Penjinakan gagal, Pemburu kecil menghentakkan kakinya dengan frustasi.
Monster langka sulit ditangkap, harus menekan HP lebih rendah lagi. Lu Li tidak berani menggunakan skill. Dia meminum Ramuan Penyembuhan Tingkat Menengah, lalu membabat perlahan dengan serangan biasa hingga HP Cakar Bayangan tersisa sepuluh persen.
"Coba lagi, jangan tegang. Masih ada dua kesempatan."
Kali ini memang tidak gugup, tapi hasilnya tetap gagal.
Lu Li terdiam, bukannya rezeki si gadis kecil ini selalu sangat luar biasa? Tapi tak ada cara, ini kesempatan terakhir. Terus bertarung, tekan HP-nya lebih rendah lagi.
8%……6%……5%……
Lu Li tidak berhenti. Dia terus menyerang, 2%!
"Kakak Lu Li, jangan pukul lagi! Babyku hampir mati kena pukulanmu!" Can Meng berteriak.
Lu Li tak tahan mengedipkan mata. Harimau itu bahkan belum mau jadi 'baby'-mu, sudah mulai melindungi begitu?
Dia memutar pisau belati di tangannya, melemparkan sebuah Serangan Bayangan.
Biasanya, tingkat penyelesaian Serangan Bayangan Lu Li mencapai sekitar 90%. Satu serangan saja cukup untuk menguras 5% HP Cakar Bayangan. Apa dia gila sampai memilih skill ini?
Tentu saja tidak!
Sistem: Tingkat penyelesaian skill Shadowstrike 33%, menyebabkan 25% damage skill.
Di atas kepala Cakar Bayangan muncul angka damage 46, sisa HP-nya tinggal 14 poin.
Bahkan tidak sampai 1%!
“Tangkap saja, kalau gagal lagi kali ini, berarti kamu memang tidak ada jodoh dengan anggota ini.” Lu Li sama sekali tidak merasa tindakannya baru saja termasuk cabang.
Jika ada pemain yang familiar dengan Mode Bebas di sini, pasti langsung terkaget-kaget sampai dagu hampir copot.
Meningkatkan tingkat penyelesaian itu sulit, tapi mengendalikan tingkat penyelesaian jauh lebih sulit lagi.
Ini menunjukkan Lu Li bisa menentukan berapa persen tingkat penyelesaian sesuai keinginannya.
Sang pemula pun terkaget-kaget, dengan tangan gemetaran meraba-raba kepala besar Cakar Bayangan sambil mengaktifkan sihir penjinakan.
Kali ini akhirnya sukses!
Kenyataannya, siapa pun yang mencoba menjinakkan monster dengan HP tersisa belasan, mustahil akan gagal.
Setelah dijinakkan dan dipanggil kembali, harimau besar setinggi setengah manusia itu menyusut sampai tak mencapai lutut Can Meng, persis seperti Orang Kucing.
Sang Pemburu kecil menjerit histeris, langsung memeluk erat anak harimau itu, menggesek-gesekkannya ke dada sambil menggigit... menggigit...
Anak harimau itu berjuang mati-matian ingin kabur dari cengkeraman majikan barunya yang kejam, sayangnya dipeluk erat-erat, hanya bisa mengeluarkan suara kekanakan yang lemah.
Setelah ditangkap, semua bayi monster turun ke tingkat satu, jika ingin si kecil ini membantu, harus leveling sedikit demi sedikit.
Setelah mendapatkan bayi yang diinginkan, Lu Li dan Can Meng teleportasi kembali lalu mengumpulkan rekan tim, masuk ke dungeon.
Kali ini kembali ke tempat yang sudah dikenal, bukan lagi dungeon dengan kesulitan biasa.
Melewati kesulitan elit, Lu Li langsung memilih difficulty hard!
"Bagus, seru, kalau main ya yang gede-gedean, kesulitan elit itu membosankan." Pemuda chuunibyou Biru Muda Laut Angin sama sekali tidak merasa tekanan, malah bersemangat.
"Aku percaya padamu." Hujan Maret menggenggam erat tongkat sihirnya, penuh keyakinan pada Lu Li.
Perhatian Hua Di Li Qing sepenuhnya tertuju pada adik perempuannya. Selama Hujan Maret mengatakan tidak masalah, dia pasti malas memberikan pendapat. Tentu saja rasa tidak suka pada Lu Li tetap ada, "Bahkan belum bertarung, nak, mengapa kamu percaya padanya?"
Untuk Can Meng, mohon abaikan dia.
Pertama-tama mereka menemukan Horati yang dulu memberikan tugas di dekat pintu masuk. Setelah sekian lama, dia masih berbaring di belakang gerbong tambang terbengkalai itu dengan penampilan setengah mati.
"Petualang, kalian akhirnya datang." Horati bangkit dengan susah payah, memandangi beberapa orang di hadapannya dengan lesu.
"Kami telah membunuh Vanessa. Perekam tugas menunjukkan kami telah menyelesaikan tugas, tolong berikan hadiah kami." Lu Li mengulurkan perekam tugasnya, Sistem memberi peringatan bahwa dia telah menyelesaikan misi Tambang Maut.
Langsung memberikan 6% pengalaman.
"Selain pengalaman, ada juga hadiah reputasi Stormwind, peralatan tidak terlihat sama sekali, koin juga tidak ada. NPC setengah mati ini benar-benar miskin hingga berdebu." Lu Li dan yang lain tidak mengganguinya, menerima tugas lanjutan "Jenderal Stormwind"—tugas mengantar surat, melanjutkan dungeon.
"Bisa dibilang, Lu Li dan kawan-kawan memang sangat maju. Pemain lain sekarang masih bergulat dengan kesulitan biasa. Bahkan yang merasa jago langsung membuka lahan baru di kesulitan elite, pasti akan di-wipe berulang kali."
"Selain kita, yang progresnya paling cepat mungkin Xuese Zhanqi. Kemarin aku dengar mereka sudah sampai Jenderal Serigala Hancur Hati, MT mereka benar-benar tidak mampu menahan, padahal seharusnya bisa lolos." Biru Muda Laut Angin memang tukang cari informasi. Dia punya banyak teman, plus MT dengan peralatan super yang sering muncul di 'TV', semua orang memberi dia sedikit muka.
"Mereka minta bantuanmu?" tanya Lu Li.
"Iya, mengajakku bergabung ke Serikat Pekerja mereka, berkoar-koar muluk seolah aku akan rugi besar jika menolak." Biru Muda Laut Angin mencibirkan bibir, ekspresinya penuh cibir.
"Kalau mau pergi ya silakan, fasilitas serikat besar memang bagus." Lu Li bercanda.
"Kakak, jangan ngaco lah, masa depan apa yang bisa mereka tawarkan." Biru Muda Laut Angin berteriak: "Tidak peduli seberapa manis janji mereka waktu merekrut, begitu nemu barang langka yang luar biasa, pasti cari alasan buat kasih ke MT hasil pelatihan internal. Kejadian begini udah sering kulihat."
"Kalau memang tidak mau pergi, mari kita cari kandidat yang cocok. Harus tambah lima orang lagi, Gua Rintihan kan untuk 10 pemain. Dengan lima orang begini memang tidak bisa." Lu Li sebenarnya hanya bercanda, mereka berlima memang tidak terlalu suka dengan atmosfer serikat.
"Serahkan padaku!" Biru Muda Laut Angin memukul dada menjamin.
"Kalau cari orang, harus ada masa ujian satu minggu setelah masuk. Kalau salah satu dari kita lima tidak puas, harus pergi." Lu Li tidak menunggu Biru Muda Laut Angin mulai tarik monster, langsung maju membersihkan monster kecil.
"Mendengar ini, ekspresi Biru Muda Laut Angin langsung masam. Dia mengikuti sambil menahan monster, bergumam: 'Tim perlu waktu untuk beradaptasi, mana ada prinsip minggu pertama tidak langsung usir orang. Nanti mukaku jadi tidak enak.'"
"Kita bukan tim acak asal-asalan, syarat rekrutmen pasti kritis." Lu Li bersikukuh dengan pendiriannya.
Di satu sisi, dia punya terlalu banyak rahasia yang tidak ingin diketahui orang tidak tepercaya. Di sisi lain, dia benar-benar memahami sifat anggota ini.
Sifat terbuka dan ceria, peralatan dan teknik level top-tier, memimpin tim sama sekali tidak masalah.
Tapi ada satu hal yang sangat berakibat fatal: terlalu mudah percaya pada orang, tipikal berteman di mana-mana tapi tidak punya sahabat sejati.
Dalam kenangan kehidupan sebelumnya Lu Li, Biru Muda Laut Angin awalnya juga termasuk tokoh terkenal di game. Main sebagai prajurit pertahanan paling populer, punya posisi di daftar level, bahkan pernah bawa tim pecahkan rekor dungeon...
Namun ketika dia akhirnya mendapatkan Cincin Supreme, dan beberapa temannya mengetahui hal ini, entah siapa yang membocorkan rahasianya, dia mulai bernasib sial.
Pertama karena proses upgrade cincin membuang-buang waktu leveling, tim semi-stabil mereka pun tercerai-berai. Kemudian dia dikejar-kejar, bahkan teman dekat yang pernah berbagi minuman bersamanya—awalnya meminta untuk menyimpan cincin ini, saat permintaannya ditolak akhirnya ikut bergabung dalam pasukan pengejaran.
Hai Feng sangat kesal dengan batasan yang diberikan Lu Li, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Saat ini inti tim mereka tetap Lu Li. Bahkan dirinya sendiri memercayai Lu Li tanpa ragu. Bisa dikatakan tanpa Lu Li, mustahil orang-orang ini akan bersatu.
Sambil membahas topik membangun tim, mereka terus bergerak maju dan segera mencapai posisi BOSS pertama. Foreman Grub'tok masih setinggi dan segagah dulu. Konon diam-diam ia naksir Vanessa si pemilik kaki jenjang, sayangnya terlahir dengan wajah mengerikan ini. Ia hanya bisa menjaga pintu untuk Sang Dewi dalam diam, bahkan tak pantas disebut cadangan.
Biru Muda Laut Angin tidak menunjukkan sedikitpun belas kasihan pada makhluk ini, langsung menyergap lebih dulu.
