Hawa dahsyat yang menyusuri jantung bawah dan menerjang masuk ke tubuh Wang Lin bergemuruh bagai guntur dalam tubuhnya, menggulung seluruh tubuhnya, membuat Wang Lin bagai terperangkap dalam badai dahsyat pada sekejap mata itu.
Bintik Tiga Suku di antara alis dan kedua matanya berputar liar, secara samar-samar bahkan mulai menunjukkan tanda-tanda akan mencapai bintang kesembilan!
Suara detak jantung raksasa yang dug... dug itu selaras dengan detak jantung Wang Lin. Bahkan dalam persepsi Wang Lin, seolah ada ilusi bahwa dirinya telah melebur menjadi satu dengan jantung raksasa itu. Jantung ini seakan-akan miliknya sendiri.
Detak jantungnya menggerakkan organ ini secara beriringan. Perlahan-lahan, sensasi ini semakin menguat.
Pada akhirnya, tak ada suara lain di telinga Wang Lin selain dug... dug... dug ritme jantung yang berputar-putar. Resonansi ini menyebarkan kehangatan sangat nyaman ke seluruh tubuhnya, sementara rasa sakit perih di jantungnya berangsur menghilang.
Sebuah pencerahan terbayang dalam pikiran Wang Lin - wawasan yang muncul dari sinkronisasi detak jantung ini. Pengalamannya di lapisan terakhir kuburan Kuno ini membuatnya merasakan dengan intensitas dahsyat bagaimana denyut jantung itu menusuk-nusuk hatinya bagai jarum, hampir membuatnya collapse total.
Serangan yang bukan kemampuan supernatural, bukan ilmu, juga bukan sihir Tao ini, pada momen ketika Wang Lin telah mencapai ketenangan, dalam sinkronisasi detak jantungnya dengan jantung raksasa tersebut, perlahan mulai terkuak beberapa jejak pemahaman.
"Menggunakan detak jantung diri sendiri untuk mempengaruhi detak jantung orang lain, mengubah ritme jantung lawan hingga mengalami collapse total... Atau menyelaraskan detak jantung lawan dengan diri sendiri, lalu melakukan kontrol tidak langsung untuk menciptakan kekuatan penghancur...
Metode seperti ini sungguh tak terduga! Mungkin aku bisa memanfaatkan pencerahan ini untuk menciptakan satu jurus supernatural lagi yang menjadi ciri khasku!" Kilatan sinar tajam muncul di mata Wang Lin yang tiba-tiba terbuka. Sambil terus menyerap hawa Daogu dari jantung raksasa itu, pikirannya mulai mendeduksikan kelayakan ide tersebut.
"Detak jantung bagaikan melodi. Penyebaran suara ini membutuhkan medium pendukung... Inti petir dalam sumber energiku memiliki gemuruh dahsyat yang bisa mencapai efek serupa. Jika aku memusatkan inti energi di jantung, memperkuat detak jantungku berkali-kali lipat lalu menyebarkannya dari dalam tubuh..." Pandangan Wang Lin tiba-tiba berkilat.
"Di dalam ini masih perlu dikombinasikan dengan Teknik Mimpi Jalanku. Suara detakan jantung ini, setelah melebur dengan Jalan Mimpi, saat masuk ke telinga lawan, bisa membuat orang mengalami halusinasi, mengubah detak jantung mereka. Dengan demikian, efektivitas tertentu bisa tercapai!" Sorot mata Wang Lin semakin bersinar terang.
"Jika ditambah dengan Teknik Xu Huo dari inti apiku, juga dileburkan ke dalam suara detakan jantung, maka saat detak jantung lawan berubah dan muncul kegelisahan, Xu Huo akan menyala..." Wang Lin menutup matanya, deduksi terus berlanjut dalam pikirannya.
Di sampingnya, boneka Yisi yang menyerupai hantu jahat berjongkok di sana. Sorot mata penuh nyawa jahatnya semakin pekat, kegelisahan memancar dari tubuhnya, terus-menerus mengeluarkan deruan tanpa sadar.
Pada saat Wang Lin melebur dengan warisan jantung Yemo dan merasakan pemahaman tentang kemampuan supernatural jantung, di lapisan kedua terakhir makam kuno, di depan pintu masuk lapisan terakhir, gemuruh dahsyat mengguncang langit dan bumi. Pertempuran sengit sedang berkecamuk dengan dahsyat.
Gemuruh menggelegar seolah langit dan bumi tercabik-cabik. Angin kencang mengaum membawa tubuh Selir ke-3 Tang Shan yang terlempar dari langit dengan kecepatan tinggi, mendarat di tanah yang sedang runtuh.
Debu beterbangan membentuk tirai tebal. Wajah Tang Shan pucat pasi. Ia berjuang berdiri sementara darah segar mengucur deras dari sudut bibirnya. Jiwanya terguncang, luka parah telah dideritanya.
Tidak jauh darinya, Yun Yi Feng terbaring seperti mayat dengan mata terpejam rapat. Tubuhnya tak bergerak sedikitpun. Luka akibat serangan kakek tua Zhan yang melemparkan lengan bajunya tiba-tiba kambuh, hampir merenggut nyawanya.
Tuo Sen dikurung oleh tiga karakter magis "Pertempuran" hitam yang mengitarinya. Dengan paksa ia disegel, tak bisa melangkah keluar.
Langit gelap gulita, badai mengaum menutupi langit-bumi, samar-samar terlihat beberapa siluet di dalamnya.
Prajurit Xuanwu dan Jenderal Zhu Que juga terbuka jelas di sana, berhadapan dengan dua kultivator paruh baya dari Bintang Lima Elemen. Keempat orang ini saling mengerahkan kemampuan supernatural, deru dahsyat bergema, sulit menentukan pemenang.
Namun dibandingkan mereka, di kejauhan antara langit dan bumi, pertempuran sesungguhnya sedang berlangsung sangat sengit.
Di situlah kakek tua Zhan berada. Di sekeliling tubuhnya, Lanmeng Daozun dan Orang tua bermarga Ma dari Bintang Lima Elemen menyerang bersama dan mengepungnya!
Lanmeng Daozun dengan ekspresi muram, langkahnya sedikit terhuyung-huyung. Kemampuan supernaturalnya lebih banyak bertahan, tak bisa mendekati kakek tua Zhan terlalu dekat. Hanya si tua bermarga Ma itu yang menunjukkan kepasrahan di pandangan, namun setiap kali turun tangan langit-bumi langsung bergemuruh dipenuhi kemampuan supernatural.
Ia terpaksa turun tangan. Kedatangannya bersama rekan sektanya dari Bintang Lima Elemen ke sini adalah permintaan Xuan Luo. Jika ia tak segera bertindak, dikhawatirkan akan membuat Xuan Luo tidak senang, sehingga seumur hidupnya tak mungkin lagi meninggalkan dunia kediaman ini.
Sorot mata dingin terpancar dari mata kakek tua Zhan. Andai saja bukan karena dua orang di hadapannya yang menghalangi, ia pasti sudah memasuki lapisan terakhir makam kuno ini untuk membunuh Wang Lin dan merebut Jiwa Ketiga. Namun kini kedua lawannya ini sangat sulit dihadapi, bahkan rela terluka asal bisa menahannya.
Akibatnya, meskipun ia adalah sosok yang kuat, untuk sementara waktu tak bisa mengejar masuk ke lapisan terakhir itu.
"Rekan Tao Lan Meng, Lao Fu akan melakukan kemampuan supernatural besar!" Dalam keriuhan pertempuran ketiga pihak tersebut, tubuh orang tua bermarga Ma melangkah mundur beberapa langkah. Raut wajaknya sedikit pucat saat segera mengirim pesan melalui suara.
Hampir bersamaan dengan pengiriman pesan suaranya, Lanmeng Daozun mengibaskan lengan bajunya lebar-lebar. Seluruh tubuhnya diselimuti cahaya biru yang menyapu delapan penjuru langit, menyambar kakek tua Zhan. Deru dahsyat bergema saat tangan kanan Zhan mengibaskan karakter "Pertempuran" yang tiba-tiba muncul. Karakter itu mengembang dengan kecepatan luar biasa, berubah menjadi gelombang energi dahsyat yang mengguncang delapan penjuru. Cahaya biru itu terdistorsi lalu hancur berantakan.
"Cahaya remang-remang seekor kunang-kunang, berani bersaing dengan gemilangnya bulan purnama!" Kakek tua Zhan mendengus keras sambil mengibaskan lengan bajunya. Tubuhnya melesat seperti panah menuju Orang tua bermarga Ma. Ia tak menghiraukan Lanmeng, sebab Lanmeng belum mengalami Tribulasi Xuan.
Berbeda dengan Orang tua bermarga Ma yang telah melewati ujian itu. Maka satu-satunya cara bagi Zhan untuk terbebas dari jeratannya adalah dengan melumpuhkan lawan ini secara telak!
Orang tua bermarga Ma mundur sambil tangan kanannya membentuk mantra ke arah langit, bersiap mengaktifkan teknik gaib. Namun ketika melihat kakek tua Zhan menerobos barisan Lanmeng dan menerjang ke arahnya, ekspresinya langsung menjadi sangat muram.
“Lanmeng ini bahkan tak bisa menghalangi sebentar saja……”
Namun baik dirinya maupun kakek tua Zhan, sama-sama meremehkan Lanmeng Daozun. Sebagai salah satu Lima Dewa Tai Gu yang bahkan ditakuti Tuan Zhang Zun, meski belum mengalami Xuan Jie, pastinya memiliki kemampuan khusus!
Di momen ini, Lanmeng Daozun menggigit ujung lidah hingga berdarah, memuntahkan darah segar yang seketika melebur dengan cahaya biru yang runtuh di sekelilingnya, berubah menjadi kecapi kuno di hadapannya!
Kecapi itu memancarkan hawa zaman seolah telah melewati tak terhitung era. Benda tak kasat mata yang terpendam dalam darah Lanmeng Daozun ini, setelah terkubur selama ribuan tahun, akhirnya dikeluarkan kembali untuk memancarkan kekuatan terkuatnya!
Kecapi kuno ini adalah harta karun tertinggi Lanmeng Daozun, sekaligus senjata pamungkas terakhirnya. Benda inilah alasan sebenarnya mengapa Tuan Zhang Zun merasa takut. Sepanjang hidupnya, Lanmeng Daozun hanya pernah sekali menggunakan kecapi ini - dalam pertempuran yang mengukuhkan namanya. Sepotong alunan kecapi menguburkan ribuan tulang, pandangan ke belakang menyiratkan ribuan tahun.
Meski tidak mengalami Xuan Jie, namun pada kecapi ini dia menghabiskan lebih banyak pikiran dan proses penyempurnaan dibandingkan jika harus melewati tribulasi Xuan. Asal-usul benda ini pun sangat misterius.
Secara samar, seolah benda ini bukan berasal dari dunia kediaman ini!
Kecapi termaterialisasi. Sorot mata Lanmeng Daozun memancarkan kesedihan. Dia merindukan istrinya, meskipun sang istri berada di ruang penyimpanannya, namun tak bisa dipulihkan. Dengan desahan pelan, Lanmeng duduk bersila di belakang kecapi, kedua tangan menekan senar, lalu memutarnya perlahan.
Zennn!!
Alunan kecapi tiba-tiba menggema. Zhan Lao Gui yang telah melewati Lanmeng Daozun dan berjalan menuju orang tua bermarga Ma, tiba-tiba membeku. Seluruh tubuhnya mundur tiga zhang ke samping dalam sekejap mata, lalu menoleh tajam.
Saat ia menoleh, gemuruh senar kecapi bergelombang tak henti. Di tangan Lanmeng Daozun, alunan kecapi mengaum kencang. Gelombang energi menyebar, dalam sekejap menyelimuti seluruh area di sekitar Zhan Lao Gui, menyegel rapat semua arah depan, belakang, kiri, dan kanannya.
Sorot mata orang tua bermarga Ma memancarkan kilau aneh. Pupil matanya menyempit saat menatap Lanmeng Daozun. Meski tak mengenal kecapi kuno itu, ia tahu benda ini bukanlah barang sembarangan.
Di momen ini, tanpa pikir panjang ia mengangkat tangan kanan dan menunjuk langit.
"Lima Elemen Dewa Logam! Bekukan Langit Emas!" Cahaya emas tak berujung melesat keluar dari tubuh orang tua bermarga Ma, menyambar langit. Seketika, gemuruh mengguncang angkasa. Langit yang retak dan collapse total itu langsung terselimuti kilau keemasan. Dari kejauhan, langit telah berubah menjadi warna emas murni!
Seperti Sembilan Lintasan Tiga Fase!
"Lima Elemen Tanah Dewa! Bekukan Hitam Bumi!" Tangan kiri orang tua bermarga Ma itu menunjuk ke tanah. Permukaan tanah bergemuruh, seketika digantikan kegelapan yang menyebar dengan gila-gilaan ke segala penjuru. Sekejap mata, bumi sepenuhnya berubah hitam, menenggelamkan dan menutupi semua pemandangan!
Setelah terus-menerus melakukan jurus Dua Dewa Lima Elemen, wajah orang tua bermarga Ma itu terlihat sangat kelelahan. Kini kedua tangannya yang masih menunjuk ke langit dan bumi tiba-tiba bergerak.
Saat itu, alunan kecapi Lanmeng Daozun semakin memekakkan telinga, berubah menjadi aura pembunuh yang menyegel rapat kakek tua Zhan dari segala penjuru. Mata kakek tua Zhan berkilat, tangan kanannya menggores udara di hadapannya. Sebuah karakter "Pertempuran" muncul seketika, lalu dihantamkannya keluar. Karakter itu hancur berantakan, mengguncang segel alunan kecapi di sekelilingnya.
Alunan kecapi tiba-tiba meningkat mendadak, gelombang ombak raksasa berputar-putar. Saat karakter "Pertempuran" hancur berantakan, dengan paksa melawan. Bersamaan dengan itu, kemampuan supernatural Orang tua bermarga Ma itu mengarah ke kakek tua Zhan.
Tiba-tiba langit emas bergemuruh, dari langit langsung menyemburkan tangan besar berwarna emas yang meluncur ke arah kakek tua Zhan dengan deru dahsyat. Tak lama kemudian, dari bumi hitam di bawah juga muncul tangan hitam raksasa. Kedua tangan emas dan hitam itu berada dalam posisi atas-bawah, serentak menekan kakek tua Zhan.
Sorot mata dingin berkilat di mata kakek tua Zhan. Saat serangan magis itu di ambang mengenai tubuhnya, tangan kanannya menepuk keras di antara alisnya. Gemuruh dahsyat menggema, dari dalam tubuhnya tiba-tiba muncul bayangan samar seperti jiwa yang menyebar. Di belakang kakek tua Zhan, bayangan samar itu seolah mengenakan jubah yang menutupi bagian bawah mata, hanya memperlihatkan sorot mata mengerikan dan seikat rambut panjang.
Ternyata itu adalah jiwa Immortal Venerable Pelangi yang terpisahkan paksa dari tubuh kakek tua Zhan!
Jiwa pelangi yang mengenakan jubah itu, kedua tangannya dengan cepat merentang membentuk silang, rambutnya melayang, lalu kedua tangannya bergerak lagi dalam posisi atas-bawah, bertabrakan gemuruh dengan dua tangan besar yang tercipta dari langit emas dan bumi hitam.
Di saat yang sama, di pintu masuk lapisan terakhir makam kuno, sementara Hawa Daogu samar-samar menyebar, suara detak jantung "Dug... dug..." bagai gemuruh petir mulai bergema.
Ini adalah detak jantung Wang Lin!
