Hati Wang Lin dipenuhi gejolak semangat. Ia memandang koloni nyamuk yang tersisa sepuluh ekor, lalu menatap Sang Raja Nyamuk miliknya. Tubuhnya limbung dalam lingkaran naga darah, lalu menginjak tepat di mahkota Sang Raja Nyamuk.
"Guru, sampai jumpa di Xiangang!" Wang Lin berbalik tubuh, menyatukan tinju ke arah Xuan Luo. Sang Raja Nyamuk di bawahnya mendongak mengaum keras, aura keganasannya menggemparkan langit, membawa Wang Lin melesat menuju kedalaman kehampaan.
Di belakangnya, sembilan ekor Nyamuk Gaib setinggi sepuluh ribu zhang itu bagaikan pengawal setia, mengapit kiri-kanan sambil terbang serempak!
Xuan Luo memandangi celah lapisan es yang semakin menjauh di kejauhan. Setelah lama terdiam, ia menutup mata. Tangan kanannya bergerak sekejap, seketika lapisan es mengkerut menyegal rapat celah tersebut.
"Apakah makhluk buas berbentuk nyamuk itu termasuk sembilan binatang purba yang konon lahir bersamaan dengan Suku Kuno dan Dewa dalam Hukum Kosmis? Jika benar... Takdir Wang Lin di masa depan bahkan tak bisa kuperkirakan... Dengan kemampuannya sendiri, ia mungkin akan menjadi... matahari kesepuluh di Benua Xiangang!"
Jika ia benar-benar menjadi Mahadewa kesepuluh, garis keturunan Daogu kita akan abadi selamanya!!" Raut wajah Xuan Luo kemerahan sehat, terpana melihat peristiwa Nyamuk Gaib melebur dengan hukum kosmis Xiangang. Saat ini, berbagai pikiran abstrak terbayang dalam benaknya.
Lama kemudian, Xuan Luo berjalan menyusuri jalan tubuh naga di bawah kakinya menuju ke belakang. Di sekeliling tubuhnya, samar-samar terwujud sebuah matahari berwarna darah yang bersinar sepuluh ribu zhang, menyelimuti sekelilingnya, bertarung melawan hukum kosmis Xiangang!
Samar-samar, di luar lapisan es jalan tubuh naga, cahaya matahari berdarah itu meledak dengan gila-gilaan, menyebar dalam kehampaan hitam pekat ini. Sambil menerangi area ini, dengan satu kekuatan dan metode ini, ia bertarung melawan hukum alam Xiangang!
Di antara dunia kediaman dan Benua Xiangang, terdapat hamparan kehampaan tak berujung yang mengandung hukum kosmis Xiangang. Ruang kosong ini tidak hanya ada di sini, tapi terhubung dengan semua dunia kediaman di luar Benua Xiangang.
Sepanjang zaman purba, tak terhitung jumlah bakat langit dari berbagai dunia kediaman, tidak rela menerima takdir, dengan cara berbeda-beda mengetahui segala kebenaran, atau keluar dari pintu gerbang kediaman mereka, melangkah masuk ke dalam kehampaan ini.
Namun tidak ada satu pun yang berhasil memasuki Benua Xiangang, semuanya mati di dalam kehampaan ini, dan keadaan ini berlangsung selamanya.
Demikian pula, di Benua Xiangang terdapat banyak ahli sejati yang pernah mencoba memasuki kehampaan penuh hukum kosmis Xiangang ini, berharap dapat memahami hukum kosmis di sini, bahkan melalui tempat ini memasuki dunia kediaman sekte lain.
Tapi pada akhirnya, meskipun mungkin ada yang berhasil, jumlahnya sangat sedikit. Dan karena area ini mudah membuat orang tersesat, akhirnya semakin sedikit yang berani memasuki sini.
Dengan demikian, di dalam kehampaan tak bertepi ini, Wang Lin sesekali melihat puing-puing berdarah yang tidak membusuk, perlahan mengambang melewati sampingnya, terapung-apung selamanya di tempat ini.
“Kekosongan seperti lautan... Di sini, mungkin bisa dianggap sebagai samudera yang mengandung hukum Xian Gang...” Wang Lin duduk bersila di punggung Sang Raja Nyamuk, memandang ke depan yang tak berujung. Sekelilingnya sunyi senyap, tanpa suara berlebih, tanpa cahaya, tanpa energi spiritual, tanpa jejak kehidupan apa pun.
Di sini, adalah kematian yang mutlak!
Manusia di tempat ini akan mengamuk dalam kesunyian ekstrem! Semakin lama waktu berlalu, semakin sulit mengendalikan gejolak jiwa! Bahkan yang bertekad baja sekalipun, jika terlalu lama, akan sulit tetap tenang.
Yang lebih penting, sangat mudah kehilangan arah di sini. Sekali tersesat, mustahil menemukan jalan keluar. Meski melihat banyak struktur seperti pintu, itu hanyalah gerbang sekte lain. Sebagai kultivator dari dunia kediaman, tetap saja tak bisa meloloskan diri.
Terutama tujuan Wang Lin adalah membawa jiwa Li Mawan. Karena itu, ia sama sekali tak boleh tersesat.
Jika hanya sampai di sini mungkin masih bisa ditolerir, semakin menuju ke kedalaman, Hukum Xian Gang semakin dahsyat. Ia adalah tekanan, sebuah kekuatan remasan yang ada di mana-mana dan membuat orang tak mampu bergerak maju.
Pernah ada yang mencoba menggunakan kuat-lemahnya tekanan untuk menentukan arah di sini. Namun Hukum Xian Gang yang meresap di segala penjuru, selain semakin kuat seiring mendekati kedalaman, juga memiliki sifat unik yaitu dimensi waktu.
Semakin lama waktu berlalu di sini, tekanan yang dirasakan akan semakin besar.
Wang Lin sudah terbiasa dengan kesepian, terbiasa sendirian. Apalagi sekarang ditemani Nyamuk Gaib. Ia terus meyakinkan diri bahwa dirinya tidak kesepian. Di sekeliling tubuhnya, Naga Darah terus melilit. Selain bisa mengurangi tekanan hukum selama perjalanan, makhluk ini juga berfungsi sebagai penunjuk arah.
Waktu terus mengalir perlahan. Pada bulan pertama, Wang Lin masih sangat tenang. Saat menjelajahi kehampaan ini, ia melihat puing-puing berdarah yang kadang muncul di sekitarnya. Dari reruntuhan itu, ia bisa merasakan ketidakrelaan yang masih tersimpan.
Orang-orang ini, mungkin sama seperti dirinya, dulunya adalah kereta kuda langit dari suatu dunia kediaman, namun di momen ini, telah menemui ajal selama bertahun-tahun yang tak diketahui.
Ketenangan ini, setelah setahun berlalu, bahkan bagi Wang Lin pun perlahan mulai terasa asing. Selama setahun, ia tak mengucapkan sepatah kata pun. Matanya bagai melebur dengan kegelapan, baik saat terpejam maupun terbuka, yang terlihat hanyalah kegelapan tak berujung.
Sepanjang tahun itu, tak ada sedikitpun suara di sekelilingnya. Dalam kehampaan yang aneh ini, bahkan auman akibat kecepatan tinggi pun sama sekali tidak ada.
Ia tak tahu seberapa jauh telah melangkah. Yang ia yakin, arah yang dipilihnya pasti tidak akan salah. Naga darah di sekeliling tubuhnya telah memudar, namun masih tetap ada, terus menunjukkan arah.
Wang Lin tak tahu di mana Xuan Luo berada, namun dari naga darah di tubuhnya ia bisa merasakan: Xuan Luo sedang berada di suatu jalur dalam kehampaan ini, mengawal temannya menjalani reinkarnasi, sekaligus melawan hukum Xian Gang sehingga tekanan hukum yang dirasakan Wang Lin saat ini tidak terlalu kuat.
Perasaan ini membuat hati Wang Lin terasa hangat. Sesekali ia mengangkat kepala memandang kehampaan hitam di belakang yang telah dilaluinya. Secara samar, seolah ia bisa melihat pintu gerbang kampung halamannya sedang menatapnya, mengantarkan kepergiannya yang semakin jauh.
Kabur-kabur, ia seakan melihat siluet lembut Mu Bingmei yang sedang menopang payung di tengah hujan. Wajah di bawah payung itu terlihat menyimpan kompleksitas perasaan yang tak terungkapkan.
Terhadap Mu Bingmei, Wang Lin sudah tidak lagi menyimpan kebencian.
Satu bulan, dua bulan, tiga bulan... Lalu setengah tahun. Keberadaan Wang Lin di dalam kehampaan ini telah mencapai satu setengah tahun. Waktu yang seharusnya bisa ia lupakan, namun ia tetap tak rela melepasnya. Sekali melupakan perjalanan waktu, sama saja melepas kegigihannya.
"Masih delapan setengah tahun lagi..." Di hari setelah satu setengah tahun ini, Wang Lin bergumam lirih.
Suaranya parau, seakan seorang pria tua berkesan zaman, naga darah di sekeliling tubuhnya semakin redup. Meski tak begitu merasakan hukum Xian Gang, sembilan ekor Nyamuk Gaib di belakangnya mulai melambat.
Pada suatu hari di tahun kedua, naga darah di tubuh Wang Lin nyaris tak terlihat. Hanya panduan gaib yang masih tersisa, namun tak lagi berpengaruh menangkal hukum Xian Gang.
Sejak saat itu, untuk pertama kalinya Wang Lin merasakan dengan jelas tekanan hukum Xian Gang yang menghujam keras ke tubuhnya. Seluruh tubuhnya gemetar, seolah ada gunung raksasa menghantam tubuhnya.
Kekuatan inti pun menjadi lunglai di bawah hukum Xian Gang di kehampaan ini, tak bisa dipulihkan. Setiap tetes yang terpakai langsung sirna.
Inilah salah satu alasan mengengerikan di balik kehampaan ini.
Sekuat apapun kekuatanmu, jika tersesat atau terjebak di sini, suatu hari akan lenyap berantakan.
Di tahun kedua, tahun ketiga, tahun keempat... Empat tahun berlalu dalam kehampaan yang hening, tanpa suara. Cepat, namun terasa lambat.
Cepatnya tahun, lambatnya hati. Empat tahun terasa seperti empat ratus tahun bagi Wang Lin. Di bawah tekanan yang semakin menguat, ia ingin bermeditasi, namun tak mampu.
Dalam kehampaan ini, seolah ada kekuatan aneh yang mencegah segala makhluk hidup tenggelam dalam latihan pernafasan. Satu-satunya hiburan hanyalah menghitung detik-detik waktu yang berlalu.
Selama empat tahun, Wang Lin tak menemui satupun makhluk hidup. Yang terlihat hanyalah puing-puing berdarah - sisa kultivator maupun binatang buas.
Sembilan Nyamuk Gaib di belakangnya meski bisa melebur Hukum Xian Gang, kini mulai kesulitan menahan tekanan yang terus mengalir deras. Seperti seluruh angkasa runtuh dan terpusat di tubuh mereka. Bahkan Wang Lin sendiri sudah pucat pasi, tubuhnya hampir mencapai batas maksimal.
Sembilan ekor Nyamuk Gaib juga telah ditampung oleh Wang Lin ke dalam ruang penyimpanan, menghindarkan penderitaan mengikuti. Namun Sang Raja Nyamuk di bawah tubuh Wang Lin tidak menunjukkan ketidaknyamanan, kecepatannya tetap ekstrem, membawa Wang Lin terus bergerak maju.
Saat tahun kelima tiba, kekuatan penekanan itu membuat tubuh Wang Lin seperti tenggelam dalam lumpur. Bahkan mengangkat tangan pun menyebabkan sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya, seakan dililit oleh tak terhitung serat halus. Tapi dia tetap bertahan, Peti Mati Penghindaran Langit dari ruang penyimpanan telah dikeluarkan dan dibawa di punggungnya.
Di dalam ruang penyimpanan sudah tidak aman lagi. Hanya dengan meletakkannya di belakang punggungnya sendiri, melindungi dengan tubuhnya sendiri, barulah Wang Lin merasa tenang.
Dia pahami, selama dirinya tidak mati, kekuatan ini tidak akan melukai Li Mawan di belakangnya. Sebab seluruh kekuatan Wang Lin telah mengitari di luar tubuhnya, dengan perlindungan utama terfokus pada Li Mawan di belakangnya.
Untung ada Nyamuk Gaib di bawahnya, makhluk ini tetap mempertahankan kecepatan ekstrem dalam perjalanan. Tanpanya, mengandalkan kekuatan Wang Lin sendiri yang harus melawan tekanan sekaligus terus bergerak, pasti akan jauh lebih sulit.
Saat Wang Lin berada dalam kehampaan ini dan berjuang menuju Benua Xiangang, di pusat area kekuasaan garis keturunan Daogu di benua tersebut, di Istana Daogu yang mengambang di antara langit dan bumi, Sang Kaisar Daogu—pria paruh baya berjubah kerajaan—sedang berdiri di loteng tertinggi, menatap langit muram yang seolah akan menghujani.
Di tangannya, terdapat bola cahaya berkilauan redup. Di dalamnya terlihat samar-samar bayangan arwah perempuan yang tertidur lelap.
"Sang Mahadewa telah lama pergi... Hmph, demi sekadar kultivator gua persembunyian rendahan, dia bahkan berusaha sekuat tenaga! Sungguh pikun!
"Penjaga garis keturunan Daogu, selain Xuan Luo, sekarang adalah Sang Kaisar! Di masa depan, tetap Sang Kaisar! Akan kulihat seperti apa rupa orang yang dibawa kembali oleh si tua itu... Apapun identitasnya, ketika bertemu Sang Kaisar sebagai Penguasa Sejati, dia harus segera bersujud dan memberi hormat!"
Penguasa Sejati Daogu itu menggenggam telapak tangannya dengan keras, meremas Batu Mutiara di genggaman. Karena tekanannya yang berlebihan, meski batunya kokoh, jiwa di dalamnya langsung gemetar ketakutan.
"Jiwa terkubur remeh, mengapa Guru Negara bilang kau akan menjadi kunci penguasaanku atas Benua Xiangang..." Pria berjubah kekaisaran itu mengangkat tangannya, menatap jiwa yang menggigil dalam Batu Mutiara sambil bergumam pelan.
"Baiklah! Jika kau memang sepenting itu, akan kujadikan kau permaisuri sejati! Ye Dao, uji semua perempuan yang telah dikumpulkan - temukan siapa yang jiwanya bisa menyatu dengannya!"
"Patuh pada titah!" Di belakang pria berjubah kekaisaran itu, udara terdistorsi dan muncul seorang pria yang diselimuti kabut hitam. Ia bersujud sambil berbisik mematuhi perintah.
