Tiga suku kuno, dengan garis keturunan Daogu berada di arah barat daya benua suku dewa. Dua belas kabupaten Daogu ini luasnya setara dengan satu benua suku dewa, bahkan sedikit lebih besar.
Wilayah seluas ini, tanpa teknik Mengkerutkan Bumi Menjadi Inci, hanya mengandalkan terbang biasa akan memakan waktu bertahun-tahun untuk melintasinya. Namun di Negeri Kuno, ada penghuni semi-kehidupan raksasa dari tiga jenis: Dewa-Dewa Kuno Raksasa, Gu Yao Raksasa, dan Dewa Iblis Raksasa. Dengan mengendarai makhluk-makhluk yang mampu mencabik-cabik langit ini, kecepatan perjalanan bisa dipersingkat secara drastis.
Seperti misi diplomatik Daogu yang kembali dari klan Shigu, mereka hanya perlu beberapa bulan untuk mencapai kembali kota kekaisaran Daogu.
Kota Kekaisaran Daogu adalah permukiman raksasa yang mengambang di udara. Dari kejauhan, kota langit ini terlihat sangat dahsyat, melayang di antara langit dan bumi dengan tekanan aura yang mendalam.
Di sekeliling kota langit ini, terdapat tak terhitung batu-batu kecil yang berputar perlahan mengitari pusat kota langit dengan ukuran berbeda-beda.
Sebulan setelah rombongan Daogu kembali ke kota ini, Wang Lin akhirnya tiba di sini dari wilayah Shigu dengan menempuh jarak luas menggunakan peta kepingan giok.
Ia menatap kota langit itu lama sekali, sangat lama.
Meski tak sebesar Kota Leluhur Suku Dewa, kota ini tetap sangat megah. Di pusatnya berdiri tegak patung raksasa seorang pria yang menatap langit dengan ekspresi penuh cemoohan - bahkan Wang Lin yang berada jauh pun bisa merasakannya dengan jelas.
"Leluhur Kuno..." gumam Wang Lin perlahan.
Di luar Kota Langit, puing-puing berputar itu membentuk sistem pertahanan Larangan yang ketat. Semua yang masuk wajib menunjukkan Giok Identitas, jika tidak, mustahil melangkah setapak pun ke dalam kota ini.
Di sini, puncak kekuasaan kerajaan Daogu! Di sini, takhta Kaisar Daogu!
Di bagian timur tepat Kota Langit, seluruh area merupakan istana megah yang tersusun dari aula-aula mewah! Istana itu dijaga ketat, dipenuhi Larangan berlapis, dan diselimuti aura ungu samar yang menimbulkan tekanan psikologis saat pertama kali memandangnya.
Dalam sorotan mata Wang Lin, aura ungu di sekitar istana timur Kota Langit mengumpul samar membentuk siluet kabur berukuran sangat raksasa. Sosok itu bagai menopang langit, tak jelas wujudnya kecuali mahkota kaisar yang dikenakannya.
Dari tubuhnya memancar aura murni Suku Kuno yang tak tercampuri!
Kota garis keturunan Daogu tak sebesar Kota Leluhur Suku Dewa. Istana kerajaannya pun tak bisa dibandingkan dengan istana Kaisar Dewa, namun tingkat penjagaan dan tekanan psikologis yang ditimbulkannya jauh melebihi istana Kaisar Dewa!
Dari dalam hingga luar, tak terhitung jumlahnya pengawal istana. Bahkan para pelayan yang beraktivitas di dalam istana semuanya memiliki tingkat kultivasi yang tidak lemah.
Wang Lin berdiri di sana, mengamati cukup lama. Perlahan ia menarik kembali pandangannya, mengangkat kaki untuk melangkah maju. Meski langkahnya tak cepat, siluetnya tiba-tiba menghilang, berubah menjadi asap tipis yang melayang memasuki Kota Langit.
Lapisan demi lapisan pertahanan di sekitar Kota Langit membuat orang sulit bergerak. Bahkan para ahli sejati pun akan mengerutkan kening di tempat ini, terpaksa berhenti dan mengikuti hukum yang telah ditetapkan Kota Langit - menggunakan Giok Identitas seperti semua orang untuk memasuki kota ini.
Menurut anggota Suku Kuno, di seluruh dunia ini hanya ada sembilan orang yang bisa mengabaikan Larangan dan pertahanan kota kerajaan Daogu!
Kesembilan orang itu tak lain adalah Sembilan Matahari Xian Gang!
Hanya sembilan orang ini yang bisa melangkah masuk ke salah satu dari tiga kota kekaisaran Suku Kuno seolah berjalan di tanah datar!
Tapi sekarang, ada satu orang lagi. Lapisan demi lapisan Larangan dan proteksi tak mampu menghentikan siluet Wang Lin yang seperti asap tipis, membuatnya muncul dengan ekspresi tenang di jalanan Kota Kekaisaran Daogu ini.
Jumlah anggota Suku Kuno yang tinggal di kota kekaisaran sangat besar, membuat tempat ini ramai dan semarak.
Wang Lin berdiri memandang sekeliling. Ia melihat tak terhitung pria dan wanita dari Suku Kuno, namun entah mengapa, rasa memiliki yang samar-samar dulu saat pertama tiba di wilayah Suku Kuno kini telah hilang.
"Guru pasti sudah tahu kedatanganku..." Tanpa perlu menyebarkan persepsi spiritual, Wang Lin sudah bisa merasakan di ujung selatan langit kota ini terdapat gunung yang dikelilingi awan kabut, memancarkan hawa Mahadewa.
Menangkap kelembutan dari hawa tersebut, Wang Lin tersenyum tipis lalu berbalik melangkah ke arah selatan.
Di selatan kota, gunung ini tegak berdiri. Di balik awan kabut yang melingkupi, terlihat undakan batu berkelok-kelok turun dengan sandaran di sampingnya, membuat tempat ini tampak seperti area wisata.
Aura hijau spiritual bergelombang menyebar. Menarik napas dalam-dalam di sini bisa menyegarkan semangat.
Di anak tangga tersebut, banyak anggota Suku Kuno dengan ekspresi khidmat berjalan perlahan ke atas. Target mereka adalah aula utama di puncak gunung - bangunan yang sangat termasyhur di kalangan garis keturunan Daogu!
Tempat ini adalah Aula Daogu! Kediaman satu-satunya Mahadewa Xuan Luo dari garis keturunan Daogu!
Aula Daogu terbuka untuk semua anggota garis keturunan Daogu. Setiap anggota klan bisa datang ke sini mencari terobosan dalam kultivasi. Namun hanya segelintir yang berkesempatan bertemu Xuan Luo Mahadewa. Yang membimbing kultivasi mereka adalah sembilan ahli sejati Daogu yang mengikuti Xuan Luo.
Dari sembilan orang ini, selalu ada satu yang berdiam di Aula Daogu untuk membuka spiritual dan memilih tubuh bagi anggota klan!
Di luar aula utama, terdapat tempat dupa raksasa yang memerlukan sepuluh orang melingkar untuk memeluknya. Di dalamnya terisi pasir abu putih, dengan sembilan batang dupa besar tertancap yang mengeluarkan asap hijau tipis menyembur langsung ke sembilan langit.
Setiap anggota Suku Kuno yang datang ke tempat dupa ini untuk memohon bimbingan kultivasi dari penghuni Aula Dao Gu, akan bersujud di depan tempat dupa tersebut. Tempat dupa ini memiliki keunikan: semakin banyak orang yang bersujud, semakin pekat asap hijaunya. Kesembilan dupa di dalamnya bagai tak pernah habis terbakar, bertahan demikian sepanjang zaman purba.
Wang Lin berjalan di tangga batu itu, memandang gunung ini dan asap hijau bergulung-gulung sambil melangkah naik. Saat ia tiba di puncak dan melihat tempat dupa tersebut, beberapa anggota Suku Kuno sedang bangkit dari sujud mereka dengan ekspresi hormat, berjalan menuju Aula Dao Gu.
Setelah mereka selesai bersujud, sembilan batang dupa menyala di dalam tempat dupa itu seolah mengeluarkan asap hijau lebih banyak, meskipun perubahannya sangat halus dan sulit disadari jika tidak diperhatikan.
Wang Lin memandangi tempat dupa itu, diam sejenak lalu perlahan mendekat. Di sisi tempat dupa, ia membungkuk dalam-dalam memberi salam dengan menyatukan tinju!
Penghormatan ini bukan untuk tempat dupa maupun dupa di dalamnya, melainkan untuk Guru Xuan Luo yang dianggapnya sebagai master sejati!
Sejak memutuskan bergabung dengan garis keturunan Daogu, mengikuti sang guru, dan memenuhi sumpah masa lalu, dari lubuk hati terdalam Wang Lin telah bertekad tertanam sebagai akar dalam keluarga ini. Setelah mengembara ribuan tahun terlampau lama, kini ia hanya ingin hidup tenang di tempat ini.
Menjaga kemuliaan Daogu, serta melindungi reinkarnasi sang guru.
Karena alasan inilah, Wang Lin mengikuti adat setempat dan memberikan penghormatan ke tempat dupa tersebut. Saat ia menyatukan tinju dan membungkuk, tempat dupa itu tiba-tiba mengeluarkan gemuruh dahsyat. Sembilan batang dupa di dalamnya mulai menyala dengan gila-gilaan dalam kecepatan yang terlihat mata. Asap hijau bergulung-gulung tiba-tiba menjadi sepuluh kali lipat, seratus kali lipat, seribu kali lipat bahkan lebih dari sepuluh ribu kali lipat lebih pekat!
Perubahan drastis ini langsung membuat beberapa orang yang sebelumnya telah memberi penghormatan dan sedang menuju Istana Daogu terhenti langkahnya. Mereka berbalik tiba-tiba dengan ekspresi ketakutan yang mendalam.
Beberapa anggota Suku Kuno yang sedang menaiki tangga batu di belakang Wang Lin pun seluruhnya membeku di tempat, menunjukkan ekspresi tak percaya.
Tempat dupa itu terus bergemuruh. Asap hijau bergulung-gulung naik ke langit biru, semakin banyak dan pekat hingga tingkat kepadatannya jauh melampaui sebelumnya. Perbedaannya bagaikan bulan purnama berbanding kunang-kunang.
Asap hijau itu melambung ke langit dengan dahsyat, membuat semua orang di gunung ini, mereka yang di kaki gunung, wilayah selatan Kota Langit ini, bahkan berbagai penjuru lainnya bisa melihatnya dengan jelas-jelas!
Asap yang bergulung-gulung ini bagaikan gunung yang terbakar, menyembur langsung ke langit ketujuh. Di ujung cakrawala, asap itu berubah menjadi bentuk jamur raksasa yang menyebar ke delapan penjuru.
Pemandangan ini bahkan terlihat jelas dari istana kerajaan di bagian timur tepat!
Di luar Balai Daogu, semua anggota Suku Kuno yang datang ke sini tertegun membeku dengan sorot mata yang terpana. Bahkan bisa dikatakan, semua anggota klan di Kota Langit yang menyaksikan adegan ini sama-sama mengalami keterkejutan yang sama!
Namun pada saat ini, penghormatan Wang Lin baru setengah jalan, belum sepenuhnya selesai!
Bersamaan dengan itu, di dalam Istana Kerajaan Daogu, seorang pria berpakaian jubah kaisar bermahkota kerajaan berdiri di loteng tertinggi. Dengan kedua tangan di belakang punggung, ia mengerutkan kening sambil menatap tajam asap bergulung di ujung langit.
“Paduka, dalam pemilihan selir kali ini telah ditemukan 31 wanita. Semuanya telah diatur untuk menjalani proses peleburan jiwa satu per satu…” Di belakang pria berjubah kekaisaran, seorang lelaki tua dengan ekspresi hormat berbicara perlahan.
Namun sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, ia ikut tertegun menyaksikan gulungan asap hijau yang tiba-tiba muncul di kejauhan.
“Yang bisa memicu asap hijau seintens ini dari tempat dupa Istana Daogu… Selidiki, orang ini…” Pria berjubah kekaisaran itu mengerutkan kening sambil berbicara perlahan, tiba-tiba seluruh tubuhnya gemetar, sorot matanya memancarkan kilatan sinar tajam yang membara!
Lelaki tua di belakangnya menarik napas dalam-dalam, bawah sadar mundur beberapa langkah. Adegan yang disaksikannya kali ini bahkan lebih menggentarkan daripada sebelumnya, memicu ketakutan mendalam di hatinya!
Tampak asap hijau yang bergulung-gulung di ufuk langit itu tiba-tiba melengkung membentuk busur raksasa, seolah tak sanggup menahan kekuatan satu penghormatan. Asap itu mulai tercerai-berai, wujudnya seperti hendak collapse total!
Pemandangan ini menggemparkan langit dan bumi! Di dalam kota kekaisaran Daogu, semua yang menyaksikan berduyun-duyun mengeluarkan teriakan terkejut!
Ini melampaui imajinasi mereka. Tak pernah terbayangkan, asap dari tempat dupa di depan Istana Daogu ini ternyata bisa dilengkungkan hingga collapse total oleh seseorang. Ini bukanlah penghormatan pada dupa, melainkan asap hijau itu sendiri yang sedang memberi penghormatan pada lawannya!
Di depan Istana Daogu, Wang Lin menghentikan gerakan penghormatannya. Ia melihat asap pekat yang telah dipadatkan sepuluh ribu kali lipat itu tak mampu menahan penghormatannya. Jika diteruskan, pasti akan hancur berantakan!
"Wang Lin...jangan teruskan penghormatanmu...datanglah ke gunung belakang..." Di telinga Wang Lin, pada sekejap itu bergema suara yang familiar. Suara itu penuh kelembutan, bagai membawa kasih seorang ibu.
Wang Lin mengangkat tubuhnya, asap hijau perlahan berhenti membungkuk. Seiring Wang Lin melewati tempat dupa, kabut bergulung-gulung yang membara itu pun kembali normal.
