Boom! Boom! Boom!
Tiga ledakan berturut-turut. Tiga pemain gagal membatalkan status kutukan pada tubuh mereka tepat waktu, berubah menjadi bomb dan meledakkan semua rekan dalam radius 30 yard di sekitarnya.
Kerusakan alam awal 400-600, diikuti kerusakan 300-500 setiap 2 detik berikutnya. Kerugian seperti ini tidak bisa mereka tanggung, apalagi dengan perluasan area dampak ketiga bomb yang saling tumpang tindih.
Lu Li dengan gembira menemukan, hanya dalam satu gelombang ini saja Bangsawan Jiangnan sudah kehilangan lebih dari tujuh puluh pemain. Komandan Jian Luo Piao Sha marah sampai ingin muntah darah. Tapi dia memang komandan yang kompeten, sambil membagikan tugas ke penyihir dan Druid yang memiliki skill Membatalkan Kutukan, dia juga memerintahkan pemain lain untuk berdiri seliar mungkin.
Meski begitu, pengurangan anggota tim terus terjadi tanpa henti.
Bagian paling menjengkelkan dari Wabah Nors adalah pola skill-nya yang tidak konsisten. Biasanya musuh melepas skill saat HP turun ke persentase tertentu, tapi dia sama sekali tidak seperti ini - melepas skill sesuka hati, kadang lama tidak melepas, kadang malah melepas berturut-turut.
Kalau sampai melepas berturut-turut, benar-benar menjebak pemain.
Waktu Tunggu skill Membatalkan Kutukan adalah tiga puluh detik. Jika belum selesai cooldown... Untungnya game ini memutus sebagian besar adegan darah-darah. Kalau tidak, pemandangan anggota tubuh beterbangan dan daging berserakan pasti akan membuat pemain Bangsawan Jiangnan muntah sampai mati.
HP BOSS belum turun setengah, pemain yang sudah mati lebih dari seratus orang.
Makanya, mengalahkan BOSS bukan perkara yang bisa diselesaikan dengan jumlah orang. Faktanya, semakin banyak orang, kemampuan regenerasi darah BOSS semakin cepat, frekuensi pelepasan skill semakin tinggi—terutama anggota brengsek seperti Penyebar Wabah yang main serampangan ini.
"Yang kena kutukan jangan lari ke kerumunan orang, kamu benar-benar cari mati ya!" Jianluo Piaosha emosi sampai bicara ngawur. Biasanya dia tidak akan memaki seperti ini, mengingat di serikatnya banyak anggota berpengaruh dan anak orang kaya.
Tidak bisa dipungkiri, kualitas pemain Bangsawan Jiangnan umumnya satu tingkat lebih rendah dari serikat lain. Peringkat mereka bisa melebihi Xuese Zhanqi itu cuma karena jumlah personel banyak dan mau menghamburkan uang.
Satu kesalahan kecil saja, belasan orang langsung tumbang beramai-ramai.
Ini kan berburu BOSS di area liar, pengalaman yang terkuras benar-benar asam tapi memuaskan.
Saat HP Nos turun ke 30%, pemain Bangsawan Jiangnan yang masih bertahan tidak sampai dua ratus orang—kerugian hampir separuh.
Lu Li semakin yakin untuk merebut musuh, karena BOSS ini masih memiliki skill ultimate yang belum digunakan.
Jangan lupa di wilayah mana kita berada, ini adalah Reruntuhan Dilan - wilayah kekuasaan Baron Nos, tempat tidur panjang puluhan ribu rakyatnya di bawah tanah.
Ketika HP-nya turun sampai dua puluh persen, dia akan mulai memanggil prajurit mayat hidup.
Sepuluh prajurit dipanggil setiap kali, bisa dilakukan tiga kali. Elit level lima belas ini akan mencabik-cabik semua pemain yang terlihat dalam pandangan.
Memandang HP BOSS yang semakin menipis, Lu Li menyelinap ke sudut ruangan dan diam-diam mengaktifkan penyamaran.
Nos sang Pembawa Wabah meraung: "Bangkitlah, prajuritku! Berdirilah kembali untuk bertempur!"
Kilatan hitam memancar dari mahkotanya bagai panah yang ditembakkan busur silang, menghujam tanah lalu menghilang. Pemain yang terkena serangan ini langsung terkuras HP-nya seketika, yang masih penuh pun nyaris tersisa darah terakhir.
Saat para pemain Bangsawan Jiangnan mengira skill BOSS hanya sampai di sini, lapisan tanah di Reruntuhan Dilan mulai terangkat satu per satu. Para monster mayat hidup pun bangkit.
Meski hanya sepuluh, suasana yang tercipta benar-benar mencengangkan.
Jianluo Piaosha menekan suaranya memberi komando: Ksatria atau prajurit harus menahan elite monster dengan serangan absurd ini, sementara pemain lain terus memberikan damage ke BOSS. Profesi penyembuh diperintahkan langsung meminum ramuan pemulih sihir dan meningkatkan kapasitas penyembuhan.
Setelah sepuluh elite monster tumbang, jumlah anggota Bangsawan Jiangnan berkurang lagi 40-50 orang.
Utamanya karena sinar hitam menyebabkan kerusakan masif, ditambah sepuluh elite monster yang menerobos dan melakukan Pembunuhan Sekejap terhadap banyak korban.
Gelombang kedua dan ketiga relatif lebih terkendali. Persiapan yang matang membuat Jianluo Piaosha sedikit lebih tenang.
Entah karena terkejut dengan trik baru BOSS ini, ia merasakan jantungnya berdebar-debar tak karuan.
BOSS HP lima persen, kilau merah menyala di tubuhnya mengaktifkan mode Amuk. Sihir beterbangan bak tak ada habisnya. Dua MT mati-matian menggunakan skill mencoba menarik kebencian, sayangnya sia-sia belaka.
Untunglah ini hanya kegilaan terakhir. Siapa pun bisa melihat kehancuran BOSS hanyalah persoalan waktu.
HP turun ke 3%...2%...
Lu Li terus mencari celah mendekati BOSS. Pemain di medan pertempuran yang sudah menipis setelah pertempuran sengit, memberi lebih banyak jalur memungkinkan.
Pas dia menghitung HP BOSS untuk serangan mematikan, pemain Bangsawan Jiangnan tiba-tiba berhenti menyerang. Tak hanya damage dealer, bahkan MT pun menyimpan senjata. Hanya healer yang masih gila-gilaan heal.
Lu Li membeku sejenak lalu paham situasi. Dia hampir tak bisa menahan tawa.
Banyak serikat besar memiliki kebiasaan serupa saat melawan BOSS: memberikan serangan terakhir kepada anggota berpengaruh dalam serikat untuk menjaga level mereka tetap lebih tinggi dari pemain biasa. Peserta lain tidak akan protes karena insiden seperti ini biasanya diikuti peningkatan hadiah ekspedisi, bahkan terkadang berlipat ganda.
Bagi Serikat Jiangnan yang terdiri dari para si kaya, hal seperti ini tentu lebih wajar saja terjadi.
Di kehidupan sebelumnya, Lu Li bahkan pernah mendengar mereka mengadakan lelang hak serangan terakhir BOSS. Penawar tertinggi yang berhak melakukannya, sedangkan uang lelang dibagikan ke seluruh anggota serikat yang berpartisipasi. Inilah yang menjadi daya tarik Jiangnan bagi pemain biasa.
Mengikuti si kaya minum kuah pun bisa bikin kaya.
Jian Luo Piao Sha memberi hormat dengan gerakan pelukan tinju ke anggota serikat, lalu mengeluarkan pedang besar dua tangannya.
Beberapa healer segera mengalihkan target ke dia, untuk mengantisipasi serangan balik BOSS sebelum mati yang bisa membunuh komandan mereka. Jianluo Piaosha dikenal adil dalam mengurus serikat, sehingga cukup dihormati.
Tepat ketika dia mengangkat pedang besar dua tangannya dan hendak maju menyerbu.
Tanpa tanda-tanda apapun, bayangan hitam tiba-tiba muncul di belakang BOSS.
Bayangan itu mengenakan jubah kelabu dengan penutup wajah, tidak menyisakan sedikitpun kulit yang terlihat. Bukan itu yang penting - Jianluo Piaosha tidak peduli penampilan orang ini. Dengan amarah ia melihat bayangan itu memegang dua belati pendek, langsung menyerang BOSS begitu muncul.
Pikiran pertama: Ada yang mencuri BOSS!
Pikiran kedua: Ini bukan anggota serikat kita!
Pikiran ketiga: BOSS berhasil dicuri!
Serangannya sangat tinggi, setiap pukulan menghabiskan puluhan HP BOSS. Terutama serangan terakhir yang langsung menguras 100+ HP BOSS.
Seiring peringatan sistem bahwa Pembunuhan Pertama Plaguebringer Noth selesai, bar HP BOSS benar-benar terkuras.
Meski terlihat melakukan banyak hal, sebenarnya semuanya terjadi dalam sekejap. Saat Jianluo Piaosha benar-benar menyadari situasi, bayangan hitam itu sudah mulai membungkuk mengambil peralatan.
Jianluo Piaosha berteriak "Bunuh dia!" sambil melakukan maju ke medan tempur ke arah bayangan hitam. Pemain lain pun tersadar dan mulai melemparkan skill secara bertubi-tubi.
Bayangan hitam itu menyambar tiga barang sebelum tenggelam dalam berbagai serangan skill.
DIA PASTI MATI!
