“Aku adalah Gu, terlahir sebelum langit-bumi ada, bertahan sebelum penciptaan semesta. Namun sebelumku, para dewa telah muncul. Dewa-dewa itu hendak memperbudakku, maka merekalah yang akan kuhancurkan!
Jika aku gagal, maka keturunanku turun-temurun akan bermusuhan dengan dewa! Turun-temurun bersumpah melenyapkan dewa dari dunia ini!
Sembilan tetes Darah Jiwa kuberikan pada trio muridku. Pimpinlah rakyat Suku Kuno kami! Pada hari Sembilan Lintasan Tiga Fase muncul bersamaan, tunggulah siklus reinkarnasiku... nantikan kemunculan penerus warisanku..."
Wang Lin duduk bersila di Kuil Leluhur. Tubuhnya mengering bagai mayat kering. Jubah putih di tubuhnya melonggar, terlihat seperti hanya disampirkan.
Di pikirannya terus-menerus bergema suara itu, berputar selama 50 tahun penuh. Di awal, suara itu samar-samar seperti gumaman, namun seiring waktu semakin menguat bagai auman.
Terutama sekarang, seakan ada seseorang yang terus-menerus mengaum di telinganya. Auman penuh pemberontakan dan keengganan menyerah itu membuat darah panas Wang Lin mendidih, menyala-nyala dahsyat!
Dalam pembakaran darah di seluruh tubuhnya, daging dan darah tubuhnya seolah tak mampu menahan, bagai dimurnikan, terus-menerus layu hingga kini seperti puing-puing berdarah.
Namun tak ada sedikitpun rasa lemah yang terasa, malah samar-samar menyimpan vitalitas dan kekuatan yang mengguncang, seakan suatu hari nanti ketika tubuh Wang Lin pulih seperti sedia kala - persis seperti saat pertama menginjakkan kaki di Kuil Leluhur - kekuatan tubuh fisiknya akan mencapai tingkat mengerikan yang sangat dahsyat.
Tiga Kerusakan Tujuh Tribulasi Suku Kuno, pada Kerusakan Ketiga terdapat tiga tribulasi. Selain Darah Langit Leluhur Kuno, ada pula Tiga Arwah Terpisah Jalan Kuno! Pemisahan ini memungkinkan anggota Suku Kuno yang melewati tribulasi ini mendapatkan peningkatan eksplosif kekuatan ras kuno.
Banyak anggota keluarga Tiga Cabang Suku Kuno yang telah mencapai level Suci dengan 27 bintang, sepanjang hidupnya pasti mengalami Tiga Kerusakan Tujuh Tribulasi ini. Terutama dua tribulasi terakhir dari Kerusakan Ketiga, harus dihadapi dan diatasi di dalam Kuil Leluhur masing-masing cabang.
Namun seiring dengan perbedaan setiap individu, peningkatan dan takdir yang diperoleh setiap orang pun berbeda-beda.
Dalam 50 tahun itu, Wang Lin tetap duduk bersila di sana, hampir tak bergerak. Suara di telinganya terus berputar, hingga akhirnya setelah Pangeran Jidu memberi penghormatan di depan kuil dan pergi, Wang Lin merasakan tanda-tanda datangnya tribulasi kedua dari Tiga Kerusakan dalam tubuhnya.
Raungan di telinganya semakin keras, darah dalam tubuhnya mendidih dan menyala dengan dahsyat. Sensasi panas menyengat perlahan meledak dari dalam tubuhnya, menyelimuti seluruh raganya.
"Tiga Arwah Terpisah Jalan Kuno..." gumam Wang Lin. Dari prasasti batu di tempat ini, ia memahami bahwa teknik yang disebut Tiga Arwah Terpisah Jalan Kuno ini bukanlah memisahkan Jiwa Yuan Shen-nya menjadi tiga bagian.
Melainkan melakukan peleburan setelah tiga kali pemisahan. Setiap pemisahan harus menanggung penderitaan luar biasa layaknya menghapuskan kekuatan. Dibutuhkan tekad baja untuk perlahan meleburkannya kembali, baru kemudian melakukan pemisahan arwah yang kedua kalinya.
"Dan setiap kali peleburan selesai, Jiwa Yuan Shen dan tubuhku akan mengalami kemajuan pesat, semakin kuat. Begitu ketiga tahap ini selesai sepenuhnya, aku akan berhasil melewati Tribulasi Kedua dari Tiga Kerusakan ini!"
Tribulasi ini tidak akan menyebabkan kematian, namun fokus utamanya adalah bertahan selama waktu pemisahan. Semakin lama waktu pemisahan, semakin sempurna proses pemisahan, dan semakin besar keuntungan yang didapat – namun juga harus menanggung penderitaan terbesar.
Rasa sakit seperti ini tidak bisa ditanggung manusia biasa. Bahkan keluarga kerajaan pun tidak bisa bertahan lama. Kebanyakan yang melewati tribulasi ini seringkali tidak menunggu sampai pemisahan sempurna, namun memilih melebur di tengah proses. Dengan demikian, takdir dan peningkatan yang didapat pun berbeda.
"Dalam Tiga Arwah Terpisah Jalan Kuno, kita bisa memilih peleburan kapan saja..." Mata Wang Lin berkilat.
Sepanjang sejarah, sebenarnya ada juga orang dengan tekad besar. Meskipun tribulasi ini tidak menyebabkan kematian, namun jika pemisahan Jiwa Yuan Shen dilakukan secara total dan sempurna – peleburan akan menjadi sangat sulit dan berpotensi gagal. Jika ini terjadi, kematian pun akan datang!
Karena itu, bahkan keluarga kerajaan sekalipun, atau mereka yang memiliki kegigihan luar biasa, pasti tidak akan memilih cara ini. Dan bahkan jika ada yang memilih, biasanya hanya mengambil risiko sekali pada pemisahan arwah pertama. Sangat langka mereka yang berani mempertaruhkan nyawa lagi pada pemisahan kedua.
Yang masih berani bertaruh pada pemisahan ketiga bisa dihitung dengan jari, dan hampir semuanya menemui ajal.
Menurut legenda, selama berpuluh-puluh ribu tahun, hanya Xian Gang terkuat, Gu Dao Mahadewa, yang memilih pemisahan sempurna pada tahap ketiga dan akhirnya berhasil.
Dibandingkan dengan tribulasi kedua Tiga Kerusakan ini, apa yang disebut tribulasi ketiga sebenarnya sudah tak layak disebut bencana. Ini adalah Anugerah Leluhur Kuno - hadiah gaib yang diterima anggota Suku Kuno setelah melewati Tiga Kerusakan dan Enam Tribulasi.
Mungkin seberkas ingatan, sebuah kemampuan supernatural yang tak utuh, atau Darah Leluhur Kuno yang sangat murni... Bahkan ada secercah harapan untuk mendapatkan Darah Jiwa...
Namun secercah harapan ini juga hanyalah rumor, sebagian besar merupakan karangan keturunan belakangan yang didasari harapan semata. Konon bahkan Gu Dao Mahadewa pun dalam Anugerah Leluhur Kuno itu, tidak mendapatkan secercah harapan yang termasyhur tersebut.
Hanya saja kabarnya benda yang diperoleh Gu Dao Mahadewa itu sangat luar biasa, namun tak ada yang tahu pasti apa itu.
Wang Lin menarik napas dalam-dalam. Tubuhnya mulai gemetar perlahan di tengah darah yang mendidih bagai terbakar. Rasa sakit luar biasa yang bergelombang terbayang jelas, menyatu dengan raungan di benaknya, membentuk kekuatan aneh yang menyelubungi seluruh tubuhnya. Ia merasakan dengan jelas Jiwa Yuan Shen-nya perlahan mulai menunjukkan jejak retak.
"Akhirnya...mulai!!" Wang Lin mengangkat kepala dengan kasar, sorot matanya tenang. Ia telah menantikan hari ini selama 50 tahun! Keberhasilan memperoleh Darah Jiwa, mengantarkan tubuh Li Mawan masuk ke Dunia Dewa Tai Gu, semua tergantung pada proses mengalami tribulasi di Kuil Leluhur kali ini!
Jiwa Yuan Shen-nya perlahan menunjukkan retakan yang semakin parah, bersamaan dengan itu rasa sakit yang sulit dibayangkan tiba-tiba menghantam. Namun bagi keteguhan Wang Lin, penderitaan ini masih bisa ia tanggung.
Tapi ini baru permulaan!
"Untuk mendapatkan Darah Jiwa dalam tribulasi kedua dari Tiga Kerusakan ini, harus kutanamkan kesabaran maksimal untuk menyelami ujung dari ujian ini!" Sorot mata Wang Lin memancarkan ketegasan dan keteguhan sebelum perlahan menutup kedua matanya, bersiap menghadapi kedatangan tribulasi!
Saat Wang Lin menjalani Tiga Arwah Terpisah Jalan Kuno, di luar patung leluhur kuno Kuil Leluhur tiba-tiba muncul gelombang energi berbentuk cincin yang menyebar ke delapan penjuru, hampir menutupi seluruh kota kekaisaran Shigu.
Fenomena aneh ini segera menarik perhatian semua anggota Klan Shigu.
"Cincin cahaya dari patung leluhur kuno! Pasti ada yang sedang menjalani tribulasi kerusakan!"
“Lihatlah sembilan lapisan cincin cahaya ini! Ini adalah proses Tiga Arwah Terpisah Jalan Kuno dalam tribulasi kedua dari Tiga Kerusakan, dan itu masih pemisahan pertama! Jika kedua kali, seharusnya muncul delapan belas lapisan cincin cahaya.”
“Aneh, Kuil Leluhur tidak pernah dibuka untuk individu saat tribulasi. Setiap kali harus menunggu hingga keluarga kerajaan mengorganisir kelompok, menunggu jumlah anggota cukup banyak baru akan membuka Kuil Leluhur secara serentak."
"Tapi tahun-tahun ini tidak ada kabar tentang hal tersebut."
“Tidak tahu berapa jumlah penerima tribulasi kali ini, berapa lama bisa bertahan. Biasanya berakhir setelah beberapa hari.”
Terhadap anomali pada patung leluhur kuno itu, anggota Suku Shigu tidak terlalu terkejut. Jelas mereka telah menyaksikan kejadian serupa beberapa kali. Setelah melirik sebentar, mereka menarik kembali pandangan tanpa mempedulikannya lagi.
Tapi yang tidak mereka ketahui, saat sembilan lapisan cincin cahaya patung leluhur kuno itu muncul dalam sekejap napas, Kaisar Shigu di istana kerajaan dan Ji Du, semuanya memperhatikan dengan intens.
"50 tahun... Ia akhirnya memulai pemisahan arwah pertamanya... Entah berapa lama ia bisa bertahan. Di garis keturunan Shigu kami, pernah ada yang mencapai kesempurnaan dalam satu tahun saat pemisahan arwah pertama. Apakah orang ini bisa menyamainya?" Kaisar Shigu diam-diam memandang patung leluhur kuno di kejauhan. Lama kemudian, ia menarik kembali pandangannya.
Di saat yang sama, Ji Du juga berdiri di sisi jendela istana tempat tinggalnya, menatap ke kejauhan. Istrinya berada di sampingnya, ikut memandang bersama.
"Ayah angkat..." Ji Du bergumam lirih. Istrinya menggenggam tangan Ji Du, memandangnya dengan kelembutan.
Bersamaan dengan momen ini, di Gunung Primordial di luar kota kekaisaran, Song Tian yang mengenakan jubah hijau keluar dari tempat bertapanya. Dengan kedua tangan di belakang punggung, ia menatap ke arah kota kekaisaran.
"Dengan tingkat kultivasinya, pemisahan arwah pertama pasti akan memilih pemisahan total. Dengan demikian, waktu tidak akan singkat... Cukup, di masa lalu aku pernah dua kali diam-diam turun tangan saat ia bertapa. Meski setelahnya aku mengakui Ji Du sebagai Kaisar, tapi toh sebelumnya sudah menghina... Sedangkan dia setelah tiba dulu, tidak mengejar hal ini... Aku akan menjaganya selama pemisahan arwah pertama ini sebagai tebusan." Song Tian melangkah mantap ke depan, siluetnya menghilang dalam sekejap. Ketika muncul kembali, sudah berada di luar Kuil Leluhur kota kekaisaran. Setelah melirik kuil itu, ia duduk bersila membelakangi kuil ini.
"Dalam radius seribu zhang sekitar Kuil Leluhur, dilarang keras siapa pun memasuki area ini. Pelanggar akan mati!" Pikiran spiritual Song Tian bergema, melingkupi delapan penjuru.
Wang Lin yang sedang menahan kesakitan pemisahan Jiwa Yuan Shen di dalam Kuil Leluhur, merasakan kedatangan Song Tian dan ucapannya di luar kuil. Ia memahami niat orang ini untuk menjaganya.
Ia menarik napas dalam-dalam, mengirimkan proyeksi kesadaran spiritual yang berputar-putar di telinga Song Tian.
"Terima kasih!"
“Tidak perlu, Song hanya akan melindungi proses pemisahan arwah pertamamu, sebagai penebusan aksi intervensi di masa lalu.” Song Tian tidak menoleh, melainkan menatap langit sejenak. Setelah merenung sebentar, ia mengabaikannya dan menutup mata.
Saat Wang Lin menarik kembali pikiran spiritualnya, tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat. Dengan kasar ia mengangkat kepala. Meski mengalami ketidaknyamanan akibat awal proses pemisahan arwah pertama, tingkat kultivasinya yang sekarang tetap memungkinkannya merasakan siluet samar di langit yang diam-diam mengawasi tempat ini.
Siluet itu tak asing bagi Wang Lin.
"Guru..." gumam Wang Lin. Ia paham, kehadiran Xuan Luo di luar garis keturunan Daogu pastilah bermaksud melindunginya di masa kritis tiga pemisahan arwah ini, saat dirinya berada dalam kondisi lemah.
Di langit, Xuan Luo memandang ke bawah. Tatapannya menyapu patung leluhur kuno dan Kuil Leluhur di kota kekaisaran Shigu. Samar-samar ia merasakan hawa khas Wang Lin yang bersemayam di dalamnya.
Senyum mengembang di wajahnya, sorot mata memancarkan kelembutan.
"Kau sudah lebih kuat dari Guru. Satu-satunya yang bisa Guru lakukan adalah menjagamu saat kau melemah akibat memisahkan arwahnya."
