Pagi buta di Kota Leluhur, badai salju menyelimuti langit. Di ufuk yang tak terjangkau pandangan, serpihan salju yang mengaburkan penglihatan menebarkan hawa dingin yang menusuk jiwa.
Wang Lin menoleh tajam, melawan terjangan badai salju, melangkah mantap menuju Kota Leluhur.
Di tangannya tergenggam kepingan giok. Artefak ini menjadi salah satu andalannya dalam ekspedisi ke Kota Leluhur, mengingatkan pada perjanjiannya dengan Shuangzi Mahadewa dan Guya Tian Zun di masa lalu.
Saat Wang Lin membutuhkan, Shuangzi Mahadewa akan datang secara instan. Ini merupakan janji sakral dari Guya Tian Zun dan Shuangzi Mahadewa untuk Wang Lin!
Keberadaan kepingan giok inilah yang membuat Wang Lin tetap datang meski tahu Sang Kaisar Dewa akan menjadi musuhnya dalam perjalanan ini!
Di bawah gerbang kota Distrik Timur, tembok raksasa meredam amukan badai. Berdiri dalam bayangan gerbang, Wang Lin menatap kepingan giok di telapak tangan sebelum meremasnya hingga hancur!
Pada saat kepingan giok hancur, cahaya ungu-merah tiba-tiba berkilauan. Di depan Wang Lin, terbentuk sebuah formasi aneh yang memancarkan aura zaman purba. Formasi ini sangat rumit, dan jika diamati sekilas, sepertinya berfungsi untuk transmigrasi!
Di antara kilauan cahaya formasi, siluet dua gadis kecil perlahan termaterialisasi. Keduanya mengucek-ucek mata mengantuk, seolah baru dibangunkan dari tidur. Salah satunya masih memeluk boneka di pelukannya.
"Ngantuk banget~ Hah, tempat apa ini?"
"Xiao Wang Lin!! Ini kamu rupanya!"
Setelah melihat sekeliling, pandangan kedua gadis itu mendarat pada Wang Lin. Ekspresi gembira dan terkejut langsung terpancar dari wajah mereka.
"Wang Lin memberi hormat pada Shuangzi Mahadewa!" Wang Lin menyatukan tinju dan memberi penghormatan.
"Tak perlu formal! Kami sangat merindukanmu setelah kepergianmu. Tak disangka bisa bertemu secepat ini. Ngomong-ngomong, mana Xiao Biao? Cepat panggil dia ke sini!"
"Benar, aku juga rindu Xiao Biao." Kedua gadis kecil itu menunjukkan wajah penuh kegembiraan.
"Tempat ini adalah Kota Leluhur Suku Dewa. Apakah Shuangzi Mahadewa masih ingat perjanjian kita dahulu?" Wang Lin berbicara dengan tenang.
"Perjanjian? Ah, aku ingat! Dulu kamu bilang akan meminta bantuan kami sekali saat diperlukan. Sekarangkah waktunya?"
"Siapa yang berani mengganggu Xiao Wang Lin dari rumah kita? Pasti kami yang akan menyelesaikan ini!" Keduanya langsung bersemangat, seolah sangat antusias menghadapi pertarungan.
"Mohon bantuan Shuangzi Mahadewa untuk mengurung Sang Kaisar Dewa selama beberapa waktu. Hamba perlu pergi ke istana bawah tanah!" Wang Lin memandangi kedua gadis itu sambil berbisik lembut.
"Sang Kaisar Dewa? Tidak masalah!" Kedua gadis itu saling bertukar pandang. Keceriaan di mata mereka digantikan oleh keseriusan. Tanpa bertanya lebih lanjut, tubuh mereka bergoyang dan seketika berubah menjadi dua cahaya panjang yang menyambar ke arah istana kerajaan di kejauhan.
Dalam sekejap, bumi bergetar samar-samar, di pusat Kota Leluhur terdengar gemuruh yang datang dari istana kerajaan.
Di bawah gerbang kota, merasakan getaran bumi, Wang Lin menutup matanya.
"Pembantai datang ke dunia ini, menggantikan cahaya menjadi Mie Mo... Aku Wang Lin, rela tenggelam dalam kehancuran..." gumam Wang Lin. Rambut putihnya yang panjang mulai berubah menjadi hitam dari akarnya dengan kecepatan yang terlihat oleh mata, saat salju yang turun dari langit pun ikut berubah!
Salju berubah menjadi hitam, kepingan salju hitam yang melayang turun membentuk badai mengaum di sembilan langit. Saat rambut Wang Lin sepenuhnya menghitam, semua salju di langit pun berubah total menjadi salju hitam!!
Salju hitam jatuh dari langit, kehadirannya bagai menutupi langit pagi, membuat tanah di Distrik Timur Kota Leluhur tiba-tiba menjadi gelap gulita!
Di langit, salju hitam dalam jumlah besar berkecamuk liar, menutupi sebagian besar langit. Wang Lin membuka matanya, di dalam sorot matanya terpancar kedinginan yang tak segan bertindak. Wang Lin berambut hitam yang seharusnya muncul di kegelapan malam, namun saat ini menggunakan kemampuan supernaturalnya untuk mengubah salju menjadi hitam, menutupi langit dengan salju hitam, mengubah cahaya menjadi kegelapan!
Dari kejauhan, Kota Leluhur terlihat sangat iblis. Bagian timurnya diselimuti malam, sementara area lainnya masih siang hari. Para kultivator di Distrik Timur seketika berlarian keluar dari kamar, serentak mengangkat kepala memandang langit. Ekspresi ngeri dan terguncang terpancar di wajah setiap orang.
Namun secepat itu, mereka seketika merasakan hawa kehancuran tak berperasaan yang datang dari arah gerbang kota timur. Meski energi ini tidak terasa kejam maupun agresif, semua yang merasakannya langsung terbayang kematian dan akhir zaman!
Wang Lin perlahan melangkah maju. Jubah putih panjang di tubuhnya perlahan digantikan oleh Gas Hitam yang menyusup keluar, menyelimuti seluruh tubuhnya hingga orang luar tak bisa melihat sosok di dalamnya. Yang terlihat hanyalah gumpalan Gas Hitam yang semakin pekat!
Seiring langkah Wang Lin, Salju Hitam di Distrik Timur langit bagai invasi cahaya. Hamparan gelap pekat menyebar ke kejauhan dalam proses penyerapan. Setiap langkah Wang Lin, kegelapan langit pun menyebar selangkah lebih jauh!
"Awalnya ku sudah menyimpan pembantai dan kehancuran, sudah bersiap meninggalkan tempat ini... Tapi Sang Kaisar Dewa, kau yang memaksaku datang! Maka hari ini, bersiaplah menanggung permulaan kehancuran!" Langkah demi langkah Wang Lin berjalan, Gas Hitam di sekeliling tubuhnya bergulung bagai Semburan Api hitam yang menyala dahsyat, seakan hendak membakar langit dan bumi!
Di mana pun ia melintas, kultivator yang melihatnya seketika jiwa mereka gemetar, merasakan ketakutan yang berasal dari kedalaman Jiwa. Seolah-olah Gas Hitam yang mereka lihat dalam pandangan adalah predator alami mereka, sang penghancur segala roh yang memiliki hawa kehidupan!
Di tanah yang ia pijaki, salju hitam mencair, membawa serta batu hijau yang tak retak selama sepuluh ribu tahun. Tanah pun berubah menjadi reruntuhan hitam, kabur antara apakah ini erosi dari pembantai ataukah pembusukan akibat salju hitam yang meleleh.
Bangunan-bangunan di sekelilingnya, dalam perjalanan Wang Lin, seolah mengalami perjalanan waktu berpuluh-puluh ribu tahun hanya dalam sekejap. Membusuk, lalu berubah menjadi abu, menjelma debu.
Dari Distrik Timur, langkah demi langkah menuju istana kerajaan di pusat Kota Leluhur. Karena luasnya Kota Leluhur, perjalanan ini teramat jauh. Namun di momen ini, setiap langkah Wang Lin yang dikelilingi gas hitam menciptakan gelombang energi hitam yang bergema. Gelombang ini menyebar sementara Wang Lin menyatu sempurna dengan kegelapan. Kecepatannya yang terlihat lambat, sesungguhnya hanya meninggalkan debu beterbangan.
Kegelapan langit dengan cepat menelan cahaya. Bayangan hitam pekat itu bergerak dari bumi Distrik Timur, menyelimuti istana kerajaan.
Hanya sedikit kultivator yang berani menghalangi langkah Wang Lin saat ini. Dengan rasa ngeri, mereka menyaksikan dari jauh kegelapan yang datang, hingga cahaya sepenuhnya ditelan.
Reruntuhan membentang dari Distrik Timur hingga istana kerajaan. Ketika siluet Wang Lin akhirnya tiba di lokasi istana setelah waktu yang tak terukur, di belakangnya tak ada lagi kota—hanya debu sejarah yang tersisa.
Di luar istana kerajaan, puluhan ribu prajurit Larangan berbaju zirah hitam membentuk formasi persegi, masing-masing menatap tajam Wang Lin. Di belakang mereka, tak terhitung siluet serentak terbang keluar dari berbagai sudut istana.
Di langit, saat ini langit dan bumi berubah warna! Terlihat dua matahari mengambang - satu berwarna ungu, satu emas! Dalam matahari ungu tersebut terdapat Shuangzi Mahadewa, sementara di matahari emas berdiri Sang Kaisar Dewa yang mengenakan jubah kerajaan!
Pertempuran dua Mahadewa ini membuat langit-bumi bergemuruh, medan pandang menjadi samar. Gelombang energi bergelombang terus bergema, menyebar ke delapan penjuru angin.
"Shuangzi Mahadewa! Wang Lin ini berani menerobos istana kerajaan, tidak menghormati Dewa Immortal! Perbuatan ini jelas pemberontakan!! Kalian berdua masih tetap membuta tuli?!" Suara Sang Kaisar Dewa menggema di angkasa, disertai deru dahsyat yang melepaskan kemampuan supernatural mengguncang.
Wang Lin berdiri di luar istana kerajaan, mengangkat kepala dengan kasar. Semua Gas Hitam di sekeliling tubuhnya tiba-tiba terkonsentrasi dan mengkerut, berubah menjadi jubah hitam di tubuhnya. Rambut hitamnya menyebar semakin panjang. Ia menatap matahari keemasan di langit, sorot matanya memancarkan kedinginan tanpa sedikitpun gejolak emosi.
Seiring terkonsentrasinya Gas Hitam di seluruh tubuh Wang Lin menjadi jubah, kegelapan langit tiba-tiba menyebar bagai tinta yang tercurah. Pemandangan ini seakan membagi langit dan bumi di hadapan istana menjadi tiga bagian: satu bagian hitam, satu bagian emas, dan di pusatnya berdiri matahari ungu!
"Tribulasi pembantai di jalan panjang, awalnya aku tak ingin mengejar lagi. Hanya ingin pergi... Tak ingin membiarkan kehancuran pembantaian datang ke dunia ini. Tapi kau... memaksa aku ke sini dengan orang gila... Kini, aku datang!" Sorot mata Wang Lin semakin dingin. Dengan pandangan tanpa emosi itu, tiba-tiba ia menatap ke depan istana tempat puluhan ribu prajurit Larangan berbaju zirah hitam berjajar, serta siluet-siluet yang berhamburan keluar dari istana.
Wang Lin mengangkat kakinya, melangkahkan tubuh ke depan. Begitu langkah ini mendarat, seluruh tubuhnya gemuruh menyebar, berubah menjadi awan hitam yang dahsyat, menyambar ke depan dan menyapu sekeliling.
Puluhan ribu pasukan larangan itu serentak menampakkan ekspresi serius. Saat awan hitam Wang Lin mendekat, mereka serempak menggeram rendah. Baju zirah setiap orang memancarkan cahaya hitam, membentuk aura pembunuh yang membara. Aura pembunuh dari puluhan ribu orang ini terkumpul menjadi satu, jelas-jelas melebur menjadi satu kesatuan!
Aura pembunuh yang membara ini mengeluarkan auman yang mengguncang, jelas-jelas berubah menjadi seekor kura-kura naga raksasa! Makhluk ini berkepala naga, berekor naga, namun tidak bertubuh naga. Tubuhnya seperti kura-kura, tanpa tanduk, melainkan dihiasi totem-totem makhluk halus mengerikan yang tak terhitung jumlahnya.
Makhluk ini bukan Xuanwu. Di kalangan suku dewa, ia memiliki nama khusus: Longgui!!
"Kura-kura" () dan "hantu" () — dua karakter yang memiliki pelafalan sama!
Long Gui, roh prajurit Larangan berbaju zirah hitam. Binatang ini terbentuk dari aura pembunuh tak terhitung tahun. Setelah muncul, ia mengaum menyambar ke arah awan hitam yang merupakan transformasi Wang Lin.
Dalam sekejap napas, ia bertabrakan dengan awan hitam. Namun tubuhnya tiba-tiba gemetar saat bersentuhan, memancarkan deru-deru mengerikan!
Sekuat apapun aura pembunuh, setajam apapun niat membunuh - di hadapan pembantaian dan kehancuran, semuanya akan lenyap berantakan!
Awan hitam Wang Lin menyapu sekilas melewati tanpa sedikitpun hambatan. Long Gui yang gemetar itu hancur berantakan. Di bawahnya, puluhan ribu prajurit zirah hitam memuntahkan darah segar. Tubuh mereka bagai tertampar kekuatan dahsyat, tiba-tiba terpental mundur!
Gerbang istana kerajaan itu, dalam hantaman awan hitam yang diubah Wang Lin, seketika seolah melewati berpuluh-puluh ribu tahun, berubah menjadi lapuk, lalu runtuh secara tiba-tiba. Seiring keruntuhan, kegelapan turun dari langit. Di setiap jejak Wang Lin, tanah istana berubah menjadi hitam. Seluruh bangunan gerbang kota berubah menjadi abu beterbangan!
Puluhan ribu prajurit zirah hitam yang terpental itu, kini masing-masing dilanda kengerian. Namun seiring menyebarnya awan hitam Wang Lin, jerit kesakitan yang menggemparkan langit-bumi bergema. Saat awan hitam melesat melewati tubuh puluhan ribu prajurit, dan kembali terkristal menjadi Wang Lin berambut hitam di lapangan istana, puluhan ribu prajurit zirah hitam itu pun menemui ajal serentak, menjadi puing-puing berdarah.
Tertiup angin, mereka pun ikut berubah menjadi debu!
