Kecuali Wang Lin sendiri, tak ada yang tahu berapa Jembatan Menginjak Langit yang telah ia lewati kali ini. Bahkan Gu Dao Mahadewa yang terhenti di Jembatan Keenam di Gunung Gu Dao pun tak dapat merasakannya dengan jelas.
Ia hanya mengetahui bahwa Wang Lin kembali ke Jembatan Menginjak Langit dan berhasil melintasi Jembatan Kelima! Mengenai apakah sang target berhasil melewati Jembatan Keenam, ia tak bisa mendeteksi karena batas maksimalnya hanya sampai Jembatan Kelima.
Di luar pegunungan dekat cekungan yang dulunya merupakan lautan luas tak bertepi, setelah lapisan gelombang energi yang mengitari selama berbulan-bulan menghilang, Wang Lin muncul dari dalam dengan tenang.
Penampilan dan ekspresinya hampir tak berubah dari beberapa bulan lalu. Namun jika diperhatikan seksama, secara bertahap akan terlihat bahwa Wang Lin saat ini bagai orang biasa, tanpa ada jejak sirkulasi energi dalam tubuhnya.
Ia mengenakan baju panjang putih, berdiri di tepi cekungan yang dulunya lautan luas tak bertepi. Matanya menatap tanah suku kuno sejenak, lalu tiba-tiba berbalik tubuh. Seluruh tubuhnya berubah menjadi cahaya panjang, melesat ke ujung seberang cekungan raksasa - menuju wilayah Suku Dewa!
"Si Gila, dahulu kujanjikan: ketika aku kembali ke istana leluhur, akan kuselamatkan kau! Jika kau mau ikut pergi, takkan ada yang bisa mencegah kita di Benua Xiangang ini.
Jika kau memilih menjadi Sang Kaisar Dewa, maka jadilah penguasa sejati yang tak lagi terlelap!"
"Situ, Qingshui, Tiga Belas, Kepala Besar, Hong Die... Kalian semua ada di Benua Xiangang ini. Karena tak berada di Suku Kuno, pasti kalian bereinkarnasi di tanah Suku Dewa. Kali ini akan kutemukan kalian!"
"Dan... Li Qianmei..." Sorot mata Wang Lin menunjukkan campuran perasaan. Dengan desahan pelan, kecepatannya melaju semakin dahsyat - seratus kali lebih cepat dari persilangan pertamanya dulu - menghilang dalam sekelebat cahaya.
“Pada akhirnya, aku harus kembali ke Sekte Tujuh Jalan, kembali ke dunia kediaman, kembali ke Planet Zhuque... Di sanalah rumahku yang sebenarnya.”
Wang Lin melesat tanpa sedikitpun hambatan. Hanya dalam beberapa hari, ia telah mencapai pusat lautan luas tak bertepi itu, tempat seluruh air laut tegak membentuk badai dinding air tak berujung.
Gemuruh dahsyat badai itu terdengar bahkan dari jarak jauh. Saat mendekat, terlihat jelas jejak-jejak retakan dimensi yang terbentuk akibat putaran terus-menerus selama lebih dari 200 tahun.
Bahkan tekanan aura tak kasat mata menyebar dari dalam badai dinding air ini, menyelimuti delapan penjuru tanpa henti.
Aroma lembap air laut pekat di sekelilingnya. Gemuruh di telinga benar-benar menggemparkan langit dan bumi. Wang Lin berdiri di jarak 1.000 zhang dari dinding air itu, menatap tajam ke kedalaman badai tempat sembilan pilar raksasa membentuk pintu gerbang, sorot matanya berkilatan sinar tajam.
"Aku tahu, 300 tahun kemudian, pintu ini akan terbuka. Saat ia terbuka, aku akan kembali, membawa Li Mawan melangkah masuk. Dengan kekuatan siklus reinkarnasi, aku akan menghidupkannya kembali sekaligus membuatnya melampaui siklus itu!"
"Di sana, mungkin aku bisa menemukan kebenaran..." Wang Lin bergumam, melangkah hendak menembus badai dinding laut ini. Tapi tepat saat kakinya terangkat, tiba-tiba ia mengangkat kepala.
Langit tampak redup, efek dari badai dinding laut yang terus berputar. Gemuruh masih menggema di sekeliling, seolah tak ada suara lain.
Semua terlihat tenang, seolah tak ada anomali. Tapi Wang Lin tetap menatap langit, membatalkan langkah pergi. Ia berdiri di situ, bagai menanti sesuatu.
10 tarikan napas kemudian, langit redup itu tiba-tiba mengeluarkan suara 'krak' menusuk telinga. Suara menggemparkan langit dan bumi ini bahkan menenggelamkan deru badai dinding laut, membuat semesta bergetar kasar.
Tiba-tiba terlihat sebuah celah raksasa yang terbelah jelas di langit redup itu, terkoyak di udara kosong. Kabut tebak mengalir keluar dengan liar dari celah tersebut, menyelimuti sekeliling. Di tengah kabut, sosok samar mulai tampak melangkah keluar selangkah demi selangkah dari dalam celah.
"Gu Dao!" Ekspresi Wang Lin tetap tenang. Matanya mengikuti pusaran kabut yang menggulung, mengubah langit suram itu menjadi dunia kabut. Saat melihat sosok yang muncul dari dalamnya, ia perlahan membuka mulut.
"Wang Lin!" Sosok di balik kabut itu perlahan mendekat, namun tetap tak sepenuhnya meninggalkan selubung kabut. Suara parau bergema dari dalam kabut.
Adegan ini memiliki makna luar biasa penting di Benua Xiangang. Inilah pertemuan pertama dua manusia terkuat di benua itu yang berhadapan muka!
Di seluruh Benua Xiangang saat ini, hanya ada dua orang yang setengah kaki telah melangkah masuk ke Tingkat Menginjak Langit - para ahli sejati puncak. Inilah tatapan pertama antara dua raksasa ini.
"Adapun pertemuan di Gunung Gu Dao dulu, karena perbedaan tingkat kultivasi, pertemuan dan tatapan terhalang menara itu, jauh tak bisa dibandingkan dengan momen ini."
"Kau sudah tahu kedatanganku sejak lama?" Siluet di dalam kabut itu, setelah diam sejenak, mengeluarkan suara.
Wang Lin berdiri dengan tenang, jubahnya berkibar ditiup angin, beberapa helai rambut putihnya melayang, menatap siluet dalam kabut itu, lalu mengangguk.
"Saat kau melewati Jembatan Menginjak Langit untuk kedua kalinya, berapa jembatan yang kau lewati?" Gu Dao dalam kabut kembali terdiam, lama kemudian mendesah pelan, lalu berbicara perlahan.
"Itu tidak penting. Yang penting adalah tujuanmu datang ke sini." Wang Lin tersenyum tipis, ekspresinya tetap tenang.
"Kau boleh membunuh keturunan leluhur kuno Ye Dao, boleh menunjuk sembarang orang sebagai Kaisar baru, bahkan melakukan apapun yang kau inginkan di Suku Kuno... Tapi kau, TIDAK BOLEH meninggalkan Suku Kuno!!" Dalam kabut itu, siluet Gu Dao dikelilingi uap tebal, suaranya parau berkata.
"Tidak boleh meninggalkan Suku Kuno ya..." Mata Wang Lin berkilat.
"Kecuali jika aku tidak bisa mencegahmu, kalau tidak, kamu tidak boleh pergi." Siluet dalam kabut mengeluarkan suara renta.
"Aku tidak akan menghalangimu lama, 300 tahun. Kamu hanya perlu tinggal di Suku Kuno 300 tahun lagi. Saat Dunia Dewa Tai Gu ini dibuka, kamu boleh pergi sesukamu."
"Beri aku penjelasan!" Wang Lin merenung sejenak, lalu berbicara perlahan.
"Tidak ada penjelasan. Jika aku tidak mengizinkanmu pergi, kamu harus tinggal! Atau... kalahkan aku!" Suara Gu Dao dalam kabut itu berubah muram.
Wang Lin mengerutkan kening, melirik siluet dalam kabut itu.
"Di Gunung Gu Dao, dengan meminjam tekanan aura-mu aku menyelesaikan peleburan Dewa-Kuno... Ini alasan pertama!
Di Kota Kekaisaran Daogu, aku membunuh Ye Dao. Dengan tingkat kultivasiku saat itu, jika kamu turun tangan, aku tidak punya peluang menang. Tapi kamu diam saja... Ini alasan kedua!
Pada klan Shigu, Ji Du menjadi Kaisar baru. Kamu tidak mencegahnya... Ini alasan ketiga!
"Seumur hidupku Wang Lin selalu jelas dalam urusan hutang budi dan dendam. Karena tiga alasan ini, aku bisa tetap tinggal di Suku Kuno selama 100 tahun tanpa penjelasan darimu. Tapi untuk 200 tahun sisanya, aku akan pergi!" ujar Wang Lin perlahan.
Siluet dalam kabut itu diam. Lama kemudian, suaranya kembali terdengar.
"Seratus tahun tidak cukup... Harus menunggu sampai Dunia Dewa Tai Gu terbuka... Wang Lin, aku tidak ingin bertarung denganmu. Lao Fu sudah sangat lama tidak turun tangan dalam urusan manusia."
"Aku hanya memintamu tinggal 300 tahun lagi. Setelah itu kau boleh pergi, bahkan aku akan memberikan balas budi!" Dari dalam kabut, suara parau Gu Dao bergema.
Wang Lin juga enggan melawan Gu Dao. Hubungan antara mereka berdua sangat kompleks. Wang Lin tak punya alasan kuat untuk bertarung, kecuali jika lawannya benar-benar bersikeras menahannya tanpa kompromi.
"Ada satu pertanyaan. Dengan tingkat kultivasimu yang bisa menyapu semua ahli sejati Dewa Immortal, mengapa kau masih membiarkan suku dewa itu tetap eksis?" tiba-tiba Wang Lin membuka mulut.
Kabut di dalam kabut itu kembali diam. Pertanyaan ini merupakan keraguan banyak ahli sejati dari Suku Kuno, sekaligus pertanyaan yang sama dari para kultivator di pihak Suku Dewa.
Tak terhitung tahun, tak seorang pun mengetahui jawabannya, dan tak ada yang berani bertanya langsung kepada Gu Dao.
"Anugerah Leluhur Kuno yang kudapat... berbeda... dengan milikmu." Lama kemudian, suara Gu Dao dari dalam kabut terdengar perlahan, dengan kompleks.
Wang Lin memandang Gu Dao di balik kabut, matanya berkilau penuh renungan, seolah telah mencapai pencerahan.
"Cukup, Wang Lin! Entah kalahkan aku, atau tinggallah di sini! Tak ada pilihan ketiga!" Kabut tempat Gu Dao berdiri tiba-tiba berguling-guling, mengeluarkan gemuruh dahsyat yang menyatu dengan deru dinding laut, membentuk gelombang suara menggemparkan langit. Seakan mendukung ucapannya, terciptalah kekuatan langit-bumi yang tak tertandingi.
“Kau ingin bertarung, ayo bertarung!” Wang Lin mengangkat kepala dengan kasar, kilatan sinar tajam terpancar dari matanya. Karena tak bisa dihindari, ia pun ingin tahu: Di Xiangang ini, siapakah sebenarnya yang terkuat antara dirinya dan Gu Dao saat ini?
Pertempuran ini akan menjadi pertarungan pertama di Benua Xiangang sejak menghilangnya Dewa Immortal & leluhur kuno! Ini adalah duel puncak antara dua ahli sejati!
Gu Dao, sang terkuat pertama di Xiangang, telah melangkah ke lapisan Menginjak Langit sejak puluhan ribu tahun silam. Meski berhenti di Jembatan Keenam, kekuatan tempurnya sama sekali bukan sembarangan. Dialah satu-satunya yang pernah membunuh seorang Mahadewa!
Wang Lin, peleburan Dewa-Kuno. Jalan kultivasinya belum mencapai ujung - baru dengan menyempurnakan dua tubuh sejati, separuh kakinya telah menginjak lapisan Menginjak Langit. Bahkan ia sendiri tak tahu, apa yang akan dicapainya jika inti maya tubuh sejatinya benar-benar utuh!
Dan ia juga memiliki tubuh kedua kehampaan yang telah tumbuh selama ratusan hingga ribuan tahun terakhir. Sekali menyatu dengan Wang Lin, akan melepaskan kekuatan mengerikan!
Saat kabut di sekitar Gu Dao bergelora mengeluarkan gemuruh dahsyat, Gu Dao Mahadewa di dalamnya tiba-tiba melangkah ke arah Wang Lin. Langkahnya membuat kabut di sekeliling tubuhnya membara hebat, menyebar ke segala penjuru dan berubah menjadi binatang kabut mengerikan ber-sembilan kepala yang menengadah ke langit sambil menderu, mengguncang langit dan bumi.
Binatang kabut itu berwujud aneh dengan sembilan kepala, mirip dengan makhluk ajaib Ji Qiong yang pernah Wang Lin lihat di Tanah Dewa Kuno dahulu kala!
Sembilan kepala itu menderu sambil memperlihatkan kilau kekejaman, sekaligus mengeluarkan aura zaman purba yang penuh kesan sejarah. Seolah binatang kabut ini memiliki roh dan telah ada sejak zaman yang tak terhitung lamanya.
Di dalam tubuh binatang kabut, Gu Dao Mahadewa yang ada di dalamnya mengangkat tangan kanannya saat langkah mendarat, menunjuk dengan jari yang juga diselimuti kabut. Namun terlihat samar-samar kuku melengkung yang memancarkan sorot mata dingin.
Gerakan jari itu mengubah seluruh langit dan bumi secara tiba-tiba dalam pandangan Wang Lin. Langit dipenuhi benang-benang tipis tak terhitung, bumi pun demikian. Seluruh cakrawala dalam dan luar dipenuhi hukum alam.
Benang-benang hukum ini seolah dikendalikan oleh kekuatan gaib, bergerak serentak melilit ke arah Wang Lin. Bahkan badai angin, awan gelap, petir, hingga kemampuan supernatural Lima Elemen (logam, kayu, air, api, tanah) tiba-tiba materialisasi di sekelilingnya, menyambar ke arah Wang Lin dengan gemuruh!!
Di ambang serangan, ribuan kemampuan supernatural ini tiba-tiba terkonsentrasi membentuk jari ilusif yang tersusun dari banyak jurus dan benang hukum. Dengan kuku melengkung dan aura kehancuran, jari itu menunjuk ke antara alis Wang Lin!
