Teriakan melengking ini mengguncang seluruh lapangan dan ratusan platform tempat anggota Tiga Cabang berada. Ekspresi mereka berubah drastis, bahkan sulit mempercayai bahwa Wang Lin yang baru saja meninggalkan tempat ini dengan raut muram, tiba-tiba muncul kembali untuk membunuh Penguasa Sejati Daogu!
Namun mayat anggota 1807 Larangan yang tewas, ledakan daging dan darah, semuanya membuktikan kebenaran pernyataan ini!
Sebelum orang-orang di tempat ini sempat sadar dari deruan tajam itu, suara gemuruh yang lebih dahsyat tiba-tiba meledak. Di balik gemuruh itu, terlihat cap tangan berukuran ratusan zhang mengaum mendekat dari luar lapangan. Cap tangan ini teramat iblis, dengan sepuluh jari jelas terlihat, menghujam ke arah lapangan istana. Persis saat hendak menubruk, tirai cahaya hijau tiba-tiba menyelimuti seluruh istana, bertabrakan dengan cap tangan tersebut.
Dentuman yang mengguncang istana kerajaan itu memudar, tirai cahaya asap hijau berkedip keras sebelum akhirnya hancur berantakan, serpihan-serpihannya beterbangan ke angkasa.
Angin berdarah bertiup dari luar lapangan, membawa hawa maut ke area yang bagai kematian. Semua mata tertancap pada bekas cap tangan yang telah lenyap, raut waspada terpaku di wajah setiap orang.
Wajah Penguasa Sejati Daogu pucat pasi. Tangannya terkepal erat, sorot matanya menyala-nyala menatap tajam ke arah sana, amarah menggelegak dalam dadanya.
Song Zhi di sampingnya turut menatap ke arah yang sama. Kebingungan menyelimuti pandangannya, getaran halus merambat di relung jiwanya seolah ingatan purba hendak bangkit dari tidur panjang.
Dua bayangan samar yang bertugas mengawalnya pun lupa pada perintah sang penguasa. Pupil mata mereka menyempit, jiwa mereka berdegup kencang menatap lokasi cap tangan yang menghilang itu.
Di posisi itu, kini terdapat kabut darah pekat yang bergerak-gerak melingkupi, terlihat mengejutkan. Secara samar, dalam keheningan lapangan istana, terdengar dentang langkah kaki yang berdatangan.
Suara itu berasal dari dalam kabut darah, mendarat di dalam jiwa semua orang di tempat ini, bagai menginjak tepat di atas nadi detak jantung. Membuat siapapun yang mendengar merasa tertekan, bahkan dari dasar kalbu, muncul ketakutan yang menggerogoti.
Seiring langkah kaki yang semakin mendekat, anggota keluarga Tiga Cabang di pinggiran lapangan yang berada dekat meja persembahan berduyun-duyun mundur secara bawah sadar. Seolah-olah orang yang akan keluar dari kabut darah itu, dalam pandangan mereka bagaikan binatang buas purbakala yang mampu menelan langit-bumi, membantai segala makhluk.
“Bunuh orang ini!” Dalam keheningan itu, Penguasa Sejati Daogu tiba-tiba berbicara. Suaranya tenang tanpa getaran sedikitpun, seolah-olah tetap dingin kepala. Namun jika melihat raut wajaknya, pupil matanya yang menyempit menampakkan ketakutan tersembunyi di balik amarah.
Sekejap mata setelah perintah itu keluar, belasan bayangan samar seperti asap tipis muncul tiba-tiba di aula utama. Bayangan-bayangan ini menggoyangkan diri lalu menerjang keluar gedung, menyambar masuk ke dalam kabut darah dalam sekejap.
Hampir bersamaan dengan masuknya bayangan-bayangan itu ke kabut darah - seperti ditelan dan menghilang seketika - jeritan melengking yang memilukan tiba-tiba bergema. Suara jeritan yang sangat dahsyat itu berfluktuasi sebelum akhirnya mereda perlahan.
Meski jeritan telah menghilang, gaungnya tetap bergema di jiwa semua yang hadir, tak kunjung sirna. Hal ini membuat raut wajak Penguasa Sejati Daogu semakin muram.
“Masih belum membawa permaisuri pergi?!!” Tubuhnya berputar kasar ke arah dua bayangan samar di samping Song Zhi. Kedua bayangan itu gemetar, buru-buru menyetujui. Tubuh mereka bergerak, seketika berubah menjadi pusaran yang menutupi Song Zhi. Pusaran itu bergerak cepat menuju belakang aula.
Namun tiba-tiba, deru gila-gilaan bernada dingin menyembur tiba-tiba dari kabut darah.
“Berani kau?!!” Suara itu mengandung kekuatan penetrasi langsung yang membuat kedua bayangan yang berubah menjadi pusaran tiba-tiba membeku. Hati mereka dipenuhi ketakutan tak berujung. Seolah tubuh mereka tak bisa dikendalikan – satu langkah lagi dan malapetaka akan menimpa!
Saat langkah mereka terhenti dan kembali ke wujud dua bayangan samar dari keadaan pusaran, siluet samar muncul dalam kabut darah. Dentang langkah kaki bergema saat siluet itu perlahan keluar dari kabut berdarah.
Saat siluet itu sepenuhnya muncul, semua pandangan di tempat ini terpusat secara bawah sadar ke arahnya.
Setelah melihat dengan jelas, suara tarikan napas bergelombang segera menyebar. Sehelai rambut putih, jubah putih, tapi di jubah itu kini terdapat banyak cap darah. Sorot mata mengalirkan aura iblis yang membara, bahkan ada kegilaan di dalamnya. Dipenuhi urat darah, membuat mata itu berubah menjadi warna darah!
Benar, itu Wang Lin!!
Ia hampir menebas satu nyawa di setiap langkah, dari ribuan penjaga istana kerajaan, kali kedua tiba di lapangan istana ini. Hanya saja dibandingkan kunjungan pertamanya yang mewakili Guru untuk mengirimkan hadiah, kali kedua ini Wang Lin datang untuk mengambil sebuah objek dan membawa pergi seorang manusia!
"Wang Lin, apa maksudmu?!" Penguasa Sejati Daogu itu mati-matian menatap tajam Wang Lin. Di antara mereka berdua terbentang lapangan, terhalang oleh hampir sepuluh ribu anggota Tiga Cabang suku.
Wang Lin melangkah keluar dari kabut darah. Dalam ucapan Penguasa Sejati Daogu itu, ia sama sekali tidak memandang orang ini. Alih-alih, ia menatap Song Zhi yang terlihat bingung dengan kelembutan di matanya.
“Aku akan membawanya pergi!” Tangan kanan Wang Lin mengangkat, menunjuk Song Zhi yang berada di samping Penguasa Sejati Daogu, memandang dingin ke arah penguasa tersebut.
Penguasa Sejati Daogu yang terpapar pandangan Wang Lin langsung jiwa terguncang, wajah pucat pasi, namun segera berubah menjadi amarah tak terkira. Dia adalah Penguasa Sejati Daogu, sosok tertinggi garis keturunan Daogu, keturunan leluhur kuno, bintang pilihan!!
Dia diakui oleh Gu Dao Mahadewa, hidup dan matinya tak boleh ditentukan siapa pun, kehendaknya harus dipatuhi seluruh garis Daogu. Kini, sehari sebelum pernikahannya, di Istana Kota Kekaisaran Daogu yang dikunjungi perwakilan Tiga Cabang Suku Kuno, dia justru diminta menyerahkan permaisuri oleh semut kecil yang sebelumnya sangat ia cemburui, membuat Penguasa Sejati Daogu itu tertawa marah.
“Wang Lin, engkau adalah murid Xuan Zun, penjaga masa depan garis keturunan Daogu kami. Sebagai Kaisar, telah kupersilakanmu tanpa syarat - tak kupaksakan sujud, kubiarkan kau menolak jamuan malam ini. Bahkan kuizinkan kau pergi...
Perlakukan istimewa seperti ini kau balas dengan membantai anggota klan Daogu, menerobos istana kerajaan, dan di hadapan tiga suku kuno, hendak merebut permaisuriku!!!
Wang Lin, kau keterlaluan! Alih-alih melindungi Daogu, kau justru ingin menghancurkannya!!! Pengkhianat seperti ini pantas dihukum mati!!
Pengawal! Pancung kepala Wang Lin dan bawa ke hadapanku!!” Penguasa Sejati Daogu mengibaskan lengan bajunya sambil menggeram. Matanya yang gelap tertuju ke arah Balai Daogu.
Wang Lin diam-diam menutup matanya. Untuk tidak membuat sang Guru sedih, sejak tiba di sini ia memaksa diri keluar dari kegilaan dan mencoba tenang. Ia memberi Penguasa Sejati Daogu sebuah kesempatan. Jika benar-benar menyerahkan Song Zhi yang telah melebur dengan jiwa-jiwa terfragmentasi Wan'er, mungkin masih ada peluang untuk berdamai dengan sang Guru dan garis keturunan Daogu...
Namun sekarang...
Wang Lin membuka matanya. Kegilaan di dalam pupilnya tersulut, meledakkan aura pembunuh yang membara.
"Tidak setuju...maka pergilah mati!!" Wang Lin mengaum ke langit. Tubuhnya melangkah mantap ke depan. Saat langkah kakinya terangkat, para anggota Suku Kuno di lapangan - meski tahu takkan mampu menandingi - justru menderu mengikuti keputusan resmi Sang Kaisar. Mereka menyerbu Wang Lin sambil berniat membunuh, berusaha mencegah langkahnya!
Di Suku Kuno, kekuasaan kerajaan adalah segalanya! Perkataan Sang Kaisar dari garis keturunan Daogu bagaikan murka langit yang mutlak! Di mata mereka, tindakan Wang Lin ini adalah pengkhianatan terhadap leluhur, harus dibasmi sampai ke akar!
Menghadapi anggota garis keturunan Daogu yang menerjang bagai angin ribut, Wang Lin mengangkat langkahnya. Gemuruh keras mengguncang langit dan bumi - siapapun yang berani menghadang di hadapannya, tak peduli tingkat kultivasinya atau identitasnya, tubuh mereka langsung hancur berantakan menjadi tumpukan daging dan darah.
Hanya dalam beberapa saat, puluhan nyawa melayang. Tapi semakin banyak anggota garis keturunan Daogu yang menerjang dengan mata merah, bahkan beberapa anggota dari dua klan besar lainnya mulai turun tangan, menyambar ke arah Wang Lin bagai elang menyergap mangsa.
Jarak antara posisi Wang Lin dengan Sang Kaisar Daogu di Aula Utama terpisah puluhan ribu zhang. Tapi setiap langkah Wang Lin bagai topan penghancur, deru dahsyatnya terus bergema tanpa henti, semakin mendekati bangunan megah itu bagai badai yang tak terbendung.
“Siapa yang menghalangi, mati!!” Wang Lin menggeram, menghantamkan kepalan tangannya bagai raungan naga panjang. Puluhan anggota garis keturunan Daogu di depannya hancur berantakan dan tewas seketika.
Serentak, di sekitar lapangan, bayangan samar raksasa muncul mengelilingi setiap anggota Suku Kuno. Bayangan-bayangan ini menyatu membentuk ribuan siluet Dewa Kuno, Gu Yao, dan Dewa Iblis Kuno yang menderu mengerumuni Wang Lin.
Langkah Wang Lin tidak berhenti. Di belakangnya muncul bayangan samar Daogu raksasa bagai penopang langit-bumi. Dengan tangan kanannya, ia mengibaskan tangannya ke depan dengan kasar!
Kibasan itu diikuti gerakan lengan bayangan raksasa di belakangnya. Pertempuran gila-gilaan pun pecah melawan ribuan siluet Suku Kuno yang mengepungnya, gemuruh ledakan dan raungan kematian bergema tak henti.
Gemuruh mengguncang bumi, membuat permukaan tanah retak tak terhitung sementara langit seakan hendak hancur. Ribuan tubuh suku kuno itu collapse total serentak, ribuan anggota garis keturunan Daogu memuntahkan darah segar dan terpental meledak.
Tubuh Wang Lin bergetar, sorot matanya semakin pekat kegilaannya. Dengan langkah mantap, dalam sekejap ia telah sampai di pusat lapangan, semakin mendekati aula utama tempat Sang Penguasa Sejati Daogu bersemayam!
"Pukul genderang! Aktifkan formasi pertahanan Kota Langit! Kumpulkan semua anggota garis keturunan Daogu untuk segera menghancurkan orang ini di istana kerajaan!!" Sorot mata Penguasa Sejati Daogu dipenuhi ketakutan sambil mundur beberapa langkah, berteriak keras.
Seiring teriakannya, dari kedalaman istana kerajaan muncul ribuan siluet mengaum kencang menyambar ke arah lapangan. Seluruh anggota keluarga yang ada di dalam istana, semuanya telah berada di ambang pertempuran!
Tak lama kemudian, Bum... Bum... Bum... Dentuman genderang bergema, langit dan bumi berubah warna, suaranya menggema ke seluruh penjuru Kota Langit!
Dentuman genderang itu bergema di antara langit dan bumi. Di dalam Kota Kekaisaran Daogu, semua anggota Suku Daogu yang mendengar suara ini menunjukkan perubahan ekspresi drastis. Berbeda dengan gemuruh genderang sebelumnya, suara ini mengandung kekuatan aneh yang hanya ditabuh saat Istana Daogu menghadapi bahaya - inilah Suara Daogu!
Setiap anggota Suku Daogu yang mendengar suara ini wajib mempertahankan garis keturunan Daogu dengan mengorbankan nyawa!
Bersamaan dengan itu, di dalam Kota Langit, cahaya formasi teleportasi muncul secara serentak di ratusan lokasi berbeda. Setiap formasi memungkinkan anggota Suku Daogu mencapai istana dengan kecepatan tertinggi.
