Wang Lin memandang Lanmeng Daozun, mengambil kendi anggur dari Hong Die yang diberikan sebelumnya, meneguknya, lalu menutup mata.
Lanmeng Daozun tidak terburu-buru. Ia duduk di samping, menatap angkasa luar dunia sambil menunggu jawaban Wang Lin. Li Qianmei diam cukup lama, perlahan duduk bersila. Posisinya agak strategis, cukup dekat dengan Wang Lin, secara samar seolah mengantisipasi ayahnya sendiri.
Tindakan putrinya mustahil tak terlihat oleh Lanmeng Daozun. Sorot matanya meredup hampir tak terlihat, bahkan Li Qianmei sendiri tak menyadarinya.
Waktu berlalu, dalam sekejap mata, tiga bulan terakhir tahun kedua perlahan menghilang. Tahun kedua ini sangat tenang, tanpa pertumpahan darah sama sekali.
Di hari terakhir tahun kedua, Hong Die berdiri. Ia menatap Wang Lin, tahun ini terasa singkat baginya.
Seakan merasakan kepergian Hong Die, Wang Lin membuka matanya.
"Apakah kau akan pergi." Wang Lin berbicara dengan tenang.
"Sudah menyita waktumu setahun, saatnya pergi. Kakak Mu masih menanti." Hong Die tersenyum tipis sambil mengangguk.
“Jaga dirimu baik-baik.” Wang Lin memandang Hong Die, **Kesombongan** perempuan itu tak lagi meninggalkan jejak di matanya.
Hong Die tersenyum, menatap Wang Lin dalam-dalam. Saat hendak berbalik pergi, tiba-tiba tubuhnya membeku. Ia memalingkan wajah sambil menunjukkan keraguan di pandangan.
"Guru pernah bercerita, di masa mudanya beliau bertemu seorang sastrawan besar bermarga Wang. Kala itu, nasibku sebenarnya tak mungkin bertahan. Sang sastrawan memberi petunjuk pada guru, meninggalkan sebuah formasi...
Dan menganugerahiku nama Hong Die..."
Sorot mata Wang Lin seketika memancarkan kilau aneh yang terang benderang. Tubuhnya tegang, ekspresinya memancarkan keterkejutan yang tak terperi.
"Apa katamu?!"
Perubahan ekspresi Wang Lin tertangkap jelas oleh Hong Die. Setelah diam lama, ia mengulangi perkataannya.
Mendengar perkataan Hong Die, Wang Lin lama tidak berbicara. Hatinya saat ini dilanda gelombang raksasa membara. Ia tak bisa memahami, segalanya jelas merupakan mimpi yang ia anyam sendiri, menggunakan Jalan Penipuan untuk menipu dirinya. Semua ini seharusnya palsu, merupakan penyempurnaan yang ia ciptakan untuk diri sendiri.
Namun ucapan Hong Die justru menghancurkan dengan paksa segalanya, membuat Wang Lin tiba-tiba kebingungan menentukan.
"Bagaimana mungkin ini terjadi... Sebenarnya apa yang nyata, apa yang samar... Mengapa ini bisa terjadi..." Wang Lin mengira dirinya telah memahami inti, tetapi di momen ini, ia justru dilanda kebingungan.
Apakah dirinya benar-benar mencapai pencerahan...
Hong Die berbalik hendak pergi, tetapi baru beberapa langkah, ia kembali membeku. Dengan seberkas keraguan, ia menoleh dan mengajukan pertanyaan lagi.
"Qing Shui adalah Saudara Seniormu. Apakah... kau mengenalnya dengan baik..."
"Apa yang ingin kau tanyakan." Wang Lin memaksakan diri menyimpan jiwa dari keterpanaannya, memandang Hong Die sambil berkata perlahan.
“Apakah dia... punya keluarga?” Hong Die menggigit bibir bawahnya, setelah waktu yang lama seolah telah mengambil keputusan dalam hati.
Wang Lin mengerutkan kening, memandang Hong Die dengan seksama. Sorot matanya terbayang adegan di Domain Bintang Luo Tian saat Qing Shui berdiri menghadang serangan untuk Hong Die.
"Saudara Senior adalah orang yang penuh derita... Sejak kecil seluruh keluarganya musnah. Setelah memasuki dunia dewa, istrinya pun tewas... Dia memiliki seorang putri yang mungkin telah melupakan ingatan masa lalu dalam siklus reinkarnasi berulang... Jika benar ada keluarga, putri inilah satu-satunya kerabatnya..." Wang Lin berkata dengan suara lirih.
Kata-kata ini membuat tubuh Hong Die bergetar. Ia menutup kedua matanya rapat-rapat.
Setelah waktu yang sangat lama, ia membuka mata dengan sorot kebingungan.
"Di bahu kiri putrinya ada tanda lahir merah. Tanda ini tidak pudar dalam siklus reinkarnasi..." Wang Lin memandang Hong Die dengan tatapan penuh makna.
Hong Die tubuhnya terhuyung-huyung mundur beberapa langkah, raut wajah seketika memucat.
"Terima kasih..."
Mengucapkan dua kata yang bahkan dirinya sendiri hampir tak terdengar, Hong Die berubah menjadi cahaya panjang menyambar ke arah Luotian. Kecepatannya mencapai puncak tingkat kultivasinya, ia ingin segera kembali ke Luotian untuk menemui Qingshui!
Hong Die, pergi.
Di hari terakhir tahun kedua ini, Mu Bingmei tiba di samping Wang Lin. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia duduk tenang di sebelah sambil memberi anggukan pada Li Qianmei, lalu memejamkan mata untuk bermeditasi.
Li Qianmei mengenal Mu Bingmei. Keduanya pernah bertemu di Lautan Awan, dan saling mengetahui identitas asli masing-masing.
Wang Lin belum memberi jawaban pada Lanmeng Daozun. Ia juga sedang merenungkan perkataan sang Dao Zun tersebut.
Hingga memasuki bulan keenam tahun ketiga, Wang Lin membuka mata dari meditasinya dan menatap Lanmeng Daozun.
"Aku sudah memiliki istri." Ini adalah kalimat pertama yang Wang Lin ucapkan pada Lanmeng Daozun.
Li Qianmei menundukkan kepala, tidak membiarkan Wang Lin melihat ekspresi meredup di wajahnya.
"Kau masih bisa memiliki istri kedua." Lanmeng Daozun tersenyum tipis, memandangi putrinya sambil berkata lembut.
"Kau juga bisa terus merenungkan hal ini, tidak perlu terburu-buru. Kakek tua ini membawa putri ke sini tanpa niatan untuk pergi. Kekuatanmu sendiri takkan sanggup melawan Qicai Dao Ren dan Zhan Lao Gui, bukan?" Sorot mata Lanmeng Daozun tertuju pada Wang Lin.
"Jika kuhendaki, sejak lama aku bisa melangkah ke Tribulasi Xuan, menghadapi sembilan kali ujian. Jika berhasil, aku akan mencapai Realm Kong Jie... Hanya saja aku tak punya keyakinan... Namun meskipun Qicai Dao Ren dan Zhan Lao Gui memiliki tingkat kultivasi yang kuat, bahkan dengan adanya penghuni ketiga itu, dengan bantuanku kita tetap punya peluang menang!" Lanmeng Daozun berbicara perlahan. Kata-katanya tak dipahami Li Qianmei, juga membingungkan Mu Bingmei, namun Wang Lin langsung mengeraskan pandangannya.
“Rupanya kau juga sudah tahu tentang hal itu.” Pandangan Wang Lin dan Lanmeng Daozun saling bertatapan.
“Sepertinya aku adalah orang kedua di wilayah dalam yang mengetahuinya setelah kakek tua Zhan...” Lanmeng Daozun menghela napas pelan.
“Setelah mengetahui hal ini di masa lalu, aku merasa ini sangat mengada-ada. Awalnya tak kupercaya, tapi orang yang memberitahuku ini adalah istriku sendiri - Selir Kelima yang tersegel dalam tungku di belakangmu...
Perkataannya mustahil kusangsikan!” Lanmeng Daozun menggelengkan kepala dengan ekspresi pahit.
"Delapan selir Immortal Venerable turun ke luar dunia. Selir Kelima kehilangan tubuh fisiknya, hanya menyisakan jiwa. Istriku kemudian menyatu secara sempurna dengan energi jiwanya, diambil alih tubuh oleh Selir Kelima ini. Tapi dia tidak menghancurkan jiwa istriku, melainkan menjadikannya sebagai penghubung denganku untuk memaksaku memenuhi berbagai permintaannya.
Saat tribulasi pembunuhanmu di Formasi Pertahanan Huanzhen, sebenarnya aku tak ingin turun tangan. Tapi dia menggunakan jiwa istriku sebagai sandera, memaksaku bertindak... Sebenarnya aku bisa membasmi Selir Kelima itu, tapi aku tak tega...
Dua tahun lalu Tuan Zhang Zun mencariku, pernah berkata akan membantuku mengusir jiwa Selir Kelima dari tubuh istriku. Bahkan orang-orang di dunia ini yang mengetahui hal ini, semua berpikir jika mereka bisa membantuku melakukan ini, aku Lanmeng akan melakukan segala cara untuk membantu mereka menyelesaikan berbagai urusan.
Tapi mereka salah!
Aku mencintai istriku. Tak ada yang lebih memahami hal ini dariku. Jiwa istriku sudah sejak lama melebur dengan Selir Kelima itu. Mereka sama sekali tak bisa dipisahkan. Jika satu menemui ajal, yang lain juga akan mati.
Aku tak tega bertindak, masih menyimpan harapan kosong, hanya bisa menanggung sendiri... Kau menyegelnya, itu juga merupakan kelegaan bagiku." Ekspresi Lanmeng Daozun terlihat kompleks, bicara perlahan.
"Yang pergi telah tiada, yang tersisa hanyalah kesedihan. Beberapa kali campur tanganku justru membuat putriku membenci dan mengantisipasiku. Karena itu, aku takkan lagi turun tangan melawanmu... Lagipula perang ini sudah kehilangan makna. Bertempur silih berganti, kita semua hanyalah kultivator dari gua yang sama!" Lanmeng Daozun berdiri, mengibaskan lengan bajunya. Sorot matanya memancarkan cahaya biru terang menatap Bintang Kuno Tai Gu di luar formasi.
Bersamaan dengan itu, Wang Lin juga mengeraskan pandangan matanya yang memancarkan kilatan dingin, menatap ke angkasa di luar formasi.
Di sana, tiga cahaya panjang mengaum membawa niat membunuh dan aura dendam yang menggemparkan, bergemuruh datang.
Di dalam tiga cahaya panjang itu terdapat tiga sosok yang familiar bagi Wang Lin. Mereka adalah Miao Yin Dao Zun, Raja Iblis Sembilan Langit, serta satu sosok lagi yakni Da Huang Shang Ren!
Ketiga orang ini seharusnya masih terkurung di dalam Kuburan Kuno oleh Wang Lin, seharusnya tidak muncul saat ini, namun diselamatkan oleh Tuan Zhang Zun. Kebencian mereka terhadap Wang Lin sudah membara bagai lautan api, kedatangan mereka kali ini benar-benar berniat untuk membunuh!
Hari ini adalah tahun kedua bulan keenam! Masih tersisa setengah tahun sebelum batas waktu yang disepakati Wang Lin dengan Empat Jenderal Perang.
"Wang Lin, Lao Fu tahu kau masih berjaga-jaga terhadapku, bahkan putriku pun tidak mempercayaiku sebagai ayahnya saat kau bermeditasi... Hari ini, aku akan membuktikan tindakan yang seharusnya dilakukan seorang ayah!" Ucap Lanmeng Daozun ini ditujukan pada Wang Lin, namun pandangannya memancarkan kelembutan seorang ayah saat menatap Li Qianmei.
Dengan mengibaskan lengan bajunya, Lanmeng Daozun langsung melangkah ke luar dunia. Tubuhnya berubah menjadi cahaya biru yang menerjang keluar, dalam sekejap telah keluar dari formasi dan muncul di langit nun jauh di sana.
"Miaoyin, Jiutian, Dahuang, kalian bertiga enyahlah dari sini!" Lanmeng Daozun tiba-tiba menggeram rendah. Suaranya bergemuruh bagai gelombang suara mengaum, menciptakan pusaran tak berujung di angkasa dan membentuk badai yang bangkit dengan gemuruh. Delapan penjuru terguncang, membuat ketiga siluet Miaoyin membeku sejenak!
"Lan Meng!! Apa yang kau lakukan!!"
"Dao Zun Lanmeng, mengapa kau halangi kami bertiga!"
"Tak ada alasan. Dalam 3 tarikan napas, jika tak segera pergi, jangan marah jika Lan membunuh!" Rambut panjang Lanmeng Daozun berkibar-kibar. Ia berdiri tegak dengan formasi roda waktu di belakangnya, menghadapi ketiga lawannya!
Namun siluetnya kokoh bagai gunung. Keberadaannya sendiri telah membuat tak seorang pun bisa melangkah setengah langkah!
Tingkat kultivasi puncak tahap kosong Xuan tiba-tiba meletus dari tubuhnya. Aura terkuat dari puncak tahap kosong Xuan mengaum menggemparkan langit. Bahkan sebelum bertindak, hawa kultivasinya saja telah membuat angkasa gemetar.
Seolah seluruh angkasa akan tunduk karena dirinya seorang!
Miao Yin Dao Zun raut wajanya berubah, bertukar pandangan dengan Raja Iblis Sembilan Langit dan Da Huang Shang Ren. Sorot mata mereka sama-sama menunjukkan ketakutan.
Lima Dewa Tai Gu memiliki tingkat kultivasi yang berbeda. Meskipun Tuan Zhang Zun yang paling menakutkan, Lanmeng Daozun yang melepaskan seluruh tingkat kultivasinya bahkan lebih mengerikan. Selama bertahun-tahun, andai bukan karena istri Lanmeng Daozun yang menjadi penghalang kesempurnaan Hati Jalannya - bahkan membuatnya enggan menyerah masuk ke Kong Xuan - mungkin Tuan Zhang Zun takkan bisa mengendalikannya!
