Di dalam Istana Daogu, Wang Lin melangkah menuju aula utama dikepung ribuan orang. Beberapa sekejap napas sebelum desahan Guru Xuan Luo menggema di langit dan mencapai telinganya, di luar Kota Kekaisaran Daogu terdapat sebuah gunung gundul yang menyimpan keajaiban tersembunyi.
Bagian dalam gunung tersebut telah dikosongkan sepenuhnya, namun dari luar bahkan Shen Shi seorang Mahadewa takkan mendeteksi sedikitpun jejak. Di dalam gunung kosong itu terbentang sebuah formasi raksasa yang sangat kompleks, memandangnya saja bisa menimbulkan ilusi pusing.
Formasi itu memancarkan cahaya putih yang terus berkedip, dipenuhi sensasi mistis yang iblis. Di pusat persis formasi tersebut, duduk bersila sebuah siluet samar yang diselimuti pendar tujuh warna. Kedua tangannya terus membentuk mantra dengan jari-jari, sesekali menghantam formasi.
Tepat saat tanda tangan Siluet Pelangi Tujuh Warna terus menghunjam, formasi raksasa itu seketika memunculkan bayangan samar. Bayangan itu ternyata merupakan miniatur seluruh Istana Daogu yang terpampang jelas.
Terbentang di atas formasi, miniatur istana itu dipenuhi titik-titik cahaya hitam putih yang tak terhitung jumlahnya. Titik hitam berjumlah puluhan ribu, namun kalah jumlah dengan titik putih yang hampir memenuhi seluruh miniatur istana dan terus bertambah banyak bentuknya.
Terutama di antara lapangan dan aula utama, ribuan titik cahaya putih begitu padat mengelilingi satu-satunya titik cahaya merah yang dilingkupi aura darah, tak bergerak di sana saat ini.
"Hitam mewakili arwah kematian, putih mewakili nyawa... Merah ini... pasti Wang Lin! Wang Lin, akhirnya kita bertemu lagi!" Siluet samar yang diselimuti cahaya pelangi itu mengeluarkan suara parau disertai tawa sinis.
"Dulu Lao Fu telah... mencabut sisa jiwanya dan mempersembahkannya kepada Penguasa Sejati Daogu. Ternyata benar seperti dugaanku, orang ini mencari tubuh yang bisa meleburkan jiwa untuk diangkat sebagai permaisuri...
"Dan kamu, juga seperti yang kuduga, datang ke Istana Daogu... Bunuhlah, semakin banyak yang kamu bunuh, semakin besar keuntungan untuk Lao Fu!" Siluet samar bercahaya pelangi itu bagaikan tersenyum, namun saat mengucapkan kata "jiwa-jiwa yang terfragmentasi", suaranya bergetar samar, hanya dalam sekejap napas langsung kembali normal. Saat tangan kanannya menepuk, kilatan cahaya putih berkerlip, diikuti pancaran energi hitam yang menyelimuti. Kedua cahaya ini muncul, membuat pancaran pelangi di sekeliling tubuhnya tiba-tiba berubah menjadi sembilan warna!
Bersamaan dengan itu, satu gas abu-abu muncul di udara kosong, melingkupi siluet sembilan warna tersebut, melebur ke dalamnya sehingga cahaya menjadi sepuluh warna!!
"Tubuh abu-abu yang terkumpul dari dunia kediaman ini, kini telah mencapai kesempurnaan besar..." gumam siluet kabur itu dengan suara parau penuh kesan zaman.
Gas abu-abu itu ternyata adalah transformasi dari cahaya redup yang bahkan Xuan Luo Mahadewa tidak pernah temukan saat Wang Lin meninggalkan dunia kediaman dulu!!
"Sayangnya aku terbatas oleh... hanya bisa menyerap aura kematian dari semua pembunuhan dalam hidup Wang Lin. Jika tidak, Lao Fu turun tangan bisa menyelesaikan jumlah aura kematian yang dibutuhkan dalam waktu singkat, lalu..." Suara itu terhenti dua kali, seolah-olah membatasi diri tentang jenis keterbatasan dan tujuan yang ingin dicapai setelah jumlah aura kematian terpenuhi, bahkan terkesan enggan menjelaskan secara gamblang.
"Pembantaian Wang Lin di dunia kediaman membuatku puas. Tapi setelah tiba di Benua Xiangang, hampir tidak ada pembunuhan di wilayah Suku Dewa. Andai saja tidak demikian, targetku akan tercapai lebih cepat tanpa perlu menggunakan persiapan cadangan garis keturunan Daogu ini... Untungnya dulu persiapanku sangat matang, sudah mengeluarkan... jiwa-jiwa yang terfragmentasi miliknya lebih awal." Saat menyebut kata "nya" lagi, suaranya kembali bergetar sebelum akhirnya diam.
Lama kemudian, siluet samar itu menyorotkan kilatan mata dingin.
“Sejak aku sudah memilih untuk melakukan ini, tak perlu lagi merasa takut. Paling-paling kesadaranku dihapus. Tapi sekali berhasil...” Siluet samar itu gemetar penuh semangat.
“Lao Fu sudah mempersiapkan ini bertahun-tahun, pasti tidak akan gagal! Pertama-tama cabut arwah kematian istana kerajaan ini!” Tangan kanan siluet samar itu tiba-tiba terangkat, menunjuk miniatur istana kerajaan di atas formasi raksasa di permukaan tanah.
Di bawah tunjukan jari ini, titik-titik hitam itu langsung bergetar hebat seakan memudar, hampir terserap oleh formasi. Namun sekejap kemudian, titik-titik yang mulai memudar itu tiba-tiba terpental keluar dengan kasar bagai ditarik kekuatan tak terlihat, lalu menguat kembali seketika - formasi itu rupanya gagal menyerapnya.
"Mereka..." Raut wajak siluet yang diselimuti cahaya sepuluh warna langsung berubah, disusul seruan terkejut. "Hah?!"
Di momen ini, di atas lapangan Aula Utama istana Kota Kekaisaran Daogu, seiring helaan nafas yang bergema dari langit, tubuh Wang Lin tiba-tiba terhenti. Ia seakan melupakan bahaya yang mengancam, melupakan 36 Shā di sekeliling yang sedang mendekat dengan kecepatan tinggi, melupakan sosok Penguasa Sejati Daogu di dalam aula ribuan zhang jauhnya.
Kilau merah di mata Wang Lin perlahan menghilang. Kegilaan dan kengerian di raut wajahnya juga berangsur sirna di hadapan siluet familiar yang turun dari langit, tergantikan oleh kepahitan.
Ia tahu Sang Guru pasti akan datang. Ia juga tahu Sang Guru pasti akan mencegahnya. Maka begitu tiba di Istana Daogu ini, tanpa memberi penjelasan sedikitpun, dengan waktu secepat kilat ia bertekad membunuh Penguasa Sejati Daogu dan membawa pergi Li Mawan sebelum kedatangan Xuan Luo.
Pikiran dan perilaku Penguasa Sejati Daogu itu, Wang Lin telah melihatnya dengan jelas melalui deduksi kepingan giok peninggalan Sang Leluhur Sekte Hantu Besar. Bahkan ia mendengar gumaman Sang Penguasa di tepi ranjang.
Menggabungkan semua ini, saat pertama kali tiba di istana, ketika Sang Penguasa menyuruh Song Zhi maju dan bersulang, semua perilaku aneh Wang Lin saat itu mustahil tak terlihat oleh mata Penguasa Sejati Daogu. Semua ini hanyalah kenikmatannya dalam menguasai pasangan kultivasi.
Maka setelah memahami segalanya, Wang Lin mengeluarkan teriakan menggemparkan itu. Ia akan membunuh Ye Dao, membunuh Penguasa Sejati Daogu ini!
Sempat terpikir untuk menyembunyikan amarahnya, memasuki istana dengan tenang lalu membawa Song Zhi pergi. Tapi bukankah sisik terbalik naga yang tersentuh namun masih bisa ditahan, bukan lagi disebut sisik terbalik?
Dan di hadapan anggota tiga suku, memanfaatkan ketidaksiapan Kaisar untuk turun tangan. Perilaku seperti ini, meski terlihat benar, sebenarnya justru puluhan kali lebih parah daripada situasi sekarang! Ini adalah pembunuhan terselubung! Dengan statusnya, di tengah amarah yang membara, bahkan penerobosan istana pun bisa dilihat sebagai luapan kemarahan yang melampaui kewarasan.
Tetapi jika melakukan pembunuhan terselubung dengan menyusup, kemampuan melakukan hal itu justru menunjukkan kedinginan kepala. Di balik pikiran tenangnya, melakukan hal seperti ini akan melukai Xuan Luo dengan cara yang takkan pernah bisa dipulihkan selamanya. Wang Lin memahami sebab-akibat ini, karenanya ia sama sekali takkan memilih jalan itu.
Tindakan semacam ini takkan dipilih Wang Lin. Ia ingin membawa pergi jiwa-jiwa yang terfragmentasi Wan'er, membunuh Penguasa Sejati Daogu ini, dan melakukannya dengan kejujuran mulia. Satu-satunya pertimbangannya adalah perasaan sang Guru...
"Guru..." Wang Lin menyatukan tinju, memberikan penghormatan dalam-dalam kepada sosok yang turun dari langit. Ia tetap membungkuk meski 36 Sha di sekelilingnya menyergap dengan niat membunuh, hampir menyentuh tubuhnya.
Di langit, siluet Xuan Luo muncul. Matanya yang renta menatap Wang Lin. Tangan kanannya menepuk ke arah bumi di bawah.
Gerakan itu membuat 36 Sha memuntahkan darah segar, tubuh mereka terpelanting mundur ketakutan. Angin kencang menyapu semua anggota Suku Kuno di sekitar Wang Lin, menyisakan area 1.000 zhang yang hanya dihuni olehnya yang masih membungkuk tak bergerak.
“Xuan Zun, Wang Lin menerobos istana hendak merebut permaisuri Kaisar, pemberontakan terbesar ini sungguh tak pantas sebagai murid Xuan Zun, harap Xuan...” Sorot mata Kaisar Dao Gu berkilat, dalam hati tertawa dingin sambil maju beberapa langkah menghadap Xuan Luo yang baru muncul.
Namun sebelum kalimatnya selesai, Xuan Luo di langit tiba-tiba berbalik kasar.
"Enyahlah!!"
Tubuh Kaisar Dao Gu bergetar, darah segar memancar deras sambil mundur terhuyung. Ia memandang darah di tangannya dengan ekspresi di luar kepercayaan—Xuan Luo berani melukainya?!
Hendak protes, tapi sorot mata penuh niat membunuh dan amarah terpendam Xuan Luo membuatnya menarik napas dalam, menelan paksa kata-kata. Wajahnya muram, namun tak berani bersuara.
"Xuan Luo Mahadewa..." Ayah Kaisar Dao Gu yang kehilangan lengan kanan, pria berjubah kaisar itu mendesah pelan sambil memberi penghormatan ke arah Xuan Luo di langit.
"Anak muda ini tidak hormat kekuasaan kerajaan, namun Lao Fu tahu, sebagai penjaga garis keturunan Daogu kita, Xuan Luo Mahadewa pasti akan menangani ini dengan adil. Bagaimanapun, orang ini telah membunuh puluhan ribu ahli sejati klan Daogu kita, merusak energi murni garis keturunan kita, sungguh tak termaafkan!!" Orang tua ini jauh lebih bijaksana daripada Kaisar sekarang, dengan fokus utamanya pada besarnya jumlah korban pembantaian Wang Lin.
Xuan Luo diam, matanya menunjukkan kepedihan dan kesedihan yang mendalam, bahkan kebingungan. Wajahnya terlihat semakin renta. Ia memandang murid yang sedang bersujud itu, bibirnya gemetar namun tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
"Mengapa……" Lama, lama kemudian, dalam keheningan istana kerajaan, Xuan Luo menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan suara lirih.
Wang Lin mendesah panjang. Ia mengangkat kepala, memandang Xuan Luo dengan ekspresi kompleks. Kebaikan yang diberikan Xuan Luo tak mungkin bisa dibalasnya. Dari lubuk hati, ia tak ingin mengecewakan sang guru.
"Guru... harap tenang." Tangan kanan Wang Lin menepuk dadanya dengan kasar, memuntahkan sejumlah besar darah segar. Tangannya menggerakkan darah tersebut, seketika darah itu berpencar dan menyatu dengan genangan darah di lapangan, memancarkan cahaya merah yang membara. Di bawah sorotan darah ini, terlihat di lapangan, darah-darah tak terhitung menari-nari, masing-masing terkonsolidasi. Dengan darah Wang Lin sebagai katalis, tubuh-tubuh terbentuk di udara kosong.
Setiap tubuh ini adalah orang-orang yang dibunuh Wang Lin.
Dahulu dengan tingkat kultivasi Yemo, beberapa tetes darah bisa berubah menjadi keturunan Dewa Kuno, Gu yao, dan Dewa Iblis di dunia kediaman. Kini Wang Lin memiliki Darah Jiwa Leluhur Kuno. Dengan Teknik Rahasia dari warisan yang didapat setelah peleburan darah jiwa ini, ia juga bisa melakukan hal serupa, bahkan jauh lebih kuat dibanding Yemo di masa lalu.
Tubuh-tubuh itu muncul satu per satu, puluhan ribu orang tak kurang satu pun. Setelah tubuh mereka terkumpul, semua darah di permukaan tanah menghilang. Dengan wajah pucat pasi, Wang Lin membentangkan kedua tangannya lalu tiba-tiba menggoyangkannya. Puluhan ribu jiwa menyebar dan melebur satu per satu dengan masing-masing tubuh.
Memang benar Wang Lin telah membunuh puluhan ribu orang, tapi ia hanya menghancurkan tubuh mereka. Jiwa-jiwa itu telah ia kumpulkan satu per satu. Hanya saja tingkat kultivasinya terlalu tinggi, sehingga tak seorang pun di tempat ini yang menyadari tindakannya.
Xuan Luo adalah gurunya, mana mungkin ia melakukan hal yang menyakiti hati Xuan Luo!
