Seiring kepergian satu per satu orang-orang di sekitar Wang Lin, setiap mereka sebelum pergi akan memberi penghormatan terakhir padanya, lalu menuju pintu gerbang gua untuk mengejar impian mereka.
Tiga Belas bersujud di angkasa di hadapan Wang Lin. Setelah memberi penghormatan, ia mengangkat kepala dengan keteguhan berkilat di kedua matanya.
"Guru, Tiga Belas pergi. Meski ingatan belum bangkit, Tiga Belas yakin takkan pernah melupakan kebaikan Guru dalam mengajarkan Jalan ini. Bahkan setelah reinkarnasi dan kelahiran kembali, hal ini pasti takkan kulupakan!" Suara Tiga Belas bergema tegas, keteguhan hatinya luar biasa. Keteguhan ini mungkin akan membuatnya tetap memiliki insting meski ingatannya tersegel.
Insting ini adalah ikatan guru-muridnya dengan Wang Lin yang paling dijaganya.
Setelah Tiga Belas, giliran Situ Nan. Karakter Situ Nan yang selalu bebas dan rileks, kali ini tertawa sambil berubah menjadi cahaya panjang menuju pintu gerbang gua. Sebuah kendi anggur tercipta dari tangannya dan dilempar ke belakang, menyambar ke arah Wang Lin yang langsung menangkapnya.
"Seumur hidup suka minum arak, entah bagaimana nanti di kehidupan berikutnya. Kendi ini untukmu, setelah menemukanku kembali, berikan saja padaku. Haha, gue harus terlahir kembali sebagai Pangeran! Brengsek, harus jadi Pangeran!" Gelak tawa Situ Nan bergema, perlahan menghilang di balik pintu gerbang gua.
Hanya saja tidak diketahui, apakah dia bisa reinkarnasi di Benua Xiangang menjadi seorang pangeran. Hal ini tidak bisa dipastikan oleh Xuan Luo, maupun Wang Lin.
"Semoga dia bisa mewujudkan keinginannya..." Ekspresi Wang Lin menunjukkan keanehan. Dia selalu merasa bahwa kemungkinan besar hal ini tidak akan sesuai dengan bayangan Situ Nan.
Yang terakhir pergi adalah Li Qianmei. Dengan senyum menghiasi wajahnya, dia menatap Wang Lin tanpa banyak bicara, hanya mengucapkan satu kalimat lembut sebelum menuju pintu gerbang gua.
"Aku akan menunggumu... Jika kau tak kunjung menemukanku, aku akan terus menanti dalam siklus reinkarnasi ini, berulang kali..."
Ucapan lembut itu menyimpan tekad baja yang sepenuhnya mencerminkan karakternya. Inilah Li Qianmei - sekali memilih, tak ada penyesalan!
Di angkasa luar, di depan pintu gerbang gua, hanya tersisa Wang Lin dan Xuan Luo berdua.
"Mereka semua sudah masuk. Lao Fu akan mengembangkan kemampuan supernatural untuk melawan Hukum Kosmis Xiangang. Kapan kau bersiap masuk?" Xuan Luo menatap Wang Lin sambil berbicara perlahan.
Wang Lin mata berkilat, memandang pintu gerbang gua itu, tiba-tiba berkata: "Bisakah Senior mengirim lebih banyak orang ke Benua Xiangang untuk bereinkarnasi?"
"Tak apa. Awalnya kupikir akan ada ratusan hingga ribuan orang. Kini hanya kurang dari dua puluh, tidak akan banyak menguras tenagaku. Selama orang yang kau bawa berikutnya tidak terlalu banyak, tidak masalah." Xuan Luo tersenyum tipis.
"Kalau begitu, terima kasih Senior mau menungguku lima hari lagi. Aku akan membawa lebih banyak orang untuk kuantarkan bereinkarnasi!" Sorot mata dingin melintas di mata Wang Lin, nada bicaranya tenang.
Beberapa orang sebelumnya tidak dibawa karena Wang Lin khawatir dengan tekanan yang bisa ditahan Xuan Luo. Kebencian terhadap mereka tidak langsung, bahkan beberapa sama sekali tidak punya permusuhan. Namun demi kedamaian dunia kediaman di masa depan, status mereka berada di ambang bisa dibunuh atau tidak. Mendengar perkataan Xuan Luo, Wang Lin mengubah keputusannya.
Menyatukan tinju menghormat ke Xuan Luo, Wang Lin berbalik melangkah ke angkasa. Siluetnya langsung terdistorsi, menghilang, dan saat muncul kembali telah berada di tepian formasi antara luar dunia dan wilayah dalam.
Formasi baru dua dunia yang telah disusun Wang Lin sendiri di masa lalu. Kini ia melangkah masuk ke dalam formasi ini. Berkat familiaritasnya, tanpa sedikitpun hambatan, dalam setengah batang dupa, ia berhasil melewati formasi dan menginjakkan kaki ke Bintang Kuno Tai Gu di luar dunia!
"Lima Dewa Tai Gu, Tuan Zhang Zun telah kuruung dan kusita. Lanmeng Daozun telah bermigrasi ke dunia dewa. Masih tersisa tiga dewa: Melodi Surgawi, Xu Shen, Sembilan Langit. Menyimpan ketiganya hanya akan menjadi bencana di masa depan. Manfaatkan kelemahan mereka kini, lebih baik satu per satu dicari lalu dikirim bereinkarnasi!" Ekspresi dingin Wang Lin terpancar saat menginjak bintang purba ini. Shen Shi-nya berpencar dengan gemuruh, menyelimuti delapan penjuru angin.
Tingkat kultivasinya setelah melewati inti gua persembunyian Lima Bunga Delapan Pintu telah mencapai puncak Kong Ling. Warisan Daogu hampir sempurna. Kekuatan bertarung Wang Lin di momen ini cukup untuk menghadapi tahap akhir Kong Xuan!
Tingkat kultivasi seperti ini, ditambah dengan tujuh inti dan kemampuan supernatural Daogu, tiga dewa yang terluka sama sekali bukan lawan!
Di bawah penyapuan Shen Shi Wang Lin yang luar biasa kuat, matanya memancarkan kilatan sinar tajam, melangkahkan kaki ke depan dan menghilang seketika.
Di bagian timur Bintang Kuno Tai Gu, terdapat planet kultivasi berbentuk bulan sabit. Planet ini tidak beraturan, dengan energi spiritual yang langka bagai kematian, bahkan binatang buas pun jarang terlihat.
Pasir kuning memenuhi tanah. Di planet ini tak ada siang hari, hanya kegelapan malam. Karena ketidakutuhannya, semua vegetasi telah punah, hanya batu-batu besar yang mengambang di antara langit dan bumi, berputar tanpa sadar.
Di bagian paling atas dari bentuk bulan sabit planet kultivasi ini, pasir-pasir di sana juga seluruhnya mengambang di udara. Permukaan tanah hitam legam, namun dipenuhi celah-celah yang menyebar. Di pusat retakan tersebut, duduk bersila seorang pria tua dengan wajah pucat pasi. Di momen ini, ia menutup kedua matanya rapat-rapat sambil terus memulihkan luka, namun aliran darah hitam sesekali mengalir dari bibirnya, menetes ke tanah dan menimbulkan suara desis.
Helai-helai asap tipis bagai benang menguap seiring latihan pernafasan sang tua, menyebar dari dalam planet kultivasi ini lalu menerobos masuk ke tujuh lubang di wajahnya, menjadi mitra dalam proses penyembuhannya.
Pria tua ini tak lain adalah Raja Iblis Sembilan Langit yang terluka parah oleh Lan Meng!
Ia terluka parah oleh Lan Meng di masa lalu, dunia persembahannya hancur, jiwanya terluka. Hingga kini ia bertahan dengan sisa nyawa dalam tubuhnya, memanfaatkan aura kematian bintang ini untuk memulihkan dunia persembahan. Sekeliling sunyi senyap, langit dan bumi gelap gulita. Namun tiba-tiba, orang tua itu membuka mata dengan kasar, pupil matanya mengkerut dengan kecepatan tinggi.
Bersamaan dengan itu, langit hitam pekat tiba-tiba memancarkan cahaya menyilaukan. Saat cahaya sepuluh ribu zhang menyelimuti bumi, seorang pemuda berbaju putih melangkah keluar dari dalam cahaya tersebut.
Rambut putihnya berkibar-kibar, wajahnya dingin membeku. Kemunculan Wang Lin membuat Raja Iblis Sembilan Langit menarik napas dalam-dalam. Tanpa ragu sedikitpun, tubuhnya limbung langsung berubah menjadi cahaya panjang, menerobos celah di sampingnya, menyambar menuju bawah tanah.
Wang Lin tidak bergerak, tangan kanannya menepuk ke arah bumi di bawahnya dan mencabik-cabik dengan kasar. Gerakan ini membuat angkasa di hadapannya bergemuruh, sebuah celah raksasa muncul di udara kosong dan melesat ke bawah dengan dahsyat. Saat menyentuh permukaan, seluruh planet kultivasi bergetar keras, terbelah menjadi celah yang terus menyebar dan memanjang ke kedua sisi.
Deru dahsyat bergema, kecepatan perpecahan bumi begitu ekstrim. Dalam sekejap mata, Wang Lin telah melihat sosok Raja Iblis Sembilan Langit yang melesat cepat di kedalaman bumi!
Raja Iblis Sembilan Langit hampir jiwa lenyap. Ia merasakan dengan jelas bumi di belakangnya tercabik-cabik oleh kekuatan luar biasa, juga merasakan pandangan Wang Lin yang menatap tajam ke punggungnya sendiri.
"Wang Lin!! Kau benar-benar ingin membabat habis!!! Kita sama sekali tidak memiliki permusuhan mendalam seperti ini!! Lepaskan aku sekali ini, aku bersumpah takkan melangkah ke wilayah dalam setengah langkah lagi!!!" Rambut di tengkuk Raja Iblis Sembilan Langit merinding, hatinya dilanda ombak kebencian yang membara. Kekuatan Wang Lin sekali lagi di luar perkiraannya, tak disangka dalam waktu singkat ini Wang Lin bahkan semakin kuat!
"Jangan takut, Wang tidak akan membunuhmu, hanya mengantarmu bereinkarnasi!" Ucap Wang Lin sambil mengangkat tangan kirinya. Kedua tangannya secara bersamaan mengaktifkan jurus merobek langit, menyobek dengan kasar ke arah permukaan planet kultivasi!
"Bunuh saja jika mau, ngapain bilang mengantar Lao Fu bereinkarnasi!!" Raja Iblis Sembilan Langit menjerit histeris. Dengan panik ia membentuk mantra dengan jari-jarinya, mempersiapkan semua teknik pertahanan dan harta magis di sekeliling tubuhnya, berusaha melawan kekuatan menggemparkan yang membuatnya ngeri itu.
Langit-bumi bergemuruh, bumi bergetar disertai collapse total. Planet kultivasi berbentuk bulan sabit itu tiba-tiba dipenuhi celah yang menyebar liar. Hanya sekejap mata, Wang Lin telah merobek seluruh planet itu tepat di pusatnya menjadi dua bagian diiringi deru dahsyat!
Guncangan dahsyat itu berubah menjadi kekuatan pendorong bak ombak raksasa, tersedot ke angkasa lalu menyebar ke delapan penjuru dengan kecepatan tinggi.
Di tengah hantaman itu, tubuh Raja Iblis Sembilan Langit bergemuruh "bum bum". Semua kemampuannya hancur berantakan, semua harta magisnya collapse total. Ia memuntahkan darah segar sambil menggigit gigi berjuang kabur. Namun siluet Wang Lin telah muncul tanpa suara di hadapannya. Tangan kanannya menekan langsung ke antara alis sang Raja Iblis.
"Sungguh aku ingin mengirimmu bereinkarnasi, bukan membunuhmu!" Suara Wang Lin tenang. Ini adalah suara terakhir yang didengar Raja Iblis Sembilan Langit. Saat telapak tangan Wang Lin menghunjam, pikiran Raja Iblis Sembilan Langit bergemuruh dan tubuhnya disegel lalu ditampung dalam ruang penyimpanan.
Raja Iblis Sembilan Langit yang terluka parah oleh Lanmeng Daozun disegel Wang Lin dengan tenang. Dari kedatangan hingga penyegelan, hanya memakan waktu beberapa sekejap napas. Di momen ini, sorot mata dingin menyebar dari pandangan Wang Lin saat menatap ke barat.
Di sana, ia bisa merasakan lokasi dimana Immortal Venerable Melodi Surgawi sedang memulihkan lukanya.
Tempat Immortal Venerable Melodi Surgawi berada adalah sebuah planet kultivasi dengan energi spiritual yang sangat pekat. Dari kejauhan, planet ini terlihat seperti bola air tanpa benua - hanya beberapa pulau yang tersebar di lautan yang menyelimuti hampir seluruh permukaannya.
"Air laut itu bukan berwarna biru, melainkan keemasan. Samudera emas tersebut menghempas lapisan demi lapisan buih ombak dalam tiupan angin, terlihat sangat indah. Beberapa makhluk laut berenang di dalamnya, terkadang memperlihatkan bayangan hitam raksasa."
Di kedalaman paling gelap lautan itu, Miao Yin Dao Zun duduk bersila. Sekelilingnya gelap gulita, namun jika diperhatikan seksama, terlihat susunan tulang putih yang menyeramkan.
Sebagian besar tulang tersebut berasal dari binatang laut. Seiring proses penyembuhan luka Miao Yin Dao Zun, dari dasar laut yang gelap itu sesekali terdengar deruan suara aneh yang merambat melalui medium air secara misterius.
"Wang Lin, Lan Meng! Kalian berdua pasti mati mengenaskan!!!" Miao Yin Dao Zun membuka mata merah penuh urat darah. Pupilnya terdistorsi akibat luka parah dari Lan Meng yang membuat tingkat kultivasinya anjlok ke Kosong-Jernih. Butuh seratus tahun untuk kembali ke puncak, kini ia hanya bisa terus berusaha mempersingkat waktu pemulihan.
Dalam geraman rendah, tangan kanan Miaoyin menepuk ke dalam air laut. Seketika, pusaran terbentuk di depan tangannya. Seekor ular laut hitam sepanjang 100 zhang (≈333 meter) yang gemetar tak berani melawan sedikitpun, tergulung oleh pusaran itu.
Miaoyin mencengkeram kepala ular itu, menggigit titik tujuh inchi di tubuhnya. Dengan tarikan kasar, seluruh esensi ular itu diserap. Sekejap napas, ular itu pun menjadi kerangka putih yang dibuangnya.
Saat hendak melanjutkan latihan pernafasan, tiba-tiba ekspresinya berubah drastis. Kepalanya terangkat kasar menatap langit.
Di atas samudera emas itu, langit terdistorsi. Wang Lin yang berjubah putih muncul dari kehampaan, matanya berkilat seperti kilat menembus dasar laut.
"Miaoyin, hari ini Wang khusus datang untuk mengantarmu ke alam baka!"
