Setelah menyelesaikan pencuri yang terkendali dengan tusukan tenggorokan, Lu Li mengambil peralatan yang terjatuh. Saat hendak menyamar, tiba-tiba melihat pancaran cahaya lembut di kerumunan orang - ada yang sedang membaca Batu Portal?
Berubah menjadi macan tutul kecil, Lu Li diam-diam mendekat dan menyaksikan pemandangan yang membuatnya terkesima.
Tiga puluh empat orang berkumpul membaca Batu Portal bersama-sama.
Harus diakui, suasana ini terlihat sangat spektakuler.
Tidak!
Baru saja hendak maju untuk menahan dua orang, Lu Li tiba-tiba menghentikan langkahnya.
Mengapa begitu banyak orang membaca portal pulang? Pasti ini tipu muslihat!
Mungkin mereka sedang menunggu kemunculanku. Begitu aku muncul, mereka akan membatalkan bilah baca bersamaan, lalu serangkaian skill dilancarkan - bisa jadi aku langsung tumbang.
Komandan yang licik!
Persis saat Lu Li merasa lega karena bereaksi cepat dan tidak terburu-buru maju...
Para pemain yang sedang membaca bilah itu satu per satu ternyata menghilang.
Pergi?
Dengan raut wajah penuh keanehan, Lu Li menunggu puluhan detik lagi. Bahkan akhirnya membatalkan penyamaran dan keluar.
Area yang sebelumnya dipenuhi puluhan pemain kini kosong melompong. Sistem secara otomatis memperbaiki semak yang terinjak-injak seperti sarang anjing. Tak lama kemudian, semua jejak lenyap tanpa sisa - seolah tak pernah ada orang yang datang. Pertarungan PK yang baru saja dialami Lu Li bagai halusinasi yang tercipta dari khayalannya sendiri.
Pisau belati bergulir seperti kupu-kupu di antara jari-jarinya. Setelah berpikir sejenak, Lu Li menurunkan bahunya dengan pasrah. Dia harus menerima fakta bahwa kelompok tadi sudah kabur.
Sungguh tidak profesional!
Para pengejarnya pergi, tapi alih-alih lega, justru rasa kecewa yang mendalam menyelimutinya.
Dua abad lalu ada sinetron konyol: lima menit lagu pembuka dan perkenalan pemain, lima menit lagu penutup dan preview episode berikutnya, sepuluh menit adegan laga yang diulang-ulang, baru sisa belasan menit itu lah alur cerita yang sebenarnya...
Bukan itu poin utamanya. Ada dialog yang cocok dengan situasi sekarang: "Aku belum mengerahkan tenaga, kamu sudah tumbang!"
Apa kelompok ini datang untuk bercanda?
Lu Li bukan tak pernah melihat atau mendengar tentang pertempuran PK di 'Fajar'. Di sana benar-benar pertarungan sengit nan kacau - tak peduli kehilangan peralatan, tak peduli kehilangan pengalaman, hanya satu kalimat di kepala: "Pria sejati harus membunuh!"
Misalnya Moonlight, pertempuran yang membuatnya terkenal sebagai tak terkalahkan, dari pagi hingga malam setiap orang kehilangan beberapa level, peralatan Moonlight yang konon bernilai ratusan ribu hancur total.
Mengapa giliranku jadi seperti ini.
Seperti Jinyiwei sebelumnya, saat pertempuran berlangsung, musuh malah berkumpul dan membaca skill kembali ke kota.
Gaya khas kedua kelompok ini benar-benar mirip, jangan-jangan orang hari ini juga dari Jinyiwei.
Jika pemain Jinyiwei tahu Lu Li mengenali mereka bukan karena reputasi serikat mereka, tapi karena perilaku pengecut membaca skill pulang di tengah pertempuran, pasti mereka akan malu dan marah hingga bunuh diri.
Sebenarnya, bukan pemain Jinyiwei yang pengecut, Lu Li dan Moonlight memang berbeda.
Moonlight adalah prajurit, sehebat apapun peralatan dan teknologinya, dengan banyak orang menyerbu, selalu ada harapan membunuhnya. Fakta membuktikan Moonlight adalah Dewa Perang, tapi sering mati. Lu Li kerap mendengar kabar Moonlight terbunuh.
Lu Li berbeda, dia adalah pencuri, dan itu pun pencuri yang sangat mesum.
Dalam PK terakhir, demi mencari kesempatan, dia bahkan menyusup selama beberapa menit tanpa menyerang. Baru ketika orang-orang mengira dia sudah pergi, dia muncul seperti hantu untuk membunuh. Setelah membunuh, sama sekali tidak berhadapan frontal dengan musuh, langsung menyelinap ke Bayangan.
Kali ini pun tak terkecuali. Dengan peralatan yang lebih baik, skill yang lebih banyak, dan gerakan yang lebih mengerikan, kecuali serangan menyergap pertama yang menyebabkan sedikit luka, puluhan pemain Jinyiwei bahkan tidak bisa menyentuh ujung jubah Lu Li.
Pertempuran semacam ini menimbulkan keputusasaan. Mereka menghadapi hantu, pemburu yang hampir mustahil melakukan kesalahan. Langxue Feiteng dengan cepat memerintahkan mundur. Jika tidak, bukan hanya kehilangan beberapa orang, bahkan dengan jumlah pasukan sebanyak apapun, selama pencuri ini diberi waktu, mereka akan dikerogoti sedikit demi sedikit hingga akhirnya dihabisi total.
Percaya atau tidak, setelah membunuh lima orang, Lu Li berhasil mendapatkan dua peralatan perunggu dan satu besi hitam. Keuntungan dari PK ini cukup menggiurkan.
Peralatan perunggu semuanya untuk sihir, bisa dijual untuk mendapatkan uang. Sedangkan peralatan besi hitam dijatuhkan oleh salah satu dari dua pencuri terakhir, sifatnya ternyata cukup bagus secara tak terduga.
Celana Kulit Penakluk Sihir (Besi Hitam): Pertahanan 10, Tenaga +4, CRIT +10%, Membutuhkan Level 5, Daya Tahan 18/25.
Peralatan langka khas pencuri tempur kekerasan. Sifat CRIT 10% membuat Lu Li tanpa ragu mengganti celana kulit perunggu yang dikenakannya. Baik pencuri mesum tanggap maupun pencuri tempur kekerasan, keduanya memiliki hasrat alami terhadap CRIT.
Dengan demikian, di tubuh Lu Li kini terdapat satu perlengkapan perak (Cincin Primordial I) dan enam perlengkapan Black Iron (Sarung Tangan Sutra, Sepatu Kulit Gesit, Zirah Kulit Penenun Sutra, Celana Kulit Penghancur Sihir, Ciuman Sang Induk Sarang, Bayang Maut). Peralatan seperti ini mutlak bisa membuatnya menonjol di antara para pemain, bahkan jagoan yang didukung serikat besar pun belum tentu lebih hebat darinya.
Bagaimanapun juga, orang lain tidak seperti dirinya yang telah membunuh tiga BOSS liar, meraih pembunuhan pertama dungeon, memperbarui rekor dungeon, apalagi membuka beberapa peti harta setiap hari.
Lu Li tidak berencana pindah lokasi grinding. Hutan di kegelapan malam secara alami menguntungkan aktivitas pencuri. Bagi yang tidak takut mati, silakan datang! Tentu saja dia tidak lengah sama sekali. Kali ini, dia menarik monster ke tepi semak-semak untuk bertarung.
Jika ada yang menyerangnya, dia cukup melompat ke belakang untuk menghilang dalam semak-semak.
Untuk saat ini, hanya Druid yang bisa menyusup ke semak-semak seperti ini. Tapi siapa sangka seorang pencuri bisa bertransformasi menjadi macan tutul?
Lu Li terus mengulang hingga hampir pukul dua belas. Batas pengalamannya telah mencapai tujuh puluh persen. Sistem mulai mengeluarkan peringatan pembaruan kepada para pemain game, memperingatkan semua orang untuk log out dengan aman. Kerugian yang disebabkan oleh pembaruan sistem menjadi tanggung jawab pemain sendiri.
Setelah keluar dari game, Lu Li membuka matanya dan langsung kaget. Ternyata ada orang di ruangannya, dan tidak hanya satu.
Tiga tuan tanah perempuan, ditambah adik perempuannya yang seharusnya sudah tidur, semuanya menatapnya dengan tatapan takjub.
Untungnya dia mengenakan celana pendek saat bermain game.
"Xin Xin, kalian ngapain di sini?"
"Kak, katanya kamu lagi membunuh orang di game lagi, hebat ya." Ekspresi gadis kecil itu penuh kekaguman, pantas disebut kakak sendiri.
Glek, adik perempuan yang normal seharusnya sambil meneteskan air mata: "Kakak, kamu membunuh orang, ayo kita kabur. Aku akan mengikutimu selamanya..."
“Itu bukan membunuh, cuma PK, itu salah satu bentuk hiburan dalam game. Besok masih sekolah, tidur sana, dengar kata kakak…” Lu Li berusaha membenarkan pemahaman adiknya, urusan membunuh bukan hal yang bisa diomongkan sembarangan.
“Decakan, kalau orang-orang Jinyiwei tahu kamu membunuh mereka cuma untuk hiburan, pasti mereka akan menangis tersedu-sedu.” Doudou mengeluarkan ekspresi belas kasihan.
“Jangan kalian nodai adikku. Aku tidak mengerti omongan kalian.” Lu Li meletakkan helm dengan rapi, menyampirkan baju untuk menutupi tubuh berototnya yang dipenuhi bekas luka.
Yiyi si cantik berkacamata yang lemah lembut, menelan air liur dengan suara 'guluk', enggan mengalihkan sorot mata dari dada hangat Lu Li.
“Perempuan mesum, usap air liurmu.” Huanhuan yang selalu berlagak sebagai kakak tertarik menyentilnya, merasa malu punya sahabat seperti ini, padahal penampilannya sangat klasik dan tradisional.
"Di forum sudah ada video yang diunggah, kali ini wajahmu terekam." Doudou melompat di depan Lu Li dengan ekspresi "Aku berhasil menangkap basahmu".
