Empat murid dengan semangat membara berlari keluar kelas mengerumuni Lu Li, kegembiraan mereka bahkan membuat Lu Li yang biasanya tenang merasa kulit kepalanya bergidik.
Game "Fajar" tidak mengizinkan penyesuaian wajah. Pemindaian elektronik akan menampilkan wajah asli pemain di dalam game, namun sebagian besar pemain akan melakukan berbagai dekorasi saat membuat karakter, terutama perubahan bentuk akibat ras yang bisa membuat seseorang tak dikenali.
Tapi Lu Li yang terburu-buru merebut waktu sama sekali tidak melakukan perubahan saat masuk game.
Sekarang dia mulai menyesal, kelak jika ada kesempatan pasti akan memakai penutup wajah di dalam game.
"D...De-dewa game, aku juga main pencuri, bisakah... bisakah minta tanda tangan?" kata seorang remaja laki-laki berjerawat yang berbicara terbata-bata.
Napas wali kelas di ruangan itu tidak lagi tenang. Murid-murid ini bukan sekadar main game, ternyata sudah berkembang sampai tahap mengidolakan selebriti. Besok harus memanggil orangtua mereka untuk diajak bicara serius.
“Aku meski bukan main pencuri, tapi benar-benar kagum setengah mati sama Dewa Game. Senang... senang banget bisa ketemu langsung.” Seorang laki-laki bersuara keras menyusul dia berkata.
Main game aja bisa begitu kagum. Padahal ayah anak ini musisi terkenal di dalam dan luar negeri, tak pernah sekalipun dia menunjukkan rasa hormat.
“Dewa, apa Anda menerima murid? Aku... aku ingin jadi murid Anda.” Siswa ketiga menggesekkan tangannya, berkata dengan malu.
Wajah wali kelas menghijau. Pengkhianat! Aku belum mati, sudah mau pindah aliran!
Matanya menyapu ke siswa terakhir—laki-laki dengan nilai terbaik di kelas—dengan harapan jangan mengecewakannya. Kalau tidak...
“Dewa, tolong dirawat ya.” Laki-laki terakhir menggeliat gelisah. Semua kata habis diucapkan tiga rekan sebelumnya, akhirnya dia mengeluarkan kalimat ini.
Wali kelas limbung menyandar podium. Halusinasi... ini pasti halusinasi!
“Ada kesempatan kita diskusi lagi ya.” Lu Li melihat Lu Xin sudah menemukan tempat duduk, melambaikan tangan lalu berbalik pergi.
Beberapa murid laki-laki memandang bayangan dari belakang Lu Li, lalu melihat ekspresi pucat sang wali kelas. Kali ini mereka sedikit lebih tenang, akhirnya semua kembali dengan malu-malu ke ruang kelas.
Dewa game sudah pergi...
Tidak takut!
Biksu bisa kabur, tapi vihara bisa ikut kabur?
Mulai sekarang kita adalah teman sekelas saudara perempuannya sang dewa game, mau ketemu dewa game kan gampang?
Lu Li meninggalkan kampus, berjalan menyusuri jalan-jalan sambil belanja kebutuhan sehari-hari, membelikan adiknya dua setel pakaian bagus dari ujung rambut sampai ujung kaki, termasuk pakaian dalam merk ternama.
Obrolan para murid itu didengarnya. Dulu karena tak punya uganya, hanya bisa memakaikan baju seperti itu pada adiknya. Sekarang dia punya kemampuan, tentu akan memberikan yang lebih baik untuk adiknya.
Setelah mengirim barang belanjaan ke tempat tinggal, Lu Li kembali menuju kantor Serikat Bintang Bulan.
Adegan yang dibayangkannya tentang sekelompok orang mengelilingi dan menyindirnya dengan pedas tidak terjadi. Yang menyambutnya adalah Genhao San.
Genhao San di realitas sama seperti di game, seorang remaja tampan. Perbedaannya adalah di dunia nyata ia mengenakan kacamata yang membuatnya terlihat berpendidikan.
"Merupakan kehormatan bertemu Anda, Lu Li." Genhao San berjabat tangan dengan Lu Li sebelum mempersilakannya duduk.
"Ini 60.000 yuan, sesuai perjanjian berupa dua kali nilai uang ganti rugi helm game, sekarang saya serahkan ke serikat Anda." Lu Li mengulurkan uang tunai yang telah diambilnya sebelumnya. "Terima kasih atas kontrak ini, telah memberi saya kesempatan masuk ke dalam game."
Bagi para anak orang kaya ini, 30.000 yuan mungkin tidak cukup untuk sekali keliling klub malam. Namun bagi Lu Li, ini menjadi awal dari seluruh karir gaming-nya. Saat game akan segera diluncurkan dulu, helm game sama sekali tak terjangkau baginya. Satu-satunya jalan adalah menjadi pengumpul emas di Serikat Bintang Bulan, meski saat itu tak terbayangkan akan membatalkan kontrak secepat ini.
"Aku juga lega ada kontrak ini, kalau tidak 'Fajar' akan kehilangan seorang jagoan berbakat luar biasa." Genhao San menerima uang itu dan menyerahkannya ke akuntan yang menunggu di samping, mengangguk memberi isyarat agar dia pergi, lalu mengambil dokumen pembatalan kontrak di meja dan langsung menandatangani namanya sendiri.
Dia adalah badan hukum serikat, memiliki kewenangan untuk menandatangani kontrak semacam ini.
Lu Li agak terkejut, semula dikiranya Genhao San hadir untuk membujuknya tetap tinggal.
"Sudah lima tahun aku di Serikat Bintang Bulan, sejak SMA dulu. Waktu itu masih hijau tak tahu apa-apa. Selama bertahun-tahun, memang ada ikatan emosional di sini." Genhao San hari ini sepertinya banyak renungan, tersenyum pahit: "Ada juga yang bilang melompat keluar akan dapat dunia lebih luas, tapi aku sungguh enggan."
Lu Li agak paham maksudnya, tapi memang tak bisa berkomentar banyak. Setiap orang punya pilihannya masing-masing, apapun hasilnya nanti, harus ditanggung sendiri.
"Guild Bintang Bulan memiliki banyak masalah yang tidak bisa diselesaikan. Kalau dipaksa untuk menyelesaikannya, mungkin serikat ini benar-benar tidak bisa bertahan lagi." Genhao San berkata: "Karena masalah-masalah ini, aku tidak akan mengucapkan kata-kata penahanan. Hanya berharap, jika ada hal yang membutuhkan bantuanmu di masa depan, sudilah melihat kontrak ini sebagai dasar untuk memberikan pertolongan secukupnya."
"Tentu tidak masalah kalau mau minta bantuanku, asal dibayar saja." Lu Li dengan lancar menyetujuinya.
Pertemuan yang seharusnya tegang seperti pedang terhunus, justru berlangsung harmonis dalam atmosfer persatuan dan persahabatan. Kedua belah pihak mengingat dengan khidmat sejarah gemilang perjuangan bersama, melakukan proyeksi indah untuk masa depan pengembangan industri game sosialis yang makmur, akhirnya masing-masing pulang ke rumahnya sendiri.
Sebenarnya, Genhao San juga tidak ingin melepas kepergian Lu Li.
Saat ini, jagoan paling populer yang diburu berbagai serikat besar adalah Lu Li. Serikat-serikat besar tidak mengagumi kemampuan PK-nya, faktanya mereka tidak terlalu antusias terhadap ahli PK. Mereka lebih menyukai jagoan PVE.
Di mata petinggi serikat besar, Lu Li adalah seorang Komandan Tim yang sangat berbakat. Bagaimana mungkin dia berhasil memimpin tim merebut Pembunuhan Pertama Sarang Laba-laba, lalu memecahkan rekor penyelesaian dungeon dengan waktu yang membuat orang tercengang.
Dia berhasil merebut tiga Pembunuhan Pertama BOSS Liar, membuat yang lain tak bisa tidak mengakui kehebatannya.
Bahkan ada yang mempertanyakan Peringkat Dirigen Tim di chart game Tiongkok - mereka mengajukan proposal yang tak terhindarkan: di posisi mana seharusnya Lu Li ditempatkan dalam daftar ini?
Yang paling krusial, Lu Li tidak memiliki afiliasi resmi dengan serikat mana pun!
Tanpa serikat, artinya lebih mudah dirangkul - siapapun bisa mencoba merangkulnya.
Banyak yang merasa punya harapan untuk merekrut komandan tim brilian ini, kecuali Genhao San.
Setelah beberapa kali kontak singkat, Genhao San tahu bahwa Lu Li bukan tipe orang yang suka merendahkan diri. Dia punya kebanggaan sendiri, tidak akan merunduk hanya karena kamu anak orang kaya di dunia nyata, juga tidak akan mengagumi hanya karena kamu lulusan kampus ternama.
Ironisnya, tema utama pembentukan Guild Bintang Bulan justru berasal dari anak-anak orang kaya dan elit kampus ternama di dunia nyata.
Kedua tipe orang ini terlalu sombong, mustahil ada kompatibilitas di antara mereka.
Karena itu, kali ini Genhao San menghentikan "Ye Jiu Shi Qian Duoduo" yang ingin menggunakan taktik hukum untuk menjerat Lu Li, menganjurkan agar berpisah dengan baik demi pertemuan di masa depan.
Persoalan dalam game sebaiknya diselesaikan dalam game.
Tidak worth it berselisih dengan seorang jagoan hanya demi emosi sesaat.
Awalnya Ye Jiu Shi Qian Duoduo masih enggan, tapi setelah video PK Lu Li muncul di forum tadi malam, dia mengalami beberapa mimpi buruk beruntun. Setiap kali terbangun, bayangan Lu Li keluar dari Bayangan dan menikamnya dengan pisau.
Di dunia nyata tidak ada skill, juga tidak bisa menyamar, tetapi menghadapi seseorang yang sabar dan punya taktik, kamu akan hidup dalam ketakutan tak terbatas.
Jika kamu membuat orang lain tidak bisa hidup tenang, bersiaplah menghadapi orang yang sudah kehabisan akal.
Bebas hutang, berjalan di jalan-jalan ramai, untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun Lu Li menikmati kehidupan santai normal yang menjadi haknya. Semua hal yang biasa kini terlihat berkilau di matanya.
