Tubuh Xu Liguo gemetar. Ia terpaku memandang Wang Lin. Adegan-adegan yang terbayang dalam pikirannya membuat air mata mengalir dari kedua matanya.
Ia teringat pada Wang Lin, teringat bagaimana dirinya disuling menjadi moxiu.
Ia teringat ribuan tahun mengikuti sang tuan, teringat segala sesuatu tentang dirinya, juga tuduhan dari tuan bintang pembawa malapetaka itu.
Ingatannya terus bermunculan hingga saat sebelum meninggalkan dunia kediaman, ketika ia sedang bereinkarnasi dalam sekejap napas, lalu sepenuhnya bangkit dari tidur.
"Tu... Tuan!!" Tubuh Xu Liguo bergetar. Matanya membelalak menunjukkan ekspresi kejutan dan sukacita. Tubuhnya melesat beberapa langkah, melewati si orang gila, lalu di samping Wang Lin bahkan mendorong Liu Jinbiao yang sedang melihatnya dengan bangga seolah ingin menyapa.
Setelah dengan paksa mendorong Liu Jinbiao yang tertegun selama setengah hari beberapa langkah ke belakang, Xu Liguo berdiri di posisi sebelumnya Liu Jinbiao, ekspresi gembira di wajahnya berubah menjadi sikap menjilat yang sudah menjadi kebiasaan.
"Tuan, Xiao Xu akhirnya bisa bertemu Paduka lagi! Bertahun-tahun lamanya, setiap malam Xiao Xu selalu bermimpi bertemu Paduka, kerinduan yang tak tertahankan, seolah ingin segera bersua dengan Paduka.
Wahai Tuan, kesetiaan Xiao Xu padamu takkan berubah oleh waktu, takkan bergeser sedikitpun baik di kehidupan sebelumnya maupun kini. Paduka adalah tuanku - di kehidupan lalu, sekarang, kehidupan berikutnya, bahkan sampai seratus keturunan nanti!!
Janganlah Paduka meninggalkan hamba! Izinkan hamba mengikuti Paduka! Meski harus mendaki gunung golok atau terjun ke lautan api, Xu Liguo takkan sekerut kening pun!
"Tuan, meski aku terlambat bertemu denganmu, tapi aku yang paling lama mengikutimu! Ada orang yang meski beruntung bisa ditemukan Tuan lebih dulu, tapi kesetiaanku pada Tuan mana bisa dibandingkan! Tuan, akhirnya aku menemukanmu!!" Xu Liguo menggosok-gosok matanya dengan paksa, di depan Liu Jinbiao yang terpaku tak percaya, berhasil mengeluarkan beberapa tetes air mata yang seolah penuh emosi.
Sambil terus meraung-raung mengungkapkan kejutan di hatinya, Xu Liguo tak lupa melototi Liu Jinbiao dengan tatapan penuh kebencian, seolah memberi pesan bahwa dialah orang nomor satu di sisi sang Tuan!
"Hmph, tak ada yang lebih paham bintang pembawa malapetaka ini daripada aku! Ketika Kakek Xu mengikuti bintang sial ini, kau Jin Biao Zi kecil ini bahkan belum mulai menipu! Berani-beraninya merebut posisi favorit? Brengsek! Ekspresi puas diri Liu Jinbiao tadi pasti karena mengira bisa mengalahkanku!
"Hm, sepertinya harus lebih banyak mendidiknya, biar dia tahu bahwa Kakek Xu dari rumahnya bukanlah vegetarian!"
Ditatap tajam oleh mata Xu Liguo, Liu Jinbiao langsung gemetar dalam hati. Bayang-bayang kekuasaan Xu masih membekas kuat. Saat ia ragu-ragu hendak bicara, tiba-tiba terdengar raungan dari sampingnya!
Naga laut yang telah menyusut seukuran jari itu, yang semula bersandar di bahu Liu Jinbiao, kini mengangkat kepala kasar setelah mendengar nama Xu Liguo, menatapnya dengan mata berapi sambil mengaum.
Auman itu membuat Xu Liguo tertegun dan nyaris terjengkang.
Melihat Liu Jinbiao yang langsung menunjukkan ekspresi puas diri, seandainya Wang Lin tidak ada di situ, pastilah ia sudah tertawa terbahak-bahak.
“Hahaha, untung sebelumnya aku sudah antisipasi dengan naga laut ini. Xu Liguo, sekarang lihatlah bagaimana kesombonganmu!” Liu Jinbiao memamerkan ekspresi puas, tangan kanannya mengelus punggung naga laut sementara sorot matanya melemparkan tantangan ke arah Xu Liguo.
Wang Lin mengabaikan percikan api di tatapan saling mengunci kedua orang itu, alih-alih memusatkan perhatian pada si orang gila yang tertegun mendengar ucapan Xu Liguo.
Di momen ini, si orang gila sudah melupakan niatnya mengganggu Wang Lin. Matanya tertancap pada Xu Liguo dengan ekspresi seperti ingin menangis.
"Xiao Hong... Xiao Hong, kamu... tadi bilang apa? Bukankah aku ini majikanmu? Kenapa dia jadi majikanmu? Sebenarnya siapa majikanmu, aku atau dia? Siapa sebenarnya majikanmu..." Si orang gila gemetar gelisah, maju mendekat dan menggenggam lengan Xu Liguo.
Xu Liguo baru teringat ada orang ini di sampingnya. Ia menoleh melihat si orang gila. Seiring pulihnya ingatannya, pandangannya terhadap orang gila itu langsung berubah, samar-samar memancarkan aura yang sama seperti saat berkolaborasi dengan Liu Jinbiao mengekstrak darah segar di dunia gua persembunyian.
"Lepaskan tanganmu! Kakek Xu hanya punya satu tuan, yaitu..." Ia mengoreksi diri dengan cepat, "...sang tuan yang aura pembunuhnya memancar, bijaksana dan perkasa!!" Sambil bicara, matanya menyapu sekilas ke arah Wang Lin. Dalam hati, ia mengusap keringat dingin, berpikir setelah bertahun-tahun tidak di dekat si bintang pembawa malapetaka ini, nyaris celaka bicara sembarangan.
"Pergi kau! Jangan ganggu Kakek Xu!" Xu Liguo buru-buru melepaskan diri, mundur beberapa langkah sambil angkat kepala dan dada untuk menunjukkan kesetiaan.
Wajah si orang gila langsung berubah sedih. Matanya memerah. Ia langsung berteriak keras ke arah Wang Lin.
"Kamu, kamu melukai Kakek Xiao Huahua, lalu merebut Xiao Hong-ku, Xiao Hong-ku, Xiao Hong-ku..." Orang gila ini langsung maju hendak mencengkeram leher Wang Lin.
Wang Lin memandang dengan perasaan kompleks pada orang gila yang berisik di hadapannya, menghela napas pelan.
"Orang gila... Aku datang ke Kota Leluhur ini hanya untuk bertemu denganmu... Jika kau tak ingat aku, anggaplah kenangan di dunia kediaman sebagai sebuah mimpi... Orang gila... Aku pergi." Wang Lin menutup mata, membiarkan orang gila itu mencekik lehernya. Setelah lama, kekuatan lembut menyebar dari sekeliling tubuhnya, mendorong sang gila mundur beberapa zhang.
Wang Lin membuka mata, lalu berbalik menuju dataran di luar kota!
Xu Liguo dan Liu Jinbiao buru-buru mengikut di belakang, sedikitpun tidak menghiraukan si orang gila itu. Saat mengikuti, pandangan mereka saling mengunci mati-mati. Namun berbeda dengan kepuasan diri Liu Jinbiao, Xu Liguo justru dipenuhi amarah. Ini karena naga laut di bahu Liu Jinbiao juga menatapnya dengan tatapan tajam.
"Brengsek, tidak adil! Kakek Xu cuma punya sepasang mata, tapi Liu Jinbiao sialan dan ular jelek itu punya dua pasang mata... Harus cari metode... Kalau tidak, posisiku terancam." Xu Liguo bergumam dalam hati.
Seiring tiga sosok yang menjauh, si orang gila tetap berdiri di gerbang kota. Matanya terus memandang siluet di kejauhan sambil bergumam tak henti.
"Xiao Hong... Xiao Hong... Kenapa kau pergi begitu saja... Bajingan sialan, dia berani merebut Xiao Hong-ku! Aku akan lapor ke Kakak! Tidak, aku akan lapor ke Guruku!
“Hmph, Guruku sangat hebat, dia... dia...” Orang gila itu tiba-tiba tertegun, mengangkat kepala dengan kasar memandang ke kejauhan, menatap siluet jubah putih yang menjauh.
“Wang Lin... Wang Lin...” Tubuh orang gila itu bergetar, di dalam pikirannya seolah ada tanda-tanda segel mulai longgar, dia seperti hendak mengingat sesuatu.
“Dunia kediaman, Wang Lin... Kehampaan... Kebangkitan...” Gemetar tubuhnya semakin menjadi, pikiran bergemuruh, dia melihat fragmen kenangan.
Dalam fragmen itu, dia menyelamatkan pria di depan matanya, bersama tenggelam dalam mimpi. Dalam mimpi, dirinya terus mencari jejak cap tangan di lengannya itu!
Bawah sadar mengangkat lengan, orang gila itu menunduk. Di kulit lengannya yang awalnya kosong, perlahan terpapar jejak cap tangan.
Cap tangan itu seolah pernah ada yang menggenggam lengannya lama tanpa melepas.
Matanya, tanpa disadari mengalirkan air mata. Air mata itu mengalir di pipinya, menetes ke salju yang menumpuk di permukaan. Dia samar-samar mulai mengingat!!
Dia teringat, di dunia kediaman pernah menemukan mayat. Dengan darah segar, dia menghidupkan kembali mayat itu...
Dia teringat, mayat itu bernama Wang Lin. Setelah bangkit, Wang Lin sangat baik padanya...
Dia teringat adegan-adegan dalam Mimpi Jalan...
Dia semakin teringat, setelah bangun dari tidur lagi, melihat kakak laki-lakinya. Setelah itu, ingatannya menjadi samar seolah tersegel. Dalam proses ini, kakaknya melakukan teknik supernatural padanya!
Dia hanya bisa mengingat samar-samar, dalam ingatan kaburnya ada sorotan mata tanpa ampun dari mata kakaknya. Pandangan itu membuatnya ketakutan, membuatnya mencari bantuan Wang Lin.
Dia ingat!!
“Wang Lin……Wang Lin……Wang Lin！！！！Guru！！！”Orang gila itu gemetar, lalu berteriak dengan kasar.
Suara ini bergema di langit dan bumi, membuat Wang Lin yang berada di belakang tergetar. Seruan "Guru" dan "Wang Lin" yang penuh makna itu membuat jiwa Wang Lin bergemuruh, membuatnya berbalik kasar.
Saat ia berbalik, pupil matanya tiba-tiba menyempit. Ia melihat di belakang orang gila di depan gerbang kota, tiba-tiba muncul pusaran emas. Dari pusaran itu, melangkah keluar seorang pria!
Pria ini mengenakan jubah kaisar dan mahkota kaisar, tak lain adalah Sang Kaisar Dewa. Setelah muncul, matanya berbinar lembut. Tangan kanannya mengangkat lalu mendarat di bahu orang gila.
Begitu sentuhan ini terjadi, sorot mata orang gila langsung kosong. Cap tangan di lengannya pun menghilang tanpa jejak.
"Wang Lin, kau ingin pergi, Sang Kaisar tidak perlu mengantarmu. Dao Fei sepertinya mulai pulih ingatannya. Aku akan membawanya ke tempat bertapa Dewa Immortal di bawah istana kerajaan. Di sana mungkin dia bisa pulih sepenuhnya." Sang Kaisar Dewa tersenyum pada Wang Lin. Siluetnya tiba-tiba bergoyang, membawa orang gila yang kebingungan itu, mundur masuk ke dalam pusaran keemasan di belakangnya, menghilang tanpa jejak.
Badai salju masih berlanjut, segalanya bagai ilusi yang tak pernah ada. Wang Lin berdiri di kejauhan, menyaksikan semua yang terjadi tadi. Setelah diam sejenak, matanya menyorotkan kilatan sinar tajam yang membara!
"Lagi-lagi tempat bertapa Dewa Immortal!! Dari ucapannya jelas terungkap bahwa tempat bertapa ini berada di bawah istana kerajaan! Tindakannya ini jelas ingin membuatku pergi ke sana!" Wang Lin dengan ekspresi muram menatap tajam Kota Leluhur.
"Panggilan orang gila tadi jelas menunjukkan kebangkitan ingatan... Semua ini mungkin adalah rekayasa Sang Kaisar Dewa. Dia menggunakan orang gila sebagai umpan, memaksaku tak bisa pergi, memaksaku masuk ke istana bawah tanah ini...
“Awalnya adalah pemberian gelar dan hadiah, setelah aku memilih untuk tidak pergi ke istana bawah tanah, terjadi pembunuhan di jalan panjang. Jika dikaitkan dengan perangkap pembunuhan di jalan itu, pasti Sang Kaisar Dewa terlibat langsung, ingin menangkapku dengan perangkap itu. Namun setelah gagal, karena pembantaianku yang turun, pertempuran melawan Jiu Di…”
“Karena itu, dia tak mau turun tangan sendiri, lalu merancang siasat baru dengan menggunakan orang gila untuk memancingku ke istana bawah tanah itu!”
“Tempat bertapa Dewa Immortal, istana bawah tanah… Rahasia apa yang tersembunyi di dalamnya? Mengapa Sang Kaisar Dewa berulang kali memaksaku pergi ke sana? Haruskah aku pergi atau tidak?!” Wang Lin diam sejenak, lalu mengangkat kepala dengan kasar, sorot matanya memancarkan ketegasan!
Ada hal-hal yang meski jelas berbahaya, tetap harus dijalani oleh orang-orang tertentu!
Wang Lin menarik napas dalam-dalam, mengangkat tangan kanan dan menggerakkannya untuk menampung Xu Liguo, Liu Jinbiao, dan naga laut ke dalam ruang penyimpanan. Menyendiri, dengan satu goyangan di tengah badai salju pagi buta, ia kembali ke Kota Leluhur. Kali ini targetnya adalah istana bawah tanah!!
