Saat panah kedua melesat dari busur, cahaya emas dari darah keturunan dewa yang terkumpul di mata Wang Lin langsung hancur berantakan, samar-samar hendak menghilang di sorot matanya. Namun tepat sebelum benar-benar sirna, dengan paksa Wang Lin memusatkannya kembali menyisakan seberkas.
Seberkas inilah sisa terakhir kekuatan darah keturunan dewa-nya.
Khawatir terlihat orang, kedua mata Wang Lin menutup sesaat panah kedua melesat.
Wang Lin paham, ia masih menyimpan satu kekuatan busur lagi, namun itu akan menjadi yang terakhir.
Begitu panah ini terlepas, angkasa bergemuruh deru dahsyat, seperti sutra yang tergulung lapis demi lapis, hendak menghancurkan segalanya hingga collapse total. Kultivator pelangi itu menderu menggemparkan langit, delapan ikan mata yang membuka sedikit kedua matanya memang sudah membuatnya gemetar ketakutan. Namun di momen ini, panah kedua Wang Lin membuat si pelangi jiwa terguncang, meletuskan seluruh kekuatan tingkat kultivasinya.
Di bawah selimut cahaya pelangi, di luar tubuh Kultivator Pelangi, muncul dengan jelas tujuh lapisan tirai cahaya berwarna berbeda. Di dalam tirai cahaya ini terbayang tak terhitung pola rune. Pada sekejap mata kemunculannya, delapan ikan mata mengaum mendekat.
Dari kejauhan, tubuh delapan ikan mata itu menyusut dengan kecepatan tinggi saat mendekat. Hanya dalam sekejap mata, di antara kilatan cahaya hitam, mereka bahkan berani berubah menjadi delapan anak panah!
Delapan anak panah ini, identik sempurna dengan panah Li Guang yang ditembakkan Wang Lin, tidak memiliki sedikitpun perbedaan, bahkan hawa yang terpancar pun mirip tanpa cela. Pemandangan ini bukan hanya membuat Kultivator Pelangi tertegun, Tuan Zhang Zun, tiga Jenderal Perang, hingga semua kultivator yang menyaksikan adegan ini, semuanya membeku sejenak!
"Jangan-jangan ini adalah kemampuan supernatural bawaan dari Ikan Mata yang telah membuka matanya, seperti yang beredar dalam rumor!!" Seru Orang tua bermarga Ma dari Bintang Lima Elemen yang menyaksikan dari kejauhan, matanya membelalak fokus membatu tanpa berkedip menatap proses tersebut.
Di angkasa yang sama, Xuan Luo Mahadewa tetap tenang, pandangannya menyapu sekilas tubuh delapan Ikan Mata. Dialah satu-satunya di tempat ini yang memahami rahasia kemampuan supernatural makhluk tersebut.
"Ikan Mata adalah makhluk yang, sekali membuka matanya, bisa melakukan materialisasi benda apapun dan memiliki sebagian kekuatan benda tersebut... Namun makhluk ini sangat sulit untuk membuka mata. Beberapa ekor yang ada di dalam gua persembunyian ini termasuk langka..." Kilatan tekad muncul di mata Xuan Luo, rasa penasarannya telah terbangun.
Sembilan panah Li Guang saling menjalin, sulit dibedakan mana yang asli dan palsu. Dalam deru dahsyat, mereka menyambar langsung ke Kultivator Pelangi yang ekspresinya berubah drastis. Tirai cahaya pelangi di sekelilingnya terdistorsi, disusul gemuruh ledakan tiba-tiba!
Tirai energi itu hancur sekejap mata, bersama delapan panah Li Guang yang ikut collapse. Namun puing-puingnya tidak lenyap sama sekali, melainkan berputar dan berubah kembali menjadi delapan ikan mata. Berjarak tak jauh dari ikan pertama yang terlempar saat planet kultivasi runtuh, kesembilan makhluk itu kini berada di ambang kematian spiritual.
Gelombang kehancuran yang dihasilkan berubah menjadi ombak raksasa yang menyapu seluruh pandangan dan membutakan Shen Shi. Di tengah hempasan energi kolosal ini, panah Li Guang kesembilan menembus langsung semua penghalang, melesat tak terbendung menuju Kultivator Pelangi!
Suara dengusan kesakitan yang melengking terdengar dari dalam hantaman itu, gemuruh terus bergema. Saat energi sisa mulai menipis, terlihat kultivator pelangi itu memuntahkan darah segar. Di dadanya terbuka lubang sebesar kepalan tangan, darah segar terus menyembur deras—dia mengalami luka parah di bawah panah Li Guang!
Teriakan amarahnya mengguncang langit. Kultivator pelangi itu melesat ke depan dengan gila-gilaan, mengabaikan lukanya, melangkah lebar menyambar ke arah Wang Lin. Wajahnya dipenuhi niat membunuh, ekspresinya menunjukkan kegilaan.
"Lao Fu lebih baik kehilangan Jiwa Ketiga daripada membiarkanmu hidup!!" raung suara pelangi itu. Dalam sekejap, dia sudah berada di dekatnya. Kedua tangannya membentuk mantra, sembilan matahari menyilaukan langsung muncul mengelilingi tubuhnya!
Sembilan matahari ini adalah jurus serangan terkuat sang kultivator pelangi. Saat ini, tanpa ragu-ragu dia mengaktifkannya, bersumpah akan menghabisi Wang Lin!
Wang Lin wajah pucat pasi, saat ini kondisinya seperti lampu minyak yang hampir habis, melemah hingga batas maksimal. Namun dengan menggigit gigi, tangan kirinya memegang Busur Li Guang, tangan kanannya tiba-tiba menarik tali busur. Busur Li Guang untuk ketiga kalinya dibuka di dunia ini! Wang Lin tahu, mungkin ini akan menjadi tarikan terakhirnya!
Tali busur ditarik, Panah Li Guang kembali materialisasi. Ujung runcing panah masih berlumuran darah segar. Seiring tangan kanan Wang Lin melepas tali busur, panah ini untuk ketiga kalinya menerjang keluar dengan suara mengaum!
Di sekejap mata saat panah ketiga meluncur, Wang Lin segera menutup mata, menyembunyikan pupil di balik kelopak mata yang dipenuhi cahaya emas yang telah collapse total dan menghilang.
Dada kultivator pelangi dipenuhi darah segar. Di sekejap mata sebelum panah ketiga menghantam, kedua tangannya membentuk mantra dan tiba-tiba mengibaskan ke depan. Ekspresinya dipenuhi kegilaan - sepanjang hidupnya belum pernah terluka separah ini, terutama oleh seseorang yang tingkat kultivasinya jauh di bawahnya seperti Wang Lin!
Yang membuat hatinya geram hingga puncak adalah Busur Li Guang yang melukainya, yang justru merupakan benda yang dulu ia perintahkan untuk diserahkan oleh Tuan Zhang Zun. Rencana awalnya adalah menggunakan busur ini untuk memancing keluar Lian Dao Fei melalui Wang Lin, serta melukai kakek tua Zhan setelah Wang Lin berseteru dengannya.
Bagaimanapun, busur ini tidak bisa digunakan oleh dirinya maupun kakek tua Zhan - mereka berdua tidak utuh.
Namun ia tak menyangka, yang kini melukainya parah justru Busur Li Guang ini. Perasaan ingin mengamuk dalam hatinya membuatnya tak peduli apapun, harus membunuh Wang Lin!
Seiring perubahan segel kedua tangannya, sembilan matahari di sekeliling tubuhnya memancarkan sinar sepuluh ribu zhang, langsung melesat dari tubuhnya menyambar panah ketiga itu.
Deru dahsyat berputar-putar, panah ketiga yang mengguncang langit-bumi mengaum bertabrakan dengan Sembilan Matahari. Dalam gemuruh yang sambung-menyambung, Sembilan Matahari runtuh satu per satu, namun panah ketiga itu juga menunjukkan tanda-tanda disintegrasi. Akhirnya, cahaya menyilaukan menyelimuti segala arah sebelum meledak dengan gemuruh!
Sembilan Matahari meledak, kekuatan kehancuran langit dan bumi menyebar dengan gemuruh dari dalamnya. Kekuatan ini begitu dahsyat hingga tak terkira. Prajurit Naga Hijau yang berada agak dekat, tersentuh hantaman kekuatan ini, seluruh tubuhnya langsung collapse total dan menemui ajal!
Langit dunia ini pun hancur berantakan saat tersapu kekuatan tersebut, sebuah dimensi musnah!
Tapi belum semuanya berakhir. Kekuatan penghancur ini adalah ledakan seluruh tingkat kultivasi Kultivator Pelangi. Di bawah kekuatan ini, tiga ratus dunia sisa sama sekali tak bisa melawan. Seiring kehancuran dunia ini, tiga ratus dunia sisa terus-menerus collapse total dan hancur di bawah hantaman.
Prajurit Xuanwu dengan wajah ngeri penuh ketakutan, berteriak sambil bersama Jenderal Zhu Que mundur dengan gila-gilaan mencoba melarikan diri dari sini. Sang Tuan Zhang Zun juga dengan wajah pucat pasi berubah menjadi cahaya panjang yang tersedot kembali.
Di kejauhan, Selir ke-3, Lanmeng Daozun, dan orang-orang dari Bintang Lima Elemen, dengan raut wajak berubah serentak mundur, berusaha meninggalkan 300 dunia bunga pertama yang dipenuhi energi kehancuran ini!
Berada di inti energi kehancuran ini, kultivator pelangi itu dadanya bergemuruh. Tiga panah yang bertabrakan dengan Sembilan Matahari itu meledak, namun sisa-sisa energinya menerjang masuk ke dalam tubuhnya, memperparah lukanya hingga darah segar dimuntahkan deras.
Namun kedua matanya masih memancarkan kegilaan.
"Di bawah energi kehancuran ini, jarakmu begitu dekat! Dengan tingkat kultivasimu, aku ingin lihat bagaimana kau bisa bertahan!!!"
Wang Lin memang berada paling dekat. Saat ini energi kehancuran bergemuruh datang, menghancurkan angkasa dan meremukkan dunia-dunia di jalurnya. Kekuatan ini, bahkan tubuh fisik warisan Daogu milik Wang Lin pun tak bisa melawan. Sekali menyentuh tubuhnya, ia akan hancur baik tubuh maupun jiwa!
Namun Wang Lin yang berani memasang jebakan ini sudah pasti telah mempersiapkan segalanya. Dia telah memperhitungkan bahwa gelombang energi kehancuran ini pasti akan muncul di akhir, sehingga telah membuat persiapan matang. Hampir bersamaan dengan datangnya hempasan energi kehancuran yang mengaum mendekati tubuhnya, kedua tangan Wang Lin membentuk mantra sementara tangan kanannya langsung mencengkeram angkasa.
"Melakukan kesalahan!" Wang Lin menghela napas dalam hati.
Seketika cahaya emas menggemparkan langit! Terlihat seorang pria berpakaian jubah panjang kumal yang sedang tertidur lelap sambil mendengkur keras, dicengkeram oleh kedua tangan Wang Lin dan muncul tiba-tiba di hadapannya.
Orang gila ini memiliki Tubuh Abadi Dewa yang utuh - meski angkasa runtuh, tubuhnya tetap tak terluka!
Orang gila ini masih terus tertidur lelap. Mungkin karena merasa tidak nyaman dengan cengkeraman Wang Lin di bahunya, tubuhnya menggeliat beberapa kali sebelum kembali mendengkur keras.
Namun pada sekejap mata itu, hantaman yang mengandung energi kehancuran datang bergemuruh, menerpa tubuh si orang gila. Seluruh tubuhnya tiba-tiba memancarkan cahaya emas yang berkedip keras, namun ajaibnya sama sekali tak terluka meski diterjang energi kehancuran itu!
Tubuh si orang gila membeku sejenak. Ia membuka mata mengantuknya, menunjukkan kebingungan bercampur amarah bawah sadar. Pikirannya masih setengah sadar, dalam keadaan setengah tidur, ia mengaum penuh kemarahan ke arah cahaya pelangi di depannya.
"Siapa!! Siapa!!! Siapa yang berani mengganggu tidur Wang?! Kalian keterlaluan menindasku, Wang akan laporkan pada kakak laki-lakiku, kalian benar-benar keterlaluan!!!" Si orang gila terus mengaum ke arah cahaya pelangi, sama sekali tak menyadari bahunya sedang dipegang Wang Lin yang menggunakan tubuhnya sebagai tameng untuk menahan sebagian besar hantaman energi kehancuran.
"Kalian keterlaluan, bahkan berani menggelitik Wang saat tidur, kalian... kalian..." Si orang gila itu suaranya semakin melemah diselingi derik ngorok, kepalanya terkulai dan kembali tertidur, seolah ucapan sebelumnya hanyalah bualan dalam mimpi.
Namun kemunculannya dan ucapannya justru memicu kekacauan besar di sekeliling. Kultivator pelangi yang sudah luka parah itu tiba-tiba berubah ekspresi melihat Lian Dao Fei, tubuhnya yang sedang melesat langsung membeku. Seketika kesadarannya pulih. Ia tak bisa menebak berapa sisa kekuatan Busur Li Guang Wang Lin, namun jika Lian Dao Fei turun tangan ditambah busur legenda itu, kali ini benar-benar bisa mati di sini. Dalam kondisi terluka, dengan gigitan gigi tubuhnya terpelanting mundur - ini pertama kalinya sejak pertempuran dengan Wang Lin, ia memilih untuk melarikan diri dan mengelak!
Di kejauhan, kakek tua Zhan yang terbungkus kabut wajah hantu itu sudah lama membuka matanya, namun ia memilih tidak keluar dari kabut tersebut. Dari dalam kabut, ia menyaksikan semua kejadian ini dengan matanya berkilauan, entah sedang merencanakan apa.
Di kejauhan, Tuan Zhang Zun yang sedang melarikan diri langsung menggigil hebat, nyaris terjatuh dari langit karena terkejut mendengar ucapan si orang gila.
"Tu... Tuan!!"
Jenderal Xuanwu dan Zhu Que yang sedang kabur pontang-panting itu berbalik dengan kasar, sorot mata mereka dipenuhi kengerian yang tak terkira saat menatap si orang gila yang digendong Wang Lin. Raut wajah mereka dipenuhi ketakutan.
"Lian Dao Fei!!!"
Bukan hanya mereka bertiga yang terguncang, Selir ke-3 di kejauhan juga langsung memucat. Ekspresinya membeku sejenak.
Para anggota Bintang Lima Elemen yang dipimpin orang tua bermarga Ma pun gemetar. Terutama si kakek Ma itu, pandangannya ke arah si orang gila memancarkan ketakutan yang tak terucapkan.
“Dia… Dia ternyata ada di sini!!!” Orang tua bermarga Ma ini jelas tidak mengetahui peristiwa Lian Dao Fei datang ke sini tahun lalu. Saat melihatnya di momen ini, jiwanya bergemuruh, pikirannya menjadi blank.
Xuan Luo Mahadewa, yang sedang berjalan menuju sembilan ikan gurita sambil mengambil yang kelima, tiba-tiba mengeraskan pandangan. Tubuhnya membeku di tempat, menatap tajam si orang gila itu dengan sorot mata memancarkan cahaya aneh.
“Lian Dao Fei… Adik Lian Dao Zhen! Dia bahkan berani datang ke sini juga...”
