Di luar planet kultivasi Wang Lin di Domain Bintang Luo Tian, kabut bergulung-gulung di angkasa disertai deru dahsyat berputar-putar. Lempengan-lempengan batu itu menerjang keluar dari kabut. Dalam sekejap mata, beberapa lempengan telah menyatu membentuk bayangan samar yang belum utuh.
Bayangan ini masih belum lengkap dan sulit dikenali wujud aslinya. Namun hawa zaman dan tekanan aura mengguncang langit-bumi yang terpancar darinya membuat jiwa Wang Lin bergemuruh hanya dengan sekali pandang.
Ia memahami apa ini. Meskipun jiwanya terguncang saat menyaksikannya sekarang, ekspresinya tetap tenang tanpa perubahan sedikitpun. Ia hanya berdiri di tempat, memandang dengan tenang.
Tak lama kemudian, beberapa lempengan batu lagi menerjang keluar dari kabut dan bergabung dengan bayangan yang belum utuh itu. Perlahan-lahan, semakin banyak lempengan yang datang, bayangan itu pun semakin lengkap.
Yang muncul dalam sorot mata Wang Lin adalah sebuah pintu gerbang raksasa yang terbentang megah!
Pintu ini bukanlah gerbang menuju Benua Xiangang, melainkan pintu masuk inti gua persembunyian di lokasi ini. Dengan membukanya, seseorang bisa memasuki jantung gua persembunyian!
Meski pertama kali melihat gerbang ini, Wang Lin tak merasa asing. Pada salah satu lempengan batu penyusunnya, ia merasakan hawa Medan Perang Luar Planet Zhuque!
Di masa lalu di medan itu, dengan mengerahkan seluruh Shen Shi-nya, ia pernah menyaksikan adegan menggemparkan: momen pintu gerbang itu hancur berkeping-keping!
Kini, gerbang gua yang pernah diboboli Jalan Langit di masa silam itu menyatu kembali, memicu perubahan dahsyat yang mengguncang seluruh dunia kediaman!
Gerbang itu menjulang di angkasa dengan ukuran tak berhingga. Dari kejauhan, cahayanya sangat memukau. Meski sebagian besar tubuhnya utuh, masih terdapat banyak celah di sambungan antar lempeng. Namun segera, puing-puing kecil berhamburan keluar dari kabut sekeliling.
Puing-puing itu adalah bagian yang tersisa dari gerbang yang hancur di masa lalu, terpencar di angkasa!
Saat ini terpancar kembali dalam kecepatan tinggi, satu per satu mengisi celah-celah di pintu raksasa itu. Bersamaan dengan seluruh puing yang terisi, pintu yang kini utuh sempurna itu langsung memancarkan aura dahsyat yang mengguncang seluruh angkasa!
Aura ini berubah menjadi badai hebat yang langsung menggulung dari pintu. Badai itu mengaum dengan kekuatan pendorong luar biasa, tiba-tiba menyebar ke segala penjuru.
Di kejauhan angkasa, kabut tebal bergemuruh dan terdistorsi. Di bawah distorsi itu, kabut di area ini langsung menipis. Tiba-tiba, kilatan cahaya pelangi muncul dari kabut, lalu kultivator pelangi melangkah keluar!
Ekspresinya muram. Begitu muncul, pandangannya langsung tertuju pada pintu gerbang raksasa itu, dan juga melihat Wang Lin di dalam planet kultivasi di balik pintu!!
"Ternyata kau!!" Kilatan niat membunuh muncul di mata kultivator pelangi. Hatinya lega sejenak - dibandingkan Jiwa Ketiga jatuh ke tangan kakek tua Zhan, ia lebih memilih Wang Lin yang mendapatkannya.
“Asalkan bukan kakek tua Zhan, semuanya masih bisa diubah!” Kultivator Pelangi mengibaskan lengan bajunya, tubuhnya melangkah mantap ke depan, hendak menuju planet kultivasi di balik pintu gerbang itu!
Namun saat kakinya baru saja terangkat, tepat pada momen badai dahsyat dari pintu gerbang itu meledak. Kekuatan pendorong badai itu menyebar liar ke segala penjuru, memaksa tubuh Kultivator Pelangi yang terdistorsi menghentikan langkahnya. Dengan ekspresi berubah, tubuhnya terdorong mundur berkali-kali oleh badai aneh itu.
Bersamaan dengan itu, dari arah lain, tubuh kakek tua Zhan muncul dengan limbung. Saat kemunculannya, deru dahsyat bergema, kabut di sekelilingnya langsung terbelah dan berbalik arah. Kakek tua Zhan berdiri tegak dengan rambut putihnya berkibar-kibar. Jubah yang membalut tubuhnya menciptakan bayangan samar tak jelas, sorot matanya memancarkan cahaya ajaib yang menatap tajam planet kultivasi di balik pintu gerbang.
Sebagai salah satu dari tiga jiwa Kultivator Pelangi, saat ini perasaannya sama seperti rekan sejiwanya tadi. Hatinya lega sekaligus memancarkan niat membunuh yang membara.
“Dia! Meski memiliki Jalan Langit, tapi karena telah memperoleh Jiwa Ketiga, berarti ia mencari jalan kematian sendiri, pasti mati!!” Bayangan samar di bawah kakek tua Zhan itu menampakkan ekspresi mengerikan, tangan kanannya mengepal dengan keras. Namun alih-alih langsung bergerak maju, ia justru mengibaskan lengan bajunya, melawan dorongan kekuatan badai yang sedang mendekat.
Gemuruh! Kakek tua Zhan beserta bayangan samar di sekeliling tubuhnya terus mundur, namun sorot cahaya ajaib di matanya semakin terang benderang!
Kemunculan kedua orang ini sama sekali tidak mengejutkan Wang Lin. Kebangkitan Jiwa Ketiga dan pembentukan pintu gerbang inti gua persembunyian tentu akan dirasakan orang.
Tanpa memandang kedua sosok yang terpelanting mundur ke dua arah di sekitar pintu gerbang di angkasa itu, Wang Lin menunduk. Matanya yang dipenuhi kesedihan yang semakin pekat menatap mayat Xie Qing yang masih bersujud tak bergerak di sana.
“Kau menyukai anggrek musim gugur di lembah ini, maka beristirahatlah di sini dengan pendamping anggrek ini. Tunggulah hari aku membangkitkanmu...” Wang Lin bergumam sambil mengangkat tangan kanannya menunjuk ke depan.
Seketika lembah itu bergemuruh. Anggrek musim gugur di tanah mulai menggulung, perlahan menyelimuti mayat Xie Qing sebelum akhirnya menghilang dari pandangan Wang Lin. Berubahlah menjadi gundukan makam yang dipenuhi anggrek musim gugur.
Dengan desahan pelan, Wang Lin memetik seikat anggrek musim gugur. Setelah memandangnya sejenak di hadapannya, kaki kanannya melangkah mantap. Satu langkah itu membawanya meninggalkan lembah, muncul di langit.
Langkah berikutnya membuat siluet Wang Lin di langit menghilang, menuju angkasa. Hanya seikat anggrek musim gugur yang perlahan jatuh dari langit, terombang-ambing diterpa angin namun tidak mengubah arah. Dengan tenang mendarat di lembah, tepat di atas gundukan makam itu.
Anggrek musim gugur itu sangat indah, seolah memiliki vitalitas yang bergejolak. Setelah jatuh, tiba-tiba memancarkan cahaya redup bergelombang. Di bawah cahaya itu, seikat anggrek musim gugur berubah menjadi debu halus.
Saat ini angin bertiup, membawa serpihan debu itu terbang, berserakan di tanah di luar lembah.
Sejak saat itu, planet kultivasi tak bernama ini setiap musim gugur dipenuhi anggrek musim gugur. Aroma harumnya menyelimuti, menemani Xie Qing yang tertidur panjang.
Di angkasa, di luar pintu gerbang, badai mengaum dahsyat. Kekuatan pendorong di dalamnya mencegah semua orang kecuali Wang Lin memasuki. Dalam badai ini, Wang Lin sama sekali tidak terancam bahaya!
Badai ini tercipta saat pintu gerbang terkristal kembali dan mengeluarkan energi. Pintu ini diaktifkan oleh kebangkitan Jiwa Ketiga yang berada dalam tubuh Wang Lin! Karena itu, hanya Wang Lin yang tak terpengaruh sama sekali dalam badai ini.
Di depannya, terdapat pintu gerbang besar, di belakangnya adalah planet kultivasi. Dari sorot matanya, selain pintu gerbang itu, juga terlihat kultivator pelangi dan kakek tua Zhan!
"Wang Lin, serahkan Jiwa Ketiga padaku! Lao Fu menjamin keselamatanmu dan seluruh penghuni dunia dewa! Lao Fu bahkan bisa membuka pintu menuju Benua Xiangang!!" Kakek tua Zhan bertahan melawan badai sambil berteriak. Begitu melihat penampakan Wang Lin, ia merasakan dengan jelas keberadaan Jiwa Ketiga dalam tubuhnya.
"Wang Lin, jika kau menyerahkan Jiwa Ketiga pada Tubuh asli ini, aku akan menghidupkan kembali istrimu! Jalan Langit tak kuminum, tak akan kurebut darimu. Dimensi kediaman kultivator ini pun tak kuinginkan - semuanya untukmu! Asalkan Jiwa Ketiga itu, aku akan memilih meninggalkan tempat ini selamanya!"
"Bagaimana pendapatmu?!" Sorot mata kultivator pelangi berkilat tiba-tiba, diikuti suara muram yang bergema.
Ucapannya, dibandingkan kakek tua Zhan, memiliki daya godaan yang lebih kuat. Andai bukan karena hal ini berkaitan dengan Xie Qing, Qing Shui, dan Situ, pasti Wang Lin akan tergoda!
Namun saat ini, Wang Lin seolah tak mendengar. Ia berdiri di luar pintu gerbang, matanya perlahan terpejam, seolah menanti sesuatu.
Sikap Wang Lin ini langsung memicu kilatan niat membunuh di mata kakek tua Zhan dan kultivator pelangi. Namun di tengah badai ini, mereka tak bisa maju. Tapi keduanya paham: badai ini pasti akan reda!
Tak lama kemudian, dari arah lain pintu gerbang, gemuruh kembali terdengar. Kabut di area itu menggulung, menampakkan sosok Empat Jenderal Perang yang muncul satu per satu. Begitu muncul, badai langsung menerpa tubuh mereka hingga terus mundur. Lama kemudian, barulah mereka berhasil menguatkan posisi. Saat memandang ke depan, ekspresi keempatnya langsung berubah drastis.
Mereka langsung tahu bahwa Jiwa Ketiga telah diambil oleh Wang Lin! Juga melihat bahwa saat ini Wang Lin dikepung oleh kultivator pelangi dan kakek tua Zhan, jelas tidak ada jalan keluar!
Kemunculan keempat orang itu tidak mengubah ekspresi Wang Lin sedikitpun. Ia tetap menutup mata, berdiri tenang di sana.
Beberapa saat kemudian, suara gemuruh tiba-tiba terdengar. Siluet Tuan Zhang Zun muncul di luar pintu gerbang. Tubuhnya terus mundur hingga berada di samping kultivator pelangi. Menatap tajam sosok Wang Lin di kejauhan, sorot matanya menunjukkan ekspresi curiga dan ragu.
Tak lama setelah kedatangan Tuan Zhang Zun, badai menggemuruh menggulung. Dari kabut di kejauhan, cahaya panjang menghancurkan kabut dan berubah menjadi beberapa perempuan cantik. Mereka adalah Selir Dewa dari luar dunia!
Salah satu perempuan itu menunjukkan ekspresi kompleks saat melihat Wang Lin. Dialah Selir ke-3 yang pernah melakukan kontak dengan Wang Lin di Kuburan Kuno!
Bersama beberapa Selir Dewa ini, muncul pula murid-murid Sekte Tujuh Jalan yang berasal dari dunia dewa purba di luar dunia. Siluet-siluet mereka mengitari sekeliling, berduyun-duyun menatap tajam ke arah Wang Lin.
Tidak lama kemudian, Selir Dewa Zi Xia dari Sungai Panggil melangkah menembus kabut, muncul di luar pintu gerbang. Setelah memandang sekeliling, akhirnya pandangannya mendarat di tubuh Wang Lin yang terbungkus kerumunan orang, kilatan niat membunuh terlihat di matanya.
Sejak lama ia menyimpan ketidakpuasan terhadap Wang Lin. Peristiwa pertama saat Wang Lin menolak bergabung kekuatan dengannya telah menumbuhkan benih pembunuhan di hatinya. Andai saja bukan karena keraguan akan kemenangan melawan Wang Lin, pasti sudah turun tangan. Kini menyaksikan Wang Lin terkepung, segera tertawa dingin dalam hatinya.
Beberapa saat kemudian, dari kabut angkasa terdengar deru cahaya panjang mengaum. Dalam kilatan cahaya biru, siluet Lanmeng Daozun perlahan muncul. Pada dirinya terpancar aura yang berbeda samar-samar. Begitu muncul, kultivator pelangi dan kakek tua Zhan segera mengarahkan pandangan.
Lanmeng Daozun dengan ekspresi tenang berdiri di tempatnya, sama sekali tidak menghiraukan tatapan Qicai dan kakek tua Zhan!
Yang terakhir muncul adalah beberapa orang dari Bintang Lima Elemen yang dipimpin oleh Orang tua bermarga Ma. Kehadiran mereka langsung membuat jiwa semua orang di tempat ini bergetar. Pada saat mereka melihat ke arah pintu gerbang, Wang Lin yang berada di sisi pintu membuka matanya.
Sorot matanya tetap tenang. Seiring dengan gerakan kelopak mata membuka dan menutup, tak ada lagi yang memperhatikan orang-orang dari Bintang Lima Elemen. Semua tatapan kini tertuju pada Wang Lin. Para kultivator di sini semuanya memiliki tingkat kultivasi tinggi. Tatapan terkonsentrasi mereka bisa mengintimidasi jiwa orang biasa.
Namun raut wajah Wang Lin tetap tenang. Pandangannya menyapu sekilas semua orang di sekelilingnya.
"Yang harus datang, sudah semua datang... Yang kalian inginkan tak lain adalah jiwa ini..." Wang Lin mengangkat tangan kanannya. Di telapak tangannya, Jiwa Ketiga memancarkan kilatan cahaya redup!
