“Semoga perjalanan Tuan lancar…” Suara lembut Mu Bingmei yang memegang payung di tengah hujan, terlihat samar melalui tirai hujan, melayang bersama gemericik air. Lembut, tanpa kesan dingin.
Pada akhirnya, dia tetap memilih untuk tidak pergi. Kehadirannya di sini hanya untuk memandang Wang Lin untuk terakhir kalinya. Setelah pandangan ini, pertemuan berikutnya mungkin tak tahu tahun dan bulan.
Pikiran perempuan itu tak bisa ditebak Wang Lin. Mu Bingmei memang bukan perempuan yang sederhana. Pilihan untuk tetap tinggal pasti ada alasan kuat di baliknya.
Dia takkan memaksa, juga tak ingin memaksa.
Waktu dua minggu berlalu dalam hujan perpisahan ini. Di senja hari terakhir ini, hujan semakin deras seolah menyatukan langit dan bumi, membentuk tirai mutiara. Sekilas pandang, ujung dunia di balik kabut samar itu seakan terlihat.
Wang Lin berdiri dan melangkah ke langit. Di belakangnya, semua yang hendak pergi berduyun-duyun terbang membentuk aliran-aliran cahaya panjang, memancarkan kilau mempesona dalam senja berhujan ini.
Berdiri di angkasa, Wang Lin menunduk memandang tanah tak jauh di bawahnya. Mu Bingmei masih tegak memegang payung, pandangannya samar-samar di balik tirai hujan, seakan mengikuti setiap gerak Wang Lin.
Siluet anggun di balik payung hujan, gaun panjang yang berkibar, serta helai rambut hitam yang diterbangkan angin - semua menambah kesedihan di senja perpisahan ini.
Memandang Mu Bingmei, Wang Lin diam membisu di udara.
"Jika aku masih di dunia ini... Akan ku kembali..." Setelah lama terdiam, Wang Lin akhirnya berbicara perlahan.
"Jika aku masih di dunia ini, akan kusambut kedatanganmu..." Payung Mu Bingmei turun sedikit, menutupi wajahnya, suara lembut terdengar.
Tangan kanan Wang Lin menepuk angkasa, tujuh inti dalam tubuhnya langsung berputar serempak, terkonsentrasi di telapak tangannya. Saat cahaya kristal sepuluh ribu zhang menembus hujan menerangi bumi, sebilah pedang bercahaya materialisasi.
Pedang ini meleburkan kekuatan inti Wang Lin, diselimuti hawa kuno Daogu, kekuatannya mengguncang alam!
"Aku tak tahu kapan bisa kembali ke dunia kediaman, mungkin ribuan tahun, mungkin sepuluh ribu tahun, atau mungkin hingga hidup dan mati... Pedang ini untukmu, jaga dirimu baik-baik!" Wang Lin mendesah pelan, berbalik menghadap langit lalu melangkah mantap.
Di belakangnya, semua yang hendak pergi melesat bagai cahaya panjang mengaum. Li Qianmei yang berada di antara mereka menoleh tajam ke arah Mu Bingmei di tanah, pandangan sekilas itu pun ikut menghilang dalam kilatan cahaya.
Mu Bingmei berdiri di atas tanah, mengangkat kepalanya memandang cahaya panjang yang pergi di langit. Dua aliran air mata mengalir dari sudut matanya, membuat dunia di depan matanya tampak samar. Penampilannya saat ini mungkin seperti seorang istri yang mengantar suami pergi, di depan pintu rumah, memandang siluet yang menjauh semakin lama semakin jauh.
"Jaga dirimu baik-baik..." bisik Mu Bingmei perlahan, mengucapkan kata-kata yang hanya bisa didengarnya sendiri. Membawa Pedang Inti peninggalan Wang Lin, ia berjalan perlahan menuju kejauhan dalam hujan.
Di langit, Wang Lin memandang segala sesuatu yang familiar, hatinya perlahan menjadi tenang. Ada firasat samar dalam dirinya bahwa urusan dunia kediaman sebenarnya masih jauh dari selesai.
"Dengan formasi ini, dunia dalam dan luar takkan bisa memulai perang lagi kecuali muncul sosok seperti Tuan Zhang Zun! Meski masih ada beberapa dewa yang tersisa, mereka semua luka parah. Lagipula ada Lanmeng Daozun dan Nan Yunzi yang menjaga, takkan ada masalah. Ada beberapa ide lain yang masih perlu kupikirkan matang-matang.
"Jenderal Zhu Que telah pergi. Jika di wilayah Falling Star di luar dunia itu masih ada Zhuque generasi pertama, dan keduanya benar-benar memiliki hubungan sebagai tubuh kedua, maka pastilah mereka juga telah menghilang... Tidak diketahui apakah Zhuque tua generasi kedua dan yang lainnya masih berada di sana..." Wang Lin diam melanjutkan perjalanan, membawa sekelompok orang meninggalkan dunia dewa.
Ia tidak pergi mencari ke Falling Star.
"Falling Star tidak sesederhana itu... Jarum kompas Tian Ni..." Mata Wang Lin berkilat. Di dalam hatinya tetap ada sebuah teori berbeda, meski kini bukan saatnya untuk melakukan pencarian.
"Ada juga Chihunzi yang kulepaskan... Serta manusia misterius yang pernah turun tangan membantu saat pertempuranku melawan Shui Daozi, seolah-olah tersegel di dunia dewa angin... Orang itu kemudian seharusnya telah meninggalkan dunia dewa angin. Kini tak diketahui ke mana mereka pergi, mungkin saat pintu gua persembunyian dibuka, mereka akan terpancing keluar."
“Masih banyak hal yang belum jelas dan penjelasan yang tak terjawab……” Wang Lin menutup matanya, melangkah maju satu per satu. Ia menyimpan semua pertanyaan dan tebakan ini untuk diketahui jawabannya satu per satu setelah kembali dari Benua Xiangang kelak.
“Benua Xiangang bukanlah rumahku. Rumahku ada di sini... Kepergian kali ini bagaikan anak rantau yang merantau, pada akhirnya pasti akan kembali!” Sorot mata Wang Lin tiba-tiba terbuka lebar, kilatan sinar tajam terpancar dari dalamnya.
“Jika aku tidak mati, saat kembali ke dunia kediaman ini kelak, semua rahasia yang tersisa di sini akan kukuak tabirnya!” Dengan tingkat kultivasi Wang Lin sekarang, sebenarnya ia bisa menjelajahi semua hal ini. Namun ia sengaja tidak melakukannya, meninggalkan teka-teki dan petunjuk ini sebagai kenangan akan rumahnya.
Bisa dikatakan ini juga merupakan bentuk obsesi keduniawian. Keberadaan misteri yang belum terpecahkan ini membuatnya, meski waktu telah menghapus segalanya, takkan pernah melupakan kampung halaman selamanya.
Di angkasa, puluhan cahaya panjang mengaum melesat dengan cepat, dipimpin oleh Wang Lin, menuju pintu gerbang gua yang muncul di Domain Bintang Luo Tian. Tingkat kultivasi semua orang tidak biasa, saat ini mereka mempercepat laju seperti meteor yang melesat dalam sekejap.
Kecepatan Li Qianmei seharusnya agak lambat, namun berkat perlindungan Wang Lin, ia tetap tak terluka.
Pada hari ketika batas waktu satu bulan masih tersisa beberapa hari, Wang Lin membawa semua orang ke depan pintu gerbang gua di Domain Bintang Luo Tian. Pintu emas itu tegak berdiri di angkasa, memancarkan gelombang cahaya keemasan yang lembut, terlihat sangat megah dari kejauhan.
Pintu ini terlalu besar, seakan menopang langit. Di sampingnya, Xuan Luo duduk bersila dalam pancaran cahaya emas. Tekanan aura yang mengguncang menyebar dari tubuhnya, menyelimuti sekeliling.
Hampir bersamaan dengan kedatangan Wang Lin dan rombongan, mata Xuan Luo tiba-tiba terbuka lebar. Sorot mata tajamnya memenuhi pandangan, mengamati sekilas Wang Lin dan semua orang di belakangnya.
“Beberapa hari lebih awal tidak masalah, orang-orang ini semuanya memiliki kualifikasi untuk bereinkarnasi!” Ucapan Xuan Luo bergema di angkasa. Setelah melihat jumlah konkret, hatinya sedikit lega. Kurang dari dua puluh orang ini membuatnya bisa menghemat tenaga.
Awalnya dia mengira akan ada ratusan bahkan ribuan yang bereinkarnasi bersamaan. Jika seperti itu, Xuan Luo akan sangat dipaksakan. Bagaimanapun, semakin banyak jumlah orang, semakin besar kesulitannya. Kondisi seperti sekarang ini yang terbaik.
Sebenarnya kali ini Wang Lin juga tidak mengumumkan secara besar-besaran tentang kesempatan meninggalkan tempat ini kepada semua orang. Jika tidak, pasti lebih banyak yang akan mencoba pergi. Alasan tidak melakukannya terutama karena Xuan Luo.
Wang Lin tidak mau berhutang budi lebih banyak lagi. Kali ini sudah mencapai batas maksimalnya. Dia juga tidak ingin jumlah yang terlalu banyak memberi beban pada tubuh dan luka pada Xuan Luo.
Xuan Luo berdiri, kedua tangannya membentuk mantra dengan jari-jarinya lalu tiba-tiba mengibaskan ke kedua sisi. Seketika angkasa berguncang, gelombang energi bermunculan di udara kosong menyapu ke delapan penjuru. Deru dahsyat terus bergema di angkasa.
Suara itu awalnya tidak terlalu keras, namun hanya sesaat kemudian sudah bergemuruh bagai guntur. Pada akhirnya, hampir menggantikan semua suara di angkasa. Dalam gemuruh dan gelombang energi ini, jubah Mahadewa Xuan Luo berkibar-kibar seolah ada aliran udara yang mengembang di dalamnya. Rambutnya pun terus tertiup angin.
Sebuah matahari berwarna darah raksasa tiba-tiba mengkristal di belakang Xuan Luo. Kehadirannya membuat warna emas angkasa meredup, tak mampu bersaing gemilang.
Pada sekejap kemunculan matahari itu, tangan kanan Xuan Luo membentuk mantra dan menyambar ke angkasa kosong.
“Long Huang Tian Yi Ling, atas nama Laofu Xuan Luo, perintahkan ilusi untuk muncul!” Suara Xuan Luo dipenuhi kekuatan aneh. Di bawah suara ini, gemuruh angkasa semakin menjadi-jadi. Dari gulungan gelombang energi tak terhitung, tiba-tiba muncul pusaran raksasa di angkasa. Pusaran ini berputar kencang, dari kejauhan seolah akan menarik seluruh angkasa tersedot ke dalamnya.
Kedalaman pusaran itu gelap gulita, bagai terhubung dengan dunia lain.
Tepat saat kecepatan putaran pusaran mencapai puncaknya, lolongan naga menggemparkan langit dan bumi bergema gila-gilaan dari dalam pusaran. Suara itu mengubah diri menjadi dengungan di telinga Wang Lin.
ROAR!!
Suara itu semakin memekakkan telinga, bergema ke seluruh angkasa. Para pengikut di belakang Wang Lin serentak mengubah raut wajak drastis, memandang Xuan Luo dengan tatapan penuh ketakutan.
Lolongan itu membuat jiwa Wang Lin bergetar, namun tubuhnya tetap tak bergerak. Matanya menatap tajam ke arah pusaran.
Namun suara lolongan terus bergemuruh dari pusaran, meski Wang Lin tak bisa melihat gambaran di kedalaman pusaran, namun dalam benaknya saat ini, ia bisa membayangkan seolah ada seekor naga yang berjuang keras merobek pusaran untuk menerjang keluar sambil mengaum.
Beberapa saat kemudian, ketika lolongan itu telah mencapai tingkat yang hampir membuat angkasa runtuh, pusaran itu menggemuruh keras. Sebuah kepala raksasa secara paksa menerobos keluar dari pusaran. Karena ukuran kepala yang terlalu besar, pusaran itu tampak tak mampu menahan, langsung hancur berantakan berubah menjadi partikel cahaya redup yang menyebar cepat ke segala penjuru, bagai gelombang energi yang berputar mendorong.
Kepala raksasa itu adalah kepala naga!!
Sebuah tanduk tunggal menjulang di atasnya, dua kumis naga sepanjang ratusan zhang melayang-layang, sisik berwarna ungu-hitam, ekspresi mengerikan dan sepasang mata yang memancarkan kedinginan kejam.
Semua ini menyusun entitas raksasa yang cukup membuat siapapun gemetar ketakutan hanya dengan sekali pandang!
Yang lebih mengerikan, bentuk tanduk naga itu bukannya runcing melainkan persegi. Dari kejauhan, ujung tanduknya bagaikan mahkota kaisar!
Hanya kepalanya saja sudah mencapai 1.000 zhang. Setelah menerobos celah, tubuh naga itu menggeliat di tengah gemuruh angkasa, seakan hendak sepenuhnya menerjang keluar!
"Naga ini bernama Long Huang Tianyi dari Sembilan Senjata milikku! Ditangkap dari wilayah liar timur Benua Xiangang, tempat bermukimnya ribuan binatang buas mengerikan. Naga ini adalah salah satu yang terkuat!
Kekuatannya setara kultivator tahap menengah Kong Jie! Dulu kubunuh, kusuling jiwanya, kupurifikasi tubuhnya, kucabut tulangnya, lalu kujadikan senjata ini! Berbentuk cambuk, dengan 'Cambuk Naga' ini akan kuhantam hukum Xiangang untuk membuka jalan reinkarnasi bagimu!" Suara Xuan Luo bergema sementara tangan kanannya mencengkeram naga raksasa itu.
Naga ini mengangkat kepala dan mengaum, tubuhnya menerjang keluar dari kehampaan dengan kecepatan tinggi—2.000 zhang, 3.000 zhang, 5.000 zhang, hingga 10.000 zhang dan puluhan ribu zhang muncul bergemuruh! Langsung menyambar Xuan Luo, di tangan Xuan Luo tubuhnya menyusut cepat, akhirnya berubah menjadi cambuk naga berwarna darah sepanjang 100 zhang!
Cambuk ini memancarkan tekanan aura yang menggentarkan. Bahkan Wang Lin, saat melihat cambuk ini sesaat, sorot matanya menyempit dan gemetar dalam hati. Dia merasakan: "Bahkan aku sendiri pun tidak akan mampu menahan kekuatan satu cambukan!"
Benda ini, tingkat kekuatannya benar-benar di luar imajinasi!
