"Dia..." Senyum dingin muncul di bibir Wang Lin, sorot matanya dipenuhi niat membunuh.
Pusaran mulai menunjukkan tanda-tanda menghilang beberapa saat kemudian, siluet samar di dalamnya semakin jelas. Perempuan itu mengenakan gaun panjang ungu, rambut hitamnya melayang terhembus angin, terlihat sangat memesona. Jika orang biasa melihatnya, pasti akan terjerumus dalam kegilaan.
Bahkan kultivator pun sering kali tergoda nafsu, timbul keinginan untuk menjadikannya cauldron.
Perempuan ini tak lain adalah Zi Xia dari Sungai Panggil, juga Selir Ketujuh Immortal Venerable Pelangi! Berbeda dengan saudari seperguruannya, kesetiaannya pada Immortal Venerable Pelangi sangat dahsyat. Di masa lalu, ia bahkan pernah membentak Wang Lin, dan jika bukan karena khawatir akan Busur Li Guang milik Wang Lin, niat membunuhnya telah muncul saat menyadari ketidakselarasan pemikiran Wang Lin.
"Perempuan ini tingkat kultivasinya tidak lemah. Sebelum Wang Lin memahami inti Larangan, bertarung dengannya cukup sulit. Namun dengan Busur Li Guang di tangan, perempuan ini pun sangat takut padanya. Tapi sekarang, dengan inti Larangan yang dimilikinya, warisan Daogu yang jauh lebih kuat dibanding dulu, tangan kanan Yemo, serta memanfaatkan hukum alam di sini secara tak terduga, situasi telah terbalik 180 derajat! Bahkan tanpa menggunakan Busur Li Guang, Wang Lin memiliki kekuatan untuk membunuh Selir Dewa ini!"
"Senior Qing Lin pernah mengatakan, Peti Mati Penghindaran Langit dulunya adalah milik perempuan ini... Sebagai Selir Dewa, pastilah dia mengetahui beberapa rahasia tempat ini..." Mata Wang Lin menyipit. Tangan kanannya menepuk ke depan, seketika pedang darah mengaum dan melesat pergi. Tubuh Wang Lin bergoyang sekejap lalu menghilang.
Pedang darah itu menunjukkan keanehan, tidak lagi muncul tanpa suara, melainkan meraung menggemparkan langit dan bumi. Suaranya menusuk telinga, membelah udara dan dalam sekejap mata telah menempuh sepuluh ribu li, menyambar langsung ke arah siluet yang semakin jelas dari pusaran yang mulai menghilang.
"Deru dahsyat ini bisa mengguncang jiwa, membuat orang secara bawah sadar memilih mundur beberapa langkah!"
Namun Zi Xia tidak mundur. Begitu pandangannya mulai jelas, dia segera merasakan gelombang niat membunuh yang membara datang menggila. Gemuruh bergema di telinganya, dan matanya langsung menangkap pedang darah yang mengaum mendekat dari depan.
Ekspresinya berubah drastis, memancarkan aura pembunuh yang pekat!
"Ternyata dia di sini!!" Tubuhnya tetap tak bergerak. Tangan kanannya menepuk udara, memunculkan awan kabut ungu yang segera berubah menjadi feniks ungu berlengkingan, menyambar pedang darah itu.
Saat feniks ungu dan pedang darah bertubrukan, ledakan dahsyat mengguncang angkasa. Gelombang kehancuran merobek-robek dimensi, menciptakan celah-celah raksasa yang menyebar di seluruh domain bintang.
Burung ungu itu hancur berantakan, namun pedang darah juga tak bisa melanjutkan serangan. Saat terhempas mundur, pusaran energi yang semula menghilang di belakang Zi Xia tiba-tiba muncul kembali. Dia tahu Wang Lin telah beberapa kali menggunakan Busur Li Guang, namun tak yakin apakah masih tersisa tenaga. Dengan keraguan, tangan kanannya mengangkat sebuah kepingan giok siap untuk kabur dan memanggil bala bantuan.
Perempuan itu juga paham teknik pembekuan Wang Lin. Sebelum mengeluarkan kepingan giok, dia lebih dulu membuka portal ke dimensi sisa lain. Keberadaan portal ini menghambat efek teknik pembekuan. Ditambah tingkat kultivasinya yang tinggi, dia yakin bisa melawan!
Perempuan ini penuh kelicikan dan sangat hati-hati. Jarang mengambil risiko tanpa perhitungan.
Tepat saat dia hendak meremukkan kepingan giok itu, siluet Wang Lin tiba-tiba muncul di kejauhan. Suaranya bergema menggetarkan angkasa.
“Memang pantas menjadi Selir Ketujuh yang paling difavoritkan Immortal Venerable Pelangi...” Wang Lin muncul sambil berbicara perlahan. Ucapannya terdengar tiba-tiba, namun Zi Xia memahami maksudnya.
Wang Lin memperhatikan lawannya yang sama sekali belum pernah melangkah, tetap berdiri tak bergerak sejak awal. Keanehan ini cukup membuktikan perempuan itu bukan hanya mengetahui 300 dunia sisa, tapi juga paham adanya perubahan hukum alam di sini!
Seluruh hukum alam tak akan berpengaruh selama dia tidak melangkah. Namun begitu satu langkah diayunkan, tubuhnya akan sepenuhnya melebur dalam dunia ini, tertutupi oleh hukum tersebut.
Tentang hal ini, Wang Lin tentu sudah sangat paham.
Zi Xia juga mengetahui, bahkan pengetahuannya melebihi selir-selir lain. Karena itu saat memasuki belasan dunia sisa, dia selalu diam tak bergerak sambil menyapu wilayah dengan Shen Shi-nya untuk memancing kedatangan target.
“Jika kau ingin pergi, Wang tidak akan mengantarimu!” Wang Lin melirik Zi Xia yang sedang memegang kepingan giok, lalu berbalik untuk pergi. Hatinya dipenuhi kegelapan. Sebelumnya murid Sekte Tujuh Jalan telah mengeluarkan batang dupa untuk dinyalakan, kini Zi Xia bahkan mengeluarkan kepingan giok. Jelas-jelas mereka telah membuat perjanjian tertentu sebelum memasuki tempat ini.
Dengan demikian, hal ini menjadi agak sulit ditangani!
"Zi Xia ini terlalu berhati-hati. Jika dia memilih pergi, dengan tingkat kultivasinya mustahil kutahan dalam waktu singkat... Tapi selain soal apakah kepingan giok pesan ini akan diberikan kepada Immortal Venerable Pelangi atau Kakek Tua Zhan, ucapannya di masa lalu menunjukkan kesetiaan luar biasa kepada Immortal Venerable Pelangi, juga memiliki hubungan dengan Empat Jenderal Perang... Jadi mungkin dia sedang mengirim pesan kepada Empat Jenderal Perang!
Namun meski itu adalah Cahaya Pelangi atau kakek tua Zhan, tidak masalah. Sebenarnya aku sudah memperhitungkan kemungkinan bertemu mereka di sini dan telah melakukan persiapan. Hanya saja, Zi Xia ini terlalu berhati-hati. Jika kali ini aku gagal membunuhnya, di kemudian hari kewaspadaannya akan semakin meningkat sehingga lebih sulit untuk dihabisi... Adapun Busur Li Guang, sekarang bukan saat yang tepat untuk menggunakannya." Hati Wang Lin berdesir. Punggungnya yang sedang pergi terlihat agak terburu-buru, namun hanya sesaat sebelum segera disembunyikannya.
Tangan kanannya mengangkat dan mengibas ke belakang. Seketika, pedang darah tanpa suara muncul di ambang tubuhnya, menyertai kepergiannya.
Melihat Wang Lin telah menjauh dan siluetnya hampir menghilang, Zi Xia yang berada dalam pusaran justru kembali ragu-ragu. Kepingan giok pesan suara diremasnya, tak tahu apakah harus mengirimkan pesan atau tidak.
"Wang Lin memiliki Busur Li Guang, tapi meski sudah melihat kepingan giok pesan suaraku, dia malah tak mengeluarkannya dan langsung pergi... Siluetnya samar-samar terlihat terburu-buru... Mungkinkah sebelum bertemuku, dia baru saja bertarung melawan seseorang hingga terluka...
Dan sebelumnya dia hanya menyerang dengan Pedang Terbang, sama sekali belum pernah turun tangan. Yang terpenting, suara desiran pedang itu terlalu keras, seolah lebih sebagai intimidasi daripada serangan... lebih mirip ingin menakuti orang agar pergi...
Jangan-jangan, saat ini dia sedang luka parah dan lemah, tidak bisa menggunakan Busur Li Guang. Kepergianku justru sesuai perhitungannya! Jika aku mengirim pesan melalui kepingan giok dan ternyata benar seperti teoriku, Empat Jenderal Perang datang lalu merebut Jiwa Ketiga dengan mudah, aku pasti tidak rela!
Tapi orang ini licik dan berbelit-belit. Sebenarnya dia benar-benar terluka atau hanya pura-pura..." Ekspresi Zi Xia terus berubah, masih ragu-ragu. Saat siluet Wang Lin hampir menghilang, sekali lagi terlihat seberkas ketergesaan yang cepat disembunyikan, seperti reaksi bawah sadar saat menekan luka.
"Jika dia benar-benar terluka, kini adalah kesempatan langka! Jika aku bisa membunuhnya dan merebut Jiwa Ketiga, baik itu dipersembahkan ke Kultivator Pelangi atau Kakek Tua Zhan, ini akan menjadi Pencapaian Besar. Di masa depan, aku juga akan mendapat perlindungan di Benua Xiangang..." Zi Xia menggigit bibirnya erat, bersiap untuk membatalkan rencana pergi dan memilih mengejar. Namun dia kembali ragu. Tangan kanannya menepuk ke depan dengan gerakan tiba-tiba, kabut ungu segera menyelimuti. Seketika, sebuah pedang terbang ungu muncul di udara kosong dengan dengungan, melaju langsung ke arah Wang Lin di depan.
"Coba sekali lagi! Jika penampilannya terlalu jelas, pasti Hal ini adalah akal bulus!" Mata Zi Xia berkilauan, tatapannya menancap tajam ke depan.
Pedang Terbang Ungu itu melesat dengan kecepatan ekstrem, meraung menuju Wang Lin. Seketika sudah mendekati belakang Wang Lin kurang dari 100 zhang (sekitar 333 meter). Wang Lin berbalik kasar, sorot mata dinginnya berkilat. Tangan kanannya terangkat, jari telunjuknya bergerak cepat. Saat pedang beraura Xuan Kosong itu hampir menyentuh, ujung jarinya menunjuk tajam ke ujung pedang.
Saat menyentuh ujung pedang, pikiran Wang Lin berputar ratusan kali. Ia mengurungkan niat memperlihatkan wujud terluka. Sebaliknya, tingkat kultivasinya meletus dahsyat. Enam dari tujuh inti Larangan memancar mengitari tubuhnya. Letusan ganas ini menyatu di jari telunjuk kanannya, memicu gemuruh dahsyat yang mengguncang langit.
Di bawah gemuruh itu, pedang itu gemetar lalu hancur berantakan, berubah kembali jadi kabut ungu yang terpental. Tubuh Wang Lin limbung, tapi tak mundur setapak pun. Sorot matanya menatap tajam ke arah Zi Xia di kejauhan, memancarkan aura pembunuhan yang tak tersamar.
Enam jalan inti mengitari di sekeliling tubuhnya, aura pelangi memancar, tak terlihat sedikitpun tanda-tanda luka. Ia menatap tajam Zi Xia selama beberapa sekejap napas, Wang Lin tertawa dingin lalu berbalik pergi.
Di dalam pusaran, kilauan terang memancar dari mata Zi Xia.
"Dia terluka!! Dan sama sekali bukan luka ringan! Jika ini tipuan, pasti dia akan berpura-pura lebih lemah untuk memancingku mengejar!"
"Tapi dia malah memamerkan seluruh tingkat kultivasinya, jelas ingin menutupi kebenaran bahwa dia terluka! Hanya orang yang benar-benar terluka dan takut ketahuan yang akan berbuat demikian!"
Terutama saat dia melihat siluet Wang Lin yang pergi itu mulai dikelilingi pusaran samar—tanda jelas persiapan meninggalkan dunia ini—hatinya semakin yakin sepenuhnya!
“Pasti bukan salah! Wang Lin, kali ini kau takkan bisa kabur! Mereka bilang kau licik seperti rubah, tapi kali ini kau menunjukkan jejak!” Zi Xia menyimpan kepingan giok, tidak lagi mengirim pesan melalui suara, sorot matanya menunjukkan keserakahan. Khawatir dirinya lebih lambat dan Wang Lin akan kabur, tanpa pikir panjang tubuhnya limbung, langsung melangkahkan kaki keluar dari pusaran!
Bersamaan dengan langkahnya keluar, pusaran itu menghilang—tanda dia sepenuhnya membatalkan niat untuk pergi!
Tapi tepat saat langkah itu mendarat, tiba-tiba tubuhnya tersedot jatuh ke bawah. Perubahan mendadak ini membuat raut wajah Zi Xia berubah drastis!
"Tidak baik!!"
Di saat yang sama, dari kejauhan Wang Lin tiba-tiba berbalik. Kilatan niat membunuh terpancar dari matanya saat tubuhnya menyambar bagai kilat, disertai cahaya merah membara yang berubah menjadi cahaya panjang menyambar Zi Xia!
Semua ini terjadi dalam sekejap mata, sama sekali tidak memberi kesempatan bagi Zi Xia yang telah meninggalkan pusaran itu untuk bereaksi. Bahkan sebelum sempat mengeluarkan kembali kepingan gioknya, pedang darah sudah mengarah tepat ke antara alisnya!
Dalam pupil matanya, siluet Wang Lin memenuhi seluruh pandangan!
Sebuah panah darah menyembur deras dari dada Zi Xia, mengotori gaun ungunya. Namun yang terlihat bukan warna merah, melainkan hitam pekat! Dari balik kain yang robek, kilatan samar kulitnya yang memikat membuat jantung berdebar kencang!
