“Ya.” Lu Li juga tidak merasa malu. Jika ini terjadi di masa lalu saat dia masih melarat, mungkin akan merasa canggung. Tapi sekarang, setelah menghasilkan 40 ribu dalam dua hari, dia lebih percaya diri daripada siapa pun.
Orang yang benar-benar percaya diri tidak akan takut menghadapi realitas.
“Kamu juga tidak terlihat seperti murid. Sekarang kerja di mana? Bisa kasih surat keterangan penghasilan?” Si cantik Huanhuan melihat ekspresi tenang Lu Li, mulai bergumam dalam hati: Jangan-jangan dia sudah menemukan pekerjaan bagus?
“Pemain profesional.” Lu Li merenung sejenak, merasa definisi ini paling cocok untuk kariernya. Hidup sebagai pengumpul emas sudah benar-benar berakhir sejak dia memutuskan hubungan dengan Guild Bintang Bulan.
“Pemain profesional!” Tiga gadis itu serentak berteriak dengan ekspresi penuh keanehan.
“Ternyata juga pemain profesional. Main game apa?” Gadis imut Doudou mencibirkan bibir, “Kamu yakin bisa menghasilkan uang?”
“《Fajar》.”
“Kamu juga main Fajar? Sudah level berapa?” Huanhuan mulai tertarik.
“Level lima.”
“Level lima, itu cukup bagus. Doudou juga level lima.” Huanhuan merenung sejenak, lalu berkata: “Sekarang server baru dibuka beberapa hari, bagaimana kamu yakin bisa menghasilkan uang nanti? Sekarang punya berapa koin perak?”
“Di inventory ada empat lima koin emas. Pemain jarang pegang koin emas, transaksi belakangan ini lebih banyak pakai realitas.” Lu Li jujur menjawab.
Gadis imut Doudou langsung melompat: “Kakak Huanhuan, jangan dengarkan omong kosongnya! Koin emas di Fajar susah didapat, mana mungkin dia punya koin emas, apalagi sampai empat lima!”
“Sepertinya juga sudah jual banyak realitas...” Yiyi menambahkan pelan.
“Jual berapa realitas?” Huanhuan juga mulai ragu. Meski tidak main game ini, dua hari terakhir dia terus dengar Doudou mengeluh susah cari uang, sampai uang reparasi peralatan harus merengek pinjam kemana-mana.
“35.000 realitas。” Ingin menyewakan rumah padamu tapi tak bisa membayar uang sewa penuh, tentu harus meyakinkan kemampuan bayarmu. Maka Lu Li tak bermaksud menyembunyikan.
Dia tak tahu sarang lebah macam apa yang telah diusiknya.
"Tidak mungkin, tidak mungkin!" Gadis remaja Doudou meremas rambutnya sendiri, berguling-guling di sofa, hampir mencapai titik retakan parau.
"Tuan," Huanhuan mencoba tenang, "Bukan kami tidak percaya, tapi menghasilkan 30-40 ribu realitas dalam game yang baru dibuka dua hari? Ini sulit dipahami. Ada bukti?"
"Bisa kutunjukkan screenshot riwayat transaksi: satu dari Guild Bintang Bulan untuk skill book seharga 25.000 realitas, satu dari Elf Air untuk dua komponen set perunggu seharga 10.000 realitas," jawab Lu Li.
"Apa?! Skill book Guild Bintang Bulan itu darimu? Dan Elf Air... Jadi kamu adalah... itu... Lu Li?!" Doudou berhenti berguling, mulai menjerit.
“Cabang, Dou Dou sudah dua hari ini terus bilang kamu itu cabang.” Yi Yi berbisik menambahkan.
Perempuan ini memiliki aura yang tak biasa, terlihat tak berbahaya tapi sebenarnya punya kebiasaan menyakiti orang yang sedang jatuh.
“Diam kau!” Dou Dou dan Huan Huan serentak membentak.
Yi Yi memeluk bahu, meringkuk di sofa, cahaya mata selembut air, terlihat seperti sedang sangat terdzalimi, seluruh penampilannya memancarkan kesan memilukan.
“Ceritakan pada kami, bagaimana cara menghasilkan uang di game?” Huan Huan bangkit dari sofa, berlari-lari kecil duduk di sisi Lu Li, Dou Dou juga mendekat. Dua perempuan ini mengapit Lu Li di kiri dan kanan, dua pasang—tidak, tiga pasang mata termasuk Yi Yi—semuanya memandang Lu Li dengan penuh keimanan.
“Ahem, kurasa rincian transaksi ini cukup membuktikan kemampuanku membayar sewa, bukan?” Pertama kalinya bersentuhan dekat dengan dua gadis cantik nan muda, Lu Li merasakan tekanan besar.
“Tentu, tentu.” Huan Huan mengangguk cepat, “Sekarang bisakah kamu memberitahu kami?”
“Aku tidak terlalu mengerti maksud kalian, aku cuma datang untuk menyewa rumah.” Lu Li semakin merasa ketiga perempuan ini cantik namun sepertinya tidak normal.
“Baiklah, begini saja...” Emosi Huan Huan langsung murung, mulai menceritakan alasan kekacauannya pada Lu Li.
Rumah ini disewa awal tahun ini, tujuh mahasiswa mendirikan sebuah studio game dengan tekad mencapai transendensi diri dalam game "Dunia Masa Depan".
Sayangnya takdir berubah-ubah, hanya enam bulan setelah peluncuran "Dunia Masa Depan", gempuran dari "Fajar" menyebabkan banyak pemain kabur. Investasi awal para gadis tidak hanya sia-sia, tapi juga harus menanggung biaya sewa dan listrik.
Semangat awal pelan-pelan memudar, anggota lain pergi satu per satu. Akhirnya, hanya tersisa tiga orang yang ada di hadapan ini di studio kecil tersebut.
"Huanhuan nama keluarganya Zhou, dipanggil Zhou Huanhuan, dia pemimpin studio yang menyetor modal terbanyak. Saat bubar, dia malah mengembalikan sebagian iuran anggota lain, sekaligus yang paling banyak merugi."
Yiyi bernama asli Yang Liu, nama panggilan Yiyi. Dia dan Zhou Huanhuan adalah sahabat karib sejak kecil, secara alami tak mau meninggalkan temannya.
Adapun Doudou, nama aslinya Dou Jingjing. Tapi dia benci nama "Jingjing" karena orang sering bilang "Aku ingin Jingjing" saat stres, membuatnya selalu jadi sasaran empuk. Akhirnya semua memanggilnya Doudou yang terdengar lebih imut.
Setelah sepi penghuni, tiga gadis ini pasti merasa patah semangat. Huanhuan dan Yiyi bahkan berhenti main game "Fajar" yang baru rilis. Hanya Doudou yang tak banyak berpikir tetap masuk game, hasilnya malah berantakan mengenaskan.
"Dulu kami sangat percaya diri, langsung menandatangani kontrak sewa tiga tahun. Sekarang terpaksa menyewakan lagi, berharap bisa mengurangi kerugian." Huanhuan mengakhiri penjelasan dengan pasrah, sekaligus mengungkap alasan sewa properti ini.
"Si Kaya ya, posisi bagus begini, tipe rumah secantik ini, luas plus ada taman, kolam renang, balkon panorama, estimasi sewa per bulan pasti melebihi 100 ribu ya? Ternyata langsung disewa tiga tahun, Lu Li langsung rasa diri sangat tidak berdaya."
Dia menghibur tiga cewek yang menggenggam jerami penyelamat itu, berkata: "Mari bahas urusan sewa-menyewa dulu. Masalah game bisa dibicarakan di dalam game. Aku akan bantu semampuku, tapi jangan berharap berlebihan, aku cuma pemain biasa."
"Ngerti, ngerti. Biasanya jagoan selalu bilang gitu," kata Dou Dou mengangguk-angguk seperti ayam patok padi, ekspresinya seolah semua orang paham.
Lu Li kebuntuan dalam berargumen, sementara di sebelahnya adik perempuan Lu Xin menemukan sisi lebih hebat sang kakak, rasa kagumnya mengalir deras bagai sungai...
"Total tiga kamar kosong, dua besar satu kecil. Yang besar 12.000, kecil 8.000. Jika kamu mau mengajarkan kami main game, potongan 2.000." Tiga gadis berdiskusi sebentar lalu cepat mengambil keputusan.
Semua ruangan sangat luas, bahkan yang terkecil masih dua kali lebih luas dari rumah yang ditempati kakak-beradik Keluarga Lu.
"Kak, kita sewa yang kecil ini saja, bisa tidur berdua." Lu Xin memberi saran pelan. Gadis ini belum pernah melihat tempat tinggal mewah seperti ini, seolah sedang bermimpi.
"Tidak boleh!" Yang pertama menentang ternyata Dou Dou. Dengan amarah ia menuding Lu Li: "Bagaimana bisa? Cabang! Adikmu sudah sebesar ini, kau masih mau tidur bersama? Sialan lolicon dan sistercon..."
Skill-nya gadis imut ini pasti sudah dinaikkan ke level max. Lu Li tetap tak bisa berkata-kata, dua cewek lainnya juga berpura-pura tidak mengenalnya.
Setelah keributan cukup lama, baru setelah Lu Li memastikan akan menyewa dua ruangan, gadis itu akhirnya tenang.
"Kami akan membebankan biaya sewa 15.000 untuk dua ruangan. Aku dan Yiyi akan masuk ke game minggu depan, nanti kamu bisa membimbing kami dalam memilih profesi, leveling, dan sebagainya." Para murid ini sangat kaya, makanya mereka bisa menyewa tempat sebaik ini. Tiba-tiba mereka menyadari bahwa kegagalan studio mereka hanya karena salah memilih game, sehingga mereka kembali bersemangat dan dengan murah hati memberi diskon terbesar pada Lu Li.
"Jika bergabung dengan studio kami, kami bahkan tidak akan membebankan biaya sewa." Yiyi berkata pelan.
