Lu Li mengaktifkan efek tambahan kecepatan sepatu, berputar mengelilingi Sarang Tawon bagai bayangan samar, sama sekali tidak memberi kesempatan lawan untuk mengucapkan mantra. Sarang Tawon yang pertama kali melihat pergerakan seperti ini langsung merasa tidak enak.
"Fajar" bukan MMORPG jadul yang memakai sistem tabrakan tubuh. Satu kesalahan pergerakan bisa membuat karakter bertabrakan.
Operasi seperti yang dilakukan Lu Li, selain membutuhkan kecepatan gerak ekstrim, juga sangat menguji ketajaman mata dan kesadaran operasionalnya.
Dibabat habis oleh pencuri dalam jarak dekat dengan tingkat penyelesaian skill yang mengerikan, Sarang Tawon tumbang dengan mudah.
Mata Iblis sama sekali tidak berfungsi, membuat succubus langka andalannya langsung terbunuh seketika. Kekalahan Sarang Tawon terasa sangat memalukan.
Dia terus merasa, andai bukan karena kondisi mentalnya buruk hari ini, dalam pertarungan nyata siapa menang masih belum bisa dipastikan.
Namun, ketahanan mental selalu menjadi ciri khas PK dalam game online, dan Fajar memperkuat fitur ini hingga ke tingkat ekstrim. Kualitas peralatan justru tidak terlalu penting.
Kemenangan Lu Li juga bukan sekadar hoki, melainkan murni mengandalkan kemampuan nyata.
"Lagi!" Setelah keluar arena, Sarang Tawon dengan geram mengajukan permohonan masuk arena pertarungan lagi.
"Maaf, hari ini terlalu lelah. Lain kali saja." Lu Li memohon maaf.
Rupanya dia juga tidak sesantai penampilannya. Tampaknya tekanan yang kuberikan cukup signifikan. Sarang Tawon merasa sedikit terhibur.
Tapi seketika itu juga tenggelam dalam kemarahan yang lebih besar.
Sarang Tawon... kapan kau menjadi serendah ini?
Setelah memastikan 100 koin emas dari transaksi, Lu Li memberi salam pada Moonlight dan Sarang Tawon lalu langsung log out. Sebelum offline, dia memasang ratusan koin emas di tas ke platform transaksi, hanya menyisakan puluhan koin untuk persiapan.
Setelah tidur semalaman, keesokan harinya pagi-pagi sekali, Lu Li menyeret adik perempuannya yang enggan pergi keluar rumah.
"Kakak, jangan pergi ya? Aku benar-benar sehat, lihatlah, kuat seperti anak sapi." Gadis kecil itu menepuk otot dada mungilnya yang memalukan, berusaha membuktikan diri.
Ini pertama kalinya sejak kecil kakak beradik Lu Li melakukan pemeriksaan kesehatan, sebelumnya mereka tak pernah punya "uang senggang" untuk hal seperti ini.
Lu Xin merasa sangat cemas, perasaan ini seolah-olah akan dijual oleh kakaknya.
Sejak momen kelahiran kembali beberapa minggu lalu, Lu Li telah berusaha keras untuk hari ini - mana mungkin bisa membatalkannya. Untuk mengurangi kecemasan adiknya, dengan royal ia memilih naik taksi daripada berdesakan di bus bersama kaum kerah putih dan biru.
Perkembangan ekonomi hingga hari ini, frasa "berdesakan di transportasi umum" tidak hanya tidak menghilang malah semakin intens. Dua abad terakhir ini, berbagai pemerintahan terus menekan penggunaan kendaraan pribadi sambil mendorong perjalanan hijau. Selama mobil levitasi magnetik bebas polusi belum mencapai universalisasi, tampaknya kebijakan ini akan terus berlanjut.
Tarif taksi sangat mahal, ke Rumah Sakit Pusat Kota minimal membutuhkan enam hingga tujuh ratus uang.
Bersandar dalam pelukan kakak, memikirkan alat transportasi mahal di bawah pantatnya, wajah kecil Lu Xin berkerut seluruhnya. Bahkan kecemasan akan kunjungan ke rumah sakit pun terlupakan.
Lu Li berbisik menceritakan beberapa peristiwa dalam game kepada adik perempuannya.
Di dalam hatinya, kecemasannya melebihi Lu Xin. Pelukan eratnya pada gadis kecil ini tak lain karena kekhawatiran akan kehilangannya kembali.
"Kakak, aku rindu rumah tua. Tadi malam bermimpi kita pindah kembali ke sana. Juga bertemu Paman Zhao dan Bibi Zhao, mereka memberiku sejumlah permen. Sayangnya belum sempat kumakan sudah terbangun." Gumam gadis kecil itu.
Meski reyap, meski menyimpan banyak kenangan buruk, tapi wilayah itu tetaplah tempat di mana dia tumbuh besar sejak kecil.
"Kita tidak akan pindah kembali." Lu Li membeku sejenak, dagunya mengusap-usap ubun-ubun adiknya, nada bicaranya penuh ketegasan yang tak terbantahkan.
Setelah diam-diam sejenak, Lu Xin berkata dengan lesu: "Kalau begitu, Kakak harus rajin menabung ya. Kita beli rumah baru, boleh? Meski lebih kecil dari rumah lama juga tak apa."
"Kenapa ingin pindah? Bukankah Huanhuan dan yang lain sangat baik padamu?" Lu Li bertanya bingung, jangan-jangan ada hal yang tak dia ketahui - tiga pemilik kos itu diam-diam mengganggu gadis kecil yang lemah ini.
"Sebaik-baiknya itu tetap bukan rumah kita." Lu Xin mengerutkan bibirnya.
"Baik. Begitu Kakak menabung cukup uang, akan kubelikan Xinxin rumah besar yang penuh tumpukan permen kesukaanmu." Lu Li tersenyum penuh kasih sayang.
Saat tiba di Rumah Sakit, kedua kaki Lu Xin gemetaran. Hampir sepanjang jalan dia digendong oleh sang kakak.
Pendaftaran, tes darah... serangkaian prosedur pemeriksaan kesehatan. Lu Li tidak yakin apakah penyakit adiknya bisa terdeteksi sejak dini, dia hanya bisa meminta dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh. Rumah Sakit tidak pernah menolak pelanggan yang ingin mengeluarkan lebih banyak uang - semua jenis tes yang bisa dibayangkan, selama dipastikan tidak membahayakan kesehatan, semuanya dilakukan.
Laporan verifikasi tidak bisa diambil hari itu. Lu Li mengantar adiknya kembali ke sekolah.
Semoga pemeriksaan hari ini berguna. Semakin cepat ditemukan, semakin besar harapannya.
Lu Li tersenyum pahit. Dirinya mungkin satu-satunya orang di dunia yang berharap orang yang dicintainya terbukti sakit dalam pemeriksaan.
Setelah pulang dan masuk ke game, Lu Li langsung menerima panggilan dari Biru Muda Laut Angin.
"Hari ini hari pembaruan game, baru sekarang kamu datang!"
"Maaf, ada sedikit urusan di dunia nyata." Lu Li memeriksa rekeningnya, melihat angka lebih dari satu juta pada saldo rekening, perasaan kesalnya akhirnya membaik sedikit. Dibandingkan masa lalu saat mengetahui adiknya sakit, setidaknya sekarang dia tidak lagi miskin. Dan dia akan berusaha lebih keras untuk menghasilkan uang di masa depan.
"Ada apa, adikmu?" Merasakan nada bicara Lu Li yang serius, Biru Muda Laut Angin pun tak berani mengeluh lagi. "Ada yang terjadi?" tanyanya dengan penuh perhatian.
"Tidak apa-apa, jangan khawatir. Ada keperluan apa?" Lu Li seperti biasa pergi ke trading post, melihat-lihat apakah ada material langka yang diinginkannya. Memperhatikan peralatan pemain yang semakin bagus, semakin cepat Cincin Supreme-nya diupgrade, semakin besar keunggulannya.
Sayangnya, nilai material langka tetap tinggi stabil. Bahkan dengan uang sekalipun sulit didapatkan.
“Piao Ling si anggota itu bersikeras ingin bertemu denganmu, kalau tidak dia tidak mau bergabung.” Biru Muda Laut Angin berhenti sejenak, lalu berkata: “Zhi Ma Xian Er Tang Yuan juga datang, maksudnya dia juga ingin bertemu dulu denganmu. Benar seperti yang kau prediksi, dia telah mundur dari Surga Ketujuh.”
Peristiwa pengunduran diri anggota seperti ini bukanlah hal sepele. Thread yang paling ramai di forum hari ini, selain tentang pembaruan sistem, adalah mengenai Zhi Ma Xian Er Tang Yuan dan Hua Wu Mei Er.
Kabar beredar bahwa Hua Wu Mei Er berpeluang mendapatkan kontrak endorsement mobil levitasi magnetik Tiongkok, dengan nilai kontrak tahunan mungkin mencapai 5 juta realitas.
Netizen di forum menghina kabar ini. Meski Huaci memiliki modal besar, mereka selalu enggan mengeluarkan uang untuk endorsement selebriti. Bagaimana mungkin mereka mengeluarkan 500 ribu realitas untuk mengundang cewek yang main game.
Sedangkan yang terkait Zhi Ma Xian Er Tang Yuan adalah peristiwa pengunduran dirinya dari guild.
"Surga Ketujuh dikenal sebagai penghasil utama penyihir gelap. Zhimaxian'er Tangyuan bisa dianggap sebagai penyihir gelap teratas pasti punya kelebihan khusus. Bagi beberapa pemain yang tidak tertarik PK, reputasi Zhimaxian'er Tangyuan bahkan lebih terkenal daripada Sarang Tawon."
"Demi keluar dari Surga Ketujuh, anggota ini rela membayar uang ganti rugi sebesar 300 ribu realitas."
"Bahkan dia mungkin harus menghadapi pengejaran regu pembunuh gelap Surga Ketujuh."
