Di Sekte Hantu Besar, gunung gua persembunyian tempat Wang Lin berada memiliki keunikan yang sangat dahsyat. Api yang berkobar-kobar itu seolah takkan pernah padam, menyala-nyala hebat, namun tak setitik pun asap tipis mengepul. Hanya langit dan bumi di sekitar gunung yang terdistorsi dalam lautan api, membuat segala yang terlihat bagai ilusi.
Suhu panas tak berujung menyelimuti bagian dalamnya. Sedikit mendekat saja sudah bisa mengeluarkan keringat dalam jumlah besar. Jika lebih dekat lagi, mungkin bahkan darah dalam tubuh pun akan mendidih.
Di seluruh Gunung Yanmai, Wang Lin hanya membiarkan tiga gua persembunyian tetap utuh. Sisanya dihancurkan total. Kini, gunung ini hanya dihuni olehnya seorang.
Duduk bersila di dalam gua persembunyian yang sebelumnya menjadi milik Yan Luan, tubuh sejati inti Wang Lin di belakangnya termaterialisasi pelan-pelan, menyatu dengan gunung seolah menjadi satu entitas.
Setelah melakukan latihan pernafasan sejenak dalam posisi bersila, Wang Lin membuka matanya. Kilatan sinar tajam terpantul di dalam pupilnya.
“Sekte Hantu Besar…” Tangan kanan Wang Lin menepuk udara, seketika muncul kepingan giok ungu di telapaknya yang memancarkan hawa purba dengan aroma membusuk.
“Hun Yan Dao… Sepanjang hidupku, yang paling ahli dalam perhitungan adalah Tian Yunzi! Qing Lin juga menguasai sihir Tao serupa… Kemampuan deduksi dan perhitungan ini sangat penting, dulu dengan meminjam tubuh kedua Tian Yunzi untuk kalkulasi, aku berhasil melewati beberapa krisis hidup-mati…
Kini dengan jurus Hun Yan Dao ini, harus kupelajari! Jika tidak, di Benua Xiangang ini mungkin tak bisa bergerak sama sekali… Yang lebih penting adalah menyembunyikan segala jati diriku, membuat orang sulit menduga…” Wang Lin merenung sambil mengeluarkan Shen Shi menyelimuti kepingan giok itu.
Namun tiba-tiba Wang Lin mengangkat kepala. Seluruh Gunung Yanmai telah melebur dengan tubuh sejati intinya, bisa dibilang gunung ini adalah wujud fisiknya. Dengan jelas ia merasakan seorang perempuan mendekat di antara langit dan bumi di luar gunung.
“Perempuan itu berhenti di luar gunung, diam sebentar lalu menundukkan kepala. Suara lembut nan merdu terdengar.”
“Murid Fan Shanmeng, menjalankan perintah Guru dan memenuhi undangan Sesepuh Wang, datang untuk mohon audiensi.”
“Fan Shanmeng...” Wang Lin tersenyum tipis, menunduk tak lagi menghiraukan. Shen Shi-nya menyelimuti kepingan giok di tangannya, mulai mempelajarinya perlahan.
“Jiwa sebagai Jalan, Jalan menjadi jiwa, merunut Jalan mencari nyawa...” Saat Shen Shi Wang Lin menyatu dengan kepingan giok, suara renta bergema dalam jiwanya. Suara itu seolah membawa kekuatan aneh yang membuat seluruh dirinya tenggelam dalam pemahaman akan Seni Merunut Jiwa dari kepingan giok tersebut.
Waktu berlalu, sekejap mata telah satu hari.
Fan Shanmeng tetap berdiri di luar puncak gunung, menunduk menunggu. Di sini suhu panas bagai ombak, datang lapisan demi lapisan, membuat jubahnya basah kuyup oleh keringat yang menempel di tubuh, sangat tidak nyaman. Namun ia masih bertahan di sana, menunggu panggilan Wang Lin.
Perasaan ini membuatnya pasrah. Mengingat adegan-adegan masa lalu, di balik tatapan yang tertunduk, sekali lagi terlihat kilatan kebencian mendalam yang segera disembunyikannya.
Di dalam gua persembunyian di gunung, Wang Lin membuka mata, menatap kepingan giok di tangannya, diam sekian lama.
"4,9 miliar mantra dan aksara magis... Setiap mantra dan aksara magis membutuhkan waktu tertentu baru bisa membakar jejak di jiwa... 10.000 mantra dan aksara magis adalah kesempurnaan kecil. 2,7 miliar sebagai Menengah, 4,9 miliar sebagai kesempurnaan besar...
"Teknik ini cukup iblis, tahap permulaan sederhana, tapi untuk melangkah lebih jauh, tingkat kesulitannya sungguh mengguncang! Semakin tinggi level, mantra aksara ini semakin kompleks, waktu yang dibutuhkan untuk membakarnya ke dalam jiwa pun makin lama! Inikah Jalan Jiwa Besar dari Sekte Hantu Besar..." Wang Lin diam sejenak, ekspresinya menunjukkan keanehan.
"Menurut perhitungan waktu di kepingan giok ini, teknik ini bisa dikuasai dasar dalam tiga hari. Dalam tiga hari, kultivator dengan tingkat kultivasi mencapai Langkah Ketiga, sembilan dari sepuluh orang bisa menyelesaikan 100.000 mantra aksara di jiwa...
Tapi untuk mencapai level menengah, dibutuhkan 999 tahun... dengan tapa tanpa henti... Masih bisa ditolerir, kultivator bertapa ribuan tahun memang lumrah.
Namun untuk kesempurnaan besar dengan 4,9 miliar mantra aksara, ternyata harus bertapa 178.000 tahun, ini..." Wang Lin mengerutkan kening, ia mulai memahami mengapa Sang Leluhur Banteng Hijau begitu mudah menghadiahkan Jalan Jiwa Besar yang terlihat berharga ini padanya.
Teknik ini, pada dasarnya mustahil mencapai kesempurnaan besar! Paling banter hanya sampai level menengah!
Dengan mendengus keras, Wang Lin menutup matanya, terus tenggelam dalam proses mengukir mantra dan aksara magis pada jiwanya. Tak lama kemudian, pada senja hari ketiga saat langit dan bumi diselimuti kilau keemasan yang menyimpan bayangan suram, Wang Lin kembali membuka matanya.
"Ternyata sesuai perkiraan waktu dalam kepingan giok itu. Tiga hari, 100.000 mantra dan aksara magis terukir pada jiwa..." Tangan kanan Wang Lin terangkat, jari-jarinya membentuk mantra lalu menyentuh titik antara alis. Seketika tubuhnya bergetar, asap spiritual memancar dari ubun-ubunnya, berputar-putar sebelum akhirnya membentuk sosok kecil di atas kepalanya.
Sosok mini setinggi tiga cun ini terwujud dari 100.000 mantra dan aksara magis yang terukir pada jiwa Wang Lin. Bentuknya tak menyerupai Wang Lin—hanya memiliki sepasang mata tanpa hidung, mulut, maupun telinga.
Dengan lompatan ringan, sosok itu mendarat di hadapan Wang Lin. Saat telapak tangan kanannya terbuka, sosok kecil itu melompat lagi dan berdiri tegak di atas genggaman tangannya.
Memandangi sosok kecil ini, kilau aneh terpancar dari mata Wang Lin. Di tubuh sosok kecil itu, 100.000 mantra berkedip rapi tanpa henti, samar-samar membuatnya hanya terlihat oleh mata telanjang. Namun begitu disapu Shen Shi, yang terlihat hanyalah kekosongan belaka.
Saat Wang Lin mengamati sosok kecil ini, ia pun saling menatap Wang Lin. Pandangannya jernih membawa kilau spiritual tak terbendung. Dalam sekejap tatapan yang saling mengunci, bayangan keraguan menyelimuti hati Wang Lin.
"Jiwa berkembang ribuan cabang, carilah misteri Xuan dalam dirimu!" Wang Lin tiba-tiba berseru, hendak meramal nasibnya sendiri. Saat ucapannya meluncur, sosok kecil di telapak tangannya bergetar. Cahaya redup bergelombang mulai memancar, lalu tubuhnya segera bersujud di telapak tangan itu, membungkukkan kepala ke arah Wang Lin.
Pada bungkukan pertama, saat kepala sosok kecil menyentuh kulit telapak tangan Wang Lin, seolah kekuatan aneh meledak dari dalam tubuhnya. Energi itu menerjang masuk melalui telapak tangan, mengalir deras menuju jiwa Wang Lin.
Pandangan Wang Lin berkunang-kunang, samar-samar seperti melihat kabut yang dipenuhi cahaya merah, di mana siluet-siluet tak terhitung jumlahnya tampak samar namun tak jelas.
Di momen ini, sosok kecil itu kembali membungkukkan kepala. Saat antara alisnya menyentuh kulit telapak tangan Wang Lin untuk kedua kalinya, pikiran Wang Lin bergemuruh. Kabut di hadapannya seolah hendak tercerai-berai oleh kekuatan bergejolak.
Secara samar, ia seperti melihat sebuah gunung yang dilingkupi petir, bagai puncak langit dan bumi. Di kaki gunung petir itu, ia terkejut melihat sesosok manusia yang tertindas di dasar gunung!
Aliran-aliran kilat menghujani gunung itu tanpa henti. Samar-samar, di langit terlihat gerobak perang raksasa dari jalinan petir. Di atas gerobak itu berdiri siluet yang juga terbentuk dari petir, menunduk memandangi bumi.
Jiwa Wang Lin terguncang, tanpa pikir panjang ia memperhatikan rupa orang yang tertindas di bawah gunung itu, namun samar-samar tak jelas terlihat.
Di momen ini, sosok kecil di telapak tangannya gemetar membungkukkan kepala untuk ketiga kalinya. Saat antara alisnya menyentuh kulit telapak tangan, tubuh Wang Lin terguncang dahsyat, jiwanya bergemuruh seolah mendapat kekuatan baru untuk mencerai-berai kabut, memungkinkannya melihat jelas bentuk orang yang tertindas itu!
Orang itu, ternyata adalah dirinya sendiri!!
Saat menyadari semua ini, adegan ilusif di depan matanya collapse total. Seakan ditimpa planet kultivasi, gemuruh terdengar saat Shen Shi-nya mengkerut dengan kecepatan tinggi.
“Siapa yang akan menggunakan Gunung Petir ini untuk menindasku di masa depan!!” Ekspresi Wang Lin menjadi mengerikan. Saat semua yang terlihat mulai collapse, dia memaksa Shen Shi-nya untuk bertahan. Dengan kasar mengangkat kepala, dia memandang siluet di atas gerobak perang yang terbuat dari petir di langit - dia harus melihat rupa orang itu!
"Hun Yan Dao, aktifkan sekali lagi!" Meski pandangan kabur, Wang Lin tak mungkin menyerah. Saat mengalirkan energinya, sosok kecil di tangannya yang gemetar itu kembali membungkuk untuk sujud keempat kalinya.
BUM! Dunia yang dilihat Wang Lin seakan diterjang sambaran petir dahsyat. Cahaya menyilaukan menerangi langit dan bumi yang samar, memungkinkannya melihat jelas siluet di gerobak perang beserta rupa pemiliknya dalam sekejap mata!
Begitu jelasnya pandangan itu, jiwa Wang Lin terguncang hebat. Tubuhnya bergetar saat dunia ilusif di depan matanya collapse total. Kedua matanya membeku tatkala pandangannya kembali ke realita - dia masih berada di dalam gua persembunyian.
Sosok kecil di telapak tangan, kondisi fisiknya lunglai, pandangannya meredup, tak bergerak sama sekali.
Setelah lama terdiam, Wang Lin tetap tak bisa melupakan penampilan orang yang terlihat dalam pandangan terakhirnya.
"Ini mustahil... Bagaimana mungkin..." Ekspresi kebingungan terpancar dari wajah Wang Lin. Setelah waktu yang lama, ia mengepal tangan dan meleburkan sosok kecil itu ke dalam jiwanya untuk dipulihkan.
"Ada yang tak wajar dalam hal ini... Tapi teknik Hun Yan Dao ini memang bisa mendeduksi perubahan masa depan. Setelah entitas jiwa ini pulih, mungkin aku bisa menggunakannya untuk melacak keberadaan Situ, Qing Shui, Li Qianmei dan lainnya..." Sambil merenung, Wang Lin berhasil meredam gejolak dalam hatinya akibat fragmen yang disaksikannya. Dengan tingkat kultivasinya sekarang, ia telah mengalami terlalu banyak hal dalam hidup. Bahkan peristiwa sebesar langit runtuh pun bisa diredam dengan kepala dingin.
“Tiga hari telah berlalu... Tiga hadiah yang disebut Sang Leluhur Banteng Hijau itu, entah apa bentuknya... Dan sebelumnya dia juga berkata, bisa membiarkanku memasuki Paviliun Jiwa Tersembunyi Sekte Hantu Besar untuk memilih satu kemampuan supernatural...” Terbayang di depan mata Wang Lin berbagai ilusi multi-lapis Sekte Hantu Besar, juga teknik yang pernah digunakan Yan Luan untuk memanggil arwah leluhur Sekte Hantu Besar.
Setelah merenung sejenak, Wang Lin berdiri dan melangkah mantap ke depan, meninggalkan gua persembunyian. Kakinya menginjak puncak gunung yang menyala-nyala itu. Pandangannya langsung menangkap sosok Fan Shanmeng yang terlihat sangat lemah di luar.
Perempuan itu masih berdiri di tempat yang sama. Ketika melihat Wang Lin muncul, raut wajah Fan Shanmeng menunjukkan gejolak emosi kompleks. Saat hendak membuka mulut, tubuh Wang Lin tiba-tiba limbung. Ia melintasi Gunung Yanmai dengan cepat, melewati sisi Fan Shanmeng bagai bayangan.
"Kau!!" Sorot mata Fan Shanmeng menyala-nyala penuh amarah, namun dengan susah payah ditekan. Matanya menatap tajam siluet Wang Lin yang menjauh. Setelah menarik napas panjang untuk menenangkan diri, ia kembali ke posisi semula dengan ekspresi dingin.
"Dia sudah tidak memiliki jalur mundur lagi……"
Siluet Wang Lin berubah menjadi cahaya panjang, meninggalkan Gunung Yanmai lalu melesat menuju kedalaman Sekte Hantu Besar. Kepingan giok penetrasi Larangan peninggalan Sang Leluhur Hijau mengandung peta seluruh gunung di sekte tersebut, memungkinkan Wang Lin mengetahui lokasi Puncak Langit Hijau dengan jelas.
