Wajah pria itu menunjukkan kepanikan. Buru-buru ia berbisik "Setuju!", lalu bersama dua perempuan itu berubah menjadi cahaya panjang melesat menuju gunung merah menyala.
Wang Lin yang masih berada dalam tubuh pria itu hendak pergi, tiba-tiba hatinya berdesir. Ia mempertahankan keadaan pusaran angin, mengikuti pergerakan mereka.
Mungkin karena baru saja ada penyapuan Shen Shi, selama perjalanan ketiganya tak mengalami pemeriksaan spiritual lagi. Dengan lancar mereka mendekati gunung merah menyala.
"Kita harus percepat! Setelah mengantar ke Sang Leluhur Yan Luan, masih harus ke gunung utama lainnya. Jangan sampai tertunda. Song Ying, kami tunggu di depan. Segera susul setelah selesai." Suara perempuan yang sebelumnya berbicara itu terdengar, diiringi anggukan setuju dari rekannya.
Ketiga orang itu berpencar, perempuan bernama Song Ying langsung menyambar ke arah gunung merah menyala, sementara perempuan lainnya dan pria yang menjadi tempat persembunyian Wang Lin mengubah arah, menghindari gunung merah itu menuju ke tempat yang jauh.
Wang Lin tanpa ragu-ragu berubah menjadi asap tipis yang keluar dari dalam tubuh pria itu, sekejap mata telah melingkupi jubah perempuan bernama Song Ying, lalu bersama-sama melaju menuju gunung merah menyala.
Kultivator wanita bernama Song Ying ini terlihat masih muda, rupanya sangat anggun, dengan aroma harum seperti perawan yang terpancar dari tubuhnya. Ia berubah menjadi cahaya panjang dan segera tiba di gunung merah menyala.
Di luar gunung itu, tubuhnya berhenti membeku di udara. Di hadapannya, terdapat tirai cahaya samar yang berfungsi sebagai pelindung. Saat perempuan itu mengangkat tangan gioknya, sebuah kepingan giok merah muncul. Tepat ketika ia sedang bersiap menekannya ke tirai cahaya di hadapannya, asap tipis Wang Lin yang melingkupi jubahnya tiba-tiba sebagian berpisah menyambar kepingan giok tersebut. Dalam proses penekanan ini, dengan kecepatan ekstrem ia mempelajari Larangan yang ada di dalam kepingan giok ini dengan segenap kekuatan.
Suara berderak-derak yang samar terdengar dari dalam kepingan giok. Dalam sekejap, bersamaan dengan tempelan kepingan giok ke tirai cahaya, Shen Shi Wang Lin tiba-tiba ditarik kembali.
Tirai cahaya bergoyang, perlahan berubah menyerupai gelombang air. Perempuan itu menyimpan kepingan giok dan melangkah maju, menginjakkan tubuhnya ke dalam tirai cahaya. Pada detik tubuhnya masuk, asap tipis Wang Lin di jubahnya terdistorsi dengan cepat. Dengan menggunakan inti Larangan, ia meniru bentuk kepingan giok, lalu tanpa suara memasuki tirai cahaya ini.
Pada sekejap mata memasuki tempat ini, kegembiraan intens muncul di hati Wang Lin. Di dalam tirai cahaya ini terkumpul kekuatan inti api yang melimpah, menyelimuti ruang hingga seolah setiap tarikan napas bisa menambah seberkas kekuatan inti-nya.
Namun di tempat yang sama, terdapat seorang kultivator wanita di tahap awal Kong Jie. Kehadirannya cukup membuat Wang Lin merasa takut. Alih-alih segera meninggalkan jubah perempuan itu, ia tetap bersembunyi di dalamnya.
Perempuan ini tampak kurang nyaman dengan panas membara di sini. Begitu masuk, keringat harumnya langsung mengucur deras. Dengan cepat ia melesat di atas gunung merah menyala, mengantarkan buah surgawi bernama Jie Hun ke berbagai gua persembunyian.
Dari pengamatan Wang Lin, terdapat total sembilan belas gua persembunyian di gunung ini. Kecuali satu gua di puncak tertinggi yang tidak dikunjungi, perempuan itu berduyun-duyun mengantarkan buah surgawi ke gua-gua lainnya.
Setiap gua persembunyian dipenuhi aura kehidupan yang melimpah, di dalamnya masing-masing terdapat seorang murid Sekte Hantu Besar.
Tak lama kemudian, perempuan itu tiba di luar gua persembunyian terakhir. Ia berdiri di sana, saat ini seluruh tubuhnya sudah basah kuyup oleh keringat akibat gelombang panas.
"Shijie, buah Jiehun sudah kubawa." Suara perempuan itu terdengar lemah, diucapkan dengan penuh hormat di luar gua.
"Letakkan saja." Suara lembut terdengar dari balik pintu gua yang tertutup. Suara itu menusuk telinga Wang Lin, membuatnya langsung bereaksi dalam gelombang energi spiritualnya.
"Itu dia!"
Wang Lin merenung sejenak. Pada detik perempuan berkeringat harum itu mengeluarkan sembilan buah surgawi hijau-putih yang memancarkan hawa dingin dan meletakkannya di tanah, asap tipis yang menjadi wujudnya meninggalkan jubah perempuan itu, melingkupi helai daun di luar salah satu buah surgawi.
Perempuan bernama Song Ying itu menyatukan tinju penghormatan, lalu berbalik dengan sopan dan pergi. Tirai cahaya tempatnya melintas pun menghilang.
Pada saat yang sama, pintu gerbang gua perlahan membuka celah sempit. Daya hisap menggulung Buah Surgawi di permukaan, tersedot ke dalam celah pintu. Kemudian, pintu gua persembunyian menutup.
Di dalam gua persembunyian, cahaya keperakan melingkupi ruangan. Buah Surgawi yang tergulung daya hisap itu diletakkan di meja batu setelah masuk.
Tak jauh dari sana, seorang perempuan berbaju merah muda duduk bersila. Rupanya sangat mempesona dengan aura memukau bak dewi yang tak tertandingi.
Saat ini ia mengerutkan kening dengan wajah murung. Alih-alih berlatih pernafasan, ia menatap kosong ke depan seolah tengah merenungkan sesuatu.
Asap tipis Wang Lin yang menyamar di balik daun Buah Surgawi itu mengamati perempuan berbaju merah muda sambil juga merenung.
Setelah lama terdiam, perempuan itu mendesah pelan dan menutup matanya. Seolah hendak mulai meditasi, tiba-tiba suara tenang bergema dalam jiwanya:
"Fan Shanlu..."
Pada detik suara itu muncul, perempuan berbaju merah muda itu membuka mata dengan kasar, tangan kanannya di balik jubah gemetar samar, tiba-tiba terangkat dan mengayun ke depan.
Ayunan itu seketika memunculkan kabut samar di udara kosong, melingkupi sekeliling, menyegel rapat gua persembunyian ini.
"Wang Lin!! Di manakah kau?!" Fan Shanlu menarik napas dalam-dalam, matanya menyapu sekeliling. Meski raut wajahnya tampak tenang, gemetar tangan kanan tadi telah mengungkap gejolak dalam hatinya.
Wang Lin tidak segera menampakkan diri. Ia mengamati kabut samar yang dikibaskan Fan Shanlu. Kabut ini mengandung misteri Xuan, fungsinya menyegel seluruh aura tubuh sehingga tak terdeteksi dari luar.
Tindakan bawah sadar Fan Shanlu ini diamati Wang Lin yang terbiasa menganalisis detail. Setelah merenung sejenak, dari daun buah surgawi itu ia mengeluarkan asap tipis, berhasil mengkristalkan tubuh di hadapan Fan Shanlu.
“Lama tidak bertemu." Wang Lin tersenyum, tatapannya menyapu kabut samar di sekeliling sembari memandang Fan Shanlu.
Melihat Wang Lin, Fan Shanlu terdiam di tempatnya. Setelah lama, senyuman pun mengembang di wajahnya.
"Memang sudah lama... Tak kusangka kau sampai di sini... Kabut ini dikeluarkan murid inti Sekte Hantu Besar saat bertapa. Sekali kabut muncul, Guru tak akan menyapu Shen Shi ke sini dalam jangka pendek. Di sini, kita aman."
Senyuman Fan Shanlu merekah bahagia. Kehadiran Wang Lin di tempat ini sungguh di luar dugaan, namun rasa syukurnya pada pria itu tetap utuh, tak lekang oleh waktu.
Adegan-adegan dari dunia kediaman itu telah menjadi bagian hidupnya. Tanpa Wang Lin, mustahil ia kembali ke kampung halaman. Terlebih, Fan Shanlu sangat mengagumi kearifan Wang Lin.
Wang Lin memilih untuk duduk bersila di samping, mendengar penjelasan Fan Shanlu, sekaligus mengamati ekspresinya. Meski sedikit lega, kewaspadaan Wang Lin tetap ada. Jika Fan Shanlu memiliki niat tersembunyi, Wang Lin tak akan segan turun tangan tanpa ampun.
"Kau tetap sama hati-hatinya... Tapi tak apa, di Benua Xiangang, kewaspadaan seperti itu justru diperlukan untuk menjaga keselamatan..." ujar Fan Shanlu sambil tersenyum, menatap Wang Lin.
"Tiga tahun lalu, aku pernah bertemu Yun Yifeng dari Sekte Guiyi. Kami sempat membahasmu. Menurut logika, seharusnya kau sudah lama tiba di Benua Xiangang, tapi tak ada kabar sama sekali. Sempat kukira kau mengalami masalah, atau berada di wilayah yang sangat jauh dari sini.
Tak disangka hari ini kita malah bertemu di tempat ini." Fan Shanlu mengedipkan matanya, lalu berkata dengan lembut.
“Ada beberapa insiden di perjalanan, jadi agak terlambat. Aku juga senang bisa melihatmu.” Wang Lin tersenyum tipis. Melihat teman lama di Benua Xiangang yang asing ini memang hal langka, membuatnya merasakan seberkas keakraban.
Sebenarnya Fan Shanlu juga merasakan hal serupa. Rasa keakraban muncul dalam hatinya saat melihat Wang Lin. Bagaimanapun, sebagian besar hidupnya dihabiskan di gua persembunyian, membuat hubungannya dengan Sekte Hantu Besar hanya sebatas nama belaka.
“Katakanlah, kedatanganmu ke Sekte Hantu Besar dan gua persembunyianku pasti ada alasannya. Jika ada yang bisa kubantu, akan kucoba sebisaku.” Kegembiraan tulus menggantikan raut muram di wajah Fan Shanlu saat memandang Wang Lin.
Wang Lin merasakan kegembiraan Fan Shanlu. Hatinya dipenuhi kehangatan sambil tersenyum, lalu setelah merenung sejenak, ia berbisik pelan:
“Aku membutuhkan aliran api bumi utama di sini untuk melatih kemampuan supernatural... Ini mungkin akan mempengaruhi aliran utama tersebut.”
Fan Shanlu matanya berkilau penuh renungan, setelah waktu yang lama, dia mengangguk.
"Tidak apa-apa, aku bisa membawamu ke tempat bertapa api bumi di sini. Tempat itu yang paling dekat dengan aliran api bumi. Guru tidak masalah, dia sudah lama bertapa, hanya sesekali menyebarkan persepsi spiritual saja, dan dalam waktu singkat tidak akan memeriksa murid yang sedang bertapa untuk menghindari pengaruh buruk.
Terutama kakak perempuanku... dia juga berada di Gunung Yanmai... Tapi sekarang dia dihargai oleh Guru, seharusnya tidak akan keluar dengan mudah.
Begini saja, aku akan menemanimu di ruang api bumi. Ke luar akan kukatakan bahwa aku sedang bertapa, tapi waktunya tidak boleh terlalu lama agar tidak memicu investigasi." Fan Shanlu berbicara dengan tegas, cepat menemukan solusi.
"Kalau begitu, ini bisa merugikanmu..." Wang Lin merenung, berbicara perlahan.
Fan Shanlu mendengar ini, ekspresinya berubah lembut, sambil tersenyum menggelengkan kepala.
"Tidak masalah, Guru selalu protektif terhadap murid. Aku tahu batasanku."
Wang Lin dengan ekspresi serius berdiri dan menyatukan tinju ke arah Fan Shanlu, berkata dengan suara berat: "Terima kasih banyak!"
“Tidak perlu berterima kasih, aku yang harus berterima kasih padamu. Tanpamu, aku takkan bisa kembali ke Benua Xiangang.” Fan Shanlu tersenyum lalu berdiri.
“Jangan tunda lagi, kita harus segera pergi. Maaf memintamu menyembunyikan diri di tubuhku…” Wajah cantik Fan Shanlu memerah sedikit saat berkata demikian.
Wang Lin mengangguk. Tubuhnya limbung berubah menjadi asap tipis, melebur ke dalam lengan baju Fan Shanlu dan melingkupi kulitnya. Dengan demikian, jika perempuan ini melakukan gerakan mencurigakan, Wang Lin bisa langsung merasakannya.
Sifat hati-hatinya takkan berubah sedikitpun karena orang, tempat, atau perkataan.
Fan Shanlu merapikan jubahnya. Setelah raut wajaknya kembali normal, ia mengangkat tangan gioknya dan mengibaskannya ke depan. Kabut samar langsung menghilang. Tubuhnya limbung melangkah keluar dari gua persembunyian.
Sepanjang jalan tanpa sedikitpun hambatan, tanpa terburu-buru, perlahan menuju ke bawah gunung merah menyala ini menuju sebuah gua persembunyian yang sangat raksasa. Di sana, lokasi bertapa yang dibuka khusus oleh Gurunya di tempat paling dekat dengan aliran api bumi utama untuk para murid meracik eliksir.
