Saat celah sempat terbuka di pintu gerbang gua ini, semburan aura Benua Xiangang menerobos masuk. Di balik Wang Lin yang berdiri di tengah langit-bumi yang runtuh, sosok kakek tua Zhan tiba-tiba melangkahkan seluruh tubuhnya maju.
Bayangan samar berjubah di sekeliling tubuhnya menyorotkan cahaya redup membara dari kedua matanya, menatap tajam Wang Lin. Entah mengapa, saat pintu gua itu terbuka, perasaan krisis hidup-mati yang dahsyat bergemuruh dalam jiwanya.
Wang Lin berdiri di samping pintu gerbang itu, memutar tubuhnya untuk menatap kakek tua Zhan yang berada di kejauhan. Di belakangnya, celah pintu yang terbuka mengalirkan aura Benua Xiangang yang melingkupi tubuh Wang Lin. Aura asing yang berdenyut-denyut ini membuat darah kuno Daogu dalam tubuhnya seakan bersorak gembira, mengalir semakin deras.
Seakan-akan sedang menyerap habis energi tersebut.
"Meski pintu gerbang sudah terbuka, kau tak berani keluar! Lao Fu meski tak punya ingatan Jiwa Ketiga, tapi dalam jiwa masih tersisa sedikit pemahaman tentang Benua Xiangang. Antara dunia kediaman dan Benua Xiangang, terdapat Penghalang Xiangang. Hanya mereka yang memiliki darah keturunan yang bisa keluar!
Bahkan jika kau punya panggilan darah yang memungkinkanmu keluar, tapi bila kau tak menyerahkan Jiwa Ketiga, setelah kau meninggalkan gua persembunyian ini, Lao Fu akan membunuh semua orang yang terkait denganmu!" Krisis hidup-mati dalam hati kakek tua Zhan semakin menguat. Ia tidak mendekat lagi, melainkan berteriak dari kejauhan.
"Kini pintu ini telah terbuka. Antara kita tak ada permusuhan tak terselesaikan yang mendalam. Serahkan Jiwa Ketiga padaku, aku akan segera pergi dari sini, selamanya tak akan kembali ke dunia kediaman!" Suara kakek tua Zhan seolah mengandung kekuatan aneh, berputar samar-samar di udara.
Wang Lin tidak berbicara, mustahil baginya menyerahkan Jiwa Ketiga. Menurutnya, jiwa ini bukan milik Su Dao Immortal Venerable Pelangi, melainkan muridnya sendiri Xie Qing.
Dalam keheningan, tangan kanan Wang Lin mengangkat. Di telapak tangannya memancar dua cahaya redup yang berubah menjadi dua gumpalan mantra penyegel. Mantra ini dibungkus cahaya redup, namun di dalamnya terlihat urat darah melingkupi - darah hati Xie Qing!
Xie Qing menggunakan tubuhnya sebagai siklus reinkarnasi Jiwa Ketiga, dengan pengorbanan nyawa berhasil mengkristalkan tiga lapisan segel. Satu segel untuk dirinya sendiri, dua sisanya dihadiahkan pada Wang Lin. Inilah tindakan terakhir yang dilakukannya untuk gurunya sebelum menemui ajal.
Dua segel ini, setelah melebur dengan hawa Benua Xiangang, akan memiliki kekuatan untuk menyegel dua jiwa tersisa Immortal Venerable Pelangi!
Saat dua gumpalan segel ini muncul, pintu gerbang yang terbuka selebar celah di belakang Wang Lin mengeluarkan gelombang dahsyat hawa Xiangang. Dengan meraung, energi itu menyambar ke tangan kanan Wang Lin dan melebur dengan cepat bersama dua segel tersebut.
Cahaya redup tiba-tiba membesar seperti dua matahari kelam mengambang di tangan kanan Wang Lin. Cahaya ini menyelimuti tubuh Wang Lin hingga tampak samar, bahkan akhirnya pintu gerbang gua di belakangnya pun tertutup kabut, terlihat buram dari kejauhan.
Namun kekuatan pengurungan ini belum sepenuhnya sempurna, masih terus menyerap hawa Xian Gang yang keluar dari celah pintu gerbang. Karena pintu hanya terbuka sedikit, proses penyerapannya agak melambat.
Saat merasakan kekuatan pengurungan ini, pupil mata kakek tua Zhan mengerut tajam. Akhirnya ia paham mengapa dirinya merasakan kehadiran krisis hidup-mati—semua ini berasal dari kekuatan pengurungan yang tercipta dari peleburan segel dalam tubuh Wang Lin dengan hawa Benua Xiangang!
Sorot mata dinginnya berkilat, kakek tua Zhan tanpa keraguan sedikitpun menggerakkan tubuhnya menyambar ke arah Wang Lin. Ia tahu saat ini tak boleh mundur, meski perasaan krisis hidup-mati itu begitu kuat, harus dicegah! Jika tidak, akibatnya akan sangat buruk!
Kecepatannya yang luar biasa membuatnya tiba-tiba berada hanya sepuluh zhang di hadapan Wang Lin. Tangan kanan kakek tua Zhan terangkat, sebuah karakter "Pertempuran" emas meledak keluar menyambar ke target. Bersamaan, bayangan arwah pelangi di sekujur tubuhnya bertumpuk - jelas terlihat jiwa Kultivator Pelangi itu memancarkan cahaya tujuh warna, materialisasi diri penuh aura pelangi yang menerjang Wang Lin.
Tak lama, satu jiwa lagi dari Immortal Venerable Pelangi yang seluruh tubuhnya terbungkus jubah hanya menyisakan mata, tiba-tiba membentangkan kedua lengannya. Jubah di luar tubuhnya mengembang bagai ombak raksasa, menutupi segalanya dalam ekspansi tak terbatas untuk menyelimuti Wang Lin.
Wang Lin dengan ekspresi tenang, dua segel di tangan kanannya masih menyerap hawa Xian Gang yang keluar dari pintu. Pada sekejap mata saat kakek tua Zhan dan dua jiwa pelangi mendekat, tangan kirinya terangkat dan menepuk ke depan secara tiba-tiba.
Satu tepukan ini membuat delapan tubuh sejati inti di sekeliling Wang Lin serentak termaterialisasi, bagaikan delapan Wang Lin yang menepuk secara bersamaan.
Gemuruh menggemparkan langit dan bumi. Dunia Bunga Kelima yang runtuh ini mulai menghilang dalam skala luas, memperlihatkan angkasa serta siluet Lanmeng Daozun, Orang tua bermarga Ma dari Bintang Lima Elemen, Yun Yi Feng, dan Selir ke-3 Tang Shan.
Terlihat pula siluet Jenderal Xuanwu dan Zhu Que yang terluka parah, berduyun-duyun termaterialisasi.
Begitu tubuh sejati inti muncul, raut wajah kakek tua Zhan berubah drastis. Tanpa ingatan Jiwa Ketiga, ia tak pernah melihat tubuh sejati ini. Namun Orang tua bermarga Ma dari Bintang Lima Elemen, saat melihat tubuh sejati ini, sorot matanya menunjukkan kengerian dan ekspresi di luar kepercayaan.
“Tubuh sejati inti!!! Ini... ini adalah tubuh sejati inti, orang biasa yang memiliki satu tubuh sejati inti saja sudah sangat langka, dia... dia bahkan memiliki delapan!!
Menurut rumor, selain pembukaan alam spiritual, ada kemungkinan lain untuk menjadi Mahadewa, yaitu terkait dengan tubuh sejati inti! Meskipun kemungkinan ini belum pernah terbukti, namun menunjukkan kelangkaan tubuh sejati inti!”
Deru dahsyat berputar-putar, delapan tubuh sejati inti dan tubuh asli Wang Lin secara bersamaan menyerang dengan telapak tangan, bertabrakan dengan kakek tua Zhan. Dalam gemuruh itu, jiwa pelangi, jiwa berjubah, dan kakek tua Zhan semuanya tubuhnya bergetar hebat lalu mundur serentak!
Ini pertama kalinya Wang Lin bertarung langsung melawan kakek tua Zhan dan berhasil memaksanya mundur!
Tubuh Wang Lin bergetar, seolah kekuatan dahsyat menyapu masuk melalui tangan kirinya, merasuk ke dalam tubuhnya dan delapan tubuh sejati inti di sekelilingnya.
Matanya berkilat, memanfaatkan kekuatan pantulan sihir ini, tangan kirinya menggambar busur sambil tubuhnya mundur lalu menekan pintu gerbang di belakangnya.
Pintu gerbang bergemuruh, di saat yang sama, delapan tubuh inti di sekelilingnya juga mundur, satu per satu bertabrakan dengan pintu gerbang itu.
Di bawah deru dahsyat yang menggemparkan, pintu itu sekali lagi didorong terbuka. Dari hanya sebuah celah, pembukaan skala luas perlahan membesar, dan akhirnya terbuka hampir tiga puluh persen!
Sejak saat ini, pintu gerbang itu tak lagi perlu didorong manusia. Saat hawa dahsyat Benua Xiangang dari dalam membanjir masuk, pintu ini membuka sendiri dengan gemuruh tak henti, pembukaannya semakin deras.
Bersamaan dengan itu, lebih banyak hawa Benua Xiangang menerjang keluar, melebur dengan sangat cepat bersama dua segel di tangan kanan Wang Lin. Di sekejap kakek tua Zhan mengubah raut wajah, tangan kanan Wang Lin terangkat.
Sorot mata kakek tua Zhan itu memancarkan ketakutan. Di momen ini ia tak sempat berpikir panjang, mundur dengan cepat tak peduli apapun. Wang Lin menatap segel di tangannya, samar-samar ia seolah melihat Xie Qing di dalamnya, sorot matanya memancarkan kesedihan.
“Xie Qing... Kau adalah muridku, sekaligus juga shifuku...” Dalam desahan pelan Wang Lin, tangan kanannya mengibas ke luar. Dua gumpalan segel yang bercahaya redup itu menyambar ke kejauhan mengejar kakek tua Zhan yang sedang melarikan diri.
Segel ini bagaikan takdir, meski kakek tua Zhan berlari secepat apapun, takkan bisa luput dari hukum genderang nasib.
Dua gumpalan cahaya penyegel itu melayang berurutan, dalam sekejap mata telah mendekati kakek tua Zhan. Di tengah wajah penuh ketakutan itu, gumpalan pertama langsung menembus titik antara alisnya.
Kakek tua Zhan mengaum sambil kedua tangannya membentuk mantra. Saat kemampuan supernaturalnya menyelimuti sekeliling, arwah jubah di luar tubuhnya memperlihatkan ketakutan di matanya. Tangan kanannya terangkat mengibas-ngibaskan serpihan magis ke arah gumpalan segel itu, mengguncang angkasa dengan gemuruh.
Namun segala kemampuan supernatural, segala yang berwarna-warni, tak mampu mencegah segel gumpalan cahaya ini. Seolah di hadapannya tak ada apapun, segel cahaya ini menembus semua kekuatan gaib dan kehampaan, dengan ringan seperti tak berbobot, mencap di antara alis roh jubah yang menyelimuti tubuh kakek tua Zhan.
Pada sekejap mata saat cap itu tertanam, roh jubah mengeluarkan jeritan menyayat hati. Tubuhnya langsung memunculkan bayangan samar yang bertumpuk, memancarkan cahaya pelangi terang benderang, dalam sekejap berubah menjadi jiwa pelangi. Membuat segel itu akhirnya mendarat di antara alis jiwa pelangi.
Gemuruh! Segelnya retak, berubah menjadi cahaya redup yang membungkus jiwa pelangi di dalamnya. Dari kejauhan terlihat seperti jaring raksasa. Hanya dalam beberapa sekejap napas, jiwa pelangi itu pelan-pelan mengkerut di bawah kontraksi jaring cahaya, berubah menjadi sebesar kepalan tangan dengan cahaya yang semakin meredup.
Saat ini, tubuh kakek tua Zhan melesat mundur, di bawah kakinya bergelombang energi berputar-putar. Arwah jubah di sekeliling tubuhnya yang lolos dari bencana sebelumnya, memandang gumpalan segel kedua yang melayang mendekat dengan ketakutan tak berujung. Di depan matanya, ia hanya bisa menyaksikan gumpalan cahaya itu mencap di antara alisnya, menghilang sambil melingkupi seluruh tubuhnya.
Di kejauhan, Lanmeng Daozun dan yang lain menyaksikan pemandangan ini dengan jiwa terguncang. Mereka tak menyangka Wang Lin masih menyimpan jurus cadangan seperti ini. Tatapan orang tua bermarga Ma dan Yun Yi Feng ke arah Wang Lin bahkan terlihat rumit nan mengerikan.
Awalnya mereka mengira inti gua persembunyian kali ini pasti akan membuat Xuan Luo turun tangan membantu, sebab mustahil Wang Lin bisa melewatinya sendirian. Namun kini, hingga detik terakhir Xuan Luo sama sekali belum pernah muncul. Segala sesuatu hingga tahap ini benar-benar dicapai Wang Lin dengan kekuatannya sendiri.
Jiwa jubah yang dimasukkan Immortal Venerable Pelangi ke dalam tubuh kakek tua Zhan, saat ini sama seperti jiwa lainnya, diselimuti jaring cahaya redup dan berubah menjadi gumpalan cahaya sebesar kepalan tangan. Hubungannya dengan kakek tua Zhan telah terputus.
Saat hubungan itu terputus, mata kakek tua Zhan langsung meredup. Bibirnya mengeluarkan darah hitam dalam jumlah besar. Meski sorot matanya pudar, kesadarannya justru menjadi jernih.
Ia menatap sekeliling, akhirnya pandangannya mendarat pada Wang Lin dan pintu gerbang gua di belakangnya. Melihat pintu yang telah terbuka itu, senyum merekah di wajah kakek tua Zhan.
"Kau luar biasa... Impian seumur hidupku adalah membuka pintu gua ini. Sayang... Dulu saat gagal melewati Tribulasi Xuan, jiwaku justru menyatu dengannya..." Tubuh kakek tua Zhan memancarkan gas hitam bergelombang. Kulitnya mengerut, tetesan hitam menetes, sedang meleleh dengan cepat menuju kematian.
“Seharusnya aku sudah mati bertahun-tahun lalu……Kau telah menyelesaikan hal yang selalu kuidamkan, membebaskanku……Wang Lin, terima kasih……” Suara Kakek Tua Zhan semakin melemah, separuh tubuhnya telah mulai menghilang.
Namun separuh tubuhnya yang tersisa, dengan kilatan cahaya terakhir di matanya, seakan memancarkan sisa-sisa kekuatan hidup, dalam proses penghilangannya berubah menjadi cahaya panjang, menyambar ke pintu gerbang yang setengah terbuka.
Meski mati, ia tetap ingin menyaksikan Benua Xiangang yang selalu dirindukannya seumur hidup……
Wang Lin tidak mencegahnya. Ia menyaksikan separuh tubuh Kakek Tua Zhan menerjang masuk ke pintu gerbang, melihatnya lenyap berantakan di luar pintu.
