Selain itu, upgrade cincin membutuhkan media mantra tingkat perunggu, tongkat perunggu sudah cukup. Baru saja mendapatkan satu dari peti harta di dasar danau, tidak perlu memperhatikan atribut asalkan memenuhi standar.
Terakhir dibutuhkan material amplifikasi sihir, untuk level rendah yang umum adalah Taring Angin Kencang dari Serigala Angin Kencang di Lembah Bulan Bayangan, binatang sihir level 6 atau 7 yang bisa mengeluarkan bola okultisme saat menyerang.
Di kehidupan sebelumnya Biru Muda Laut Angin menggunakan ini, pilihan Lu Li sangat tepat.
Tingkat drop taring serigala angin tidak rendah, Lu Li hanya butuh 20 buah, estimasi juga tidak sulit.
"Sifat peralatan ini bagus, tapi saya tidak punya uang sebanyak itu, bolehkah saya menukar dengan taring serigala angin? Saya punya lebih dari tiga puluh." Seorang pencuri berdiri di depan lapak Lu Li, menunjuk ke sebuah zirah kulit sambil berkata.
"Boleh." Dengan langsung menyelesaikan pengumpulan taring serigala angin, Lu Li tidak punya alasan untuk tidak setuju. Meski rugi pun tidak akan banyak, satu peralatan perunggu sekarang harganya sekitar 20 koin perak saja, waktu yang terbuang bisa digunakan untuk mencari uang lebih banyak.
Coret item taring serigala angin, tinggal tersisa batangan perunggu dan akik hijau.
"Lho, bang, kamu menerima akik hijau?" Pengunjung lapak yang melihat pengumuman Lu Li menghentikan langkahnya.
"Iya," kata Lu Li.
“Harganya bisa dinaikkan sedikit lagi? Akik hijau ini susah didapat, menambang itu kerja keras, setengah hari belum tentu bisa menemukan satu akik hijau. Permintaan pasar untuk akik hijau cukup besar, banyak skill kehidupan yang membutuhkannya.” Tampaknya dia seorang pedagang yang pandai menggunakan gaya bahasa hiperbola.
Jika dihadapkan pada pemula sungguhan, mungkin mereka akan tertipu.
“Berapa harga per biji yang Anda tawarkan?” Lu Li tetap tenang.
“Satu koin emas per biji.” Orang itu membuka mulut selebar singa. Mungkin dia melihat lapak Lu Li yang menjual perunggu, mengira penjualnya mampu membayar jumlah segitu.
“Silakan Anda cari tempat lain, saya akan terus menerima pesanan.” Lu Li menyunggingkan senyum dingin dalam hati, mengira dirinya bodoh.
“Di wilayah night elf sama sekali tidak ada akik hijau. Area tambang emas Kobold monster levelnya tinggi, hampir tak ada penambang berani ke sana. Saya hanya punya beberapa akik hijau, itu pun dari teman saya yang mengirimkannya dari pegunungan Kurcaci.” Sang Druid tercekat, sedikit melunakkan nada bicaranya.
“30 koin perak sudah termasuk harga yang cukup adil, di Area kurcaci yang berjualan pun harganya kira-kira segini. Cuma di sana aku tidak punya kenalan.” kata Lu Li.
Bukan tidak ada cara sama sekali, dia bisa minta bantuan Bei Jiu Du Zhuo. Tapi berhutang budi hanya demi beberapa koin emas jelas tidak sepadan.
“Begini saja, 5 koin emas untuk enam akik hijau. Aku lihat Lao Xiong bisa berjualan peralatan perunggu, pasti jagoan sejati. Uang segini kan tidak masalah? Namaku Shen Wansan, bagaimana kalau kita berteman?” Senyum ramah Druid itu terlihat sangat mesum.
Shen Wansan adalah tokoh sejarah awal Dinasti Ming yang legendaris sebagai orang terkaya di dunia. Penggunaan nama ini sebagai ID game memperlihatkan ambisinya yang besar.
“Harga pertemanan ini terlalu mahal, tidak sanggup kujangkau. Kalau benar ingin berteman, aku tawar 5 koin emas untuk enam akik hijau plus tiga batangan perunggu. Kedepannya jika butuh material, akan kubeli darimu.” Lu Li bersikap kukuh tidak bisa dirayu.
“Sepertinya kurang baik seperti ini.” Di mulut mengatakan tidak baik, sebenarnya dalam hati sudah berkompromi. Shen Wansan yang bertekad menjadi pedagang berempati memiliki kendali terhadap harga yang lebih presisi daripada Lu Li. Akik hijau di desa pemula kurcaci bisa dibeli dengan harga 10 koin perak per biji, sedikit lebih mahal di lapak namun tidak melebihi 15 koin perak.
Adapun batangan perunggu, jika bukan karena bahan baku timah yang langka di pasar saat ini, harganya bahkan tidak mencapai 30 koin perak.
Shen Wansan meminta bantuan teman untuk membelinya di wilayah kurcaci dengan harga sekitar 40 koin perak per batang.
Setelah dihitung, total barang-barang ini paling mahal 3 koin emas. Tawaran 5 koin emas dari Lu Li jelas membuatnya untung besar.
"Kalau tidak mau jual ya sudah, tiga... dua..." Mana mungkin Lu Li menaikkan harga lagi, 5 koin emas setara dengan 4 ribu realitas!
"Jual! Jual! Jual! Saudara, watakmu benar-benar... pasti sudah tahu aku suka berteman ya?" Shen Wansan tersenyum kecut.
"Barangnya ada di inventorymu?" tanya Lu Li.
"Tas kecil, mana muat. Barangnya ada di kotak surat, segera saya ambilkan, tunggu saya beberapa menit saja." Shen Wansan tidak menunda, setelah menambahkan Lu Li sebagai teman, ia segera pergi mengambil barang.
Sistem tas di game "Fajar" memang umumnya kurang memadai. Pedagang profesional seperti Shen Wansan terpaksa saling berkirim surat dengan kenalan, memanfaatkan aturan pengiriman sistem untuk menyimpan barang di kotak surat, toh Sistem tidak akan mencuri.
Menunggu lama tak kunjung datang, Lu Li sempat menjual dua perunggu lagi, baru melihat Shen Wansan berlari terengah-engah mendatanginya.
"Kenapa lama sekali? Kamu buru-buru pergi membeli ya?" tanya Lu Li.
"Hehe, jangan tanya caranya. Ayo transaksi, barang yang kamu mau sudah lengkap. Bukan sombong, di Lembah Bulan Bayangan ini cuma Shen Wansan yang bisa memenuhi permintaanmu secepat ini." Memang Shen Wansan sudah berusaha keras, 5 koin emas yang dimintanya dari Lu Li ini sebenarnya tidak berlebihan.
Pertama, permintaan yang mendesak membuat pihak penjual menaikkan harga secara mendadak. Kedua, besok adalah hari pembaruan sistem dimana akan ada banyak pemain baru masuk ke game. Banyak pemain yang memiliki stok barang tidak keberatan menunggu satu hari ekstra karena yakin tidak akan rugi. Akhirnya Shen Wansan terpaksa terus menaikkan harga, sampai-sampai harga barang yang dibutuhkan Lu Li akhirnya berhasil mencapai 5 koin emas.
Kenyataannya, tidak peduli berapa harga yang harus dibayar, Shen Wansan bersikeras menyelesaikan transaksi ini!
Alasannya sederhana: saat menambahkan teman, dia sudah tahu persis siapa yang sedang dihadapinya.
Jika ada seseorang yang bisa membuat Shen Wansan - pedagang yang sangat sombong ini - merasa kagum, atau bahkan membuatnya ingin menjalin persahabatan dari dalam hati, orang itu bukanlah Elf Air, apalagi Xiao Mo Ketua Ibu Kota Kejayaan, melainkan Lu Li!
Saat berhasil menambahkan teman, dia hampir tidak percaya bahwa ini benar-benar Lu Li.
"Lu Li yang menjual skill book langka di hari pertama game itu, Lu Li yang menjual Besi Hitam dan set armor di hari kedua, Lu Li yang menjual Perintah Upgrade Serikat di hari ketiga... Menurutmu masih ada apa lagi yang tidak bisa dikeluarkan orang ini?"
Sekali bisa disebut hoki, dua kali bisa dibilang hoki luar biasa, tapi sampai sekarang masih menyebut orang beruntung, itu murni penghiburan diri belaka.
Sebagai pedagang, yang paling menarik perhatian mereka di game adalah peralatan bagus dan orang yang bisa menghasilkan peralatan bagus tersebut.
Karena itu, dia harus melayani Lu Li dengan baik meskipun harus merugi sekalipun.
Lu Li melihat barang yang diinginkannya, dengan sigar menaruh 5 koin emas dan menyelesaikan transaksi ini.
"Hei, jangan pergi dulu, Bang. Membuang jembatan setelah menyeberangi sungai tidak etis." Shen Wansan menarik lengan Lu Li, "Lao Xiong ini benar-benar 'orang yang sebenarnya tidak menunjukkan kemampuan aslinya'. Saya tidak akan menyelidiki cara Anda mendapatkan barang-barang itu. Lihat nama saya, mungkin Anda bisa tebak saya pedagang profesional. Bagaimana kalau ada barang bagus bawa ke saya untuk dioperasikan?"
"Mengapa?" tanya Lu Li.
"Lewat saya, pasti lebih untung daripada jual sendiri. Contohnya Perintah Upgrade Serikat itu, kamu cuma jual 80 koin emas kan? Kalau saya yang urus, minimal bisa 120 koin emas." Shen Wansan agak bersemangat. Menurutnya, metode lelang Lu Li terlalu terburu-buru dan amatiran...
Di mata pedagang, hanya uang yang penting. Xuese Zhanqi itu apa? Berani menghalangi aliran rezeki? Biar mereka malu juga.
Kejadian Lu Li kemarin sebenarnya bisa diselesaikan dengan menyiapkan satu pembantu saja.
