun darah wilayah dalam yang sama mengaliri tubuh mereka sebelum kematian. Meski telah lama meninggal, jiwa mereka tetaplah jiwa wilayah dalam!
Hidup sebagai manusia wilayah dalam, mati pun tetap jiwa wilayah dalam!
Mereka terus-menerus muncul di hadapan Wang Lin, sama seperti para pejuang pendahulu mereka, memberi penghormatan dengan menyatukan tinju kepada Wang Lin, berbalik dan menggoyangkan tubuh sejenak, lalu melebur dengan formasi pertahanan.
Adegan-adegan ini membuat tak terhitung jumlahnya orang yang menyaksikan merasa jiwa mereka dilanda gelombang yang membara. Wang Lin tetap mempertahankan gerakan penghormatan itu, tidak bergeser sedikit pun.
Setelah arwah para dewa itu, datanglah Rekan Tao yang gugur dalam perang 100 tahun ini. Bayangan arwah yang familiar maupun asing itu datang satu per satu, memberi penghormatan di hadapan Wang Lin, lalu tanpa ragu-ragu menerjang masuk ke dalam formasi pertahanan yang kacau balau!
Di antara mereka, ada yang pernah bermusuhan dengan Wang Lin, ada pula yang memiliki ikatan dengannya. Namun di momen ini, jiwa mereka dipenuhi tekad yang sama untuk melindungi - dengan kekuatan terakhir mereka, mereka berjuang menjaga dunia dalam!
Sebuah atmosfer heroik nan tragis menyelimuti angkasa. Adegan-adegan ini tertangkap oleh sorot mata kultivator luar dunia dari segala penjuru Bintang Kuno Tai Gu di luar dunia yang bergegas datang. Ekspresi ngeri terpancar di wajah mereka, jiwa mereka terguncang menyaksikan pemandangan ini.
Di domain Luotian wilayah dalam, kultivator yang bertahan di sembilan belas planet kultivasi, tanpa komando siapapun, berduyun-duyun bangkit dari meditasi. Mereka memberi penghormatan dengan menyatukan tinju ke arah angkasa.
Nan Yunzi, Situ Nan, Hong Shanzi, Qing Lin, dan semua kultivator tanpa terkecuali, dalam sekejap napas telah berdiri. Sorot mata mereka memancarkan kesedihan dan penghormatan, memberi salam ke angkasa!
Tak hanya mereka, di tiga domain bintang lainnya, para kultivator wilayah dalam yang tersisa di berbagai lokasi juga serentak bangkit. Adegan-adegan perang masa lalu terbayang di mata mereka saat memberi penghormatan ke angkasa!
"Di Domain Bintang Yun Hai yang masih berjarak cukup jauh dari lokasi Wang Lin, tiga wanita Mu Bingmei yang terpusat di sana menunjukkan kesedihan di wajah mereka. Mereka memberi penghormatan dengan menyatukan tinju kepada bayangan arwah yang melintas satu per satu di samping mereka.
Pada momen yang sama, di dalam Domain Bintang Kunxu, di sebuah angkasa kosong, kakek tua Zhan dengan ekspresi langka yang murung berdiri di angkasa. Matanya memandang kompleks ke arah jiwa-jiwa yang melayang satu per satu melewatinya.
"Lü Cai... Li Dong, Chang Yi... Kalian juga ada di sini? Kalian telah gugur dalam pertempuran sejak lama, hanya aku yang masih bertahan... Dulu kita sering memperdebatkan alasan perang antara dalam dan luar dunia ini... Takdir memang kejam, kini aku justru menjadi penggerak perang yang dulu membuatku dipenuhi amarah dan kebencian... Kita pernah bersumpah bersama untuk mengubah semua ini, menghancurkan Formasi Pertahanan Fengjie, membebaskan dunia dalam dari belenggu langit-bumi ini...
"Tapi, kalian tidak tahu apa yang kuketahui dari jodoh surgawi itu, aku menemukan rahasia yang mengguncang……"
Sorot mata kakek tua Zhan memancarkan kesedihan, meskipun tingkat kultivasinya hampir bisa disebut sebagai kultivator terhebat di dalam gua persembunyian, ia tetaplah manusia, salah satu dari semua makhluk yang terlahir di tempat ini.
Ia bukanlah sosok tak berperasaan. Di bawah panggilan jiwa pahlawan Wang Lin, hatinya tersayat pedih. Ia terpaku berdiri di sana, sorot matanya menunjukkan kebingungan. Setelah waktu yang lama, ia menyatukan tinju dan memberi penghormatan kepada jiwa-jiwa pahlawan yang telah gugur itu.
Tepat di saat ia memberi penghormatan, tiba-tiba ekspresinya berubah distorsi disertai kesakitan, seolah ada kekuatan yang meletus dari dalam tubuhnya berusaha mencegahnya menghormati kultivator semut kecil dari dunia bawah ini!
"Aku bisa membantumu, tapi jangan halangi aku memberi penghormatan kepada jiwa-jiwa yang membuatku merasa bersalah ini!" Kakek tua Zhan menggigit giginya, mengucapkan kata demi kata dengan penuh tekad. Mengabaikan kekuatan yang mencoba mengikatnya dari dalam, ia memberi penghormatan sempurna ke arah domain bintang di kejauhan.
Pada saat yang sama, di dalam Domain Bintang Sungai Panggil, di sebuah meteor yang mengambang di angkasa yang tidak terdeteksi oleh sapuan Shen Shi Wang Lin sebelumnya, Tian Yunzi perlahan membuka matanya.
Ekspresinya tenang. Ia merasakan kehadiran jiwa-jiwa yang dipanggil di angkasa sekelilingnya, diam membisu di sana. Setelah waktu yang lama, ia keluar dari meteor itu, berdiri di atasnya, memandang jauh ke arah jiwa-jiwa pahlawan tak berujung yang pergi.
"Seharusnya aku adalah yang pertama bangkit dari ingatan selain mereka berdua... Tapi bagaimanapun, aku pernah menjadi salah satu kultivator wilayah dalam... Kalian pantas menerikan penghormatan dari Lao Fu ini." Tian Yunzi mendesah pelan, mengibaskan lengan bajunya lalu menyatukan tinju ke arah angkasa, memberikan penghormatan.
Di Domain Bintang Sungai Panggil yang sama, ada seorang pemuda yang bahkan tidak terdeteksi oleh Tian Yunzi. Pemuda ini berasal dari celah dunia dewa purba yang menjadi sasaran Tribulasi Langit Wang Lin di masa lalu.
Ia duduk bersila di angkasa, tubuhnya samar-samar, sama sekali tidak bisa dilihat dengan jelas.
Pada momen ini membuka mata, kilatan sinar tajam terpancar dari sorot mata pemuda itu, ekspresinya menunjukkan cemoohan halus.
"Persembahan untuk jiwa-jiwa yang terfragmentasi hina ini, apa gunanya! Sekumpulan burung dalam sangkar saja. Lokasi yang disebut Senior Sekte Ma tidak bisa kutemukan, lebih baik kuberhentikan pencarian. Menghitung waktu, Senior Sekte hampir bangkit dari tidur. Gua persembunyian Sekte Tujuh Jalan ini semakin menarik..."
