Manusia dalam hidupnya, pasti akan mengalami beberapa kali momen gila.
Tang Wenpeng sudah lama mendengar kalimat ini, tapi tidak punya pengalaman konkret.
Contohnya masa muda dengan darah yang mendidih, contohnya cinta sejati yang menggugah hati, sepertinya pernah dialami, tapi kalau dipikir sekarang, belum sampai level yang bisa disebut gila. Rasional dan tenang selalu menjadi karakter yang paling dibanggakannya. Sejak kecil, pola hidupnya terbilang mulus. Dibesarkan di keluarga yang sudah cukup baik, SD-SMP-SMA-kuliah lancar dilalui, nilai selalu ranking atas, menjadi kebanggaan keluarga dan saudara. Setelah lulus kuliah, mainin dua tahun lalu masuk kerja, berhasil meraih posisi yang membuat orang iri, kemampuan diri juga luar biasa. Beberapa kali pindah kerja selalu naik pangkat, begitulah perjalanannya yang mulus.
Tahun ini usianya 40 tahun, pernah menikahi sekali, punya seorang anak——ini mungkin satu-satunya hal bernasib dalam hidupnya, karena beberapa tahun lalu sudah bercerai dengan istri. Tentu saja kalau dibilang tidak beruntung juga tidak sampai segitanya. Pernikahan mereka adalah model kesetaraan status. Setelah kenal, punya proses pacaran yang baik selama beberapa tahun, lalu menikah secara natural, beberapa tahun lalu bercerai juga secara natural. Bisa dibilang berpisah dengan baik. Keduanya orang berpendidikan tinggi, seperti pepatah "saudara terputus, tak keluar kata kasar", sekarang masih ada koneksi saat hari raya tiba.
Pengalaman seperti itu tidak memberikan dampak besar pada hidupnya. Meskipun setelah bercerai anak menjadi tanggung jawabnya, sebagai papanya yang single terkadang muncul masalah kecil, namun karena ini anaknya sendiri, ini juga tanggung jawab yang harus dia emban——Dia tampaknya sangat memahami hal-hal seperti ini, tidak ada keluhan yang perlu disampaikan. Di bidang pekerjaan, semuanya tetap berjalan lancar. Meskipun persaingan di bidang bisnis sengit, dengan mengandalkan pengalaman dan kemampuannya, tidak ada masalah besar. Kini dia menjabat sebagai direktur di Grup Elektronik WanTing terbesar di Jianghai, dengan gaji tahunan mencapai 10 juta, dan trennya terus menunjukkan kenaikan.
posisi, pendapatan, karena pernah bercerai sehingga mengembangkan sifat setulus dan matang, membawa seorang anak dan masih bisa menjaga anak serta pekerjaan dengan baik, pria seperti ini hampir menjadi pilihan ideal mayoritas perempuan dalam memilih pasangan. Bagi gadis muda yang polos, dia adalah paman yang matang dan penuh perhatian. Bagi wanita dewasa yang berpengalaman, dia terlihat berhati-hati dan bisa diandalkan. Sejak dulu tidak sedikit perempuan yang naksir padanya, namun baginya, sejak bercerai, hal-hal semacam ini seolah memudar — faktanya sejak awal dia memang tidak terlalu mementingkannya. Meski pada tahap pacaran sebelum menikahi juga pernah memiliki harapan akan hidup bahagia seumur hidup, namun saat bercerai tidak ada fluktuasi energi psikis yang signifikan. Tentu ada rasa sedih, tapi setidaknya membuktikan bahwa selama ini dia memang tidak terlalu menganggap penting hal-hal semacam ini.
Beberapa waktu lalu sempat ada percobaan menjalin hubungan, seorang teman sekelas semasa kuliah dulu, saat itu perempuan tingkat bunga kampus, di hatinya juga pernah ada simpati lebih banyak. Namun setelah beberapa waktu menjalin kontak baru menyadari, perasaan yang dulu itu sudah memudar, bahkan mulai bingung mengapa dulu bisa menyukai wanita ini. Akhirnya tak lama setelah berpacaran pun putus, dia yang mengambil inisiatif. Kemudian melihat wanita itu menangis, di hati juga tak ada perasaan terlalu besar, hanya heran mengapa di dunia ada orang yang memandang hal-hal seperti ini begitu serius.
Semakin tua usia manusia, semakin banyak yang dilihat, dunia ini semakin biasa-biasa saja. Sejak kecil dia adalah orang yang tenang dan mampu mengendalikan diri, selama ini juga dengan mentalitas tenang dan terkendali telah melewati banyak kesulitan, mengatasi berbagai hal. Kini tentu masih bisa berpesta riang dengan orang lain, bercengkerama dengan penuh tawa, namun etika sifat batin semakin matang. Dunia tak lebih dari ini, hal-hal seperti dalam novel yang membuat jantung berdebar tak tertahankan hingga membuat seseorang terusik tidurnya, belum pernah sekalipun dialaminya. Bahkan saat menghadapi krisis besar di bidang bisnis, dia tetap bisa tidur nyenyak, esok harinya bangun dengan mental terbaik siap siaga. Tentu dia bisa memahami bahwa sebagian orang punya pengalaman dan perasaan seperti itu, hanya dirinya sendiri mungkin tak akan mengalaminya lagi. Namun pemikiran seperti ini, setengah tahun yang lalu terguncang.
Musim dingin tahun lalu, anak laki-laki Xiao Jun tiba-tiba demam tinggi setelah piknik dengan teman sekelas. Dia segera dibawa ke klinik terdekat oleh teman-temannya. Ketika ayahnya tiba, klinik tersebut ternyata hanya sebuah klinik kecil di pinggir jalan. Secara keseluruhan, klinik ini benar-benar menggelikan - luas lahan dan dekorasinya cukup bagus, tapi justru hal ini membuat biaya operasionalnya sangat besar. Seluruh klinik hanya memiliki satu dokter dan dua perawat yang terlihat masih berusia sekitar 20-an tahun. Mana mungkin ini bisa memberikan kesan andal? Sungguh tidak masuk akal.
Sebagai pedagang, dia sulit menerima keberadaan klinik seperti ini yang terasa seperti berasal dari dunia dongeng. Sebagai anggota keluarga pasien, naluri pertamanya tentu ingin segera membawa anaknya ke rumah sakit besar. Namun melihat kondisi anaknya yang sedang diinfus dan penyakitnya terkendali, akhirnya mereka memutuskan tetap di sana. Awalnya rencananya besok akan kontrol ke rumah sakit besar, tapi nyatanya keesokan harinya mereka kembali ke klinik ini.
Dia tertarik pada seorang perawat wanita di sana.
Bagi dia, ini benar-benar mood yang aneh. Usia dokter di klinik ini sejak awal sudah menentukan bahwa pasien tidak akan banyak. Dua perawat memang cantik-cantik, salah satu perawat posturnya tinggi dengan kuncir ekor kuda yang terlihat gagah, membawa seorang anak perempuan sekitar 2-3 tahun melihat buku komik si kecil dan bercerita - tampaknya agak tidak profesional - itu adalah putrinya. Dokter bermarga Gu, kira-kira berusia 20-an tahun, terlihat tidak terlalu berhati-hati, tapi setidaknya masih bisa memberikan obat yang tepat. Hanya ada satu perawat lain yang sangat cantik, dengan aura lembut dan tenang. Senyum yang ditunjukkannya saat bekerja di klinik kecil ini membuatnya... merasakan perasaan yang sulit diungkapkan.
Malam itu dia agak susah tidur. Tepat sehari setelah itu dia membawa anak laki-lakinya kembali untuk disuntik, tiga hari kemudian kembali untuk pemeriksaan ulang. Penyakit Xiao Jun sudah sembuh. Baru saat itu dia tahu perawat wanita ini orang Jepang, bernama Tsukike Kaoru, nama yang sangat indah... Dua orang lain di klinik itu agak tidak bisa diandalkan. Perawat yang dipanggil Shasha kadang menghilang bersama putrinya, dokter muda itu bahkan membaca novel dan komik di ruang pemeriksaan, jenis yang sangat kekanak-kanakan. Hanya Kaoru, yang mengurus segala sesuatu di dalam dan luar, membersihkan sekaligus menyuntik anak-anak, di waktu senggang duduk tenang dengan kecantikan seperti bunga narsis yang sederhana.
Dokter yang katanya sudah menikah itu sesekali datang mengganggu dia. Hal ini benar-benar hal yang tidak nyaman.
Tapi setelah hari ketiga, penyakit Xiao Jun tidak perlu dirawat lagi. Jarak klinik dari tempat tinggalnya jauh, ke perusahaan juga tidak searah. Tidak ada alasan untuk melewati sana. Tampaknya ini memang cuma perkenalan sesama pejalan kaki yang ditakdirkan. Dia memutuskan untuk lebih sopan dan fokus pada pekerjaan. Tapi baru tiga hari kemudian, tanpa alasan jelas dia mengunjungi seorang teman yang sudah lama tidak dijumpai. Teman itu juga sedang dalam mood aneh tanpa sebab. Mereka tidak terlalu akrab, biasanya tidak berkomunikasi kalau tidak ada urusan. Saat menyetir pulang, mobilnya berhenti di dekat klinik. Baru saat itu dia sadar inilah tujuan utamanya.
Masak sih? Cuma menemani anak laki-laki berobat selama tiga hari. Percakapan mereka bahkan tidak sampai 20 kalimat, 10 di antaranya cuma basa-basi cari-cari topik dan membahas kondisi kesehatan. Perasaan kekanak-kanakan seperti kepala kecil yang belum matang ini sebenarnya apa...
Merasa diri tiba-tiba menjadi tidak dewasa, di dalam mobil dia berpikir lama akhirnya menggigit gigi turun. Masuk untuk menyapa. Karena sudah ada kali ini, aksi selanjutnya jadi jelas-jelas seperti mode memberikan perhatian besar. Ini bukan hal memalukan. Di bidang bisnis selama bertahun-tahun, tidak ada lagi yang membuatnya malu. Pria mengejar wanita itu sah. Tapi yang benar-benar membuatnya malu dan sulit dijelaskan adalah perasaan dalam hatinya sendiri.
Lalu dia perlahan mengerti makna kalimat itu.
Karena mood tersebut berdampak pada pekerjaan dan hidupnya, insomnia di malam hari, kadang merasa gamang, di perusahaan tiba-tiba ingin cepat pulang kerja untuk melihatnya di klinik. Sebelumnya dia juga pernah menjalin hubungan, melakukan hal serupa, setelah bercerai bahkan punya anak yang harus dijaga, kadang mengatur ulang jadwal kerja untuk menghadiri pertemuan orangtua, mengatur tiga waktu makan anak, tapi selama ini dia selalu mengatur segalanya dengan sangat teratur, menyelesaikan satu hal sebelum memikirkan yang berikutnya, juga tak pernah menunda terlalu banyak. Perasaan tak tertahankan yang muncul tiba-tiba seperti ini baru pertama kali dia rasakan.
Empat puluh tahun berlalu, tiba-tiba merasa seperti sehelai rambut kecil, bahkan... Dia bahkan sama sekali belum memahami mereka, tidak tinggal bersama secara mendalam bahkan tidak memiliki percakapan yang mendalam, artinya, dengan analisis tenang, ternyata dia hanya tertarik oleh wajahnya, lalu muncul obsesi.
Bisa dikatakan ini cinta pada pandangan pertama, mungkin juga disebut jodoh. Ah, dalam hidup pasti ada momen seperti ini, kau tiba-tiba bertemu seseorang, mungkin dia bukan yang terhebat, tapi tiba-tiba merasa ada percikan api... Begitulah kata orang. Dan tentu saja, seiring berjalannya waktu, akhirnya dia juga tak sepenuhnya buta tentang mereka.
Jika diperlukan, dia selalu bisa menari dengan lengan panjang, membuat orang merasakan ketulusannya. Saat mengobrol dengan Dr. Gu yang tidak bisa diandalkan, atau dengan orang-orang sekitar. Perawat bernama Tsukike Kaoru sudah ada di klinik kecil ini sejak lama, katanya tidak punya keluarga lagi di Jepang. Kebanyakan orang bilang keluarga Dr. Gu-lah yang merekrutnya, karena bahkan selama hari raya pun dia ikut merayakan dengan keluarga Dr. Gu. Istri Dr. Gu konon seorang pianis - tentu yang tidak terkenal, main di restoran untuk cari uang. Setelah sekali ngobrol, wanita ini cukup bisa diandalkan, tampak jauh lebih kompeten daripada suaminya, hubungannya dengan Kaoru juga baik.
Kaoru belum menikah, kesehariannya minim interaksi sosial, siang hari biasanya nongkrong di klinik kecil. Dia tinggal di rumah keluarga Dr. Gu, pagi jogging kecil bersama, siang makan di warung sebelah bareng Dr. Gu, malem pulang berombongan. Dr. Gu yang nyebelin ini seringkali tiga hari memancing, dua hari menjemur jaring, kadang tutup klinik sehari. Katanya kadang Kaoru bantu jagain anak, kadang sekeluarga jalan-jalan, tapi selalu ikut gerak-gerik keluarga Dr. Gu. Dia tak punya pacar, banyak pengagum. Sebagian tentu anak baru gede polos, ada juga profesional sukses sepertinya. Tapi Kaoru tak pernah setuju pada siapa pun. Ada yang bilang dia punya hubungan khusus dengan Dr. Gu, tapi menurutnya ini mungkin cuma gosip.
Setelah banyak mendengar kabar, ada versi lain yang menyebutkan bahwa Kaoru bekerja paruh waktu di klinik, dan dokter hampir tidak membayarnya. Memikirkan hal seperti ini mungkin palsu, di zaman sekarang mana mungkin ada kejadian seperti itu? Sesekali dia mengamati dari kejauhan, dari senyum gadis itu dia bisa merasakan kepuasan sang gadis. Dia mungkin benar-benar mencintai pekerjaan perawat - sayangnya di klinik seperti ini.
Ini adalah perempuan yang terlalu mudah puas dan terlalu mudah bahagia, juga tipe yang dia inginkan. Ini adalah informasi paling pasti dalam setengah tahun terakhir. Dia berharap kebahagiaan gadis ini berasal darinya. Meski di antara yang mengejar Kaoru ada kalangan elit, dia yakin tidak akan kalah dari siapapun.
Tentu saja menggunakan istilah "cewek" mungkin terlalu muda, tapi sampai sekarang dia belum tahu usia Kaoru, dan penampilannya juga seperti gadis muda.
Namun, dua malam yang lalu, dia baru mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan.
Kaoru di Tiongkok ternyata bahkan tidak punya paspor. Meski ditampung keluarga Dokter Gu, benar-benar tidak mendapat gajian sepeserpun. Kabar seperti ini di luar nalar, tapi karena keluar dari mulut anak kecil, tiba-tiba kredibilitas beberapa informasi yang dia dengar sebelumnya jadi terasa lebih tinggi.
Semakin dalam seseorang berinteraksi dengan dunia ini, semakin terasa bahwa hidup terkadang lebih ajaib daripada novel. Hal-hal yang tampak mustahil pun bisa benar-benar terjadi. Tentu saja dia tidak langsung yakin Kaoru benar-benar hidup seperti budak yang dieksploitasi, karena Kaoru sendiri terlihat bahagia. Tapi bisa juga itu karena dia terlalu mudah merasa puas. Saat ini dia sangat ingin menyelidiki hal ini secara konkret, namun baru sehari kemarin saja, dia sudah merasa gelisah.
Ada hal-hal yang memang harus dilakukan dan diverifikasi sendiri. Salah pun tak mengapa. Jika benar terbukti Kaoru tidak memiliki paspor dan dikendalikan orang di sini, dia pasti akan berusaha menyelamatkannya. Meski mungkin ada alasan tertentu yang membuatnya tak bisa kembali ke Jepang, setidaknya dia bisa membuat Kaoru hidup lebih bebas di Tiongkok.
Semakin dipikirkan, semakin mungkin skenario ini benar. Jika tidak ada masalah tersembunyi, mana mungkin seorang cewek di usia muda yang penuh bunga mau seharian mengurung diri di klinik kecil ini, diam-diam menolak perhatian romantis dari siapapun. Jika dia bisa memecahkan teka-teki ini dan membuka simpul masalah di hatinya... Dia merasa akhirnya menemukan titik kunci yang luput dari perhatian orang lain.
Melihat lokasi klinik tersebut, meski secara lahiriah Dokter Gu tidak terlihat istimewa, perkiraannya dia juga memiliki latar belakang tertentu. Jika tidak, properti di area segitu pasti sudah lama disita untuk pengembangan, mana mungkin bertahan sampai sekarang. Jika dia punya koneksi tertentu, merekrut imigran ilegal dari Jepang agar tidak ketahuan polisi tentu ada caranya. Dengan demikian, aku harus menemukan koneksi yang lebih kuat darinya. Setelah memperkirakan tawaran kedua belah pihak, menurut pengenalan selama setengah tahun terakhir, hal ini mungkin tidak terlalu sulit.
Singkatnya, pertama cari koneksi, minta orang atur pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan, langsung kirim tim menyelidiki paspor mereka. Jika dia benar-benar tidak punya paspor, aku bisa menggunakan cara hukum membuatnya leluasa melepaskan kendali mereka, selanjutnya membuatnya tetap di Tiongkok tanpa dideportasi, bahkan memberinya identitas resmi. Bagiku ini bukan hal yang sulit. Jika dia punya paspor dan identitas resmi, pemeriksaan polisi juga bukan hal aneh. Aku tidak perlu turun tangan, anggap saja sebagai bentuk perhatian ekstra, sekaligus melepaskan kekhawatiran ini.
Pada malam sebelum kemarin, setelah pulang ke rumah, dia sudah hampir memastikan rencana seperti ini. Kemarin menghabiskan sehari untuk merapikan data, sekalian mencari beberapa koneksi untuk menyelidiki latar belakang klinik kecil tersebut. Untuk sementara belum ada hasil, tapi berhasil menampilkan data tentang Gu Jiaming. Ditemukan bahwa dia memiliki hubungan dengan Grup Huang yang skala-nya sekarang tidak terlalu besar. Dulu Grup Huang cukup berpengaruh, bisa dianggap sebagai bisnis keluarga yang baik. Namun kemudian mengalami kemunduran drastis, bahkan pernah hampir bangkrut suatu periode. Mungkin karena inilah Gu Jiaming mengenal beberapa orang di lingkaran pejabat, memiliki koneksi kecil.
Tapi bagi Tang Wenpeng, apa pun yang disebut Grup Huang hanyalah fatamorgana. Sekarang Grup Elektronik WanTing sudah berkembang sangat besar, menjadi perusahaan kelas dunia. Meski dia hanya seorang direktur teknologi di dalamnya, tetapi berada di kantor pusat Jianghai yang merupakan pondasi Grup Elektronik WanTing, posisi ini sudah hampir setara dengan manajer cabang perusahaan. Dengan Xu Yiting yang menjabat sebagai presiden direktur eksekutif perusahaan pun bisa berkomunikasi, jaringan pertemanannya sangat luas. Diyakini sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Gu Jiaming itu.
Selama setengah tahun mengejar, dia tidak menggunakan koneksi atau semacamnya untuk pamer. Kali ini juga pertama-tama bawah sadar menahan keinginan merayu, mengatakan pada diri sendiri bahwa yang utama adalah berbuat baik, menyelamatkan orang yang mungkin hidup menderita dari kesengsaraan. Kemudian dia menghubungi beberapa orang, berkonsultasi dengan teman-teman di kepolisian dan pengacara. Lalu melalui seorang teman menghubungi Wakil Kepala Dinas Ji dari Kantor Imigrasi Jianghai, memutuskan untuk bertemu di hotel siang ini, membicarakan hal-hal terkait ini.
Hari ini adalah hari Minggu, perusahaan juga libur, dia tidak ada urusan, lagi sebagai pihak yang mentraktir, datang sedikit lebih awal. Tempat jamuan dipilih di Hotel Gu Yuan Jianghai, hotel bintang lima kawakan yang cukup bersejarah di Jianghai, reputasinya cukup bagus. Baru-baru ini di atap gedung dibuka restoran dengan pemandangan yang mengutamakan makanan ala Barat, konon Wakil Kepala Dinas Ji itu lebih menyukai hidangan tulang rusuk domba panggang ala Amerika di sana. Saat temannya mengurus koneksi, khusus menyuruhnya memesan tempat di sini.
Menurut pola jamuan umum, jika menyangkut hal penting terutama yang mengguncang level kolusi pejabat-pengusaha, satu bilik VIP mutlak diperlukan. Ditambah berbagai hidangan seperti sarang burung walet dan sirip hiu, tidak akan turun kurang dari puluhan ribu uang. Meski dalam hal seperti ini, tujuan sebenarnya semua orang bukan pada minumannya.
Tapi sifat kali ini berbeda. Teman Tang Wenpeng sekarang juga orang sistem politik, merupakan sekutu dekat Wakil Kepala Dinas Ji itu. Tang Wenpeng sebelumnya pernah sekali bertemu dengan Wakil Kepala Dinas Ji. Kali ini meski disebut urusan minta tolong, sebenarnya dilakukan dalam bentuk pertemuan makan antar teman agar jarak antar pihak lebih dekat. Temannya itu kemarin juga bilang: "Urusan merayu cewek, saudara pasti harus membantu semampunya." Wakil Kepala Dinas Ji juga berkata dengan riang dan santai: "Besok siang makan tulang rusuk domba? Boleh, aku ahli soal ini, aku yang traktir ya." Sikap seperti ini kurang lebih menganggapnya sebagai teman dalam lingkaran yang sama.
Tapi meskipun begitu, Tom Wenpeng tentu tidak mungkin membiarkannya mentraktir. Dia naik lift ke restoran di atap gedung untuk memesan kursi. Hari ini hujan, melihat keluar dari dinding kaca luar restoran di atap, jarak pandang dan suasana di sekitar terasa transparan dan segar, pastinya semua orang akan memiliki mood yang baik. Dia terdiam sejenak lalu turun lift lagi, keluar di aula lantai satu. Saat melewati sudut koridor, tanpa sengaja menabrak seorang wanita yang sedang membongkar tas kecilnya, membuat isi tas tersebut berhamburan ke lantai.
Kotak rias, kotak rokok, korek api, gantungan kunci, beberapa rantai kristal, anting-ametis... Kebetulan hari ini hujan, meskipun hotel tidak dalam musim ramai, koridor menuju aula tetap banyak noda air. Wanita itu buru-buru berjongkok memunguti barang-barangnya, Tom Wenpeng juga meminta maaf dan membantu mengumpulkan barang-barangnya.
Wanita ini kira-kira sangat kaya. Hanya dengan melihat barang-barang ini, Tom Wenpeng bisa memastikan persepsi tersebut karena semua yang terlihat jelas adalah barang-barang mewah yang sangat mahal. Tas tersebut bahkan adalah tas konsep Yves Saint
Laurent edisi terbatas 55 buah di seluruh dunia yang dirilis awal tahun ini. Saat itu dia ingin memberikan sesuatu untuk Kaoru, pernah secara khusus meneliti barang seperti ini.
"Berbagai hal fragmental, selain yang bisa dilihat kegunaannya, ada juga berbagai batu cantik, benda kecil aneh dan rumit. Saat Tom Wenpeng menyerahkan barang ke mereka, mereka mengangguk datar dan mengucapkan terima kasih, tampaknya tidak bermaksud menuntut tanggung jawab tabrakan. Ketika Tom akhirnya mengangkat kepala dan melihat wajah mereka, barulah ia benar-benar membeku."
"Orang ini... orang ini..."
"Yang pernah kutemui beberapa kali sebelumnya..."
"Wanita di hadapannya terlihat berusia sekitar 20-an tahun, berwajah oval, mengenakan gaun ungu tua, rampan panjang sepanjang bahu, ekspresi lembut dan datar - persis seperti orang biasa yang berjalan di blok jalan. Dalam kelembutannya tersirat sedikit kedinginan, tampaknya tidak memperhatikannya maupun urusan tabrakan tadi. Ia menundukkan kepala membereskan tas, mengangguk pada Tom Wenpeng, lalu berbalik menuju lift. Tom membuka mulutnya ragu-ragu, tak tahu harus bersuara atau tidak. Tapi saat wanita itu sudah melangkah beberapa meter, tiba-tiba ia memiringkan kepala, mengerutkan matanya sambil mengujiinya dengan ekspresi bernuansa kenangan."
"Kemudian wanita itu menunjukkan senyum penuh pencerahan."
"Eh... Direktur Tang?"
"Setelah berpikir sejenak, wanita itu berhasil mengingat identitasnya dengan akurat, lalu tersenyum sambil mengulurkan tangan. Jari-jarinya jenjang, di pergelangan tangan terikat arloji Cartier hitam bergaya simpel. Tom Wenpeng buru-buru menjabat tangannya."
"Chairman Dongfang."
Penyebutan seperti ini memang agak kikuk, namun mereka benar-benar memiliki marga ganda yang sangat bernuansa Tiongkok. Dongfang Wan, wanita tangguh yang mendirikan Wan Ting Electronics dengan tangan sendiri, tidak terbayang akan bertemu dengannya di sini hari ini.
Meski berasal dari keluarga terpandang sejak awal, dikabarkan Dongfang Wan sudah merintis bisnisnya sendiri sejak SMA dalam keadaan meninggalkan keluarga. Awalnya dimulai dengan berbagai perusahaan mainan dan aksesoris, kemudian beralih ke industri jaringan dan elektronik. Hingga kini Grup Perusahaan Wan Ting Electronics, hampir seluruhnya dibangun bersama Asisten Presiden Direktur Xu Yiting yang selalu mendampinginya. Selama beberapa tahun terakhir Tang Wenpeng bergabung di perusahaan, dikabarkan dia mulai mengambil alih bisnis keluarga dan sementara melepas Wan Ting Electronics untuk memimpin beberapa perusahaan besar lain seperti Perdagangan Jing Shu di Utara, serta Properti Luo Heng di Selatan yang merupakan transformasi dari Grup Chao Hai. Saat ini Ny. Xu Yiting juga terus mengikutinya berpindah-pindah, hanya sesekali mengunjungi perusahaan. Namun Wan Ting Electronics sudah mapan dengan tim veteran yang solid, hingga kini tidak ada masalah yang terjadi.
Tang Wenpeng jarang bertemu Dongfang Wan, total hanya belasan kali itupun dalam situasi ramai orang - beberapa kali saat rapat dewan direksi dia datang ke perusahaan, atau hanya muncul setahun sekali di acara akhir tahun. Beberapa tahun terakhir ini dia sangat sibuk. Dia tak menyangka dalam kondisi seperti ini, mereka masih bisa mengingatnya, membuatnya benar-benar merasa grogi.
Sebagai perempuan, jabat tangan Dongfang Wan bisa dibilang cukup kuat. Setelah mengobrol sebentar, barulah dia masuk lift sambil melambai dan menekan tombol lapisan bangunan. Tang Wenpeng menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepala tersenyum. Masih ada rasa kagum dalam dirinya karena lawan bicaranya masih ingat urusannya. Orang yang bisa mencapai level ini pasti bukan orang sembarangan. Bukan hanya sekedar punya dasar keluarga atau koneksi, wanita ini benar-benar tidak sederhana. Hanya dari obrolan santai sekitar satu menit, di balik kesan lembutnya ternyata tersimpan aura dan karakter yang sangat kuat.
Kemudian baru sedikit mengerutkan kening.
Karena tegang tadi, dia tidak menyadari bahwa dibandingkan pertemuan sebelumnya, penampilan mereka hari ini terlihat lebih santai - tentu bukan berarti wanita karier tangguh harus selalu berdandan megah, tapi tingkat kesantaian kali ini lebih terasa, seolah sedang di rumah. Gaun yang dikenakannya minim aksesoris, terkesan monoton. Selain jam tangan, tidak ada perhiasan sama sekali. Rambutnya tergerai alami di belakang leher, masih terlihat basah kuyup - mungkin bukan karena kehujanan, sebab saat mengambil barang tadi dia sempat mencium aroma wangi sabun mandi yang masih segar.
Artinya... Dia tidak datang dari rumah ke hotel untuk bertemu orang? Dia tinggal di hotel ini, baru saja turun sebentar lalu naik lagi?
Untuk apa orang yang punya rumah besar di Jianghai malah menginap di hotel?
Dia berpikir sejenak, kemudian menggelengkan kepala dan urungkan niat mengejar masalah ini lebih dalam.
