Lu Li agak menyesali kelengahannya. Sebuah profesi dengan persepsi tertinggi bisa diterobos oleh begitu banyak orang hingga dalam 30 yard merupakan hal yang tak termaafkan!
Tiga puluh yard sudah merupakan jarak serangan untuk sebagian besar profesi jarak jauh.
Efek bakar ringan melayang dari tubuh Lu Li, hanya memberikan 2 poin kerusakan. Namun justru dua poin inilah yang membuatnya melewatkan kesempatan terakhir untuk menyelinap.
Serangan maju prajurit sudah di depan mata, pesona penyihir gelap pun mulai dilepaskan...
Pemain yang menyerang Lu Li menunjukkan senyum kemenangan. Setelah mengerahkan pasukan besar, akhirnya tiba saatnya membunuh pencuri ini.
Video PK mereka dengan Lu Li terus disanjung di forum. Wajah Lu Li tak pernah terlihat, sehingga kehidupannya masih tenang. Tapi berbeda dengan Jinyiwei.
Sebagai karakter penting dalam video, mereka dihujat berbagai komentator belakangan dan para 'pakar'. Serikat besar yang pernah jaya di beberapa game tiba-tiba berubah jadi kamp konsentrasi idiot. Dalam tiga hari, ratusan pemain keluar, beberapa jagoan game yang sudah direkrut pun mengundurkan diri dengan berbagai alasan...
Nima! Dua tiga puluh orang dikibuli seorang pencuri, beberapa terbunuh, akhirnya terpaksa teleportasi semua. Cuma orang bodoh yang mau masuk serikat kayak gini.
Kini semua itu akan tiada. Asal bisa membunuh Lu Li ini dan mengunggah video eksekusinya, tak hanya nama baik Jinyiwei akan pulih, mungkin bahkan naik ke lapisan berikutnya.
"Siapa pun yang berani melanggar Jinyiwei, takkan luput dari maut!"
Judul thread forum nanti sudah kuputuskan: "Keanggunan Legendaris yang Tak Tertahankan!"
Senyum para pemain Jinyiwei membeku seketika. Dalam kemilau skill yang memenuhi malam, Lu Li berubah menjadi asap tipis lalu menghilang dari pandangan mereka.
"Serang! Hajar sampai keluar! Lepaskan semua skill yang kalian punya!" Komandan operasi kali ini "Wolf Blood Boiling" tak paham mekanisme menghilangnya Lu Li, tapi insting komandan mumpuni membuatnya tahu cara menghadapi pengalaman seperti ini.
Kabarnya ada pencuri yang bisa langsung menyelinap dengan Bayangan Malam, tapi tak masalah. Asal serangan kita tepat sasaran, meski berhasil masuk ke mode penyamaran tetap takkan bisa kabur.
Anggota serikat kali ini berbeda dengan sebelumnya. Dulu hanya dikarang-karang asal ramai, sekarang sepenuhnya hasil seleksi ketat. Hampir semua high-end player di area Lembah Bulan Bayangan datang.
Mereka mendengar perintah, segera melepaskan skill tercepat mereka secara tidak sadar.
Belasan skill serangan jarak jauh berhamburan di sekeliling, beberapa senjata jarak dekat menghujam di tempat Lu Li menghilang. Pemain Jinyiwei kecewa, wilayah yang mereka serang kosong melompong, tidak meninggalkan apa pun.
Ke mana perginya Lu Li?
Seekor macan tutul kecil berwarna keemasan merunduk di balik semak-semak, cakarnya menggenggam sepotong Roti, sedang memulihkan tenaga.
Melihat HP-nya sendiri, Lu Li merasakan dingin menyergap tulang punggungnya.
Satu rangkaian serangan ternyata membuatnya tinggal darah tersisa.
Serangan jarak dekat tadi berhasil dihindarinya, namun beberapa serangan jarak jauh menghantam tubuhnya.
Andai bukan karena tiga detik pertama setelah menghilang tidak bisa dikeluarkan dari penyamaran, andai bukan karena peralatannya cukup bagus, mungkin sekarang dia sudah tewas.
Karena masih hidup, maka...
Setelah HP pulih sepenuhnya, Lu Li langsung menyelinap keluar dengan kemampuan penyamaran.
Hutan belantara menyulitkan pencarian, namun memberikan penghalang alami bagi Lu Li untuk menyembunyikan diri.
Diam-diam merangkak ke belakang pemain sihir, Lu Li menghunjamkan pisau belati ke belakang kepala lawannya. Untung ini hanya game, kalau tidak pastilah substansi otak akan muncrat. Meski begitu, serangan ini langsung menguras separuh nyawa pemain tersebut.
Sistem: Tingkat penyelesaian Serangan Bayangan 92%, menyebabkan 180% damage skill! Target mengalami Pusing selama 2 detik!
Dua detik cukup bagi Lu Li untuk melancarkan tiga kali serangan biasa, setiap serangan menguras 100+ darah pemain sihir.
Begitu sadar, sang penyihir bereaksi cepat. Menggunakan skill ras Bayangan Malam khas Night Elf, dia menangkis serangan berikutnya Lu Li, lalu mengarahkan serangan Guncangan Api tepat ke wajah Lu Li.
Jika Guncangan Api mengenai area wajah, probabilitas menyebabkan efek buta sangat tinggi.
Dengan gelengan kepala penuh cibir, Lu Li menggeser posisi ke samping penyihir. Pisau belati di tangan kanannya berputar lalu menancap ke punggung lawan.
Tusuk Balik dengan tingkat penyelesaian lebih dari 70% langsung menguras darah penyihir hingga habis sepenuhnya.
Sensasi membunuh seperti ini benar-benar memikat, Lu Li menghela napas dengan penuh kepuasan, memungut peralatan yang jatuh di tanah, lalu perlahan menghilang dalam kegelapan.
Sengaja tidak menggunakan penyergapan sebagai pembuka tadi, ingin merasakan sensasi PK sekaligus melatih teknik dan kesadaran diri. Jika menggunakan penyergapan sebagai pembuka, pasti bisa memukul pingsan penyihir itu sampai mati.
Anggota pasukan terbunuh, Riuh Rendah Serigala jelas sudah tahu bahwa Lu Li yang bertindak.
Berdasarkan posisi dan waktu pertempuran, dia memperkirakan lokasi Lu Li. Beberapa penyihir segera mengepung area tersebut.
Mereka tak menyadari seekor macan tutul kecil menyelinap di permukaan tanah, kabur tanpa suara dari lingkaran kepungan. Dalam malam pekat seperti ini, bentuk macan tutul lebih praktis daripada penyamaran, dengan tingkat keterhiddenan yang hampir setara.
Korban berikutnya yang tewas adalah seorang prajurit. Prajurit malang ini tidak sengaja menarik perhatian serigala liar. Seandainya ada yang mau membantunya, pertempuran pasti cepat terselesaikan. Namun kabar kemunculan Lu Li membuat semua orang mengabaikan prajurit yang sedang berjuang melawan monster.
Lagipula ini cuma monster biasa, masa prajurit tidak bisa mengalahkannya?
Benar, prajurit memang bisa mengalahkan serigala liar ini - dengan syarat tidak ada yang mengganggu.
Sebuah serangan mendadak membuat prajurit pusing selama empat detik. Kerja sama antara serigala dan pencuri ini hanya membutuhkan kurang dari tiga detik untuk mengubah prajurit menjadi mayat.
Lu Li sama sekali tidak berniat merayakan kemenangan dengan serigala liar. Sebelum pertempuran usai, dia sudah menjadikan serigala itu sebagai target serangan berikutnya.
Beberapa pemain Jinyiwei yang datang setelah mendengar kabar, hanya menemukan mayat prajurit mereka dan serigala liar yang bertumpukan seolah sedang berpelukan.
"Sialan pencuri, beraninya keluar hadapi kita secara frontal." Pemain tidak masuk akal ada di mana-mana, sungguh aneh bisa mengucapkan kata-kata seperti ini. Rekannya sendiri malu menambahkan, "Kita beramai-ramai lawan satu orang, selama otaknya tidak sama seperti Anda, mati pun tidak akan keluar."
Suhu tubuh prajurit di sini baru saja dingin, teriakan panik sudah bergema di sisi lain.
Sekelompok orang berlarian pontang-panting, hanya menemukan mayat lagi.
Darah Serigala Mendidih akhirnya paham kepasrahan komandan dalam operasi sebelumnya, juga mengerti mengapa komandan itu mengeluarkan pernyataan putus asa: "Jika gagal sekali, langsung pulang semua."
Kini hanya dua jalan di hadapannya: entah semua mati di sini, atau menyerah pada operasi ini.
Bayangan hitam melintas. Di depan mata Darah Serigala Mendidih, pencuri itu sedang mengepung pemburu sendirian. Siluetnya berkelebat, dua pisau belati menari-nari seperti kupu-kupu di tubuh pemburu.
Pemburu menghabiskan sebagian besar waktu dalam kondisi Pusing. Saat dia sadar, hanya melihat rekan-rekan mereka berlari ke arahnya. Detik berikutnya, pandangannya langsung menghilang.
Lu Li berguling-guling ke belakang, menyembunyikan tubuh di balik semak-semak. Macan tutul kecil bertransformasi, setelah lepas dari pertempuran langsung masuk ke penyamaran. Bahkan bayangan dari belakang pun tidak ditinggalkan untuk para pemain itu.
Inilah hantu malam kelam, inilah siluman belantara!
"Kembali ke kota!" Mendidih Darah Serigala menutup mata, mengeluarkan perintah mundur dengan berat hati.
"Apa kita akan menyelamatkan saudara kita yang tewas?" ada yang bertanya.
Seolah meresponsnya, dari kejauhan kembali terdengar rintihan tertekan. Yang ikut bertempur mungkin bukan cuma satu orang, tapi suaranya cepat menghilang. Beberapa saat kemudian, di ruang obrolan terdengar suara pusaran mata kiri.
"Kita berdua melawan dia sendirian, dengan mata kanan yang lebih dulu menyerang, tapi hasilnya tetap gagal. Bos Mendidih, ayo mundur!"
“Jangan pedulikan apapun, semua langsung baca bilah untuk kembali. Kedepannya jika bertemu orang ini, kalian jangan menyerang.” Mendidih Darah Serigala tidak menunda, segera mengatur pasukan untuk mundur.
Apakah karena meremehkan lawan? Bertarung di waktu yang tidak tepat, lokasi yang tidak tepat, dengan metode yang tidak tepat?
Tapi, bahkan jika benar-benar diberi pilihan waktu dan lokasi PK, dengan membawa kelompok yang di mata orang biasa adalah elit guild, tapi di hadapan jagoan hanya jadi bahan tertawaan ini, metode apa yang bisa digunakan untuk mengalahkan hantu malam yang misterius ini!
