Apakah Lu Li perlu bertarung langsung dan menyerang secara frontal?
Jangan bercanda, dia lebih paham daripada siapa pun tentang posisi profesi pencuri dalam "Fajar".
Dua tahun kemudian, Konduktor Desainer "Fajar" Fan Zhou dalam wawancara dengan wartawan menyatakan tentang profesi pencuri: "Pencuri adalah raja di balik bayangan. Kami memberikan sebanyak mungkin skill pembunuh dan mobilitas yang tak tertandingi profesi lain. Dia adalah perpetuum mobile pembunuhan yang bisa terus berputar tanpa henti... dengan premis jangan berdiri di bawah sinar matahari..."
Lu Li memilih sebuah wilayah, berhenti dan melanjutkan mengulang monster.
Masih ada 40% pengalaman yang dia butuhkan untuk naik ke level lima belas, saat itu dia bisa melakukan tugas profesi kelas satu.
Hadiah tugas adalah peningkatan semua sifat sebesar sepuluh persen, tergantung tingkat penyelesaian tugas, mungkin juga mendapatkan skill, skill point, atau hadiah alat.
Pemain profesional setelah level lima belas akan menciptakan kesenjangan besar dengan pemain biasa, saat itulah dia benar-benar layak disebut sebagai pemain nomor satu dalam game, sedangkan para pengejar di belakangnya, biarkan monster level delapan belas di sini yang menghadapi.
Selain mengulang monster, dia juga mengumpulkan ramuan herbal di sini.
Lingkungan yang lembap sering merefresh ramuan seperti Payung Jamur Asap dan Rumput Layang-layang.
Payung Jamur Asap adalah material untuk membuat "Salep Pelambat Tingkat Pemula", sedangkan Rumput Layang-layang bisa digunakan untuk meracik Ramuan Kelincahan Tingkat Pemula.
Bagi pemain thief, semua ini adalah harta karun.
Setelah lima belas menit mengulang, Lu Li masuk ke status penyamaran dan pindah wilayah lagi.
Tempat yang ia pilih semuanya area dengan kepadatan monster tinggi. Pemain lain yang ingin mendekat harus membersihkan monster terlebih dahulu. Sedangkan pemain thief atau Druid, dalam jumlah sedikit, sama sekali tidak berani bertindak gegabah.
Dalam lima belas menit ini, Lu Li sudah membunuh dua pemain thief yang menyelinap di sekelilingnya.
Genangan-genangan air kecil yang tersebar di tanah berfungsi seperti radar alaminya. Bahkan thief tingkat atas pun kesulitan beradaptasi dengan topografi seperti ini dalam waktu singkat.
Dengan muka suram, dirigen memerintahkan profesi penyembuh untuk meregenerasi dua mayat di tanah. Riuh Rendah Serigala tidak terkejut melihat ekspresi lesu di wajah tentara bayaran - sebenarnya perasaannya lebih buruk dari mereka.
Menurut perkiraan mereka, bukankah thief yang di-bounty seharusnya ketakutan?
Mengapa mereka sebagai pemburu justru merasa dipermainkan?
Menghitung waktu, "Mempermalukanmu dengan Monster" menggunakan 50 koin perak untuk menanyakan koordinat Lu Li ke Sistem.
“Bangsat, ternyata ada di sebelah kita.” Membuka peta dan mencocokkan koordinat, Riuh Rendah Serigala langsung merasa jijik.
“Harus dibunuh sampai mati, serbu bersama! Abaikan monster kecil ini.” Xiu Ni Yilian Guai Wo Luo juga penuh amarah. Ratusan orang mereka mencari-cari di reruntuhan seperti idiot, tak disangka targetnya malah di depan mata.
“Tunggu, tadi saya sudah melihat topografi area itu. Sangat rumit.” Tatapan Mata Kanan tidak setuju.
“Tunggu apa? Justru karena topografinya rumit dia sulit kabur! Dengan jumlah kita segini, satu gelombang skill juga bisa wipe dia.” Pemain di sekeliling tidak sabar berteriak. Mereka kira ikut Jinyiwei bisa dapat daging, ternyata bahkan kuah pun tak bisa diminum.
"Tenanglah semuanya, dorongan takkan menyelesaikan masalah. Kami Jinyiwei berjanji, apapun yang jatuh darinya, serikat kami takkan ambil satu pun, akan dibagi seluruhnya." Riuh Rendah Serigala berusaha menahan tekanan dalam dirinya.
Apa-apaan ini, sekumpulan amatiran!
Setelah susah payah menghibur beberapa pemain yang emosional, Riuh Rendah Serigala mengerahkan pemain thief dalam tim untuk mengintai jalan.
Sebelum berangkat, Komandan Jinyiwei ini berpesan penuh makna: "Tugas kalian hanya mengintai, jangan sampai terpancing! Ingat, Pusaran Mata Kiri adalah contohnya. Dia pernah masuk 10 besar Daftar Kejayaan!"
Wajah Pusaran Mata Kiri memucat, ingin menusuk dirinya sendiri.
Tak lama kemudian, pengintai kembali.
“Dia sedang mengulang monster, melakukannya dengan sangat bersemangat.” Pemain thief merasa sangat kesal. Ketujuh-delapan pencuri mereka ragu-ragu selama setengah hari, akhirnya mengingat nasihat Komandan, ternyata bahkan tidak berani menyerang, sungguh memalukan.
“Bagaimana kondisi topografi sekeliling?” Riuh Rendah Serigala mengabaikan dendam mereka, memeriksa Tatapan Mata Kanan yang ikut mengintai jalan.
Tatapan Mata Kanan menjelaskan garis besar topografi, akhirnya menghentikan diri sambil berkata: “Kondisinya sangat rumit, tapi menurutku justru menguntungkan kita. Jumlah kita banyak, mudah mengepungnya di balik tembok-tembok itu.”
“Berangkat!” Riuh Rendah Serigala menyapu pandangan mata penuh darah para anggota, tangan raksasa mengayun, memimpin kelompok berlari keluar.
Dia sendiri juga sudah tidak tahan menahan diri.
Di sini adalah bekas permukiman penduduk, yang hanya tersisa puing-puing berserakan akibat korosi waktu dan air laut. Dari kejauhan, Lu Li terlihat hanya setengah HP, sedang bertarung melawan seorang pengintai Naga Laut.
Dia berada di tengah kerumunan monster yang berjejal sangat rapat, menjaga jarak keamanan dengan monster lain. Hanya satu monster yang kebenciannya tertuju padanya. Langkah kakinya luwes, bagai kupu-kupu yang anggun.
"Bunuh!"
Seperti kata pepatah "Pertemuan musuh memerahkan mata", para elit guild yang telah dipermainkan selama beberapa jam ini sudah menahan amarah yang membara.
Saat ini, tidak ada lagi rasionalitas. Siapapun tidak akan mendengarkan teriakan komando.
Bunuh si brengsek itu!
Lu Li tampak tuli, asyik membunuh monster tanpa sekalipun melirik para pemain yang menyerbunya.
Wajah-wajah mengerikan mereka menjadi jelas terlihat.
“Hari kiamatmu telah tiba, lautan akan menelan kalian!” Seorang Naga Laut yang terlihat biasa mengangkat tongkat sihirnya, mengumandangkan deklarasi kemarahan dengan suara nyaring.
Gelombang sihir yang terlihat mata menyebar dari dirinya sebagai pusat. Segala yang disentuhnya membeku. Pantas disebut penyihir istana Ratu Azshara, aksi Nyonya Janila ini dibandingkan dengan skill Bintang Es Baru profesi penyihir, berkali-kali lipat lebih kuat.
Lu Li mundur dua langkah saat gelombang hampir mencapai sisinya, lalu terjun mundur ke dalam air di belakangnya.
Riuh Rendah Serigala sudah tak punya energi untuk mengejar Lu Li. Meski merasa pria ini adalah target yang harus dibunuh, ia terpaksa menerima realitas: tanpa sadar mereka telah memasuki wilayah penyihir Elf bangsawan.
"Sialan, Lu Li! Ini jebakan!"
Pemain yang membeku dengan ngeri menemukan diri mereka tidak hanya terbekukan selama sembilan detik, tapi juga menerima kerusakan seratus poin per detik.
BOSS masih mengangkat tongkat sihir, mengutuk mantra sulit dipahami dengan bahasa Elf kuno. Bahasa Elf kuno terdengar sangat indah dan merdu, dipadu dengan nada serak penuh sensualitas Nyonya Janeira, semakin menenangkan hati. Tapi tak seorang pun mau menyaksikannya.
Lu Li berubah menjadi anjing laut kecil, menyelinap sangat dalam di bawah air. Dia jelas tak yakin bisa menerima sedikit pun Rangkaian Gelombang walau hanya 0 Armor.
Setelah beberapa saat, merasakan permukaan air telah kembali tenang, barulah dia mengangkat kepala dari dalam air.
Alam semesta ini telah tenang. Jika bukan karena tawa kegilaan Nyonya Janeira yang masih terdengar, Lu Li hampir mengira tak pernah ada yang datang ke sini.
Dia memulihkan bentuk manusia, memasuki status penyamaran.
Dalam hatinya dia berbisik: "Terima kasih, Nyonya Janeira yang terhormat. Kemuliaan-Mu—nyonya Anda Ratu Azshara—pasti akan menyinari seluruh benua."
Hanya dua skill saja! Membunuh sekejap lebih dari seratus pemain tingkat dua belas atau tiga belas, tak tersisa satu pun!
Hanya peralatan dan material yang tersebar di tanah yang menjadi saksi bahwa mereka pernah datang ke sini.
