Di sisi kiri angin dunia dewa, suara angin menderu dan berputar-putar. Sebuah garis hitam tampak bergulung-gulung dari kejauhan - ternyata itu adalah formasi 10.000 nyamuk gaib yang menyatu membentuk tirai yang menggemparkan langit.
Di barisan terdepan, seekor nyamuk raksasa berukuran 100 zhang dengan wajah sangat mengerikan. Tatapannya langsung gemetar saat melihat senyum hangat Wang Lin dari kejauhan.
Dengan deruan menusuk, Sang Raja Nyamuk seketika melesat mengikuti angin. Tubuh raksasanya yang bergerak dengan kecepatan tinggi itu langsung menghantam Wang Lin, hembusan anginnya menyayat wajah seperti sabetan golok.
Adegan tabrakan ini, cukup untuk membuat siapapun yang melihatnya gemetar ketakutan.
Nyamuk Gaib ini sudah terbiasa dengan tubuh fisik Wang Lin yang kuat. Di tengah kegembiraannya, tabrakan ini membuat Wang Lin tersenyum getir. Tubuh keduanya saat ini tak mampu menahan pelukan dahsyat sang nyamuk.
Tangan kanan Wang Lin menepuk lembut ke depan, menciptakan gelombang energi yang bergema. Saat nyamuk raksasa itu menerjang, gelombang itu mengitari tubuhnya, memperlambat kecepatannya.
Di samping Wang Lin, nyamuk itu mengeluarkan lengkingan gembira. Mulut raksasanya terus menggesek tubuh Wang Lin, matanya berbinar penuh ketergantungan yang mendalam.
Wang Lin adalah Tuan sekaligus orangtua baginya. Hal ini terukir abadi dalam jiwa Nyamuk Gaib itu, takkan pernah terdisintegrasi.
Setiap kali mulut tabungnya mengusap tubuh Wang Lin, nyamuk itu mengeluarkan suara tangisan, seakan protes mengapa sang tuan baru datang mencarinya sekarang.
Wang Lin tertawa terbahak-bahak dengan gembira, tubuhnya limbung sejenak lalu berdiri di atas Nyamuk Gaib itu. Ia mengangkat kepala melihat ke depan, menyaksikan kawanan 10.000 Nyamuk Gaib berduyun-duyun datang mengitari sekelilingnya. Sebagian jelas mengenali Wang Lin, namun yang baru bergabung memandangnya dengan pandangan penuh keraguan.
Reuni dengan Sang Raja Nyamuk yang telah tumbuh besar di sisinya sejak kecil memenuhi hati Wang Lin dengan kegembiraan. Sepanjang hidupnya yang sunyi, hanya beberapa binatang buas yang menemani—dan Sang Raja Nyamuk inilah pendamping terlama.
"Sepertinya kau lebih gagah dari dulu." Wang Lin menepuk kepala besar Sang Raja Nyamuk sambil tersenyum.
Sang Raja Nyamuk menderu dengan ekspresi penuh kepuasan diri. Deruannya seakan menceritakan pengalaman 100 tahun terakhir, sayangnya Wang Lin tak sepenuhnya paham. Tapi setelah mempelajari sebentar kebiasaan makhluk yang dilihatnya tumbuh ini, ia bisa menerka sebagian kisahnya.
“Baiklah, antar aku ke kedalaman dunia dewa angin!” Wang Lin berkata sambil tersenyum.
Sang Raja Nyamuk matanya memancarkan kilatan sinar tajam, penuh semangat menggoyangkan tubuh lalu menerjang angin sakti. Suara gemuruhnya bergema ke seluruh penjuru, 10.000 kawanan nyamuk mengikuti dari belakang membentuk badai nyamuk gaib yang menyambar ke depan.
Kecepatan Sang Raja Nyamuk ini jauh lebih cepat dibanding peristiwa pertama. Wang Lin yang berdiri di punggungnya mengamati dengan seksama, sorot matanya memancarkan kilau aneh.
Meskipun dulu nyamuk gaib ini tidak lemah, namun tak sehebat sekarang. Saat ini, ia hampir menyentuh level Langkah Ketiga kultivator, setara dengan Lima Kemerosotan Tianren para kultivator.
Perubahan ini membuat Wang Lin sangat terkesan.
Secara samar, seolah nyamuk ini hanya selangkah lagi dari transformasi evolusi menjadi kekuatan mengerikan setara Langkah Ketiga kultivator. Hal ini benar-benar di luar perkiraan Wang Lin.
"Takdir macam apa yang ia peroleh, sampai bisa berkembang sepesat ini?"
Sedang merenung, Sang Raja Nyamuk mengaum melintasi tak terhitung serpihan benua, seolah sangat familiar dengan tempat ini, dengan cepat membawa Wang Lin menuju kedalaman dunia dewa angin.
Tempat ini pernah dikunjungi Wang Lin di masa lalu. Sekilas ia melihat kabut pekat di depan, di balik kabut itu tersembunyi sebuah celah raksasa yang memancarkan hawa dingin menggeretak, tak diketahui kemana jalannya.
Di bawah kabut itu terdapat beberapa benua yang masih mempertahankan bentuk aslinya sejak dulu. Di pusat benua utama pernah berdiri sebuah patung berbentuk manusia.
Namun kini, patung itu telah menghilang tanpa jejak.
Seekor bangkai Nyamuk Gaib berukuran ribuan zhang terbaring di atas benua. Kedua matanya terbuka tanpa cahaya, aura kematian melingkupi seluruh tubuhnya.
Menyaksikan pemandangan ini, kedua mata Wang Lin membeku.
Di bawah tubuhnya, Sang Raja Nyamuk berkilat sesaat, membawa Wang Lin menerobos masuk ke dalam kabut dan mendarat di samping mayat Nyamuk Gaib di benua itu. Mulut raksasanya mengibas, dengan kasar menusukkan diri ke dalam mayat tersebut. Saat diserap, tubuh Sang Raja Nyamuk memancarkan cahaya emas yang terang benderang.
10.000 Nyamuk Gaib di belakangnya kini mengitari area sekitarnya, namun tak satu pun berani maju untuk menyerap.
Wang Lin melompat turun, menginjakkan kaki di samping bangkai nyamuk ribuan zhang itu. Bangkai ini telah mati selama bertahun-tahun, namun tubuhnya tidak membusuk melainkan mengering seperti dikeringkan angin. Meskipun kering, tetap mengandung esensi Nyamuk Gaib di dalamnya.
Meskipun telah mati, di tubuhnya masih tersisa tekanan aura yang sangat dahsyat. Wang Lin merasakan dengan jelas tekanan aura ini serupa dengan kultivator Langkah Ketiga!
Mengamati dengan cermat sekian lama, Wang Lin melihat di leher mayat nyamuk itu terdapat luka mematikan. Kematian makhluk ini memang disebabkan oleh luka tersebut, yakni tiga lubang seukuran jari.
Jika tidak diamati seksama, luka ini sulit terdeteksi.
Sorot mata Wang Lin menyempit. Ia mendekati luka itu, setelah mengamati lama, tangan kanannya terangkat. Tiga jarinya masuk perlahan ke dalam tiga lubang kecil itu.
Sempurna! Tiga lubang ini memang bekas tusukan tiga jari yang menembus keluar!
"Teknik supernatural macam apa ini? Tiga jari membunuh makhluk sebesar ini!" Kilatan tekad muncul di mata Wang Lin. Ia pernah melihat makhluk ini sebelumnya, yakni nyamuk gaib raksasa yang dulu berjuang keluar dari celah dimensi.
Hanya saja ukurannya kini berbeda dengan masa lalu, namun aura yang terpancar sangat mirip.
"Tiga jari... Sisa aura tiga jari di mayat ini samar-samar familiar... Seperti pernah kurasakan di suatu tempat..."
Nyamuk Gaib milik Wang Lin di samping, saat ini mencabut mulut raksasanya dari bangkai nyamuk itu dengan ekspresi puas. Setelah melirik Wang Lin, ia melesat ke udara sambil melengkingkan suara, mulut raksasanya bergoyang-goyang menunjuk ke celah dimensi raksasa di balik kabut di atas.
Wang Lin mengangkat kepala dengan kilatan sinar tajam di matanya, menatap celah di balik kabut itu. Tiba-tiba, Sang Raja Nyamuk mengibaskan sayapnya sambil melengking, menyambar langsung ke arah celah tersebut. Wang Lin melangkah maju mengikuti, bersama Sang Raja Nyamuk, dalam sekejap napas telah sampai di tepi celah.
Meskipun berada dalam kabut, hawa dingin menggeretak yang menyembul dari celah itu membuat sorot mata Wang Lin dipenuhi kewaspadaan. Ia tidak segera memasuki celah ini. Sebenarnya, tujuan awalnya datang ke dunia dewa angin ini pun bukan untuk meneliti celah tersebut.
Namun kini setelah bertemu dan melihat bangkai nyamuk, serta keanehan dan familiaritas tiga jari itu, membuat Wang Lin mempertanyakan tujuan celah ini.
Di luar celah ini, sebenarnya di manakah tempatnya?!
Ini pertama kalinya Wang Lin mengamati celah besar ini dari jarak dekat. Dalam pengamatannya, Wang Lin perlahan menemukan sesuatu yang tidak beres - tepian celah yang terkoyak berbentuk gerigi yang tidak beraturan, namun di beberapa bagian gerigi itu terdapat bekas-bekas yang seolah pernah terhubung.
Dalam diam, Wang Lin menggerakkan tangan kanannya. Seketika muncul kepingan giok di tangannya. Dengan meremas giok itu, Wang Lin mematahkannya. KRAK! Kepingan giok terbelah menjadi dua, di tepinya terdapat banyak retakan tidak beraturan yang rapat.
Dengan menyatukan dua bagian kepingan giok ini, kepingan tersebut kembali utuh. Cahaya lembut memancar dari tangan kanan Wang Lin, tingkat kultivasinya menyatu dengan kepingan giok. Perlahan kepingan itu merekat kembali, retakan-retakan tidak beraturan saling menempel, hanya menyisakan beberapa celah halus saja.
Tatapan tajamnya tertancap pada kepingan giok. Kedua tangannya mencengkeram dan mematahkannya dengan krak! Kepingan itu terbelah dua lagi - ada bagian yang retak karena perekatan sebelumnya, juga pecahan-pecahan baru yang terbentuk.
Kepingan giok itu digenggamnya sementara matanya beralih ke pinggiran celah raksasa. Perlahan, kilauan terang mulai memancar dari kedua bola matanya.
"Sangat mirip... Celah ini pasti pernah terkoyak sebelumnya, lalu diperbaiki. Namun setelah bertahun-tahun, terkoyak kembali. Inilah yang menyebabkan perubahan bentuk pinggiran seperti ini."
“Jika robekan kedua terjadi saat dunia dewa angin collapse total, sehingga di sini menjadi wilayah Nyamuk Gaib... Lalu kapan robekan pertama terjadi... Siapa yang merobek...”
Sebuah lengkingan memutuskan alur pikiran Wang Lin. Tampak Sang Raja Nyamuk milik Wang Lin berkeliaran di luar celah, sangat ingin masuk. Sesekali ia menoleh tajam ke arah Wang Lin, menunjukkan kegelisahan.
"Cukup, masuk dan lihat saja!" Wang Lin mengangguk ringan melihat tingkah Nyamuk Gaib. Sang hewan langsung menderu sambil menggoyangkan tubuhnya, menerjang masuk ke dalam celah. Dari caranya bergerak, seolah ini bukan kali pertama ia masuk. Jelas dalam 100 tahun terakhir, ia telah berulang kali memasuki tempat ini.
Wang Lin mengangkat langkahnya, namun jiwanya tetap sangat hati-hati. Sikap waspadanya yang menyertai seluruh hidupnya takkan pernah berkurang meski tingkat kultivasinya meningkat. Semakin tinggi kultivasinya, Wang Lin semakin memahami keanehan langit dan bumi ini.
Melangkah masuk ke dalam celah, hawa dingin yang mematikan langsung menyergap. Wang Lin menyipitkan matanya, mengalirkan energi kultivasi ke seluruh tubuh. Daripada menyebarkan persepsi spiritual, ia lebih dulu menyapu pandangannya ke sekeliling.
Sekilas pandang saja, seluruh tubuhnya langsung tertegun. Sorot matanya memancarkan kilatan sinar tajam.
Di dalam celah ini terbentang dunia yang dipenuhi cahaya keperakan. Cahaya itu berasal dari benda-benda oval raksasa. Tempat ini ternyata merupakan wilayah aneh yang dipenuhi tak terhitung telur Nyamuk Gaib!
Telur-telur Nyamuk Gaib itu bergelantungan berkelompok-kelompok seperti rangkaian. Di dalamnya terdapat banyak larva yang sedang menanti kebangkitan. Sekilas dilihat, jumlahnya mungkin melebihi jutaan.
Semakin dalam masuk, jumlah telur semakin banyak dengan ukuran yang semakin besar. Bahkan Wang Lin melihat telur berukuran 100 zhang. Nyamuk Gaib di dalamnya telah sepenuhnya terbentuk, memancarkan cahaya emas. Kilau samar di permukaannya seolah siap bangkit kapan saja.
Nyamuk Gaib Wang Lin begitu memasuki area ini langsung mengeluarkan lengkingan gembira. Dengan satu gerakan menyelam, ia mendekati sekumpulan telur. Mulut raksasanya dengan kasar menusuk masuk, saat diserap, segala sesuatu dalam telur itu tersedot habis.
Semakin lama Wang Lin mengamati, semakin ia paham mengapa Nyamuk Gaib-nya mengalami perubahan demikian. Semua ini, penyebabnya tepat berada di sini!
"Tempat apa ini..." Wang Lin diam-diam menyebarkan persepsi spiritual-nya dengan hati-hati, perlahan-lahan memperluas jangkauan hingga benar-benar menyelimuti seluruh ruang.
Seiring perluasan persepsi spiritual-nya, dalam sekejap mata Wang Lin melihat gambaran utuh tempat ini. Pada momen itu, matanya menunjukkan keterpanaan, tubuhnya bawah sadar mundur beberapa langkah, lalu dengan kasar mengangkat kepala.
