"Seumur hidupku aku hanya setia pada diriku sendiri..." Desah penuh kesedihan terdengar, Lu Li baru menyadari seseorang telah berdiri di samping ayunan tanpa ia sadari.
Tubuhnya diselimuti jubah lebar bertabur bulu, di balik tepi topi terlihat wajah berkerut penuh jejak waktu. Tangan kanannya menggenggam tongkat sihir kasar yang menyerupai tongkat dengan ujung menggelembung.
"Yang terhormat, petualang Elf dari Hutan Bisikan memberi salam padamu." Lu Li buru-buru berdiri, menempelkan telapak tangan di dada sambil memberikan penghormatan paling resmi ras Elf.
"Hmm, rupanya tamu jauh dari negeri Elf. Anak muda, ucapanmu tiba-tiba mengingatkanku pada sesuatu." Ia duduk perlahan di tepi sumur, penampilannya tak berbeda dengan orang tua renta biasa.
"Aku mendapatkan buku enchant dari seorang maestro kurcaci, di sampulnya terukir kalimat-kalimat ini. Dia menyuruhku mencari seorang enchanter agung di pesisir Kota Ratchet. Yang terhormat, apakah Anda orang yang kucari?" Lu Li tidak langsung menyatakan maksudnya, melainkan menyiapkan alasan yang cukup meyakinkan.
"Tidak, aku tidak ahli dalam ter-enchant. Tapi... dia... Elf, bolehkah aku melihat bukumu?" Sang tua menengadah, memamerkan sepasang mata penuh liku-liku kehidupan namun bijaksana.
Lu Li menyerahkan buku enchant di tangannya, lalu mundur ke samping menunggu dengan tenang.
"Itu dia..." Mata tua itu menatap tajam goresan tinta di sampul, hingga ukiran milik Aegwynn di ujung tulisan. Seluruh wujudnya mulai berubah tak nyata, ruang berdistorsi, aliran MP yang kasat mata bergelora...
Lu Li merasa sesak, seolah sesuatu tiba-tiba mencengkeram jiwanya. Sekedar satu pikiran buruk, dirinya akan hancur lebur.
"Syukurlah, aura mengejutkan itu datang dan pergi dengan cepat. Dalam sekejap, semua barang kembali seperti semula, bahkan kelopak bunga yang hancur di sebelah terbang kembali dan menyatu kembali menjadi bentuk aslinya tanpa meninggalkan jejak."
"Jika bukan karena keringat di telapak tangan, Lu Li mungkin mengira semua yang terjadi tadi hanyalah ilusi."
"Sayangnya kau harus kecewa, Elf. Dia sudah tiada." Jari-jari keriput penyihir tua itu mengelus tulisan di buku enchant, di balik sorot matanya tersembunyi emosi kompleks yang sulit disembunyikan: kesedihan, kepedihan tersembunyi, keterikatan...
"Sungguh disayangkan. Buku enchant ini terlalu kuno, terlalu banyak hal yang tidak kupahami." Tiba-tiba ada kebencian dalam hati Lu Li terhadap dirinya sendiri, "Sepertinya Anda sangat menyukai buku ini. Anggap saja ini sebagai hadiah untukmu."
Sebuah buku skill kehidupan langka yang setara artefak suci, dengan mudahnya diberikan begitu saja.
Tapi Lu Li tidak menyesal, bukan karena material untuk seni enchantment kuno terlalu sulit dikumpulkan. Dia hanya merasa buku ini—peninggalan Aegwynn—seharusnya diberikan ke tangan putranya. Buku ini seharusnya memiliki makna yang lebih manusiawi.
"Terima kasih atas kedermawananmu, Elf. Meski aku tahu tujuanmu tidak murni." Medivh menghela napas pelan, "Karena kemurahan hati dan ketulusanmu, kau boleh mengajukan satu permintaan padaku."
Mendengar ini, Lu Li justru merasa lega alih-alih gelisah. Menipu Sang Nabi Agung? Tidak pernah terlintas dalam pikirannya. Semua yang dilakukannya hanyalah untuk mendapatkan kesempatan berdialog dengan Medivh.
Dengan langsung bertanya, "Putra Terhormat Nielas Aran, Penjaga Tirisfal, aku ingin mempelajari mantra transformasi burung gagak."
Ya, Lu Li ingin terbang!
"Mantra transformasi burung gagak?" Medivh—manusia yang dianggap lebih kuat dari semi-dewa—benar-benar dibuat bingung oleh petualang ini.
Pada awalnya, Medivh tertarik oleh beberapa kalimat yang dibacakan Lu Li hingga muncul secara mengejutkan di hadapan manusia. Kemudian, ia terkejut menemukan elf lemah ini memiliki buku generasi ibunya Aegwynn. Selanjutnya, elf ini ternyata hendak memberikannya buku enchant yang hampir punah itu. Dan kini, permintaannya hanya sebuah mantra transformasi!
Bukan tongkat legenda Atiesh Sang Penjaga di tangannya, bukan tudung jubah Dewa Burung Gagak yang dikenakannya, juga bukan mantra luar biasa yang hampir memandangi seluruh benua...
Hanya untuk berubah menjadi burung gagak!
Apakah berubah jadi burung gagak sulit? Mutlak tidak sulit!
Pada dungeon privat level lima puluhan, pemain sudah bisa menemukan proyeksi Dewa Gagak, game mulai memproduksi skill book bentuk terbang. Ketika Druid mencapai level 60, akan ada tugas profesi tentang bentuk terbang. Meski tugasnya cukup sulit, setidaknya sebagian pemain Druid bisa mendapatkan skill book terbang, dan bukan cuma bisa berubah jadi gagak, tapi juga kelelawar dan lain-lain...
Memang tidak sulit, tapi itu semua terjadi setelah level 50-60.
Jika Lu Li ingin mempelajari skill terbang, untuk saat ini sepertinya hanya bisa meminta bantuan orang tua manusia ini. Di luar itu, bahkan pemimpin night elf Malfurion Badai Kemarahan sang Archdruid pun tak mungkin mengajarkan ilmu terbang padanya tanpa alasan.
"Sayangnya kamu bukan penyihir." Medivh menggelengkan kepala...
"Hati Lu Li langsung ciut. Di kehidupan sebelumnya, melalui beberapa guide, dia tahu Medivh bisa berubah jadi burung gagak. Untuk menyempurnakan transformasi ini, Medivh bahkan mempelajari mantra transformasi Druid dan bertarung dengan Anzu, Dewa Gagak."
"Anzu yang notabene semi-dewa itu dipukulinya sampai babak belur, bahkan diambil bulunya untuk dibuat tudung jubah artefak suci legendaris."
"...Aku hanya bisa mengajarkanmu transformasi burung gagak yang telah dimodifikasi, Elf. Masih mau bertukar?" Ucap orang tua itu tersendat-sendat seperti terengah-engah. Rupanya bukan tidak bisa diajarkan, tapi skill yang diajarkan bermasalah.
"Terima kasih atas kemurahan hati Anda, Penyihir Agung. Aku setuju." Lu Li sama sekali tidak punya pilihan. Buku enchant sudah diberikan. Jika ingkar janji, bisa-bisa orang tua ini langsung membunuhnya seketika. Dalam latar belakang cerita 'Fajar', tokoh ini ambigu - pernah berbuat baik tapi juga banyak kejahatan.
Tanpa buku skill, penyihir terhebat dalam latar belakang Fajar——Medivh hanya menunjuk kening Lu Li, langsung muncul peringatan sistem.
Sistem: Kamu mempelajari Transformasi Burung Gagak.
Transformasi Burung Gagak (Palsu): Menghabiskan waktu tiga puluh detik, mengeluarkan 500 HP, kamu berubah menjadi burung gagak yang ahli terbang, bisa melakukan penerbangan singkat. Saat terbang mengonsumsi 10 HP per detik. Transformasi batal bila diserang selama proses. Level terkini 1/5.
Benar-benar lubang plot! Awalnya bisa instan, sekarang perlu bilah baca 30 detik. Tadinya tanpa pengeluaran, sekarang ternyata harus mengorbankan 500 HP plus darah terus terkuras. Sebelumnya bisa terbang bebas, kini hanya "penerbangan singkat". Yang lebih parah, langsung jatuh bila kena serangan.
Adapun level 1/5 itu merupakan produk dari pembaruan sistem terbaru.
Bukan berarti penggunaan skill tidak lagi meningkatkan familiaritas, hanya tidak ditampilkan saja. Setiap kali pemain naik 2 level, akan mendapatkan 1 skill point. Dengan menggunakan skill point dan koin emas, skill bisa di-upgrade di pelatih profesi terkait. Tentu saja, jika memiliki kegigihan yang luar biasa, kamu juga bisa meningkatkannya perlahan-lahan.
Kembali ke topik, Lu Li sangat tidak puas dengan skill ini, tapi memang tidak ada cara untuk memprotes.
Medivh terlihat mudah diajak bicara, itu karena dia belum menunjukkan kekuatannya. Mage Agung yang pernah mati dan diregenerasi oleh ibunya ini bisa membuat Lu Li hancur lebur hanya dengan sebuah bersin.
"Mantra transformasiku membutuhkan sihir, sementara kamu sama sekali tidak punya energi magis. Aku harus memodifikasinya terlebih dahulu sebelum bisa mengajarkannya padamu." Orang tua itu berkata dengan menenangkan: "Dulu aku pernah tidak sengaja mendapatkan sebuah lencana, mungkin bisa menebus kekurangan serius dari skill ini. Aku berikan juga padamu."
