Sembilan serpihan benua mengambang ini berputar membentuk lingkaran, bergerak tenang mengikuti lintasan aneh tertentu di dalam Bintang Kuno Tai Gu. Formasi tak kasat mata di sekitarnya membuat segala sesuatu di sini mustahil terlihat kecuali bagi yang berdarah dewa.
Bahkan jika seseorang melewati tempat ini, mereka akan dianggap tidak terlihat. Tanpa darah dewa, Shen Shi juga tidak akan merasakan penghalang formasi tak kasat mata itu.
Tuan Zhang Zun dengan hormat menyatukan tinju. Di salah satu serpihan benua yang mengambang, seiring penghormatannya, tiba-tiba tujuh dari sembilan serpihan benua itu memancarkan tujuh cahaya warna berbeda yang saling menjalin, membentuk pelangi tujuh warna.
Dua serpihan benua yang tersisa tetap suram, tertutupi oleh kilau pelangi tujuh warna di bawahnya.
Seiring kedipan cahaya pelangi yang terus-menerus, perlahan-lahan dari dalam kilauan itu termaterialisasi sebuah siluet samar yang diselimuti tujuh warna. Tak lama kemudian, sosok itu mulai jelas dan melangkah keluar dari pancaran cahaya pelangi.
Jika Wang Lin melihat siluet pelangi tujuh warna ini di momen ini, pastilah ia langsung mengenali bahwa orang ini adalah kultivator pelangi yang muncul saat ia menyelamatkan Suci dari Dunia Pelangi!
“Murid menghormat Guru.” Tuan Zhang Zun diam sejenak, mengangkat kepala menatap siluet pelangi yang mengambang di depan, sorot mata menyembunyikan kompleksitas.
“Pertempuran di wilayah dalam, Bintang Kuno Tai Gu dari luar dunia kami kalah... Sebelumnya Guru memerintahkan murid mengembalikan Busur Li Guang ke wilayah dalam, kini berada di tangan Wang Lin. Murid tak mampu melawan, mohon petunjuk Guru!”
Pendar tujuh warna terkumpul di tubuh kultivator pelangi. Tubuhnya tegak di udara, ekspresi tenang, pandangan menyapu sekilas sosok Tuan Zhang Zun.
“Benarkah ia sudah gila...” Kultivator pelangi tiba-tiba bersuara.
Tubuh Tuan Zhang Zun bergetar. Ia menutup mata lama, kemudian membukanya sambil mengangguk.
“Menurutku belum tentu...” Kultivator pelangi tersenyum tipis, menatap ke kejauhan. Kilau aneh muncul di sorot matanya.
“Aku akan membantumu membuka Kuburan Kuno, mengeluarkan mereka... Selanjutnya terserah rencanamu... Permainan ini hampir berakhir... Yang ketiga, kau telah menyembunyikan diri selama ribuan tahun, bereinkarnasi tak terhitung kali... Saatnya kau muncul...” Senyum mengembang di bibir Kultivator Pelangi, sorot matanya dipenuhi harap.
“Wang Lin, apakah dia yang ketiga?” Tuan Zhang Zun ragu sejenak sebelum bertanya.
“Selain kau, aku, Kakek Tua Zhan dan beberapa lainnya... Siapapun bisa menjadi yang ketiga... Dia bersembunyi terlalu dalam... Bahkan mungkin dirinya sendiri tak menyadari identitas aslinya...”
“Mengenai Wang Lin ini... Dia tak terlihat seperti... Tapi bukan berarti mustahil.” Kultivator Pelangi berbicara perlahan.
Tuan Zhang Zun menghela napas dalam hati. Ia menyatukan tinju menghormat lalu berbalik pergi. Namun baru beberapa langkah, kakinya membeku. Tanpa menoleh, suara beratnya bergema.
“Dulu kau memaksaku menjadi muridmu, dan kuikuti. Janjimu padaku...”
“Tuanmu tidak bisa meninggalkan tempat ini! Setelah aku menelan yang ketiga, bahkan kakek tua Zhan bukan lagi lawanku. Saat itu, mantan tuanmu akan menjadi suplemenku...” Kultivator Pelangi tersenyum tipis, tubuhnya berubah menjadi cahaya pelangi tujuh warna yang menghilang di udara.
Ekspresi Tuan Zhang Zun menunjukkan perasaan kompleks. Setelah waktu yang lama, ia mendesah pelan dan berjalan menjauh.
Waktu terus berlalu, Wang Lin duduk bersila di atas formasi roda waktu yang tercipta dari tiga inti. Di bawahnya, terdapat Tungku Langit Kaisar (Tianhuanglu) yang mengurung dua kultivator berlevel tinggi Kosong Xuan: seorang pria tua berbaju hitam dan Selir Dewa Kelima!
Keduanya memiliki kemampuan supernatural mengagumkan. Meski terjebak dalam tungku, memurnikan mereka dalam waktu singkat mustahil bagi Wang Lin. Dengan mata terpejam di atas tungku, ia terus menekan dan menyegel melalui latihan pernafasan.
Tiga tahun penjagaan - periode tersulit yang harus dihadapi.
"Tidak diketahui berapa lama waktu berlalu, di dalam Domain Bintang Yun Hai yang telah diperluas di belakang Wang Lin, muncul samar-samar Tiga Cahaya Panjang yang berubah menjadi siluet tiga sosok perempuan.
Tiga perempuan ini berada kurang dari 1.000 zhang dari Wang Lin. Berdiri di angkasa, mereka memandang punggung Wang Lin yang berada di atas formasi berjarak seribu zhang.
Punggung itu terlihat sangat sepi, memancarkan aura kesepian yang mendalam. Namun secara bersamaan, sosok tersebut memberikan kesan bagai gunung - seakan dengan duduk di sana, ia laksana pegunungan yang memberikan perlindungan cukup bagi wilayah dalam.
Yang pertama maju adalah Xizi Feng. Siluetnya yang lemah gemulai perlahan melintasi seribu zhang itu, hingga sampai di samping Wang Lin. Memandangi Wang Lin yang duduk bersila dengan mata tertutup, sorot mata Xizi Feng memancarkan kelembutan sementara senyum indah merekah di wajahnya.
"Aku sudah memutuskan, aku tidak ingin menjadi muridmu... Selamanya tidak!"
“Umur dan nyawa kami para kultivator, begitu panjang berlalu. Aku tak tahu berapa lama lagi kehidupan kita akan berakhir, aku hanya ingin satu tahun dari sisa hidupmu!
Hanya setahun, itu sudah cukup... Kau menjaga dunia ini selama tiga tahun, biarkan aku di sini menemanimu setahun...” Xizi Feng berkata dengan suara lirih.
Wang Lin diam membisu, tetap menutup matanya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
“Setahun kemudian, aku akan pergi. Jika mati, maka lenyap berantakan. Jika bertahan, akan kutenangkan hati berlatih kultivasi!”
“Kau boleh diam, boleh tak memandangku, tapi aku tetap akan berada di sini. Kamu tidak bisa mengusirku.” Xizi Feng tak menghiraukan sikap Wang Lin, duduk bersila di sampingnya sambil diam-diam memandanginya.
Sejatinya ia adalah perempuan yang cantik, terukir kesan zaman di wajahnya. Namun di momen ini, di sisi Wang Lin, ia seakan kembali ke lebih dari seribu tahun silam, ke era dimana Wang Lin adalah pria pertama yang disukainya, sekaligus yang terakhir. Proses di antaranya, bagai waktu yang tak berujung.
"Dia sudah tidak muda lagi. Bahkan dia bisa merasakan, di hati Wang Lin seharusnya tidak ada dirinya. Bagaimanapun, hari-hari mereka bersama sangat singkat. Mungkin, dalam kehidupan Wang Lin, dia hanyalah seorang pengembara belaka."
Semua ini dia pahami. Xizi Feng juga tidak meminta keabadian. Dia hanya menginginkan satu tahun ini, pendampingan selama setahun, untuk mengakhiri cinta seumur hidupnya.
Dia adalah perempuan yang tidak punya keberanian. Tapi sekarang, dengan susah payah dia mengumpulkan keberanian, mengutarakan semua ini pada Wang Lin. Meski ekspresinya terlihat tenang, di hatinya sangat berbeda. Dia takut ditolak, takut Wang Lin bahkan tidak memberinya satu tahun ini.
Dia menatap Wang Lin, menggigit bibir bawahnya.
"Pergilah." Wang Lin tidak membuka mata, tidak menatapnya, mengucapkan satu kalimat dengan tenang.
Kalimat itu seolah mengambil semua kekuatan Xizi Feng. Raut wajaknya seketika memucat.
"Aku hanya minta satu tahun... Wang Lin, berikan aku waktu satu tahun, bolehkah..." Dalam kesunyian Wang Lin, suara Xizi Feng mulai gemetar. Matanya berkaca-kaca. Meski terlihat lemah, air mata dalam hidupnya tak pernah banyak.
Beberapa kali yang langka itu, hampir seluruhnya diberikan pada siluet yang tak pernah bisa ia lupakan di hadapannya ini.
"Pertalian terlarang..." Ucapan Gurunya dulu, seakan masih mengitari telinganya.
"Satu tahun, bahkan setahun pun tak bolehkah!! Wang Lin, aku tahu kau tak bisa menerimaku. Tapi aku hanya minta setahun, apakah setahun itu lama..." Wang Lin tetap diam, tak membuka mata. Wajahnya menusuk hati Xizi Feng bagai duri. Dengan senyum getir, Xizi Feng berdiri lalu terhuyung-huyung mundur beberapa langkah.
Ia merasa seperti pemain opera yang menggelikan, berbicara sendiri di sini. Akhirnya semua kata-katanya berubah menjadi duri-duri mengerikan yang menusuk jantungnya sendiri. Rasanya, sungguh perih.
Desahan panjang, Wang Lin membuka matanya, memandang Xi Zifeng di sampingnya. Tatapannya perlahan berubah lembut pada perempuan yang tak sepenuhnya asing dalam ingatannya. "Setahun," bisiknya lirih.
"Satu tahun, untukmu!" Wang Lin tak tahu apakah dia bisa menghidupkan kembali Li Mawan. Takdir gua persembunyian ini pun masih kabur: akankah dia selamat, atau justru menemui ajal?
Setelah mengetahui rahasia-rahasia tersembunyi ini, apa lagi tenaga yang tersisa untuk menolak permintaan sederhana seorang perempuan?
Dia sadar: penolakan kedua akan membuat perempuan ini layu, menjelma fragmen kenangan abadi. Puluhan tahun kemudian, namanya—Xi Zifeng—takkan pernah pudar.
Butiran air mata kompleks mengalir di pipi Xi Zifeng. Diam-diam dia duduk bersebelahan dengan Wang Lin.
"Setahun... sudah cukup. Wang Lin, aku takkan merebut lebih banyak waktumu..." gumam Xi Zifeng lirih, suaranya larut dalam kesunyian gua.
Di kejauhan, Mu Bingmei dan perempuan berbaju merah muda itu diam, duduk bersila di angkasa berjarak 1.000 zhang. Saat mereka tiba di sini bersama, telah terjalin kesepahaman: satu orang, satu tahun.
Setahun bukanlah waktu yang panjang bagi orang biasa, apalagi bagi kultivator. Seringkali sekali bertapa atau meditasi, bertahun-tahun bisa tergoyang lewat.
Namun bagi Xizi Feng, tahun ini adalah harapannya agar berlalu lebih lambat.
Wang Lin bukanlah ahli dalam berbicara, terutama dengan perempuan. Bahkan bersama Li Mawan pun, ia lebih banyak mengamatinya dengan pandangan lembut dan diam-diam.
Dalam sekejap mata, tiga bulan pertama dari tiga tahun telah berlalu.
Selama tiga bulan ini, Wang Lin jarang berbicara. Tapi Xizi Feng merasa puas. Berdua mereka melewati waktu ini bersama di atas formasi roda waktu.
Ia tahu Wang Lin menyukai arak. Di hadapannya, di angkasa, mengambang sebuah panci kecil berisi air yang mendidih bergelora. Di dalamnya terdapat kendi anggur, menggunakan air mendidih untuk memelihara kedinginan arak ini.
Air telah mendidih, namun arak belum sepenuhnya hangat. Angin dingin yang seharusnya tak mungkin ada di angkasa, mengaum mendekat dari kejauhan, menerpa kendi anggur yang sedang dihangatkan, menciptakan riak-riak bergejolak di permukaan air mendidih.
Sorot mata Wang Lin memancarkan kilau dingin. Ia mengangkat kepala, memandang Bintang Kuno Tai Gu di luar dunia. Dalam pandangannya, terlihat cahaya panjang begitu padat mengaum mendekat - di dalamnya berkerumun pasukan kultivator yang terkristal kembali dari luar dunia!
Di antara para kultivator ini, lima sosok meledakkan tekanan aura khas Langkah Ketiga. Bagai lima panah tajam, mereka mengaum mendekat.
Selain lima orang ini, di antara pasukan kultivator berjumlah sekitar 100.000 ini, terdapat gerobak-gerobak perang sepanjang 1.000 zhang yang didorong oleh banyak kultivator, mengaum mendekat.
Gemuruh suara tiba-tiba bergema di angkasa yang hening, semakin meninggi hingga akhirnya menyatu menjadi satu seperti petir yang datang menyambar.
"Mereka datang!" Sorot mata dingin berkilat di mata Wang Lin.
