Apa itu ahli sejati? Saat masih balita, Wang Lin tidak mengerti. Ia hanya tahu, anak tetangga yang lebih kuat darinya adalah ahli sejati.
Apa itu Tanggung Jawab? Selama dua ribu tahun berkultivasi, Wang Lin baru benar-benar memahami beberapa tahun lalu betapa beratnya bobot Tanggung Jawab ini.
Gelar Feng Zun adalah ahli sejati sekaligus Tanggung Jawab. Sebutan ini tidak lama menyertai Wang Lin, namun memicunya menuju kedewasaan sejati seorang kultivator.
Kedewasaan ini merupakan pemahaman batin, sebuah proses penguatan diri bertahap.
Hanya ahli sejati yang memahami Tanggung Jawab-lah yang layak disebut ahli sejati seutuhnya! Mungkin terdengar klise, namun bagi Wang Lin, sosok ahli sejati paling nyata justru ayahnya sendiri.
Ayahnya hanyalah manusia biasa, namun bagi Wang Lin kecil, ayahnya adalah sosok perkasa yang mengangkat beban keluarga. Itulah Tanggung Jawab, siluet kokoh bagai gunung yang melindungi dirinya dan ibu dari terpaan badai.
Keberadaan ayah adalah pondasi rumah kita.
Inilah hakikat ahli sejati sejati!
Selama dua ribu tahun berkultivasi, kini Wang Lin perlahan merenungkan kembali siluet ayah dalam ingatannya, memetik banyak pelajaran.
Fenomena langit-bumi seringkali demikian: dari hal kecil melihat yang besar, dari mikro memahami makro.
Menjaga wilayah dalam selama tiga tahun, mengkonsolidasi Dunia Dewa baru, melakukan pembantai tak terhitung, kedua tangan penuh darah segar. Namun semua ini tak akan ditoleh oleh Wang Lin. Ia tak bisa kembali, hanya bisa terus melangkah maju. Entah akan menghantam hingga kepala pecah-berdarah, tubuh hancur dan lapisan kultivasinya runtuh, atau menabrak hingga langit terbelah dan bumi berguncang dengan gemuruh dahsyat!
Jalan masa depan di bawah kakinya, menjauh langkah demi langkah.
Siluet putihnya bagaikan kapas yang melayang di angkasa, tanpa akar namun tak bimbang. Melayang samar-samar, seolah mencari sesuatu, akhirnya ditelan oleh tirai bintang hitam pekat, menghilang tanpa jejak.
Di luar Formasi Roda Waktu Domain Bintang Yun Hai, Tubuh asli Wang Lin duduk bersila. Pada tiga hari terakhir tahun ketiga ini, dari latihan pernafasan, perlahan membuka sorot mata yang membekukan.
Ia berbalik memandang ke wilayah dalam. Di ujung pandangannya, tubuh kedua Wang Lin dalam Jubah Putih datang. Langkah demi langkah, tak menciptakan gelombang energi, tak mengeluarkan deru apapun. Namun setiap langkah terasa sangat dahsyat.
Hingga tubuh kedua Wang Lin tiba, berdiri di samping tubuh aslinya yang duduk bersila di sana, menoleh, bersama tubuh asli memandang ke dalam dunia di belakang.
Pemandangan ini, bagai lukisan abadi. Andai bisa dilestarikan selamanya, akan menjadi pusaka turun-temurun. Dalam lukisan itu, angkasa menjadi latar, formasi roda waktu sebagai nuansa. Di dalam formasi, dua wajah identik yang satu duduk satu berdiri, saling memperhatikan di sana.
Lama berselang, tubuh kedua Wang Lin menoleh, melangkah mantap ke tubuh asli. Dalam cahaya lembut yang berkilauan, tubuh kedua Wang Lin menyatu dengan tubuh aslinya. Dentuman bergelombang menggema, rambut putih Wang Lin berkibar kasar. Tubuhnya bangkit dari posisi duduk bersila, menarik kembali pandangan dari luar dunia. Sorot mata dinginnya langsung tertuju pada Bintang Kuno Tai Gu di luar dunia.
"Tiga hari terakhir. Empat Jenderal Perang dari Dunia Dewa Purba akan datang. Di gua persembunyian antara dalam dan luar dunia ini, sebuah rahasia pamungkas akan terungkap... Sayang hingga kini, aku masih belum tahu apa sebenarnya 'yang ketiga' itu!" Wang Lin terdiam.
“Namun bagaimanapun, pertempuran terakhir ini akan sangat menarik... Ada Kultivator Pelangi, Kakek Tua Zhan, Empat Jenderal Perang yang membangkitkan Immortal Venerable, dan terakhir para kultivator Xian Gang yang muncul dari koridor dunia angin...
Sebelum itu, biarkan kubuka prolog kekacauan untuk pertempuran akhir ini!” Mata Wang Lin memancarkan cahaya terang, tubuhnya tiba-tiba melesat keluar dari formasi roda waktu menuju Bintang Kuno Tai Gu di luar dunia.
“Hancurkan dunia dewa purba di luar dunia ini!” Di antara alis dan mata Wang Lin terkumpul niat membunuh. Saat tubuhnya menginjak Bintang Kuno Tai Gu di luar dunia, siluetnya berubah menjadi cahaya panjang yang meraung sambil membuka seluruh tingkat kultivasinya, menyambar ke depan.
Ia tidak menyembunyikan hawa maupun menyamarkan wujudnya, tapi secara terang-terangan memberitahu seluruh dunia luar: Wang Lin telah datang!
Angkasa bergemuruh, seiring penyebaran Shen Shi Wang Lin, kultivator-kultivator berlevel tinggi dari berbagai suku di Bintang Kuno Tai Gu di luar dunia berduyun-duyun tersentak sadar. Apapun yang sedang mereka lakukan, di momen ini semuanya dengan kasar mengangkat kepala menatap langit.
Mereka bisa merasakan dengan jelas, ada hawa pembantai yang mengguncang, datang dari wilayah dalam!
Lokasi dunia dewa purba di luar dunia tidak diketahui Wang Lin. Ia juga tidak mencari secara membabi buta, melainkan melesat menuju kedalaman Bintang Kuno Tai Gu. Meski tidak mengetahui detailnya, selama tubuhnya berada di sini, maka tiga hari kemudian saat dunia dewa purba di wilayah dalam dibuka dan Empat Jenderal Perang turun, ia bisa merasakan aura dunia dewa purba di luar dunia yang akan dibuka bersamaan!
Seiring perluasan Shen Shi Wang Lin yang menyelimuti seluruh Bintang Kuno Tai Gu dalam sekejap, Tuan Zhang Zun di istana lainnya yang mengambang di angkasa menatap tajam ke depan. Tangan kanannya yang kering mengepal, lama tak dilepaskan.
Ia terdiam sangat lama, pada akhirnya tetap tak bisa memutuskan untuk menghalangi dan membunuh Wang Lin. Ketakutan luar biasanya terhadap busur Wang Lin membuatnya tak berani bertindak sebelum dua kekuatan busur itu habis digunakan!
Dua tahun lalu, di tengah kekacauan, rencananya menyelinap untuk menyerang mendadak gagal. Di tengah formasi, Wang Lin justru berhasil merasakan niatnya. Di bawah satu perintah, ia terpaksa mundur dengan kepasrahan.
"Munculnya di Bintang Kuno Tai Gu, untuk urusan apa... Jangan-jangan ini provokasi, ingin memancingku menghadang..." Ekspresi kecurigaan terpancar dari sorot mata Tuan Zhang Zun. Ia tak paham, mengapa Wang Lin berani tampil begitu sombong di wilayah ini.
"Lao Fu takkan mendekati, biar kulihat apa yang bisa ia lakukan!" Mata Tuan Zhang Zun memancarkan kejengkelan terpendam. Tingkat kultivasinya mencapai langit, andai bukan karena ketakutan akan panah Li Guang yang mengerikan, pasti sudah ia turun tangan membunuh.
Di Bintang Kuno Tai Gu yang sama, di dalam pusaran lubang hitam yang tersusun dari beberapa planet kultivasi, cahaya pelangi menyelimuti area tersebut saat ini. Siluet Kultivator Pelangi perlahan terkristal, ekspresinya tenang sementara pandangannya menyapu sekilas ke kejauhan, senyum mengembang di bibirnya.
"Busur dan panah Li Guang berada di tangannya, meskipun aku yang menyuruh Tuan Zhang Zun menyerahkannya, ini tetap merupakan takdirnya. Kini ia kembali ke sini, apa sebenarnya tujuannya... Orang ini sangat mirip dengan Kakek Tua Zhan. Jika bukan dia yang ketiga, maka pastilah ia penghuni aneh dari dunia kediaman ini."
"Kultivator seperti ini, jika akhirnya bukan yang ketiga, sayang sekali kalau harus dibunuh... Tapi orang ini juga punya celah. Jika dia bertahan sampai akhir, bisa kugunakan." Kultivator Pelangi tersenyum sambil menarik kembali pandangannya.
"Formasi Darah telah selesai, proses deduksi sedang berlangsung. Tak lama lagi aku akan tahu, yang ketiga yang telah bereinkarnasi tak terhitung kali itu, di mana kau sebenarnya!!! Sudah kucari kau selama puluhan ribu tahun, aku sangat ingin tahu - siapa sebenarnya dirimu yang terus bereinkarnasi hingga sekarang!!!"
Di dalam Bintang Kuno Tai Gu, di sebuah planet kultivasi, seorang wanita berjubah putih duduk bersila. Wanita ini memiliki wajah yang cantik luar biasa, namun dinginnya es yang menyelimuti tubuhnya membuatnya tampak seperti salju abadi. Dia duduk di puncak gunung, awalnya matanya terpejam, namun tiba-tiba membuka matanya.
"Dia!" Wanita ini tak lain adalah Selir ke-3 dari delapan selir Immortal Venerable!
Dia tidak terlibat dalam Pertempuran di Wilayah Dalam. Sejak meninggalkan kuburan Dewa Kuno dulu, dia diam-diam menunggu sesuatu di sini.
"Apa yang dia lakukan di sini..."
Di Bintang Kuno Tai Gu yang sama, di suatu tempat di angkasa, terdapat celah besar. Di dalam ruang yang dipenuhi kicau burung dan aroma bunga, Selir Ketujuh dari para Selir Dewa duduk bersila di sana.
Pada saat ini, Selir Ketujuh membuka matanya, menunjukkan kilau aneh.
"Apa yang dia rencanakan..."
Bukan hanya beberapa orang ini yang memiliki berbagai teori tentang tindakan Wang Lin, saat ini di Bintang Kuno Tai Gu, Miao Yin Dao Zun, Raja Iblis Sembilan Langit, dan lainnya, semuanya telah bangkit dari proses pemulihan luka mereka, memandang angkasa dengan ekspresi muram.
Kemunculan Wang Lin, bersama busur di tangannya, memberikan tekanan yang tidak kecil bagi mereka.
Hampir semua kultivator berlevel tinggi kini mengunci target Shen Shi mereka ke lokasi aura Wang Lin, mereka sangat tegang karena tidak mengetahui tujuan sebenarnya.
Di bawah pengamatan Shen Shi para kultivator tinggi tersebut, tubuh Wang Lin di angkasa perlahan berhenti. Kini ia telah berada di area agak pusat Tai Gu Xing Chen, di mana dari sini ke manapun di sekitarnya, ia bisa berpindah dalam sekejap napas.
Siluetnya membeku, Wang Lin duduk bersila di angkasa dengan mata terpejam, melakukan latihan pernafasan secara diam-diam sambil menanti.
Perilakunya yang demikian membuat para penghuni Tai Gu Xing Chen yang memusatkan Shen Shi mereka, satu per satu menunjukkan keterkejutan yang besar.
Waktu perlahan berlalu, tiga hari terakhir di tahun ketiga ini, dalam sekejap mata hanya tersisa dua belas Shichen. Begitu dua belas Shichen terakhir ini berlalu, dunia kediaman akan menyambut Perubahan Besar yang menggemparkan!
Namun saat ini, kecuali Wang Lin, tak ada seorang pun yang menyadari. Bahkan kultivator pelangi dan kakek tua Zhan pun tidak bisa menguasai sepenuhnya hal ini.
Jika ada yang merasakan, mungkin hanya satu orang lain yang memiliki firasat samar. Orang itu adalah Tian Yunzi yang duduk bersila di atas puing-puing kecil di Domain Bintang Sungai Panggil yang tidak terdeteksi oleh Wang Lin!
Tian Yunzi memancarkan cahaya aneh dari matanya, menundukkan kepala sambil kedua tangannya terus-menerus bergerak di hadapannya. Deduksinya berlangsung sangat cepat, sorot matanya semakin terang, dan akhirnya menunjukkan ekspresi bersemangat.
"Hampir... dua belas Shichen terakhir..."
Siluet Wang Lin tetap tak bergerak, pernapasannya perlahan menjaga hawa tubuhnya tetap di puncak. Diam-diam ia mengalirkan tetes darah yang berasal dari Tubuh Abadi Dewa di antara alisnya.
Sebelas shichen, sepuluh, sembilan... hingga tersisa empat shichen sebelum tiga tahun sepenuhnya berakhir, di sekejap mata itu, Wang Lin tiba-tiba membuka matanya, kilatan sinar tajam terpantul di dalam pupilnya.
Saat ia membuka mata, semua generasi kultivator Bintang Kuno Tai Gu yang sedang mengawasi di angkasa, jiwa mereka bergetar serentak, kecurigaan tak terhitung bermunculan.
"Itu dia..." Wang Lin memalingkan wajah ke arah kanan angkasa, perlahan, ekspresinya menunjukkan seberkas keanehan.
Di sebelah kanan Wang Lin, di angkasa nun jauh, sekelompok ratusan kultivator Bintang Kuno Tai Gu sedang mengaum maju. Rambut mereka acak-acakan, wajahnya diolesi zat tak dikenal berwarna-warni yang terlihat sangat aneh.
Sambil bergerak maju, mereka terus menerus menggeram rendah.
"Naga Dewa menampakkan Jalan Suci, percayalah pada Jalan kami maka terhindar dari malapetaka dunia, ingkarilah maka ikutlah semua makhluk kembali ke kehancuran... Agunglah Naga Dewa... Agunglah Naga Dewa..."
“Naga Dewa menampakkan Jalan Suci, angkat kalian sebagai murid, bawa ke Dunia Dewa Tak Tertandingi, hidup abadi tak lekang waktu……”
Seiring menyebarnya seruan itu, terlihat di belakang ratusan kultivator tersebut, ada sekumpulan besar hampir seribu kultivator lain yang juga datang. Mereka sama-sama melontarkan geraman rendah itu.
