Setengah shichen kemudian, Wang Lin meninggalkan hutan itu dengan ekspresi tenang, meski di dalam hatinya menghela napas dalam hati. Ular sanca memang termasuk Delapan Pintu, namun bukan Pintu Sejati.
"Lima Bunga Delapan Pintu, jika kucari satu per satu mungkin ada kesempatan menemukan Pintu Sejati. Namun meski Jurus Langit Awan sudah kusempurnakan, pembalikan ingatan Jiwa Ketiga masih belum cukup keras... Dengan begini, mustahil mencari Delapan Pintu satu per satu."
Kini hanya bisa menunggu beberapa bulan lagi, saat kompetisi besar Dong Lin digelar. Kali ini kompetisi besar sangat membekas bagi Immortal Venerable Pelangi di masa lalu. Jika berhasil membalikkan ingatannya secara menyeluruh selama kompetisi, mungkin Pintu Sejati bisa ditemukan saat ingatannya kacau!" Wang Lin yang melayang di udara merenung.
Siluetnya berubah menjadi kabut awan, melesat dengan cepat menuju Sekte Dong Lin.
Waktu berlalu dengan cepat, tiga bulan kemudian.
Tepatnya, lima bulan setelah Wang Lin mempelajari Cloud Dao Heavenly Art, kompetisi besar Dong Lin pun dimulai!
Sebagai bagian dari Sembilan Sekte dan Tiga Belas Gerbang di wilayah ini, Dong Lin secara rutin menggelar kompetisi murid kelas rendah setiap setengah Jiazi (30 tahun) untuk memilih yang terbaik guna dibina secara khusus.
Hadiahnya adalah hak berlatih di Kolam Dong Lin selama beberapa hari, membuat setiap kompetisi berlangsung sangat dahsyat.
Praktik kultivasi adalah hukum alam yang kejam di mana yang kuat memangsa yang lemah. Meskipun setiap kompetisi besar mengharuskan peserta untuk menghentikan serangan tepat pada waktunya, tetap saja korban jiwa muncul. Fenomena ini biasanya dibiarkan oleh sekte selama bukan pembantaian beruntun.
Sekte Dong Lin memiliki total 321 puncak gunung. Setiap puncak akan mengerahkan 3-5 peserta untuk kompetisi besar. Puncak gunung pemenang akan mendapat hadiah melimpah, sehingga persaingan dalam kompetisi ini sangat sengit.
Kompetisi dengan lebih dari seribu peserta biasanya berlangsung cukup lama. Momen ini menjadi keramaian langka di Sekte Dong Lin. Mengingat luasnya planet Dong Ling, murid dari berbagai puncak gunung jarang saling mengenal. Kompetisi besar menjadi kesempatan untuk menjalin hubungan.
Pada hari itu, Guru Su Dao kembali keluar dari tapa. Setelah mengumpulkan semua murid, terpilih tiga orang untuk mengikuti kompetisi kali ini. Wang Lin dan Zhou Li secara alami termasuk, serta seorang perempuan dengan rupa cantik yang selalu tersenyum sebelum berbicara.
"Perempuan ini bernama Qin Mei. Dalam ingatan Jiwa Ketiga Immortal Venerable Pelangi, terdapat kesan yang agak mendalam tentangnya, seolah masih ada sedikit perasaan kagum yang tersisa. Sayangnya setelah kompetisi besar ini, perempuan ini menjadi pasangan kultivasi dengan Zhou Li, memutuskan pikiran Su Dao."
Orang luar sulit membayangkan Su Dao saat ini akan menjadi Immortal Venerable Pelangi yang pembunuh tegas dan perhitungannya sangat matang di masa depan. Namun mengenai hal ini, Wang Lin justru merasakan empati yang mendalam. Ia masih ingat dirinya dua ribu tahun lalu yang sangat berbeda dengan sekarang, bagaikan dua orang yang berbeda.
Lingkungan bisa mengubah segala sesuatu. Pengalaman bisa mengubah karakter. Inilah takdir, bisa baik, bisa juga jahat.
"Adik Seperguruan Su, belum sempat memberi selamat atas kualifikasimu mempelajari Jurus Langit Awan. Belakangan ini bayanganmu selalu tak terlihat, baru hari ini kita bertemu." Saat Wang Lin sedang merenung, tiba-tiba terdengar suara merdu seperti bulbul di telinganya.
Qin Mei itu tersenyum manis memandang Wang Lin, kata-katanya lembut seperti hembusan dupa.
Wang Lin tersenyum tipis dengan tenang, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Namun senyumannya, yang tertangkap dalam sorot mata Qin Mei, justru menimbulkan keterkejutan di dasar kalbunya. Dalam ingatannya, Su Dao selalu pemalu - jika dirinya berbicara dengannya, pastilah pipinya memerah dan terlihat kebingungan.
Tapi kini, keringanan hati yang terpancar dari senyum pria itu sungguh berbeda. Seolah mengandung nuansa tak terungkapkan. Wajah tampan Su Dao yang kini dihiasi senyuman Wang Lin, memancarkan pesona unik nan memikat.
Di kejauhan, Zhou Li mengamati adegan ini dengan wajah muram. Meski penampilannya sama seperti lima bulan lalu, urat darah di matanya dan kelelahan yang terpancar jelas mengungkap siksaan batin yang dialaminya selama itu.
Qin Mei seakan hendak berbicara lagi, namun sang Guru tiba-tiba melemparkan lengan bajunya. Awan keberuntungan langsung menyelimuti ketiganya, mengaum ke angkasa dan menyambar menuju sekte induk Dong Lin.
Kompetisi besar untuk murid kelas rendah, medan perangnya berada di lapangan sekte induk Dong Lin ini. Di tempat utama sekte ini, pada waktu biasa murid dari berbagai aliran dilarang melangkah setengah langkah tanpa panggilan resmi.
Hanya saat kompetisi besar inilah murid berbagai aliran diizinkan masuk ke sini. Bahkan banyak orang hanya memiliki satu kesempatan ini dalam hidup mereka.
Meski lapangan tidak terlalu besar, namun bisa menampung ribuan kultivator. Tentu saja area ini tidak cukup untuk pertarungan sebenarnya. Namun kemampuan Sekte Dong Lin menjadi salah satu dari Sembilan Sekte dan Tiga Belas Gerbang menunjukkan kedalaman warisannya yang sulit ditebak dan tak terukur (Wuliang).
Di dalam lapangan ini, para pemimpin sekte dan sesepuh Dong Lin dari generasi ke generasi terus menyusun formasi dan larangan. Setiap kompetisi besar, sebagian kecil darinya diaktifkan untuk merobek langit-bumi dan memasuki celah dimensi Dong Lin yang menjadi hak sekte ini.
Di sanalah babak pertama kompetisi besar sesungguhnya berlangsung.
Saat ini di lapangan sekte induk Dong Lin, aliran-aliran cahaya panjang mengaum di langit sambung-menyambung tiba ke lokasi. Dalam setiap cahaya panjang tersebut terdapat guru dari berbagai aliran yang membawa murid-murid mereka.
Karena ini adalah kompetisi besar murid kelas rendah, dan kemungkinan besar akan muncul bakat langit masa depan, maka setiap kali kompetisi diadakan, Sekte Dong Lin tidak pernah mengundang orang luar untuk menjadi pengamat. Ini murni urusan internal sekte.
Namun mulai dari pemimpin sekte dan Sesepuh Tertinggi di puncak, hingga para pelayan kepala di level terbawah - semua akan hadir untuk mengamati apakah ada sosok luar biasa seperti kereta kuda di antara murid-murid kelas rendah ini.
Saat Wang Lin tiba di lapangan, sebagian besar murid yang akan berpartisipasi sudah berkumpul. Meski jumlahnya begitu banyak dan padat, susunannya teratur rapi tanpa kebisingan berlebihan.
Secara alami, tekanan aura tak kasat mata menyelimuti semua yang hadir. Semakin banyak orang berkumpul, tekanan di hati ini semakin menguat, membuat jantung berdegup kencang dug... dug sementara mulut tak berani bersuara.
Setengah shichen kemudian, seluruh 321 cabang murid telah tiba. Mereka berdiri di lapangan dalam diam penuh ketegangan.
Wang Lin ekspresi tenang, namun Qin Mei di sampingnya telah kehilangan senyuman, wajah kecilnya sangat serius, tampak agak gugup. Zhou Li sedikit lebih baik, namun juga terlihat sangat tegang.
Ketenangan Wang Lin yang tertangkap dalam sorot mata Qin Mei membuatnya semakin terkejut, namun entah mengapa perlahan hati wanita itu pun ikut tenang.
"Sekte Dong Lin kami telah melahirkan banyak generasi berbakat, menjadikan sekte ini termasuk dalam Sembilan Sekte dan Tiga Belas Gerbang. Semua ini adalah warisan yang diperoleh leluhur kalian dengan darah segar, hingga turun ke generasi murid kalian.
Hari ini adalah hari kompetisi besar generasi kalian. Aku berharap dapat melihat masa depan Sekte Dong Lin pada diri kalian. Aku berharap dapat merasakan keteguhan hati dan ketegasan kultivator seangkatanku dalam diri kalian!"
"Gerbang pertama kompetisi besar, masuk ke celah Dong Lin, waktu tiga hari. Dalam tiga hari, ambil Token satu sama lain yang terbanyak di 30 besar, lulus rintangan!" Suara berwibawa bergema di lapangan langit dan bumi. Kilauan cahaya emas menyelimuti sekeliling, samar-samar menampakkan ratusan siluet. Semua siluet ini adalah ahli sejati Sekte Dong Lin yang kini duduk bersila di udara, pandangan mereka menyapu sekilas lebih dari seribu murid di lapangan bawah.
Puluhan pandangan di antaranya tertuju pada Wang Lin.
Adegan yang sama pernah Wang Lin lihat dalam ingatan Immortal Venerable Pelangi. Ucapan yang sama, jumlah peserta yang sama, bahkan cahaya emas di langit pun serupa. Hanya tatapan yang berbeda - dalam memori Pelangi, sebagian besar tertuju pada Zhou Li.
Adapun Su Dao di sini, meskipun beberapa tatapan terpusat padanya, di bawah pandangan itu jiwanya gemetar, kepala tertunduk mundur, penampilannya sangat compang-camping.
Berbeda dengan Zhou Li, meskipun tubuhnya juga gemetar, dia tidak mundur. Dengan mengangkat kepala dan menegakkan dada, menggigit gigi dan bertahan, berkat bakat alaminya dan kualifikasi memperoleh Jurus Langit Awan Dao, kinerjanya benar-benar bersinar terang.
Namun kini, segalanya telah berubah.
Sorotan mata juga menyapu tubuh Zhou Li, tetapi bagaimanapun keras usahanya bertahan, tidak ada sedikitpun efek. Pandangan-pandangan itu hanya menyapu sekilas tubuhnya, sebagian besar terpusat di Wang Lin.
Sedangkan Wang Lin, dengan ekspresi tenang yang terus berlanjut, tidak menunjukkan perubahan sedikitpun. Seolah-olah sorotan mata yang terpusat ini tidak memiliki sedikitpun pengaruh padanya - dan kenyataannya memang demikian.
Zhou Li menggenggam erat kepalan tangannya, di balik tatapan yang tertunduk tersembul kecemburuan dan kebencian yang membara. Selama lima bulan ini dia terus bertanya-tanya: Mengapa segalanya bisa berubah seperti ini? Mengapa Su Dao yang pengecut itu bisa berubah sedemikian drastis? Semua ini seharusnya menjadi miliknya, tapi kini telah direbut dengan paksa oleh Su Dao.
"Masuk ke dalam!" Di momen ini, suara penuh kewibawaan kembali bergema. Seluruh lapangan tiba-tiba dipenuhi pancaran berwarna-warni yang menyilaukan. Di atas langit lapangan, muncul pusaran raksasa yang berputar gemuruh bagai lubang hitam, memperlihatkan semesta asing di dalamnya.
Seiring kemunculan pusaran tersebut, tubuh semua murid kelas rendah yang mengikuti kompetisi besar tiba-tiba diselimuti cahaya. Tubuh mereka tergulung lalu berubah menjadi cahaya panjang yang menyambar ke pusaran.
Lebih dari seribu cahaya melesat masuk ke pusaran. Beberapa saat kemudian, semua menghilang tanpa jejak. Lapangan pun mendadak sepi, hanya tersisa para Guru dari berbagai aliran yang berdiri menghormat ke siluet di balik cahaya emas langit. Setelah menyatukan tinju dengan khidmat, mereka duduk bersila menjadi pengamat.
Pusaran di langit perlahan berhenti berputar setelah semua peserta masuk. Ia berubah menjadi permukaan cermin raksasa yang dengan jelas memantulkan segala sesuatu di dalam Celah Dong Lin. Cukup dengan menyatukan Shen Shi, semua detail di dalamnya bisa terlihat jelas.
Dengan cara ini, Sekte Dong Lin memungkinkan kultivator dengan kekuatan besar mereka melakukan pencarian mendalam untuk menemukan bakat langit di masa depan!
Ini adalah hamparan bumi hitam pekat tak bertepi, langit redup bagai senja yang diselimuti debu-debu beterbangan. Di sinilah letak celah dimensi yang dibuka oleh Sekte Dong Lin.
Segalanya disusun meniru pengaturan di suatu area di Benua Xiangang.
Saat Wang Lin muncul, ia berada di dataran penuh rerumputan setinggi orang. Posisinya identik dengan ingatan pelangi dalam memorinya.
Su Dao dari tahun-tahun lampau, di gerbang pertama ini akhirnya kehilangan tokennya dan gagal. Ia hanya bisa menyaksikan Zhou Li dan beberapa orang menonjol dari berbagai aliran lain bersinar sepuluh ribu zhang di rintangan pertama ini.
Sedangkan Su Dao, hanyalah sebutir debu yang sangat kecil di bawah cahaya gemilang itu.
Peristiwa ini menjadi rangsangan yang sangat dalam bagi Su Dao. Di tempat ini pula, Su Dao mengalami perlakuan kejam dari Zhou Li. Meski tidak dibunuh, trauma itu menjadi luka seumur hidup dan titik balik perubahan karakternya!
“Aku datang, segalanya akan berubah…” Wang Lin mengangkat kepala memandang langit yang redup, bergumam pelan.
