“Wang Lin!! Ternyata dia Wang Lin!!!” Dari Sekte Dao Yi, terdengar deru menggemparkan yang penuh amarah, bergema ke delapan penjuru.
Dalam deruan itu, selain kemarahan, tersirat pula ketakutan dan kehati-hatian. Terhadap Wang Lin, Dao Yi sulit melupakan adegan-adegan di Istana Bawah Tanah Kota Leluhur. Saat itu Wang Lin sudah menunjukkan kekuatan luar biasa, kini menjadi Mahadewa, ia tak berani membayangkan seberapa kuat Wang Lin saat ini!
Terutama ukuran raksasa dari Matahari Kehormatannya yang hanya kedua setelah Gu Dao, jelas memperlihatkan kemampuan Wang Lin yang sesungguhnya!
"Dia belum pergi ke Dunia Dewa Tai Gu... Bahkan berhasil menjadi Mahadewa sejati dengan kemampuannya sendiri!!" Di Benua Utara Ekstrem, wilayah es murni, Wu Feng terlihat bingung. Ia menatap langit lama, sangat lama.
Di dalam Sekte Ungu Yang, dua gadis kecil itu menunjukkan raut wajah penuh kejutan. Mereka berpegangan tangan sambil bersama-sama memandang langit.
"Dia menjadi Mahadewa..."
Di Gunung Di Shan Kota Leluhur, Mahadewa Jiu Di memandang arah Suku Kuno di kejauhan. Jiwa terguncang, raut wajahnya samar-samar memucat disertai seberkas keraguan dan kecurigaan.
"Saat di istana bawah tanah, dia sudah memiliki bayangan matahari agung. Apalagi dia mendapatkan kepala Dewa Immortal... Matahari ini memiliki tiga warna - hitam, putih, emas. Warna emas jelas memancar setelah peleburan dengan kepala Dewa Immortal..."
Sesuai logika, pencapaiannya sebagai Mahadewa seharusnya tidak terlalu mengejutkan. Tapi... Tapi, hanya dalam 100 tahun dia berhasil meleburkan kepala Dewa Immortal!!
"Dan timing saat ia menjadi matahari Mahadewa..." Jiwa Jiu Di bergetar. Sebagai satu-satunya Mahadewa di tanah suku dewa yang mengetahui kebenaran di balik kekacauan jiwa 72 provinsi sebelumnya, terutama saat mengingat pandangan itu, ia tak bisa menahan diri untuk tidak menghubungkannya dengan Wang Lin yang menjadi Mahadewa.
"Seharusnya... kemustahilan mutlak!!" Mata Jiu Di memancarkan ketakutan sambil bergumam pelan.
Haizi, duduk di sudut Gunung Di, menatap langit dengan ekspresi kompleks yang menyimpan secercah pencerahan.
Di Kota Leluhur yang sama, di istana bawah tanah di bawah istana kerajaan, Lian Dao Fei yang telah berubah menjadi gunung tetap tak bergerak.
Di tanah Suku Kuno, karena Wang Lin menjadi Mahadewa, sebuah kekacauan besar juga dilanda. Pusat kekacauan itu adalah Gunung Primordial Klan Shigu. Song Tian dengan wajah pahit, meski sebelumnya telah mempersiapkan diri setelah menyatu dengan penglihatan Dewa Iblis Kuno, namun di momen ini jiwanya tetap bergetar.
Di dalam kota kekaisaran garis keturunan Daogu, Xuan Luo yang sedang bertapa merasakan hawa milik Wang Lin. Senyum merekah di wajaknya, tertawa terbahak-bahak dengan sukacita.
Di langit atas istana peristirahatan Kabupaten Luohou, Wang Lin menurunkan kedua tangannya. Dengan satu kibasan, tiga warna miliknya perlahan menghilang, hanya menyisakan bayangan di layar langit yang akan menjadi simbol Mahadewa Benua Xiangang selamanya.
Langit dan bumi kembali normal. Kekuatan hukum di sekelilingnya berangsur menghilang. Segala sesuatu pulih seperti semula. Dari istana peristirahatan, beberapa cahaya panjang berhamburan keluar. Yang paling depan adalah Pangeran Jidu.
Menahan gejolak di hatinya, saat mendekati 100 zhang jarak dari Wang Lin, ia segera bersujud dengan satu lutut di sana dan berseru lantang.
"Selamat ayah angkat, telah menjadi Mahadewa!!"
"Hormat pada Wang Zun!" Di belakang Jidu, wanita muda bersama suaminya - pemuda berbaju jubah ungu - tak bisa menyembunyikan keterkaguman dalam sorot mata mereka, bersujud dengan satu lutut menghadap Wang Lin.
Mengingat Ji Du sudah seperti itu, keduanya tidak bisa memberikan penghormatan sambil berdiri.
"Kami menghormati Wang Zun!" Setelah ucapan ketiganya, semua pengawal milik Ji Du di dalam istana peristirahatan dengan penuh semangat bersujud dengan satu lutut di sana, memberikan penghormatan kepada Wang Lin.
Suara mereka terkonsolidasi menjadi gelombang suara yang berputar di sekeliling area.
Wang Lin yang berada di udara memandangi orang-orang di bawahnya, menatap Ji Du dan pasangan muda itu di hadapannya. Senyum mengembang di wajahnya sebelum mengangguk. Dengan sorot mata yang tenang, ia menyapu sekilas pandang ke arah Dewa Iblis yang terbekukan di kejauhan, lalu melangkah mendekat.
Berdiri di depan Dewa Iblis itu, tangan kanan Wang Lin menepuk titik antara alis sang iblis. Saat jarinya menyentuh, tubuh Dewa Iblis langsung gemetar hebat dengan ekspresi kesakitan. Segumpal Gas Hitam menyembur dari antara alisnya, menghilang tertiup angin. Wajah sang iblis pun berubah lega, kecerdasannya pulih sepenuhnya. Sorot matanya yang dipenuhi ketakutan tertuju pada Wang Lin siap meraung-raung. Tubuhnya yang sudah bebas bergerak itu bersujud dengan satu lutut, kepala tertunduk dalam-dalam di hadapan Wang Lin.
"Ji Du, aku akan membawamu menemui Song Tian!" Wang Lin melangkah mantap menginjak ubun-ubun Dewa Iblis itu, lalu menoleh tajam ke arah Ji Du.
Ji Du tergetar hebat. Kepalanya terangkat kasar, emosi meluap tak terbendung. Sorot mata penuh syukur itu menatap tak berkedip ke arah Wang Lin.
“Terima kasih, Ayah angkat, atas restumu！！” Ji Du menarik napas dalam-dalam, berdiri lalu bergerak cepat ke atas kepala Dewa Iblis itu. Dengan sikap hormat, ia berdiri di belakang Wang Lin. Tatapannya tertuju pada punggung Wang Lin yang tidak tinggi besar, namun memberinya kesan bagai gunung kokoh. Seolah dengan keberadaan sosok ini, ia bisa menjadi Kaisar Shigu!!
Dewa Iblis raksasa itu tanpa perlu diperintah. Dengan deruan menggelegar ke langit, makhluk itu berbalik sambil membawa Wang Lin dan Ji Du. Kedua tangannya merobek celah dimensi yang sebelumnya dibuatnya di langit, memperlebar lubang itu sebelum menerobos masuk dan menghilang.
Seiring lenyapnya, celah di langit itu perlahan menyusut menjadi garis putih samar sebelum akhirnya menghilang.
Di luar kota kekaisaran Klan Shigu, tepatnya di Gunung Primordial, Song Tian tiba-tiba gemetar. Raut wajahnya memucat saat Wang Lin menghapus proyeksi pikirannya dari tubuh Dewa Iblis. Namun dalam sekejap, ia sudah berhasil memulihkan diri.
Ia berdiri dengan ekspresi muram, memegang kapak perang raksasa di tangannya. Matanya menatap langit sambil tarikan napasnya perlahan menjadi stabil. Song Tian tahu, tindakannya sebelumnya pasti akan memancing kedatangan Wang Lin.
"Bahkan jika aku tidak mencoba menyelidikinya, Wang Lin tetap akan datang demi mengangkat Ji Du menjadi Kaisar!" gumam Song Tian dalam hati. Pertempuran ini memang tak memberinya peluang menang, namun sebagai Mahadewa, mustahil baginya menyerah tanpa perlawanan!
Di Gunung Primordial, deru dahsyat mulai menggema samar. Seluruh puncak gunung diselimuti kabut energi purba. Dalam kabut itu, bayangan ribuan pasukan berkuda mulai terlihat, memancarkan aura pembunuhan yang mencekam.
"Dengan Formasi Primordial ini dan kapak warisan Gu Dao Mahadewa, meski ia bisa mengontrol kekuatan alam semesta, aku masih layak untuk bertarung!" Song Tian menarik napas dalam-dalam. Dengan tenang ia menatap langit, menanti kedatangan sang lawan.
Di belakangnya, Chi Man berdiri membisu dengan wajah pahit. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
Waktu perlahan berlalu, sekejap mata telah mencapai sebatang dupa. Tiba-tiba di puncak langit Gunung Primordial, sebuah celah raksasa bergemuruh terkoyak, memuntahkan gas hitam. Dewa Iblis purba itu mengaum keluar dengan dahsyat.
Di atas kepalanya, berdiri dua sosok—tak lain adalah Wang Lin dan Ji Du!
Tatapan Song Tian seketika terpusat dengan kasar ke arah Wang Lin. Bersamaan, pandangan Chi Man juga menyatu dengan sorot mata Ji Du.
"Wang Lin!!" Song Tian mengibaskan lengan bajunya, berkata dingin.
"Wang memberi hormat pada Yang Mulia Song." Wang Lin tersenyum tipis, menyatukan tinju dengan perlahan.
"Jangan banyak bicara! Tujuanmu datang ke sini sudah kupahami diam-diam. Jika kau menang dalam pertarungan ini, aku akan menunjuk Ji Du sebagai Kaisar 100 tahun mendatang!" Song Tian menghela napas dalam hati, sengaja tidak menyebut konsekuensi jika dirinya menang. Sambil mengibaskan tangan kirinya tiba-tiba, pasukan berkuda ribuan dalam kabut samar di gunung primordial itu meledakkan deruan tajam, berubah menjadi kabut pekat yang menyambar ke arah Wang Lin.
Bersamaan dengan itu, Song Tian mencengkeram kapak perang dengan tangan kanannya, mengangkatnya dan mengayunkan kapak raksasa itu ke arah Wang Lin!
Tingkat kultivasi Song Tian Mahadewa ini sedikit lebih tinggi dari Dao Yi, hampir setara dengan Wu Feng. Seratus tahun lalu, Wang Lin mungkin harus mengerahkan seluruh kekuatannya (kecuali tubuh kedua kehampaan) untuk bisa bertarung dengan ahli sejati seperti ini, dengan hasil yang belum pasti.
Tapi sekarang...
Dengan ekspresi tenang, Wang Lin menghadapi pasukan ilusi dari formasi dan kapak pembuka cakrawala yang menyambar. Ia mengangkat tangan kanannya, lalu menyentuh ringan ke bawah tiga kali.
Tusukan pertama. Pasukan berkuda ribuan yang menyerbu itu langsung menggemuruh dahsyat di luar 100 zhang Wang Lin. Dalam gemuruh itu, pasukan ilusif ini bagai gelembung sabun, hancur berantakan tanpa sedikitpun perlambatan, seakan menabrak dinding penghalang tak kasat mata.
Bagi Ji Du dan Chi Man, itulah yang terlihat. Tapi di mata Song Tian, ia melihat bagaimana seiring tusukan jari Wang Lin, seluruh langit-bumi seolah berubah menjadi ilusi - kekuatan hukum langit-bumi menyelimuti pasukan berkuda itu.
Saat pasukan ilusif lenyap, tusukan kedua dari ujung jari Wang Lin membuat formasi kabut di Gunung Primordial hancur berantakan. Kabut itu terbelah menjadi berkeping-keping, lenyap berantakan. Seluruh gunung berguncang hebat. Para ahli Klan Shigu yang memimpin formasi itu memuntahkan darah segar, wajah mereka lunglai.
Song Tian merasakan bulu kuduk merinding, namun dengan paksa menahannya. Sorot matanya dingin, tubuhnya masih melayang di udara, tangan kanan mencengkeram kapak perang, menghujam ke arah Wang Lin.
Di saat yang sama, jari ketiga Wang Lin telah menuntaskan tusukannya.
Sebuah kepalan tangan ilusif tiba-tiba bermaterialisasi di depan Song Tian. Kepalan ini seluruhnya tersusun dari serat-serat halus tak terhitung, memadatkan hukum langit-bumi. Saat dihunjamkan, bertabrakan frontal dengan kapak yang sedang diayunkan Song Tian.
Gemuruh keras menggemparkan langit dan bumi. Kapak itu bergetar hebat lalu remuk berkeping-keping, dengan ledakan dahsyat berubah menjadi serpihan tak terhitung yang beterbangan ke tanah jauh di belakang. Sementara kepalan tangan berunsur hukum itu juga bergetar, perlahan runtuh terbelah dua.
Song Tian memuntahkan darah segar. Tubuhnya terhuyung mundur 100 zhang, lalu dengan kasar menginjak Gunung Yuanshi. Seluruh tubuh gunung bergetar, retakan-retakan mulai menjalar.
Ujung jari tangan kanan Wang Lin membeku, di bantalan jarinya muncul jejak putih, namun tidak melukai kulitnya.
"Kapak perang yang mengandung hukum..." Wang Lin melirik serpihan kapak perang yang hancur di kejauhan, tangan kanannya mengangkat dan mencengkeram angkasa di sana. Seketika serpihan-serpihan itu mengaum mendekat, terkumpul dan melebur di hadapannya. Dalam sekejap, sebuah kapak perang utuh muncul kembali.
"Masih ingin bertarung?" Pandangan Wang Lin yang tenang mendarat di tubuh Song Tian.
"Mengapa tidak!" Song Tian tertawa keras. Tubuhnya melesat ke angkasa, sekejap mata telah berdiri di antara langit dan bumi. Tangan kanannya mengangkat, tiba-tiba mencengkeram gunung primordial di bawahnya.
Seluruh gunung primordial bergetar keras, bahkan samar-samar terangkat, seolah dipaksa naik dari bumi oleh cengkeraman Song Tian!
Tak terhitung cahaya panjang berhamburan dari gunung ini, termasuk para kultivator seperti Chi Man. Mereka semua memandang segala sesuatu ini dengan panik.
"Bahkan dari dalam istana Kota Kekaisaran Shigu, seberkas cahaya panjang menerjang keluar menyambar ke arah sini!"
