Setelah meletakkan kepingan giok undangan tersebut, Wang Lin tidak lagi memikirkan hal ini. Baginya, latihan kultivasinya yang sekarang jauh lebih penting dibanding upacara penobatan Penguasa Daogu.
"Tubuh sejati inti logam, seharusnya bisa berhasil dikristalkan dalam beberapa hari ini. Setelah Lima Elemen sepenuhnya berubah menjadi tubuh sejati dan menyatu menjadi satu entitas, barulah bisa memverifikasi apakah teori dan deduksi sebelumnya berhasil." Sorot mata Wang Lin menunjukkan keraguan, ada kekhawatiran samar bahwa jika tubuh sejati Lima Elemen sudah utuh namun tingkat kultivasinya masih berada di Tahap Akhir Tribulasi Kosmik, berarti deduksinya gagal.
Sekali gagal, Wang Lin terpaksa menunda metode mengkristalkan inti spiritual lain menjadi tubuh sejati, beralih pada pemahaman terhadap sumber asal kekosongan - lapisan keempat setelah menguasai hidup-mati, sebab-akibat, dan nyata-ilusi.
Namun sumber asal kekosongan ini sendiri masih samar, sepenuhnya bergantung pada kesempatan dan pencerahan spiritual. Mungkin butuh beberapa tahun untuk mengerti, tapi bisa juga ribuan tahun tetap tanpa petunjuk.
Kejadian seperti ini membuat Wang Lin dengan ragu memandang gumpalan cahaya terbungkus kabut emas yang mengambang di hadapannya, perlahan muncul harapan di pandangannya.
Setelah waktu yang lama, Wang Lin menghela napas pelan, pandangannya menarik kembali dari dalam gumpalan cahaya kabut emas. Hal ini sudah ia lakukan hingga batas maksimal, apakah tingkat kultivasinya bisa meningkat, jawabannya akan diketahui beberapa hari lagi.
Mata setengah terbuka, Wang Lin merenung sebentar, lalu mengibaskan lengan bajunya. Seketika di atas lantai pondok kayu, cahaya berkilauan muncul membentuk sebuah formasi. Formasi ini berputar perlahan, namun sama sekali tak mengeluarkan suara. Dari luar, tak terlihat sedikitpun cahaya yang menyebar.
Berdiri dan melangkah masuk ke dalam formasi ini, siluet Wang Lin menghilang di dalamnya.
Di bawah tanah di bawah formasi ini, sekitar sepuluh ribu zhang dalamnya dari pondok kayu, terdapat sebuah gua persembunyian besar yang terpahat di antara tanah. Gua ini baru muncul belum lama, dibekukan oleh Wang Lin pada hari kelima ia memilih bertapa di dalam pondok kayu tersebut.
Gua ini mencapai ratusan zhang besarnya. Di dalamnya, dua sinar hitam putih menyelimuti ruangan. Di pusat cahaya tersebut, dengan jelas terlihat mengambang sebuah matahari hitam putih raksasa!
Meski hanya berupa bayangan samar, ini tak lain adalah matahari Mahadewa Wang Lin!
Di bawah matahari Mahadewa tersebut, terbuka dengan jelas sebuah kepala berukuran sepuluh zhang tanpa mata dan telinga, dengan celah dalam di ubun-ubunnya. Kepala ini tak lain adalah kepala Dewa Immortal!
Di sekeliling gua persembunyian ini, Wang Lin telah menyusun tak terhitung formasi dan larangan. Dengan tingkat kultivasinya sekarang, kekuatan larangan ini sangat dahsyat. Jangankan Tian Zun, bahkan Leap Mahadewa pun takkan bisa merasakannya.
Bahkan Mahadewa sekalipun akan kesulitan mendeteksinya jika tidak mengamati dengan saksama. Sebab kekuatan yang menyusun larangan di tempat ini adalah energi peleburan non-dewa non-kuno dari dalam tubuh Wang Lin! Dia mencabut seberkas energi itu dan meleburnya dengan larangan di sini, sehingga menciptakan daya penghancur sehebat ini.
Siluet Wang Lin muncul di samping kepala Dewa Immortal itu. Memandangi kepala tersebut, ekspresi Wang Lin tetap tenang. Tempat ini sengaja ia buka sendiri untuk merawat matahari Mahadewa miliknya. Menurut analisisnya, jika matahari Mahadewa ini bisa sepenuhnya meleburkan kepala Dewa Immortal tersebut, maka matahari ini akan menguat sepenuhnya.
Duduk bersila di depan kepala Dewa Immortal itu, Wang Lin membuka mulut dan memuntahkan asap hijau. Asap itu menyambar ke kepala tersebut, menerobos ketujuh lubang di wajahnya. Kepala Dewa Immortal itu tiba-tiba bergetar, memancarkan cahaya emas dalam jumlah besar. Namun cahaya ini langsung diserap oleh matahari Mahadewa di atasnya, berubah menjadi dua cahaya hitam putih yang merawat matahari tersebut.
Selama hampir tiga bulan terakhir, matahari Mahadewa ini terus-menerus menyerap. Namun kepala Dewa Immortal itu bukanlah benda yang mudah dimurnikan. Untuk sementara waktu, peleburan sempurna masih mustahil tercapai.
Setelah beberapa saat, Wang Lin membuka matanya dalam posisi duduk bersila. Tangan kanannya menepuk angkasa, seketika warna emas gelap menyebar di telapak tangannya. Dalam cahaya itu terlihat tubuh jiwa yang lemah dengan mata tertutup, mati-matian dicengkeramnya. Ekspresinya tampak tenang, namun sorot matanya menyempit menunjukkan ketegangan.
Jiwa lemah itu tak lain adalah Sang Kaisar Dewa Lian Dao Zhen!!
Sang Kaisar Dewa yang sebelumnya tertangkap jiwanya ini kini dalam keadaan mengenaskan. Di genggaman Wang Lin, tubuhnya terus-menerus gemetar mencoba membuka mata namun seolah kehabisan tenaga. Namun dari tubuhnya memancar energi dewa yang menggetarkan, terutama tekanan aura Mahadewa yang bisa langsung dikenali oleh ahli sejati manapun!
Meskipun tekanan aura itu milik Mahadewa, tapi energi dewa yang terpancar dari jiwa ini tidak murni, melainkan sangat beragam, samar-samar memancarkan kesan kelabu. Seakan jiwa ini, dengan mata terpejam di momen ini, menanggung kesakitan yang luar biasa.
"Kekuatan kutukan yang sangat dahsyat..." Wang Lin bergumam pelan. Pada tubuh spiritual Sang Kaisar Dewa ini, terdapat segel-segel yang terus dipasang Wang Lin sepanjang perjalanan. Dengan koordinasi tingkat kultivasinya dan kekuatan jiwa sang Kaisar Dewa sendiri, tetap saja tak bisa mengusir kutukan ini. Namun setidaknya bisa mempertahankan keseimbangan, agar jiwa ini tidak terdisintegrasi.
"Awalnya berencana memanfaatkan tekanan aura spiritual ini untuk memaksakan peleburan energi kuno-dewa dalam tubuhku. Tapi sekarang tampaknya sudah tidak diperlukan lagi. Namun, jiwa ini tetaplah Sang Kaisar Dewa, masih memiliki kegunaan besar bagiku." Wang Lin dengan tatapan penuh perenungan, melirik matahari Mahadewa miliknya di depan.
"Sayang sekali kekuatan kutukan di atasnya terlalu kuat... Jika bisa mengusirnya, mungkin bisa meleburkan jiwa orang ini ke dalam matahari Mahadewa-ku. Dengan jiwanya sebagai panduan, seharusnya bisa menelan kepala Dewa Immortal..." Wang Lin mengusap-usap rahang bawahnya dengan tangan kiri, setelah merenung sejenak, matanya berkilat. Tangan kirinya membentuk mantra dengan jari-jarinya, lalu menunjuk jiwa Sang Kaisar Dewa yang dicengkeram di tangan kanannya.
Saat jari itu menyentuh, jiwa Sang Kaisar Dewa langsung gemetar. Mulutnya terbuka mengeluarkan teriak bisu yang mengguncang sekeliling. Larangan di gua persembunyian itu seketika berpendar-pendar.
Ekspresi Wang Lin sangat serius. Jari kirinya yang menempel di kepala jiwa Sang Kaisar Dewa perlahan diangkat setelah waktu lama. Terlihat seberkas gas abu-abu tercabut dari dalam jiwa tersebut, berubah menjadi benang panjang yang perlahan ditarik keluar oleh Wang Lin.
Saat tangan kirinya terangkat sepenuhnya, benang abu-abu itu melingkari ujung jari Wang Lin, tiba-tiba berubah menjadi bayangan samar menyerupai siluman jahat yang membuka mulut berdarah raksasa, menyambar ke arah jari Wang Lin untuk menyerapnya.
Namun tepat saat hendak menelan, sorot mata Wang Lang langsung mengeraskan pandangan. Pupilnya berubah menjadi warna perak. Kilatan cahaya perak menyambar bayangan siluman itu, membuat tubuhnya bergetar seketika. Seolah diliputi ketakutan, tubuhnya mengkerut hingga menyusut setengah sebelum akhirnya diremas dengan keras oleh genggaman tangan kiri Wang Lin.
Gas abu-abu itu lenyap berantakan.
Di dahi Wang Lin kini muncul beberapa keringat, cahaya perak di matanya menghilang, memperlihatkan senyum getir.
"Peleburan singkat Xian Gu bisa menghapuskan kekuatan kutukan ini... Namun dengan tingkat kultivasi saya sekarang, tidak bisa bertahan lama, tidak mampu mengusir seluruh kutukan sekaligus..." Wang Lin melirik jiwa Sang Kaisar Dewa di tangan kanannya, kekuatan kutukan dalam jiwa ini yang tadi sempat tercabut seberkas, kini telah tumbuh kembali.
Mendesah pelan, Wang Lin menggerakkan tangan kanannya, menyimpan jiwa Sang Kaisar Dewa ke dalam penyimpanan. Ia duduk merenung lama, akhirnya kembali menghela napas.
"Sepertinya harus menunggu hingga tingkat kultivasi lebih tinggi, durasi peleburan lebih lama, kekuatan yang dimanfaatkan melebihi sebelumnya, baru bisa mengusir kutukan dari jiwa ini untuk meleburkannya ke dalam matahari Mahadewa milikku."
"Lagipula teknik ini iblis, status Sang Kaisar Dewa pun unik, tidak mudah meminta bantuan Guru Xuan Luo." Beberapa rahasia pribadi Wang Lin, kecuali dalam kondisi terpaksa, telah menjadi kebiasaannya untuk tidak memberitahu siapapun.
Menyimpan jiwa Sang Kaisar Dewa, Wang Lin mengayunkan tangan kanannya ke angkasa. Sebuah kepingan giok termaterialisasi, benda ini persis yang diberikan Pangeran Jidu, di dalamnya terkandung kekuatan satu jari leluhur kuno.
Kepingan giok ini sebelumnya pernah dipelajari Wang Lin, namun tak kunjung tercapai pencerahan. Selalu terasa ada selaput penghalang, membuatnya tak bisa melihat jelas. Akhirnya benda ini hanya digunakan sebagai kemampuan sakti sekali pakai.
Tapi setelah meleburkan darah jiwa dalam tubuhnya, otaknya dipenuhi ingatan pecahan yang kacau. Walau bisa merasakan keberadaannya, tak bisa dibuka-buka. Jelas karena jumlah darah jiwa yang terlalu sedikit.
Memegang kepingan giok, Wang Lin meneliti dengan saksama. Di dalam giok terlihat siluet samar yang tubuhnya bergoyang, seolah berdiri di antara langit-bumi kabur. Saat tubuhnya bergerak, alam semesta itu hancur berkeping lalu lenyap.
Ilusi yang sederhana, tapi karena kesamarannya, sangat sulit dipahami.
Wang Lin sebelumnya telah melihat beberapa kali, semuanya seperti ini. Saat melihatnya kali ini, tetap sama. Namun, ia tidak sedikitpun merasa putus asa. Ia menutup mata, diam lama sebelum tiba-tiba membuka dengan kasar. Di kedua matanya, cahaya perak muncul kembali!
Cahaya perak itu memenuhi seluruh matanya, memancarkan kedinginan tak berperasaan. Dengan mata perak seperti ini, Wang Lin kembali menatap kepingan giok di tangannya. Saat pandangannya mendarat, siluet samar segera muncul di dalam kepingan giok.
Namun, sepersekian detik setelah kemunculan siluet samar itu, di dalam pikiran Wang Lin—karena peleburan sempurna Darah Jiwa—serpihan memori yang tak bisa dibalik namun bisa dirasakan tiba-tiba saling terhubung. Beberapa serpihan itu menyatu dan terbentang jelas di benaknya.
Terlihat seorang pria berjubah abu-abu dengan rambut panjang. Wajahnya persis seperti patung di Kota Kekaisaran Daogu, tak lain adalah leluhur kuno!
Ia berdiri dengan tangan kiri terlipat di belakang, mengambang di langit sambil menatap angkasa dengan ekspresi penuh cemoohan halus dan sikap meremehkan, bagai sosok yang teramat angkuh. Di arah pandangannya, sekumpulan titik hitam kecil mengaum mendekat. Saat jarak memendek, terlihat jelas bahwa titik-titik itu adalah sekawanan binatang buas aneh.
Makhluk-makhluk itu memiliki kepala manusia namun bertubuh singa, hanya memiliki dua anggota gerak. Kaki belakang dan ekornya tampak mengalami degenerasi, berubah menjadi ekor ikan.
Dalam penerbangannya, mereka mengeluarkan deruan menusuk telinga. Terutama yang terdepan, seekor binatang berpostur lebih kekar, memancarkan hawa kekuatan luar biasa yang mendekati level Mahadewa namun masih sedikit di bawahnya.
Namun pria berjubah abu-abu itu tetap memandang dengan sikap merendahkan. Tangan kanannya menepuk, lalu menunjuk ke depan dengan jarinya.
Saat tunjukan jari itu menghunjam, langit-bumi berguncang hebat. Seluruh wilayah radius 100.000 li di sekitar kawanan binatang itu seolah terpisah dari dimensi, lalu terhimpit dahsyat dari atas dan bawah!
Deru dahsyat bergema, langit dan bumi yang terpisah itu dalam proses kompresi, semua binatang buas hancur berkeping-keping.
Suara "plak" terdengar, kepingan giok di tangan Wang Lin muncul retakan, terbelah dua, jatuh dari genggamannya. Saat menyentuh tanah, berubah menjadi debu.
Wang Lin tersadar, kilatan perak di matanya menghilang, namun sorot mata tajam masih berkilat.
"Sungguh luar biasa kekuatan satu jari leluhur kuno ini..."
