Wajah Fan Shan Lu pucat pasi. Ia tidak menjawab pertanyaan Wang Lin, melainkan terhuyung beberapa langkah lalu segera duduk bersila. Kedua tangannya membentuk mantra di atas lutut, memejamkan mata dan mulai bermeditasi.
Tubuhnya memancarkan cahaya pelangi tujuh warna, terutama di antara alisnya, terkumpul cahaya menyilaukan yang membentuk pusaran samar. Dari dalam pusaran itu, selain memancarkan warna-warni, juga mengeluarkan hawa dingin yang menggigit.
Begitu hawa dingin itu muncul di atas kapal besar, dek kapal langsung berderak-derak tertutup lapisan es yang mengeluarkan kabut putih. Wang Lin mengeraskan pandangan, tubuhnya mundur beberapa langkah.
Namun tiba-tiba, wajah Fan Shanlu memerah sehat. Ia memuntahkan darah segar yang begitu menyentuh dek langsung membeku menjadi butiran-butiran es merah, berpencar di permukaan kayu.
Pusaran di antara alisnya tiba-tiba membesar dan berputar liar. Sorot mata Wang Lin berkilat tajam - di dalam pusaran itu jelas terlihat sebuah wajah!
Wajah itu nyaris serupa benar dengan Fan Shanlu, kecantikannya yang luar biasa membuat hati berdebar!
Pada detik kemunculan wajah ini, ekspresi Fan Shanlu menunjukkan penderitaan dengan urat hijau menonjol yang membuatnya terlihat mengerikan. Bersamaan dengan itu, ia membuka matanya dengan kasar. Saat kelopak matanya membuka dan menutup, pusaran di antara alisnya collapse total dan berbalik arag menerjang masuk ke kepalanya, menghilang bersama wajah cantik luar biasa lainnya.
Jeritan menyayat hati terdengar. Darah segar mengalir di sudut bibir Fan Shanlu. Dengan membentuk mantra menggunakan jari-jarinya, ia memejamkan mata dan kembali meditasi.
Adegan-adegan ini yang terlihat oleh Wang Lin membuat jiwa Wang Lin sangat serius. Ia samar-samar seperti memahami sesuatu, namun belum yakin sepenuhnya.
Dalam diam, Shen Shi Wang Lin menyebar menutupi kapal raksasa ini. Seiring persebaran Shen Shi-nya, sekejap seluruh isi kapal tercermin dalam hatinya.
Kapal ini sangat besar, dengan banyak area yang memiliki Larangan dan formasi yang bahkan terasa aneh bagi Wang Lin. Bahkan dalam lingkaran Shen Shi-nya, Wang Lin terkejut menemukan bahwa seluruh kapal ini hampir seluruhnya tersusun dari Larangan, termasuk dek yang diinjaknya.
Dapat dikatakan, kapal ini bagaikan sebuah formasi Larangan yang raksasa.
Tirai pelindung berlapis di luar kapal berasal dari perkembangan Larangan kapal ini, tersusun rapi dalam tumpukan lapisan demi lapisan, membuat upaya menghancurkannya menjadi sangat sulit.
Pusat Larangan dalam kapal ini juga sedikit terdeteksi dalam penyapuan Shen Shi Wang Lin - yaitu layar bergambar wajah hantu di tiang kapal. Wajah hantu dalam layar ini seakan makhluk hidup, ketika Shen Shi Wang Lin menyapunya, kedua mata wajah itu berputar dan menatap tajam ke arah Wang Lin.
Meskipun sekeling tanpa suara, namun saat sorot mata mengerikan itu menatap tajam, di dalam jiwanya Wang Lin seolah mendengar auman mengerikan dan teriakan memilukan.
Suara ini menembus langsung jiwanya, membuat raut wajak Wang Lin berubah seketika, tubuhnya mundur beberapa langkah ke belakang.
“Larangan Waktu、Larangan Hidup-Mati、Larangan Arwah Kuno、Larangan Penghancuran… Kapal ini tidak hanya memiliki Empat Larangan Besar, tapi juga beberapa larangan asing yang belum pernah kulihat…”
“Jika diberi waktu untuk menguasai semua larangan ini dan menelitinya hingga jelas, mungkin aku akan mencapai kesempurnaan kecil pada inti Larangan!” Sorot mata Wang Lin memancarkan cahaya aneh. Teknik larangannya memang luar biasa, sayangnya di dunia kediaman ini meski banyak melihat berbagai larangan, sebagian besar tidak utuh. Jika dipaksakan untuk deduksi, bagai membuat kereta dalam ruang tertutup, tidak hanya membuang banyak waktu, namun juga sulit mendapatkan hasil.
Namun kini berbeda, Larangan di kapal ini bagai membuka banyak jalan bagi Wang Lin. Jika semua bisa dipahami hingga pencerahan, dengan deduksi ini, inti Larangan diharapkan muncul!
Beberapa saat setelah Wang Lin mengamati Larangan di sini, angkasa gelap di luar kapal tiba-tiba diselimuti pendar tujuh warna yang menghapuskan kegelapan. Kultivator Pelangi itu melangkah mendekat.
"Kapal ini... terasa familiar..." Sang Kultivator Pelangi berdiri di luar kapal, matanya menunjukkan jejak kenangan. Namun sekeras apapun ia merenung, tetap tak bisa mengingat di mana pernah melihat kapal ini.
"Aku tidak memiliki ingatan, banyak kejadian sudah tak bisa kuingat." Kultivator Pelangi diam sejenak, menggeleng sambil mengangkat tangan kanan dan mengibaskannya ke depan.
Gemuruh keras seketika bergema!
Di geladak dalam kapal yang berguncang hebat, suara gemuruh dari luar berubah menjadi dengungan muram. Wang Lin berbalik memandang keluar kapal. Melalui lapisan demi lapisan tirai pelindung, ia melihat jelas cahaya pelangi di luar sana. Di bawah pancaran tujuh warna itu, terpampang sosok Kultivator Pelangi yang tetap tenang, seakan tak ada hal di antara langit dan bumi yang mampu mengusik ketenangannya.
Deru dahsyat kembali menggema. Tirai pelindung terluar runtuh seketika di tengah guncangan geladak. Kekuatan hantaman dari collapse total itu memaksa kapal raksasa ini terdorong paksa puluhan zhang ke belakang.
"Meski sistem Larangan kapal ini dahsyat, kini baru kurang dari dua tael yang teraktivasi... Dengan dua tael kekuatan ini, mustahil menghentikan kedatangan Kultivator Pelangi..." Sorot mata Wang Lin berkilat-kilat. Ini benar-benar krisis hidup-mati. Mungkin sang Kultivator Pelangi takkan membunuhnya karena alasan tertentu, tapi niatnya menyita Busur Panah Li Guang tak terbendung.
Busur Panah Li Guang, Wang Lin sama sekali tidak boleh menyerahkannya. Benda ini memiliki hubungan yang sangat penting, menjadi andalannya untuk bertahan di antara para kultivator berlevel tinggi Kosong Xuan! Dan yang terpenting, Wang Lin tidak akan menyerahkan nyawanya untuk dipilih oleh pihak lain. Ia tak ingin kehidupannya dikuasai oleh satu pikiran mereka!
"Kapal Jiwa Iblis ini, bahkan di masa kejayaannya sekalipun, bisa mengurungnya selama puluhan shichen." Tiba-tiba, dari belakang Wang Lin terdengar suara dingin saat matanya masih berkilauan.
Fan Shanlu perlahan membuka matanya.
"Meski kini larangan kapal ini hanya bisa dimanfaatkan kurang dari tiga puluh persen, tapi dia juga bukan seperti dulu. Bisa mencegahnya... tiga hari." Fan Shanlu berbicara dengan nada dingin, sorot mata dinginnya menatap tajam ke kultivator pelangi di luar kapal, menunjukkan kebencian kompleks di pandangannya.
"Kamu bukan Fan Shanlu!" Wang Lin berbalik memandang perempuan itu. Setelah waktu yang lama, tiba-tiba ia membuka mulut.
Perempuan itu menarik pandangannya dari luar kapal, lalu mengalihkannya ke Wang Lin. Setelah lama terdiam, seberkas kekaguman perlahan muncul di sorot matanya. Ia mengangguk pelan.
"Pantaslah menjadi partner yang dipilih adikku. Memang benar, aku bukan Fan Shanlu. Aku adalah kakaknya, Fan Shanmeng!"
Wang Lin menyipitkan matanya, mengamati perempuan itu dengan seksama beberapa saat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Identitasku seharusnya sudah kau ketahui dari adikku. Aku adalah pasangan kultivasi Immortal Venerable Pelangi." Sambil berkata demikian, perempuan itu mengangkat tangan kanannya. Dengan gerakan jari membentuk mantra, ia menyapu ke arah tirai pelindung di depan kapal. Seketika, pancaran cahaya pelangi tujuh warna mengitari tangannya, menyambar tirai tersebut.
Saat menyatu dengan tirai pelindung, hawa energi dahsyat tiba-tiba memancar dari tubuh kapal. Tirai pelindung itu pun langsung mengeras berlapis-lapis, sepenuhnya menghalangi deru dahsyat di luar. Suara yang sampai ke telinga mereka kini hampir tak terdengar.
“Karena kamu telah bekerja sama dengan kami saudari, aku tidak akan menyembunyikan hal ini. Dulu, ketika Dao Yi Mahadewa dari Sembilan Matahari di Benua Xiangang dan Xuan Luo Mahadewa dari Gu muncul di dekat Sekte Tujuh Jalanku, keduanya memiliki tingkat kultivasi tak tertandingi yang termasuk dalam legenda. Mereka memperebutkan serpihan penyimpanan yang entah bagaimana terbang keluar dari Dunia Dewa Tai Gu.
Awalnya, aku dan Qicai sama sekali tidak mungkin terlibat dalam hal ini, dan pasti tidak akan mendapatkan keuntungan. Namun akhirnya, melalui serangkaian kebetulan—atau bahkan sampai sekarang aku masih belum mengerti—meskipun serpihan itu hancur, bagaimana mungkin dua Mahadewa Sembilan Matahari seperti Dao Yi dan Xuan Luo tidak menyadari ada satu serpihan yang hilang.
Serpihan yang hilang itu jatuh ke tangan Qicai. Justru karena inilah aku melihat hati orang ini. Untuk menyembunyikan hawa serpihan tersebut, aku mengorbankan seluruh tingkat kultivasiku, menekan sepenuhnya sambil bergegas ingin kembali ke Sekte Tujuh Jalan bersamanya.
Di tengah perjalanan, ia menyergapku. Aku sama sekali tidak punya persiapan. Di bawah serangan liciknya, seluruh tingkat kultivasi-ku hilang, diambilnya untuk menekan serpihan itu. Bahkan dengan satu telapak tangan, ia menghancurkan tubuh dan jiwaku. Ini dilakukannya untuk menghabisi semua saksi, khawatir kabar akan tersebar.
Ia bahkan berencana mengambil tingkat kultivasiku untuk membuka serpihan itu. Bagaimanapun, serpihan ini berasal dari Dunia Dewa Tai Gu. Membukanya adalah hal yang sangat sulit.
Tapi aku tidak mati. Aku adalah Murid Inti dari Gerbang Jiwa Besar. Jiwa-ku masih berada di sisi Guru. Dengan jurus siklus reinkarnasi berkemampuan supernatural besar, Guru membuatku terlahir kembali dengan cepat.
Di Sekte Tujuh Jalan, masih ada yang mematuhiku. Terutama adikku yang berada di sana. Dengan meminjam tenaga gaib Guru, aku menceritakan semua ini kepada adikku, sehingga terjadilah Pertempuran Besar di Gua Persembunyiannya!" Perempuan itu berbicara perlahan, menceritakan kenangan masa lalu.
“Aku tahu pasti dia telah membuka serpihan itu, mendapatkan benda di dalamnya, mengetahui dia memancing Dao Gu Ye Mo datang lalu menyegel rapat gerbang Sekte Tujuh Jalan. Tapi mana mungkin aku membiarkannya berhasil! Aku memberitahu kabar ini pada Lian Dao Fei yang selalu menginginkan kecantikanku, mengirimnya ke Sekte Tujuh Jalan!
Atas hubungan adikku, sebagian besar selirnya berkhianat, menyebabkan perpecahan murid-murid Sekte Tujuh Jalan di dunia kediaman. Inilah yang melahirkan konsep dalam dan luar dunia sekarang!” Perempuan itu berhenti bicara, memandang Wang Lin.
Ekspresi Wang Lin tetap tenang tanpa gejolak. Dalam hatinya, ia sebenarnya memiliki beberapa teori berbeda tentang peristiwa ini. Penjelasan perempuan itu hanya memperkuat sebagian keyakinannya, tidak sepenuhnya dipercaya. Banyak bagian dalam ceritanya yang disampaikan sekilas, terkesan utuh tapi masih menyisakan jejak ketidaklogisan.
"Dewa Kuno Tai Gu... tempat apa itu?" Wang Lin diam sejenak, lalu berbicara perlahan.
"Di Benua Xiangang, selalu ada legenda bahwa Dunia Dewa Tai Gu telah dibuka sembilan kali. Setiap kali dibuka, mereka yang memperoleh takdir akhir akan menjadi Mahadewa... Hingga kini, sembilan pembukaan memang melahirkan sembilan matahari.
Pada pembukaan kesepuluh, mungkin akan muncul matahari kesepuluh...
Adapun mengenai hakikat Dunia Dewa Tai Gu, aku pun tidak mengetahuinya."
"Tadi kau katakan, Cahaya Pelangi masa kini sangat berbeda dengan Cahaya Pelangi di masa lalu. Untuk hal ini, aku membutuhkan jawaban." Wang Lin matanya berkilat, memandang siluet samar di luar kapal yang terus menghancurkan tirai cahaya.
"Dia tidak utuh!" Perempuan itu diam sebentar, tiba-tiba bersuara.
"Aku tidak tahu bagaimana dia membuat Li Guang membantu membantai Daogu Yemo, tapi aku tahu saat Lian Dao Fei mengikuti metode yang kusampaikan untuk menerobos gua persembunyian ini, terjadi kekacauan pertempuran yang sangat dahsyat!
"Pertempuran besar ini terjadi tak lama setelah kematian Daogu. Qicai yang terluka terpaksa bertapa untuk mempelajari benda yang didapatnya dari serpihan warisan. Aku baru tahu kemudian, di antara benda dalam serpihan itu terdapat sebuah Jalan Langit!"
